WB
MUNAKAHAT/PERKAWINAN
SUNNAH : Bagi orang yang ingin menikah, mampu menikah dan mampu pula
mengendalikan diri dari perzinaan- walaupun yang tidak segera nikah maka hukum nikah
adalah sunnah
Wajib : Bagi orang yang ingin menikah mampu menikah, dan ia khawatir berbuat zina jika
tidak segera menikah, maka hukum nikah adalah wajib
Makruh : Bagi orang yang menikah , tetapi belum mampu memberi nafkah terhadap istri dan
anak-anaknya, maka hukum nikah adalah makruh
SYARAT DAN RUKUN NIKAH
Nikah Mut’ah : ialah suatu perkawinan yang dalam jangka waktunya ditetapkan baik dalam
akad nikah maupun dalam perjanjian sebelum atau sesudahnya nikah mut’ah atau nikah yang
sifatnya sementara, merupakan suatu bentuk perkawinan terlarang yang dijalani dalam tempo
yang singkat untuk mendapatkan perolehan yang ditetapkan
Nikah Muhallil : ialah nikah yang dimaksudkan untuk menghalalkan mentan istri yang telah
ditalak tiga kali. Nikah yang semacam ini termasuk dosa besar dan mungkur yang diharamkan
oleh Allah dan pelakunya mendapatkan laknat.
Nikah Syighar : ialah pernikahan yang didasarkan pada janji atau kesepakatan penukaran,
yaitu menjadikan dua orang perempuan sebagai mahar atau jaminan masing-masing. Ucapan
aqad adalah “saya nikah kan anda dengan anak saya atau saudara perempuan saya, dengan
syarat anda menikahkan anak atau saudara perempuan anda”, jika pernikahan semacam ini
pernikahanya batal
KAFAAH DALAM MUNAKAHAT
• Kafaah dalam terminology hukum islam ialah menyaratkan agar suami muslim mesti
sederajat, sepadan, atau lebih unggul dibandingkan istrinya, meskipun seorang perempuan
boleh memilih psanganya dalam perakwinan, yang bertujuan agar ia tidak kawin dengan
laki-laki yang derajatnya berada di bawahnya
• Dijelaskan dalam hadist bahwa jika seorang laki-laki akan menikah seorang perempuan
maka ia harus memperhatikan empat perkara yaitu hartanya, derajatnya (nasabnya),
kecantikanya dan, agamanya, namun Rasulullah SAW angat menekankan factor agama
untuk dijadikan pertimbangan dalam memilih pasangan