Anda di halaman 1dari 17

Pembimbing

dr. Filemon Tarigan, Sp. S

Oleh :
Aidil Fitra
102118089
 Definisi
Terjadinya kerusakan pada medula spinalis, masukan sensoris, gerakan
dari bagian tertentu dari tubuh dan fungsi involunter seperti
pernapasan dapat terganggu atau hilang sama sekali. Ketika gangguan
sementara ataupun permanen terjadi akibat dari kerusakan pada
medula spinalis, kondisi ini disebut sebagai cedera medula spinalis.
1. Trauma Medulla Spinalis Traumatik
2. Trauma Medulla Spinalis Non-Traumatik
 Klasifikasi Impairment Scale
Grade Tipe Gangguan Medulla Spinalis

A Komplit Tidak ada fungsi motorik dan sensorik sampai S4-S5

B Inkomplit Fungsi sensorik masih baik tapi motorik terganggu sampai segmen
S4-S5
C Inkomplit Fungsi motorik terganggu dibawah level, tapi otot-otot motorik
utama masih memiliki kekuatan <3

D Inkomplit Fungsi motorik terganggu dibawah level, otot-otot motorik utama


memiliki kekuatan >=3
E Normal Fungsi motorik dan sensorik normal
 Klasifikasi Tipe dan Lokasi Trauma
Sindroma Kausa Utama Gejala Klinis

Brown-Sequard Trauma tembus, 1. Paresis UMN ipsilateral di bawah lesi dan LMN setinggi lesi
Syndrome Kompresi 2. Gangguan eksteroseptif (nyeri dan suhu) kontralateral
3. Gangguan proprioseptif (raba dan tekan) ipsilateral

Sindroma Spinalis Cedera yang 1. Paresis LMN setinggi lesi, UMN dibawah lesi
Anterior menyebabkan HNP 2. Dapat disertai disosiasi sensibilitas
pada T4-6 3. Gangguan eksteroseptif, proprioseptif normal
4. Disfungsi spinkter

Sindroma Spinalis Hematomielia, Trauma 1. Paresis lengan > tungkai


Sentral Servikal spinal 2. Gangguan sensorik bervariasi di ujung distal lengan
3. Disosiasi sensibilitas
4. Disfungsi miksi, defekasi, dan seksual
Sindroma Spinalis Trauma, infark arteri 1. Paresis ringan
Posterior spinalis posterior 2. Gangguan eksteroseptif punggung, leher, dan bokong
3. Gangguan propioseptif bilateral
Sindroma Konus Trauma lower 1. Gangguan motorik ringan, simetris
Medullaris sacral cord 2. Gangguan sensorik, bilateral, disosiasi sensibilitas
3. Nyeri jarang, relative ringan, simetris, bilateral pada perineum dan
paha
4. Refleks Achilles -, patella +, bulbocavernosus -, anal –
5. Disfungsi spinkter, ereksi, dan ejakulasi.

Sindroma Kauda Cedera akar saraf 1. Gangguan motorik sedang sampai berat, asimetris
Equina lumbosakral 2. Gangguan sensibilitas, asimetris, tidak ada disosiasi sensibilitas
3. Nyeri sangat hebat, asimetris
4. Gangguan reflex bervariasi
5. Gangguan spinkter timbul lambat, ringan, jarang terdapat disfungsi
seksual
 ABCD (Hingga Stabil)
 Anamnesis
 Gejala Penyerta (nyeri yang menjalar, kelumpuhan/hilangnya
pergerakan, hilangnya sensasi rasa, hilangnya kemampuan peristaltik
usus, spasme otot, perubahan fungsi otonom dan seksual ).
 Penilaian Generalis
 Penilaian Neurologic
 Sensasi pada tusukan (traktus spinotalamikus)
 Sensasi pada sentuhan halus dan sensasi posisi sendi (kolum posterior)
 Kekuatan kelompok otot (traktus kortikospinal)
 Refleks (abdominal, anal dan bulbokavernosus)
 Fungsi saraf kranial (bisa dipengaruhi oleh cedera servikal tinggi,
seperti disfagia)

 Pemeriksaan Dermatom dan Miotom


 Pemeriksaan Penunjang (Pada trauma servikal digunakan foto AP,
lateral, dan odontoid. Pada cedera torakal dan lumbal, digunakan foto
AP dan Lateral).
 Pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, urin lengkap, gula darah,
ureum dan kreatinin, fungsi hati, dan analisis gas darah kerap
dikerjakan guna mengetahui kondisi metabolik pasien).
 Untuk menegakkan diagnosis pasti dapat dilakukan pemeriksaan CT-
scan dan MRI vertebra.
 Tatalaksana Pre Hospital
 Tatalaksana di Unit Gawat Darurat
 Tatalaksana Ruang Rawat
Tujuan dari rehabilitasi ini adalah untuk memberikan penerangan dan
pendidikan kepada pasien dan keluarga mengenai trauma medulla spinalis,
memaksimalkan kemampuan mobilisasi dan latihan mandiri, serta
mencegah adanya kelainan komorbiditi seperti kontraktur, dekubitus,
infeksi paru, dan lain sebagainya. Rehabilitasi ditargetkan agar pasien
dapat kembali kedalam lingkungan komunitasnya dan dapat berperan
sesuai dengan keadaan fisiknya yang baru.
Pasien dengan cedera medulla spinalis komplit hanya mempunyai harapan
untuk sembuh kurang dari 5%. Jika kelumpuhan total telah terjadi selama
72 jam, maka peluang untuk sembuh menjadi tidak ada. Jika sebagian
fungsi sensorik masih ada, maka pasien mempunyai kesempatan untuk
dapat berjalan kembali sebesar 50%. Secara umum, 90% penderita cedera
medulla spinalis dapat sembuh dan mandiri.

Anda mungkin juga menyukai