2
I. IDENTITAS PASIEN
▰ Nama : Ibu W
▰ Jenis Kelamin : Perempuan
▰ Umur : 31 tahun
▰ Penjamin : Mandiri
▰ Status : Menikah
▰ Agama : Islam
▰ Alamat : Curug
▰ No. MR : RSUS. 00-80-17-xx
▰ Kewarganegaraan : WNI
▰ Tanggal Masuk RS : 8 April 2019
▰ Tanggal Pemeriksaan : 11 April 2019
3
II. ANAMNESIS
▰ Keluhan utama:
▻ Sesak nafas sejak 3 hari SMRS
4
II. ANAMNESIS
▰ Riwayat penyakit sekarang:
▻ Keluhan sesak nafas sejak 3 hari SMRS, disertai batuk
berdahak warna putih, kental dan berbusa
▻ Sesak nafas timbul jika disertai batuk
▻ Menyangkal gangguan saat tidur kecuali sesekali
terbangun akibat sesak
▻ Pasien mengaku saat sesak nafas disertai bunyi mengi
▻ Menyangkal rasa lemas, mual, muntah
▻ Menyangkal riwayat pingsan akibat sesak nafas
▻ Riwayat G3P2A0, datang dengan keadaan gravid 3
minggu ke 13-14
▻ Menyangkal riwayat pengobatan untuk keluhan
sekarang
5
II. ANAMNESIS
▰ Riwayat penyakit dahulu:
▻ Menyangkal riwayat asma
▻ Sesak nafas muncul hanya saat pasien hamil
▻ Memiliki riwayat pembesaran jantung
▻ Menyangkal riwayat hipertensi atau diabetes
▰ Riwayat kebiasaan:
▻ Memiliki kesibukan ibu rumah tangga
▻ Menyangkal konsumsi alkohol ataupun merokok
▰ Riwayat keluarga:
▻ Menyangkal riwayat asma di keluarga
▻ Menyangkal riwayat hipertensi dan diabetes di keluarga
▰ Riwayat sosial, ekonomi dan diet:
▻ Memiliki ventilasi yang cukup
▻ Makanan teratur
6
III. PEMERIKSAAN FISIK
▰ Keadaan umum : tampak sakit ringan
▰ Kesadaran : compos mentis (E4M6V5)
▰ Tekanan darah : 120/80 mmHg
▰ Frekuensi nadi : 102x/menit
▰ Frekuensi nafas : 24x/menit
▰ Saturasi O2 : 95%
▰ Suhu tubuh : 36.2ºC
▰ Berat badan : 47 kg
▰ Tinggi badan : 157 cm
▰ IMT : 20.37 (normal weight)
7
III. PEMERIKSAAN FISIK
Kulit keseluruhan Tidak terdapat abnormalitas pigmentasi
Tidak ada sianosis/kebiruan
Tidak ada ikteris/jaundice/kekuningan
Tidak ada kemerahan
Tidak ada edema
Elastisitas dan turgor normal
Kepala dan wajah Rambut Rambut tersebar secara merata
Rambut berwarna hitam, kuat, tidak
mudah rontok
Kulit kepala Tidak ada ruam
Tidak terdapat bekas luka
Tidak ada masa
Tidak ada deformitas
Tidak ada sianosis/kebiruan
Tidak ada ikteris/ jaundice/ kekuningan
Tidak ada kemerahan
Tidak ada edema
Fungsi Pergerakan kepala normal
Tidak ada keterbatasan gerak (range of
motion)
8
III. PEMERIKSAAN FISIK
Mata Mata normal
Tidak ada konjungtiva anemis
Tidak ada sclera ikteris
Tidak ada ptosis (drooping eyelids)
Tidak ada bekas luka
Pupil bulat, sama besar dan bentuk (isokor), diameter 2mm/2mm
Refleks pupil langsung dan tidak langsung normal (+/+)
Jarak antar mata simetris
Pergerakan bola mata normal
Tidak ada keterbatasan lapang pandang
Air mata normal
Tidak ada strabismus
Hidung Penampakan hidung normal
Tidak terdapat abnormalitas pigmentasi kulit
Septum nasal normal, berada di tengah, tidak ada deviasi
Tidak ada bekas luka
Mukosa tidak hiperemis
Tidak ada polip/masa lain dalam lubang hidung
Tidak ada pendarahan
Tidak ada discharge
Tidak ada deformitas
9
III. PEMERIKSAAN FISIK
Telinga Tidak terdapat abnormalitas pigmentasi kulit
Penampakan telinga kanan dan kiri normal
Bentuk dan ukuran normal, simetris, normotia
Tidak ada bekas luka
Tidak ada deformitas
Tidak ada pus
Tidak ada pendarahan
Rongga telinga normal
Terdapat serumen (+/+)
Tidak ada nyeri tekan pada mastoid
Sinus Tidak ada nyeri tekan
Gigi dan mulut Bibir normal, simetris, merah, lembab (tidak kering), tidak ada
sianosis/kebiruan
Gigi utuh, tidak ada karies, tidak ada kavitas, ada sedikit plak, dan
kehitaman
Mukosa mulut normal, lembab (tidak kering), tidak ada ulkus/luka, tidak
ada nodul/masa
Lidah normal, merah muda, bersih, gerakan normal, indra perasa normal,
tidak ada deviasi maupun atrofi
Palatum normal, celah langit-langit tidak terlihat.
Faring normal.
Uvula intak di tengah
Tonsil normal 10
III. PEMERIKSAAN FISIK
11
III. PEMERIKSAAN FISIK
13
III. PEMERIKSAAN FISIK
Ekstremitas Inspeksi Tidak terdapat abnormalitas pigmentasi kulit
Tidak terdapat lesi ulkus
Atrofi otot-otot tangan dan kaki
Ekstremitas simetris
Jari-jari tidak ada tanda deformitas
Tidak ada genu vagus maupun genu varum
Tidak ada tremor
Tidak ada pucat
Tidak sianosis/kebiruan
Tidak ikteris/jaundice/kekuningan
Kuku normal, tidak ada clubbing finger
Palpasi Ekstremitas hangat
Capillary Refill Time normal (<2detik)
Hipoestesia di tungkai atas kanan dan kiri
Tidak terdapat kelainan pada kesejajaran processus spinosus tulang punggung
Tidak terdapat rasa nyeri pada palpasi vertebra
Tidak terdapat tanda-tanda atrofi otot
Tidak terdapat ketegangan pada otot-otot paraspinalis
Gerak Cervical: fleksi (N), rotasi (N), ekstensi (N), fleksi lateral (N)
Thorax: fleksi (N), ekstensi (N)
Lumbar: fleksi (N), ekstensi (N), rotasi (N)
14
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
15
V. RESUME
16
VI. DAFTAR MASALAH
▰ 1. Asma bronkial
▰ 2. Hipertensi
17
VII. TERAPI AWAL YANG DIBERIKAN
▰ Non-medikamentosa:
▻ O2 nasal kanul 3 lpm
▻ Observasi TTV
▻ Observasi balance cairan
▰ Medikamentosa:
▻ Pulmicort 2x1, nebu
▻ Ventolin 4x1, nebu
18
VIII. PROGNOSIS
19
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
20
2.1. DEFINISI
21
2.2. EPIDEMIOLOGI
24
2.5. MANIFESTASI KLINIS
27
2.6. DIAGNOSIS
▰ Anamnesis
▻ Waktu timbul gejala malam, pagi
▻ Sesak nafas
▻ Batuk berdahak/tidak berdahak
▻ Eksaserbasi gejala setelah paparan allergen/aktivitas/udara
▻ Disertai infeksi saluran nafas atas
▻ Riwayat alergi atau asma pada keluarga
▰ Pemeriksaan fisik
▻ Rongki basah halus, rongki basah kasar atau mengi
▻ Takipnea atau ortopnea
▻ Ekspirasi yang berkepanjangan atau konstriksi dada saat bernafas
▻ Fase asma eksaserbasi = takikardia, takipnea, pengunaan otot
bantu nafas
▻ Fase asma eksaserbasi buruk = “silent chest” disertai tanda gagal
nafas
28
2.6. DIAGNOSIS
▰ Spirometri
▻ Penurunan FEV1 serta penurunan FEV1/FVC
▻ FEV1 harus terus dipantau untuk perbaikan atau
perburukan
▻ Variasi peningkatan atau penurunan FEV1 >12% atau >
200 mL dari baseline menandakan diagnosis asma
▰ Peak expiratory flow
▻ Tergantung variabilitas sirkadia, pasien dapat menilai
sendiri
▻ Perubahan nilai sirkadia > 20% dapat ditegakkan
sebagai diagnosis asma yang tidak dikendalikan
dengan baik
29
2.6. DIAGNOSIS
30
2.6. DIAGNOSIS
31
2.6. DIAGNOSIS
32
33
2.7. DIAGNOSIS BANDING
34
2.7. DIAGNOSIS BANDING
35
2.7. DIAGNOSIS BANDING
38
2.9. TATALAKSANA
39
2.9. TATALAKSANA
▰ 1. Pengendalian
▻ Glukokortikosteroid inhalasi = menghambat hipoperfusi, mikrovaskular,
hiperpermeabilitas, edema mukosa dan angiogenesis. Paling efektif
karena mengurangi gejala, frekuensi dan berat serangan, peningkatan
fungsi paru
▻ Glukokortikosteroid sistemik = oral atau parenteral, diberikan pada
asma persisten berat (jangka panjang beri inhalasi), hati-hati risiko
sistemik
▻ Kromolin (sodium kromoglikat dan nedocromil sodium) = inhalasi untuk
asma persisten ringan, menghambat reaksi sel mast dengan IgE
▻ Metilsantin (teofilin) – antiinflamasi, juga sebagai pelega, alternatif
bronkodilator, dapat mengendalikan gejala dan perbaiki fungsi paru
▻ Agonis ß2 kerja lama (salmoterol, formoterol) = inhalasi, bronkodilatasi,
kombinasi dengan glukokortikosteroid inhalasi.
▻ Leukotriene modifiers = oral, antiinflamasi, bronkodilator minimal,
menurunkan bronkokonstriksi
40
2.9. TATALAKSANA
▰ 2. Pelega:
▻ Metilsantin (teofilin) = bronkodilator lemah, meningkatkan
fungsi pernafasan dan memperkuat otot kerja pernafasan,
mempertahankan kerja Agonis ß2 kerja singkat antara pemberian
▻ Agonis ß2 kerja singkat (formoterol) = onset cepat, durasi lama,
inhalasi atau oral, relaksasi otot saluran nafas, meningkatkan
pembersihan mukosilier, modulasi pelepasan mediator sel mast
dan basofil
▻ Antikolinergik = inhalasi, bronkodilatasi, menghambat
bronkokonstriksi
▻ Adrenalin = diberikan pada asma eksaserbasi sedang-berat bila
tidak ada Agonis ß2 atau tidak respon baik terhadap Agonis ß2
kerja singkat
41
42
43
2.10. PENCEGAHAN
44
3
BAB 3
ANALISA KASUS
45
ANALISA KASUS
47