Anda di halaman 1dari 39

VESICOLITHIASIS

AMIRA DANILA
030.09.012
Laporan Kasus

IDENTITAS
 No. RM : 01262911
 Nama : Tn. MS
 Jenis kelamin : laki-laki
 Tempat / Tanggal Lahir : Padang, 2 Oktober 1946
 Umur : 55 tahun
 Agama : Islam
 Alamat : Jl. AL HUDA RT 05 RW 01, Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan
 Pendidikan : Tamat SD
 Pekerjaan : wirausaha
 Status : kawin
 Masuk Rumah Sakit : 19 Oktober 2013
Anamnesis

 Anamnesis dengan metode Autoanamnesis


 Keluhan Utama : Buang air kecil berdarah sejak 3 hari SMRS

 Riwayat Penyakit Sekarang

 Os datang ke IGD RSUP Fatmawati dengan keluhan buang air kecil


berdarah sejak 3 hari SMRS, darah bercampur dengan urin,
sebelumnya bila ada rasa ingin dan ketika buang air kecil os merasa
nyeri seperti ditusuk-tusuk, os merasa nyeri di bagian bawah
perutnya dan pinggang kanan, nyeri tidak menjalar, merasa seperti
anyang-anyangan, frekuensi buang air kecil meningkat tetapi yang
dikeluarkan sedikit, disertai menunggu dan mengedan terlebih
dahulu, buang air kecil tersendat, dan lancar kembali bila berubah
posisi, os merasa setelah buang air kecil masih ada sisa urin, tidak
keluar batu atau pasir, os juga mengeluh sering demam hilang
timbul, mual dan muntah yang berisi makanan, ada nyeri kepala,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, buang air besar tidak
ada keluhan. Tidak ada riwayat trauma, Os tidak suka menahan
buang air kecil, makan jeroan, emping. Os sering minum kopi 3-
4x/hari.
Riwayat Penyakit Dahulu:
 Os belum pernah mengalami hal seperti ini.

 Os menyangkal adanya riwayat hipertensi, Asam Urat, diabetes

mellitus dan riwayat alergi.

Riwayat Penyakit Keluarga:


 Riwayat diabetes melitus, hipertensi, asam urat dan alergi dalam

keluarga disangkal.
 Anak Os pernah mengalami buang air kecil berdarah.

 
Riwayat Kebiasaan
 Os dulu adalah seorang perokok 3 batang perhari namun saat ini

tidak lagi.
 Os terkadang minum jamu-jamuan penghilang nyeri
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis

Kesan sakit : sakit sedang

Keadaan gizi : cukup

Tanda Vital
Nadi : 100 x/menit, regular, isi cukup
Tekanan Darah : 120/ 80 mmHg

Frekuensi Pernapasan: 20 x/menit

Suhu : 36,5 C

 
Status Antropometris
Berat badan : 50 kg

Tinggi : 160 cm
 
Status Generalis
Kepala
Bentuk : normocephali
Rambut: hitam, distribusi merata, sulit dicabut, lurus
Wajah : simetris
Mata : konjungtiva anemis +/+, sklera tidak ikterik
Hidung : septum deviasi(-/-), sekret -/-, pernapasan cuping hidung (-/-)
Telinga : normotia, serumen (+/+) kering, sekret (-/-), MT tidak diperiksa
Mulut: mukosa warna merah muda, tidak kering, sianosis (-) 
Leher
KGB : tidak teraba membesar
Tiroid: tidak teraba membesar
Trakea : berada lurus di tengah
Thorax
Inspeksi : bentuk datar, gerakan simetris, iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis pada sela iga V garis midklavikularis kiri, thrill(-), focal fremitus
(+/+)
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler Rh (-/-) Wh (-/-). BJ I dan II reguler, gallop(-),
murmur(-)
 Abdomen
Inspeksi : datar, tidak tampak spider navy,
Auskultasi : bising usus (+)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-). Hepar dan Lien tidak teraba
Perkusi : timpani
 
Ekstremitas
Simetris, jejas (-), Akral hangat, edema (-) pada keempat ekstremitas, CRT

<2detik, turgor kulit baik.


 
Status Lokalis
Regio CVA
Inspeksi : simetris, warna sama dengan kulit sekitar, oedem (-), benjolan (-)

Palpasi : suhu sama dengan sekitar, ballotement (-), massa (-), nyeri tekan

(-)
Perkusi : nyeri ketok +/-

Regio suprasimfisis
Inspeksi : Warna sama dengan sekitar, jejas (-), hematom(-), buli menonjol

Palpasi : suhu sama dengan sekitar, nyeri tekan (+), massa (-)

Perkusi : massa (-), cairan (-)


 
Regio genitalia eksterna
Inspeksi : tanda radang (-), hematom (-), jejas (-)

Rectal Toucher: TSA baik menjepit kuat, ampula tidak kolaps, mukosa licin,
pole atas teraba
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
laboratorium
Pemeriksaan
18/10/13 Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 8,2 g/dl 11,7-15,5

Hematokrit 26 % 33-45

Leukosit 7,7 /ul 5,0-10,0

Trombosit 148 ul 150-440

Eritrosit 2,68/ul 3,80-5,20

FUNGSI HATI
SGOT 26 U/l 0-34

SGPT 28 U/l 0-40

FUNGSI GINJAL
Ureum Darah 195 mg/dl 20-40

Creatinin Darah 7,8 mg/dl 0,6-1,4

ELEKTROLIT
Natrium (Darah) 140 mmol/L 135-147

Kalium (Darah) 3,74 mmol/L 3,10-5,10

Klorida (Darah) 105 mmol/L 95 – 108


20/10/13
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10,8 g/dl 11,7-15,5
Hematokrit 30 % 33-45
Leukosit 8,0 /ul 5,0-10,0
Trombosit 133 /ul 150-440
Eritrosit 3,5 /ul 3,80-5,20

23/10/13
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

FUNGSI GINJAL
Ureum Darah 72 mg/dl 20-40

Creatinin Darah 2,1 mg/dl 0,6-1,4


25/10/13

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


HEMATOLOGI
Hemoglobin 9,4 g/dl 11,7-15,5
Hematokrit 28 % 33-45
Leukosit 6,6 /ul 5,0-10,0
Trombosit 136 ul 150-440
Eritrosit 3,02/ul 3,80-5,20
FUNGSI GINJAL
Ureum Darah 41 mg/dl 20-40
Creatinin Darah 1,6 mg/dv l 0,6-1,4
27/10/13
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 9,2 g/dl 11,7-15,5
Hematokrit 29 % 33-45
Leukosit 7,9 /ul 5,0-10,0
Trombosit 189 ul 150-440
Eritrosit 3,20/ul 3,80-5,20
HEMOSTASIS
APTT 34,3 detik
PTT 12,9 detik
FUNGSI HATI
SGOT 26 U/l 0-34
SGPT 28 U/l 0-40
FUNGSI GINJAL
Ureum Darah 34 mg/dl 20-40
Creatinin Darah 1,6 mg/dl 0,6-1,4

ELEKTROLIT
Natrium (Darah) 139 mmol/L 135-147
Kalium (Darah) 3,93 mmol/L 3,10-5,10
Klorida (Darah) 100 mmol/L 95 – 108
Foto Thorax PA

Kesan: Cor dan Pulmo


dalam batas
normal
BNO
Kesan:
 Batu Radioopak di

proyeksi ginjal kanan


 Batu radioopak multiple

di proyeksi buli
 Spondilosis lumbalis

dengan curiga
penyempitan celah
diskus intervertebralis
L2-3 dan L4-5
USG
Ginjal,Buli,Prostat
Ginjal Kanan: Ukuran Normal, Dinding regular
Korteks ginjal tampak sangat tipis dengan
pelebaran pelviokalises ginjal kanan
Tak tampak batu
Ginjal Kiri: Ukuran Normal, Dinding regular
Ekostruktur korteks ginjal meningkat
Ketebalan korteks masih baik
Tampak pelebaran pelviokalises ginjal
 Buli: Ukuran normal, Tampak lesi inhomogen
iso dan hipoekoik dalam buli dan tampaknya
berjonjot ke permukaan buli, berukuran
6,9x3,9x3,2 cm lesi berada di dasar buli.
Tampak pula batu hiperekoik dengan
posterior acustic shadow dalam buli
berukuran 4cm dan 1,1 cm
Prostat: Ukuran 4,2x4x3,6cm. Parenkim
homogeny
Tak tampak nodul atau kalsifikasi,
volume = 31cc
 Kesan:
Hidronefrosis bilateral dengan gambaran
chronic kidney bilateral
Vesicolithiasis 4 cm dan 1,1 cm
Susp. Massa intra buli
RESUME

Pasien pria, 55 tahun datang dengan keluhan buang air kecil berdarah sejak 3 hari
SMRS, darah bercampur dengan urin, sebelumnya bila ada rasa ingin dan ketika
buang air kecil os merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk, os merasa nyeri di bagian
bawah perutnya dan pinggang kanan, nyeri tidak menjalar, merasa seperti
anyang-anyangan, frekuensi buang air kecil meningkat tetapi yang dikeluarkan
sedikit, disertai menunggu dan mengedan terlebih dahulu, buang air kecil
tersendat, dan lancar kembali bila berubah posisi, os merasa setelah buang air
kecil masih ada sisa urin, tidak keluar batu atau pasir, os juga mengeluh sering
demam hilang timbul, mual dan muntah yang berisi makanan, ada nyeri kepala,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, buang air besar tidak ada keluhan.
Tidak ada riwayat trauma, Os tidak suka menahan buang air kecil, makan jeroan,
emping. Os sering minum kopi 3-4x/hari.
Dari pemeriksaan status lokalis terdapat nyeri tekan pada suprasimfisis, nyeri
ketok CVA kanan. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb (8,2 g/dl), Ht
(26%), Ureum (195 mg/dl), Kreatinin (7,8 mg/dl)
Dari pemeriksaan foto BNO didapatkan kesan vesicolithiasis dan nefrolithiasis
ginjal kanan, pada USG didapatkan hidronefrosis bilateral, vesicolithiasis, dan
Susp. Massa intra buli
Analisa Kasus Gejala LUTS (low urinary tract
Syndrome)
Obstruksi:
• buang air kecil tersendat,
Dari anamnesis di atas didapatkan lancar setelah
bahwa pada pasien ini mengeluh bergerak/berubah posisi
buang air kecil berdarah sejak 3 hari (intermitensi),
yang lalu, darah bercampur dengan • mengedan dan menunggu
urin, menandakan ada masalah di terlebih dahulu (hesistensi),
traktus urinariusnya yang • setelah buang air kecil merasa
menyebabkan trauma mukosa saluran masih ada sisa urin. (tidak
kemih, antara lain Iritasi:
• batu, •puas)
merasa seperti anyang-
• tumor, anyangan, frekuensi buang
• infeksi, air kecil meningkat
• trauma atau (polakisuria) tetapi yang
•merasa
prostat nyeri dikeluarkan sedikit,
• bila ingin dan sedang
hilang timbul di Ginj buang air kecil merasa
bagian bawah al nyeri seperti ditusuk-tusuk
(urgensi dan disuri)
perutnya dan Buli-
Buli BP Urolithi
pinggang kanan,
H asis
konjungtiva Gross
Hematuria
anemis
Adanya masalah di
retroperitoneum dan
suprapubik, hal tersebut bisa
Nyeri ketok CVA kanan disebabkan adanya reaksi
dan nyeri tekan inflamasi baik karena infeksi
Suprapubik atau adanya benda asing
seperti batu pada saluran
kemih terutama ginjal dan
• Batu Radioopakvesica
di proyeksi
urinaria
BN ginjal kanan
O • Batu radioopak multiple di
•proyeksi buli bilateral dengan
US Hidronefrosis
gambaran chronic kidney bilateral
G • Vesicolithiasis 4 cm dan 1,1 cm
• Susp. Massa intra buli
Pasien direncanakan menjalani tata
laksana sistoskopi untuk melihat
apakah ada massa atau tidak, apabila
terdapat massa maka tindakan
selanjutnya adalah TUR buli, apabila
tidak terdapat masa maka dilanjutkan
dengan vesikolithotomi
DIAGNOSIS
Gross Hematuri ec Susp tumor buli + batu buli multiple

PENATALAKSANAAN
Transfusi PRC 500cc

Pasang DC

Tramadol 2x100 mg

Ceftriaxon 1x2 g

Cek DPL

Foto BNO

Konsul Urologi

Konsul IPD: Tidak perlu HD cito

Cek Ur/Cr 2 hari lagi


Amlodipin 1x5 g
Valsartan
AF 1x3
CaCO3 3x1
Bicnat 3x1
Rawat Inap
Laporan Operasi
Tanggal 1 November 2013, jam12.50- 14.50
Posisi litotomi, a&antisepsis genitalia eksterna dan abdomen bawah

Sheats 25 Fr lensa 300 Sistoskopi: mukosa buli hiperemis, trabekulasi berat,


massa (-), batu buli multiplel (+), ke-2 muara ureter dikenali, bladder neck
tinggi, lobus medius prostat menonjol kearah buli-buli, ke-2 lobus lateral
menonjol
TURP secara sistematis, secara simultan hemostasis

Evakuasi chip + 25 gram; rawat perdarahan


Sistoskopi ulang: sfingter externa intak, chip (-), perdarahan aktif (-)

Aff Sheath, pasang DC 24 F 3way balon 40cc diisi Nacl 0,9% steril 200cc

dilanjutkan vesikolitotomi (insisi transversal 1,5cm diatas simfisis) keluar


batu + 5 buah
Tutup buli 2 lapis; mukosa Vicryl 4-0, tapper, continous, seromuskular
Vicryl 2-0, tapper, interrupted
Cuci rongga retzii, pasang drain NGT 18 Fr 1 buah

Tutup luka operasi lapis demi lapis

Operasi selesai

Pre. Operasi : Gross Hematuri ec Susp tumor buli + batu buli multiple
Pasca Operasi : BPH + Batu buli multiple
Instruksi post.op

 Awasi TNSP, produksi drain, urin, dan kelancaran drip dc


 Bed rest sampai tanggal 2-11-2013 jam 08.00
 Bila mual (-) dan muntah (-): boleh makan dan diet lunak
 IVFD RL : D5 = 2:1/24 jam
 Obat: Ceftriaxon 1x2gr
Adona 3x1 amp
Ranitidin 2x1 amp
Ondansentron 3x1 amp
Tramadol 2x 0,5 amp drip
 Drip DC dengan NaCl 0,9% guyur
 Cek DPL cito: transfuse PRC bila Hb<10gr/dl
 DC pertahankan s/d 7 hari (pulang dengan dc)
 Drain pertahankan s/d < 40cc/hari lalu aff
 Prostat kirim ke PA
 Batu serahkan ke keluarga
Follow Up (Subjective, Objective, Assesment, Planning)
 
2 November 2103 4 November 2103
S :-
S : nyeri pada luka operasi, vas O : Baik, CM.
3-4. Hemodinamik Stabil
O : Baik, CM. Status Urologis: CVA: Nyeri tekan -/-, Nyeri
ketok+/-
TD: 100/70, Nadi: 88x/m,
Napas: 20x/m, Suhu: 36,5 oC. Suprasimfisis: luka op. kering, drain
minimal
Status Urologis: CVA: Nyeri
OUE: terpasang DC, urin kuning jernih,drip
tekan -/-, Nyeri ketok +/-
lancar
Suprasimfisis: luka op. terutup A : Post SA+TURP H+3.
perban, perdarahan (-), tidak
P : Aff drain+GV
menonjol, tidak teraba masa,
perkusi timpani Obat oral: Avodart 1x1

OUE: terpasang DC, urin Ciprofloxacin 2x 500mg


kemerahan Ranitidin 2x1 tab
A : post SA + TURP H+1 Caxadin 2xC1
PROGNOSIS
 Ad vitam : ad bonam
 Ad fungtionam: dubia ad bonam

 Ad sanationam : dubia ad bonam


Tinjauan Pustaka
 ANATOMI VESIKA URINARIA
 
 Vesica urinaria terletak tepat di belakang
pubis di dalam cavitas pelvis. Vesica
urinaria cukup baik untuk menyimpan urin
dan pada orang dewasa kapasitas
maksimum kurang lebih 500 ml. vesica
urinaria memiliki dinding otot yang kuat.
 Vesica urinaria yang kosong berbentuk
pyramid, mempunyai apex, basis, dan
sebuah vacies superior serta dua buah
facies inferolateralis, juga mempunyai
collum.5,6
 Apex vesicae mengarah ke depan dan
terletak di belakang pinggir atas
symphisis pubica. Apex vesicae
dihubungkan dengan umbilicus oleh
ligamentum umbilicale medianum.5,6
Sistem Perdarahan, Aliran Limfe dan Persyarafan Vesika
Urinaria

 Arteria vesicalis superior dan inferior, cabang arteria


iliaca interna.
 Vena membentuk plexus venosus vesicalis, di bawah
berhubungan dengan plexus venosus prostaticus,
dan bermuara ke vena iliaka interna.
 Pembuluh limf bermuara ke nodi iliaci interni dan
eksterni.
 Persyarafan vesica urinaria berasal dari plexus
hypogastricus inferior. Serabut pascaganglionik
simpatis berasal berasal dari ganglion lumbalis
pertama dan kedua lalu berjalan turun ke vesica
urinaria melalui plexus hypogastricus. 5,6
Mekanisme Miksi
 Buli-buli berfungsi menampung urine dari ureter dan kemudian
mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi
(berkemih). Dalam menampung urine,buli-buli mempunyai
kapasitas maksimal, yang volumenya untuk orang dewasa
kurang lebih adalah 300-450 ml, sedangkan kapasitas buli-
buli pada anak menurut formula dari Koff adalah :
(umur+2) x 30 ml. 2
 Pada saat kosong, buli-buli terletak dibelakang simfisis pubis
dan pada saat penuh berada diatas simfisis sehingga dapat
dipalpasi dan diperkusi. Buli-buli yang terisi penuh memberikan
rangsangan pada saraf aferen dan menyebabkan aktivasi pusat
miksi di medula spinalis segmen sacral 2-4. Hal ini akan
menyebabkan kontraksi otot detrusor, terbukanya leher buli,
dan relaksasi sfingter uretra sehingga terjadilah proses miksi. 3
Batu saluran kemih

 Penyakit dimana didapatkan masa


keras seperti batu yang terbentuk
di sepanjang saluran kemih baik
saluran kemih atas (ginjal dan
ureter) dan saluran kemih bawah
(kandung kemih dan uretra), yang
dapat menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran
kemih dan infeksi.5
Vesicolithiasis
 Vesicolitiasis merupakan batu yang
menghalangi aliran air kemih akibat
penutupan leher kandung kemih, maka
aliran yang mula-mula lancar secara
tiba-tiba akan terhenti dan menetes
disertai dengan rasa nyeri.
Epidemiologi
 Insidens dari batu saluran kemih banyak
terjadi pada orang usia 20- 40 tahun, bahkan
ada yang dari usia remaja. Dengan
perbandingan antara pria dan wanita 3:1. 4
 Prevalensi kejadian dari batu saluran kemih
lebih tinggi pada orang- orang yang tinggal
di daerah pegunungan, daerah gurun, dan
daerah tropis
 Penyakit batu saluran kemih ini banyak di
temukan pada individu- individu dengan
pekerjaan yang banyak duduk atau kurang
akifitas atau sedentary life.
Etiologi
 Idiopatik
 Gangguan aliran air kemih
 Fimosis
 Striktur meatus
 Hipertrofi prostat
 Refluks vesiko-uretral
 Ureterokele
 Konstriksi hubungan ureteropelvik
 Gangguan metabolisme
 Hiperparatiroidisme
 Hiperurisemia
 Hiperkalsiuria
 Infeksi saluran kemih
 Dehidrasi
 Kurang minum, suhu lingkungan tinggi
 Benda asing
Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Batu

Endogen Eksogen

 Hiperkalsiuria  Pekerjaan
primer  Air
 Diet
 Hiperoksaluria  Keadaan sosial ekonomi
primer  Suhu
 Faktor keturunan  Infeksi
 Jenis kelamin  Obat-obatan
Patogenesis

Terbentuk batu
Komponen Pembentuk batu
Tanda dan Gejala
Batu ginjal Batu ureter

 Sakit pada sudut CVA, NT  Sakit berupa rasa pegal


+, sakit berupa pegal,
yg mendadak, nyeri
nyeri kolik
kolik menjalar ke bawah
 Mual, muntah
sesuai lokasi batu ureter
 Hematuria  Nyeri akut: gelisah,
 Makroskopik  5% - 10%
 Mikroskopik  90%
 Mual, muntah
 Infeksi  bila sepsis;  Bila batu sudah
demam, menggigil, & menetap  pegal saja di
apatis. sudut CVA akibat
 Teraba Masa +  bendungan
hidronefrosis  Spasme otot abdomen
Batu buli Batu uretra

 Kencing lancar  Kencing lancar


tiba-tiba terhenti yang tiba-tiba
 Jika infeksi terhenti disertai
ditemukan tanda- rasa sakit yang
hebat
tanda sistitis,
kadang hematuria  Retensi urin
 Nyeri tekan
suprasimpisis,
Penatalaksanaan

1. Terapi medikamentosa
Batu diharapkan dapat keluar sendiri, dapat diberikan
minum berlebihan disertai diuretikum. Dengan produksi
urin yang banyak diharapkan dapat mendorong atau
melarutkan batu.Batu tidak diharapkan keluar dengan
spontan jika ukurannya melebihi 6 mm.
 
2. ESWL (Extra Corporal Shock Wave Lithotripsy)
Dapat memecahkan batu tanpa perlukaan di tubuh sama
sekali. Gelombang kejut dialirkan melalui air ke tubuh
dan dipusatkan di batu yang akan dipecahkan. Batu akan
hancur berkeping-keping dan keluar bersama kemih.
3. Endourologi
Adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu
saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian
mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang
dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih.Alat itu
dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit
(percutan). Proses pemecahan batu dapat dilakukan secara
mekanik, dengan memakai energi hidraulik, energi gelombang
suara, ata dengan energi laser. Beberapa tindakan endourologi
itu adalah:
PNL (percutaneus nephro litholapaxy)

Litotripsi

Ureteroskopi atau uretero-renoskopi

Ekstraksi Dormia. 2
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai