Anda di halaman 1dari 15

Analisis kadar abu dan Ca

NAMA ANGGOTA
01 Tifatul Umayah (131)

02 Mawar Dian Safitri (140)

03 Mirza Hairunnisa (168)

04 Voni Kartikamurni (172)

05 Evita Yuniarsih (176)


Analisis Kadar Abu dan Ca
Pengabuan kering : mendestruksi komponen organik sampel
dengan suhu tinggi di dalam suatu tanur pengabuan
(furnance), tanpa terjadi nyala api sampai terbentuk abu
berwarna putih keabuan dan berat konstan tercapai. Oksigen
yang terdapat didalam udara bertindak sebagai oksidator.
Residu yang didapatkan merupakan total abu dari suatu
sampel.
Pengabuan basah : pengabuan ini menggunakan oksidator-
oksidator kuat (asam kuat). Biasanya digunakan untuk
penentuan individu komponen mineral. Pengabuan cara basah
dilakukan dengan mendestruksi komponen-komponen organik
bahan dengan oksidator asam kuat.
Kelebihan dan Kekurangan
Penentuan Kadar Abu Cara
Kering
Kelebihan Kekurangan

Digunakan untuk penentuan kadar abu Membutuhkan waktu yang lebih lama
total bahan makanan dan hasil pertanian

Digunakan untuk menganalisa abu yang Memerlukan suhu yang relatif tinggi
larut dan tidak larut dalam air, serta abu
yang tidak larut dalam asam
Biaya lebih murah Adanya kemungkinan kehilangan air karena
pemakaian suhu tinggi

Tidak menimbulkan resiko akibat


penggunaan reagen berbahaya
Kelebihan dan Kekurangan
Penentuan Kadar Abu Cara Basah
Kelebihan kekurangan
Waktu yang diperlukan relative singkat Hanya dapat digunakan untuk trace
element dan logam beracun
Suhu yang digunakan relatif rendah Memerlukan bahan kimia yang
berbahaya
Resiko kehilangan air akiba suhu yang Memerlukan koreksi terhadap kimia
digunakan relatif rendah yang digunakan
Dengan penambahan gliserol alkohol
dapat mempercepat pengabuan
Penentuan kadar abu lebih baik
Contoh Metode Analisis Kadar Abu pada Brokoli

1. Timbang brokoli yang sudah dihaluskan sebanyak 5


gram pada timbangan analitik
2. Masukkan brokoli kedalam kurs porselen, yang
sebelumnya sudah dikonstatakan dioven selama 24
jam
3. Masukkan brokoli pada kurs porselen ke dalam tanur
selama 6 jam pada suhu 600º2C
4. Amati dan analisis warna abu. Apabila abu berwarna
putih, langsung dianalisis beratnya. Apabila abu
berwarna hitam maka perlu ditambahkan 1 tetes
H2SO4, lalu dipanaskan kembali selama 30 menit
dengan suhu 600ºC lalu dianalisis beratnya.
5. Hitung hasil pengukuran dengan rumus
berat abu(g)
Hubungan Antara Kadar Abu dengan Mineral/
Senyawa Anorganik

Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran


suatu bahan organik. Kadar abu dan komposisinya
tergantung pada jenis bahan dan cara pengabuan. Kadar
abu. Kadar abu menunjukkan hubungan dengan kandungan
mineral dari suatu bahan ekstrak. Mineral ini bisa berbentuk
garam organik, garam anorganik atau berupa mineral yang
terbentuk menjadi senyawa kompleks bersifat organik.
berhubungan dengan mineral suatu bahan.
(Sudarmadji 2003)
Perbedaan Abu dan Mi
neral

Pada dasarnya abu dan mineral memnag berbeda namun


kedua zat atau senyawa tersebut memiliki hubungan yang
sangat erat kaitannya.
Jika abu adalah hasil residu anorganik dari pembakaran
komponen organik dalam suatu bahan makanan.
Sedangkan mineral adalah komponen organik yang
terdapat dalam suatu bahan makanan yang belum
melewati proses pembakaran.
Metode yang Digunakan untuk Analisis Kadar Abu, Cara
Instrumental maupun Non-Instrumental.
INSTRUMENTAL
NON-INSTRUMENTAL
Mengapa kita harus menganalisis
kadar abu pada pangan?
METODE ANALISIS
MINERAL
Mineral dalam bahan pangan mengandung
Gravimetri Volumetri Kolorimertri abu sebagai komponen anorganik yang
tersusun atas beberapa jenis mineral.
Mineral Titrasi Berdasarkan reaksi
diendapkan kompelsometri pembentukan Kalsium (Ca), Fosfor (P), Belerang (S), Sodium
kemudian warna yang dapat
(dengan EDTA)
menyerap atau
(Na), Potasium (k), Zink (Zn), Magnesium
ditimbang,
pengendapan meneruskan sinar (Mg), Besi(Fe), Kobalt (Co)
harus selektif. Titrasi Reduksi- pada panjang
Oksidasi gelombang
(dengan tertentu.
Contoh: KMnO4)
Penentuan Ca Contoh:
(Ca-oksalat)
Mineral makro: Na, Cl, Ca, P, Mg, S, K
Spektrofotometri,
Titrasi Flamephotometer Mineral mikro: Fe, I, Mn, Cu, Zn, Co, F
Presipitasi , AAS.
(dengan Ag)
Kolorimetr
Gravimetri • i adalah
Prinsip dari kolorimetri
tercapainya kesamaan warna bila
Prinsip analisis mineral
jumlah molekul penyerap yang
menggunakan gravimetri dilewati sinar pada kedua sisi
adalah dengan larutan sama.
mengendapkan sampel. • Suatu metode analisis kimia yang
didasarkan pada tercapainya
Setelah sampel direaksikan kesamaan warna antara larutan
dengan zat kimia, mineral sampel dan larutan standar,
dapat mengendap pada dengan menggunakan sumber
dasar reaksi atau tabung cahaya polikromatis dengan
detektor mata.
sentrifuge.
Setelah adanya Volumet
pengendapan,
pengendapan ditimbang ri Prinsip dari volumetri adalah mentitrasi
untuk menentukan kadar suatu sampel sampai titik akhir ekivalen
mineral yang dianalisis.
Analisis Kadar Kalsium (Ca+) pada Susu Dengan Metode
Spektrofotometri Serapan Atom
Pembuatan • 2,497 g kalsium karbonat (CaCo3) dilarutakan
Larutan dengan asam klorida 1M.
Standar • Dimasukan kedalam labu ukur 1000 ml.
• Ditambahkan aquades sehingga diperoleh larutan
standar Ca 1000 ppm.
Pembuatan • Larutan Ca 1000 ppm dipipet sebayak 10 ml.
Larutan • Dimasukkan kedalam labu takar 100 ml.
Standar Untuk
Kalibrasi • Ditambahkan aquades hingga diperoleh larutan
standar.
• 20 ml sampel susu dimasukan kedalam cawan porselin.
• Didestruksi (perombakan) menggunakan HCL pekat selama
Sampel 1 malam.
Susu Sapi • Hasilnya diuapkan sampai kering di Waterbath.
• Sampel kering dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml
ditambahkan aquades dan diatur pH 3 dengan NaOH.
Dianalisis dengan
spektrofotometer pada
panjang gelombang 422,7 nm
DAFTAR
Alfian, Zul.2004.Penentuan Kadar Unsur Kalsium (Ca+) pada Susu Sapi Murni dan Susu Sapi
Dipasaran dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom.Jurusan
Kimia.FMIPA.Medan:Universitas Sumatra Utara
PUSTAKA
Andarwulan Nuri,dkk.2010.Analisa Pangan dan Rakyat.Jakarta
Danarti NG.2006.Kopi Budidaya dan Penanganan Pasca Panen.Jakarta:Penerbit Swadaya
Khopkar. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press
Sediaoetama Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi Bagi Mahasiswa dan Profesi. Penerbit : Dian
Rakyat. Jakarta,edisi 1,Hal : 31, 45-49,53,55,59,61, 85,91,106
Sudarmadji, Slamet dkk.2010.Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.Yogyakarta:Liberty
Sukardi, Warkoyo.,Sri Winarsih.2018.Petunjuk Praktikum Analisa Pangan Laboratorium Ilmu
dan Teknologi Pangan. Malang:Universitas Muhammadiyah Malang

Anda mungkin juga menyukai