Antibiotik Ampuh untuk Mengobati

Demam Tifoid pada Anak

Oleh : Yulyani Pratiwi
Pembimbing : dr. Irene Akasia Oktariana, Sp.A
01 Pendahuluan

02 Metodologi

03 Hasil

04 Diskusi

05 Kesimpulan
 Epidemiologi

12.500.000 / tahun 50/1000 per tahun 27/1180 per tahun

Tahun 2016-2017

Seluruh Dunia Negara Berkembang DHQ Hospital

 Etiologi

Salmonella Typhii Dapat

memperoleh
Gram (-) Antigen O, H plasmid faktor – R
Berflagel berkaitan dengan
Anaerob resistensi antibiotik
multipel
 Patofisiologi

Melekat dan
Sel M (epitel yang
Lambung (asam) menginvasi
Usus Halus melapisi peyer
banyak yang mati mukosa
patch)
(jejenum dan
ileum)

RES, sumsum Mesenterika

tulang, kandung Folikel Limfe
Sistemik
empedu, ileum
terminal
Darah
 Manifestasi Klinis

Step Ladder
Meteorismus Lidah Kotor Hepatomegali dan
temperature
Splenomegali
 Diagnosis

Biakan urin, feses,

Gambaran Darah sumsum tulang, Serologi Widal PCR
Tepi empedu,
duodenum
 Fluorokuinolon
(Ciprofloksasin)

Cephalosporin generasi III

1972 2000 Cefixime

Kloramfenikol Cephalosporin generasi III

Meksiko (Cefotaxime & Ceftriaxone)

Inggris
 Metodologi Mei 2017 – Oktober 2017

Departement of Pediatric Medicine in District Headquarter (DHQ)

Teaching Hospital, Sahiwal, Pakistan

Randomized clinical trial / uji acak terkenali

Inklusi Eksklusi
• Usia 2-12 tahun • Komorbiditas
• Infeksi lain
• Demam 2-4 hari • GCS 13
• Diagnosis demam tifoid dan • Curiga demam tifoid dengan kultur negatif
sudah dikonfirmasi dengan • Orangtua/wali tidak bersedia anaknya
dirawat
isolasi strain S.typhii • Tidak setuju dimasukkan kedalam penelitian
 Grup A Grup B

Cefixime 10mg/kgbb/hari Chloramphenicol 50mg/kgbb/hari

(dibagi dalam 2 dosis) (dibagi dalam 4 dosis)

Respon <5 hari Demam hingga 5 hari

Pengobatan hanya dilakukan Dievaluasi hingga hari ke 7
selama 5 hari

Tidak Demam Demam

Pengobatan dilanjutkan hingga 10 hari
Pengobatan alternatif

Evaluasi 3 minggu
setelah kepulangan
 Versi 20
SPSS
Metodologi
P<0,05
Independent
Sample t-test
 Usia 2-12 tahun
Rata-rata usia 7,1 tahun

Hasil 25 pasien
2-5 tahun

24 pasien
6-9 tahun

11 Pasien
9 tahun

40 laki-laki (67%)
20 perempuan (33%)

Mean suhu awal perawatan 38,9OC

69% teraba hati dibawah

batas iga
13% teraba hati dan limpa
Penurunan Suhu Tubuh
pada Kedua Kelompok
Waktu Penurunan
Pengobatan Kelompok
Suhu

(dalam hari) Kelompok A Kelompok B

3 6 0
4 5 2
5 3 2
6 10 6
7 4 3
Tidak berespon 2 17
Total 30 30
 A B

28/30 2/30
Tidak ada respon 72
berespon pada beralih
minggu pertama jam pertama
Cephalosporin IV

17 pasien tidak ada

respon setelah 7 hari
pengobatan

2 pasien 15 pasien beralih ke

Beralih ke Ciprofloxacin pengobatan alternatif
 Tabel 2. Angka kesembuhan kedua kelompok dalam
penelitian
Jumlah Tidak
Kelompok Sembuh Efikasi
pasien sembuh
Sefiksim 30 28 2 93.30%
Kloramfenikol 30 13 17 43.30%
 Persetujuan Persetujuan Etik

• Persetujuan tertulis dari • Dewan etik komite

orangtua/wali penelitian SMC/679/2017
• Pengobatan salah satu
dari dua obat
• Sampel acak
 Referensi
1. Edelman R, Levine MM. Summary of an international workshop on typhoid
fever. Review of Infectious Diseases. 1986;8: 329-349.
2. Vazquez V, Caleron E Rodriguez RS. Chloramphenicol resistant strains of
Salmonella typhosa. Northern England Journal of Medicine.
1972;286:1220.
3. Cao Y, Han YY, Liu FF, Liao QH, Li J, Diao BW, et al. Epidemiological
characteristics and molecular typing of typhoid and paratyphoid in China,
2009-2013. Zhonghua Liu Xing Bing Xue Za Zhi. 2018; 39(3):337-341.
4. Rowe B, Ward LR, Threlfall EJ. Treatment of multiresistant typhoid fever.
Lancet. 1991;337:1422.
5. Arora RK, Gupta A, Joshi NM. Multidrug resistant typhoid fever: Study of
an outbreak in Calcutta, India. Indian Pediatricians. 1992;29:61-66.
6. Bhutta ZA, Naqvi SH, Razzaq. Multidrug resistant typhoid in children.
Presentation and clinical features. Review of Infectious Diseases.
1991;13:832-836.
7. Bryan JP, Rocha H, Sched WM. Problems in salmonellosis: Rationale for
clinical trials with newer B-lactam agents and quinolones. Review of
Infectious Diseases. 1986;8:189-207.
8. Karande SC, Kshirsagar NA. Adverse drug reactions: Monitoring of
ciprofloxacin in Pediatric Practice. Indian Pediatricians. 1992;29:181-87.
9. Bavdckar A, Chaudhari M, Bhave. Ciprofloxacin in typhoid fever. Indian
Journal of Pediatrics. 1991;58:335-339.
10. Naqvi SH, Bhutta ZA, Farooqui BH. Therapy of multidrug resistant typhoid
in 58 children. Scotland Journal of Infectious Diseases. 1992; 24:175-179.
11. Lasserre R, Sangalang RP, Santiag L. Three day treatment of typhoid
fever with two different doses of ceftriaxone, compared to 14 days
therapy with chloramphenicol: A randomized trial. Journal of
Antimicrobial Chemotherapy. 1991;28:765-772.
12. Cunha-Neto A, Carvalho LA, Carvalho RCT, Dos Prazeres Rodrigues D,
Mano SB, Figueiredo EES, et al. Salmonella isolated from chicken
carcasses from a slaughterhouse in the state of Mato Grosso, Brazil:
Antibiotic resistance profile, serotyping, and characterization by
repetitive sequence-based PCR system. Poultry Science.
2018;97(4):1373- 1381.
13. Nev HC. In vitro activity of a new broad spectrum, beta lactamase
stable oral cephalosporin, Cefixime. Journal of Infectious Pediatric
Diseases. 1987;6:963- 970.
14. Malik U, Armstrong D, Ashworth M, Dregan A, L'Esperance V,
McDonnell L, et al. Association between prior antibiotic therapy and
subsequent risk of community- acquired infections: A systematic
review. The Journal of Antimicrobial Chemotherapy. 2018;73(2):287-
296.
15. Girgis NI, K ilpatrick ME, Farid Z. Cefixime in the treatment of enteric
fever in children. Drugs under Experimental and Clinical Research.
1993;19:47-49.
16. Bhutta ZA, Khan IA, Molla AM. Therapy of multidrug resistant typhoid
fever with oral Cefixime VS intravenous ceftriaxone. Journal of
Infectious Pediatric Diseases. 1994;3:990-994.
Thank You