Anda di halaman 1dari 19

HUBUNGAN PERSEPSI MANFAAT AKTIVITAS FISIK DENGAN AKTIVITAS

FISIK PADA LANSIA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


BANTUL 1 YOGYAKARTA

Ayu Purnamasari
150100549
Pembimbing I : Dewi Astiti, S.Gz., MPH
Pembimbing II : Nindita Kumalawati Santoso, S.Kep., Ns., MNS
Penguji: Anggi Napida Anggraini, S.Kep., Ns., MMR

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS ALMA ATA
2019
Latar Belakang
Lanjut usia adalah seseorang
dimana usianya sudah mencapai GlobalGlobal Inonesia
60 tahun keatas berdasarkan
Undang-Undang nomor 13 Tahun Secara Global populasi Jumlah lansia di
penduduk Lansia Indonesia berdasarkan
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
mengalami peningkatan data proyeksi penduduk,
Usia. secara pesat. pada tahun 2017 terdapat
23,66 juta jiwa
presentasenya yaitu
(9,03%).

Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI, untuk Riskesdas 2013 penyakit Hipertensi menjadi salah satu
penyakit tertinggi yang dialami lansia. Dilihat dari prevalensi menurut kelompok dengan usia 55-64 tahun
sebesar 45,9%, usia lansia 65-74 tahun sebesar 57,6% dan usia lansia diatas 75 tahun sebesar 63,8%.
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakara (DIY) termasuk kelompok dengan jumlah penderita hipertensi yang
cukup tinggi sebesar 25%.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah
dilakukan peneliti pada tanggal 21 September 2018 di  Salah satu upaya untuk meningkatkan perilaku
Dinas Kesehatan Bantul Yogyakarta bahwa
kesehatan penderita hipertensi melalui aktivitas fisik
Puskesmas Bantul 1 merupakan puskesmas dengan
kasus Hipertensi tertinggi di Wilayah Kabupaten dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
Bantul dengan angka kejadian pada laki-laki 2.588 aktivitas fisik, diantaranya adalah persepsi hambatan,
atau 21,16% dan pada Perempuan 3.067 atau 24,36%. penilaian diri, motivasi aktivitas fisik, dukungan sosial,
Maka Jumlah kasus Hipertensi keselurahan di dan persepsi manfaat. Semua ini tergantung pada
Puskesmas Bantul 1 antara Laki-laki dan Perempuan kepercayaan seseorang terhadap efektivitas dari berbagai
adalah 5.655 atau 22,76%. upaya yang tersedia dalam mengurangi ancaman penyakit
atau keuntungan-keuntungan yang dirasakan dalam
mengambil upaya-upaya kesehatan tersebut .
Sebagian besar faktor dari penyebab terjadinya
hipertensi adalah genetik, kegemukan, serta
kurangnya aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik  Hasil studi pendahuluan yang sudah dilakukan pada 10
dapat meningkatkan berat badan. lansia di Wilayah Puskesmas Bantul 1 yang mengalami
hipertensi dengan melakukan wawancara didapatkan hasil
Seorang individu yang memiliki aktivitas fisik bahwa kegiatan aktivitas fisik mereka seperti menyapu,
tinggi mempunyai resiko 0.89% yang artinya lebih
mencuci, memasak, dan tidak pernah ikut dalam senam
rendah beresiko terkena hipertensi. Penelitian
Sihombing mengatakan bahwa masyarakat lansia karena alasannya terlalu jauh, capek, dan karena
indonesia memiliki aktivitas fisik yang tidak stabil faktor ekonomi yang harus melakukan iuran sebesar Rp.
senilai 1,5 kali lebih tinggi beresiko hipertensi 5000 dalam pertemuan.. Aktivitas fisik yang dilakukan
dibanding mereka yang memiliki aktivitas yang lansia ini termasuk aktivitas fisik ringan, dimana aktivitas
memadai. Rahajeng Tuminah mengatakan bahwa fisik ringan dikategorikan dalam aktivitas fisik yang tidak
42,9% orang dengan aktivitas fisik rendah rentang adekuat
terkena hipertensi .
Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa bantul
masih menjadi prevalensi hipertensi tertinggi khususnya di
Wilayah Puskesmas Bantul 1, padahal sudah terdapat
banyak program upaya yang dilakukan Puskesmas Bantul
1. Maka dari itu peneliti tertarik akan meneliti lebih lanjut
mengenai hubungan persepsi manfaataktivitas fisik dengan
aktivitas fisik pada lansia hipertensi di Wilayah Puskesmas
Bantul 1.
Rumusan masalah Tujuan Penelitian

Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan persepsi
manfaat aktivitas fisik dengan aktivitas fisik
Berdasarkan uraian Latar pada lansia hipertensi di Wilayah Puskesmas
Belakang telah Bantul 1
ditemukan maka
rumusan masalah dalam Tujuan Khusus
penelitian adalah 1. Untuk mengetahui karakteristik responden
“Adakah Hubungan yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat
Persepsi Manfaat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan pada
Aktivitas Fisik dengan lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Bantul 1
Aktivitas Fisik Pada
2. Untuk mengetahui persepsi manfaat
Lansia Hipertensi di aktivitas fisik pada lansia hipertensi di
Wilayah Puskesmas wilayah kerja Puskesmas Bantul 1
Bantul 1?” 3. Untuk mengetahui perilaku aktivitas fisik
pada lansia hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Bantul 1
Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis
Untuk dapat menambah refrensi, b. Bagi Penelitian selanjutnya.
pengetahuan terkait dengan persepsi Penelitian ini diharapkan dapat
manfaat aktifitas fisik pada lansia memberikan informasi kepada mahasiswa,
hipertensi. dijadikan sebagai bahan bacaan, bahan acuan,
serta informasi untuk mengembangkan
2. Manfaat praktis penelitian yang serupa sebagai penambahan
a. Bagi Peneliti wawasan dan ilmu pengetahuan.
Penelitian ini diharapkan c. Bagi Puskesmas
memberikan sumbangan Penelitian ini diharapkan bisa menjadi
pemikiran, pemecahan bahan masukan bagi pelaksana program
masalah, penambahan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
wawasan sesuai dengan teori kesehatan masyarakat mengenai PTM
yang dipelajari dibangku (Penyakit Tidak Menular) seperti hipertensi
kuliah.
Hipotesis
Terdapat hubungn antara persepsi manfaat
aktivitas fisik terhadap aktivitas fisik pada
lansia hipertensi
Jenis dan Rancangan
Metode Penelitian Teknik Pengambilan Sample
Teknik yang digunakan pada
penelitian ini adalah Cluster
Penelitian random sampling yaitu peneliti
Penelitian ini merupakan penelitian dalam memilih subyek penelitian
yang memakai jenis deskriptif yang dalam satu kelompok yang
bersifat kuantitatif dengan berdekatan secara geograf
menggunakan cross sectional.
Instrumen Penelitian
1. Kuesioner SPAQ (Self-Report
Lokasi dan Waktu Penelitian Physical Activity)
Lokasi akan: Di Wilayah kerja 2. Kuesioner EBBS (Exercise
Puskesmas Bantul 1 Benefits/Barrier Scale)
Waktu akan: Pengambilan data
dilaksanakan pada bulan Maret 2019 Uji statistik
menggunakan uji Chi square

Sample Variable Penelitian


Pengambilan sampel dengan Variabel bebas (independent variable) dalam
menggunakan perhitungan berdasarkan penelitian ini adalah Persepsi Manfaat
rumus Slovin karena sudah diketahui
jumlah populasinya. Variabel terikat (dependent variable) dalam
Hasilnya 185 responden penelitian adalah Aktivitas Fisik
• JALANNYA PENELITIAN

TAHAP PERSIAPAN TAHAP


.
PELAKSANAAN

TAHAP AKHIR
ANALISIS UNIVARIAT Distribusi Frekuensi Karakteristik
Lansia Berdasarkan Pendidikan

Distribusi Frekuensi Karakteristik Karakteristik Kategori Frekuensi (f) Person (%)


Lansia Berdasarkan Usia Pendidikan Tidak sekolah 45 24,3
Karakte Kategori Frekuen Persen SD 93 50,3
ristik si (f) (%)
SMP 23 12,4
Usia 60-67 80 43,2 SMA 15 8,1
68-75 70 37,8 Diploma 6 3,2
76-83 31 16,8 Sarjan 3 1,6
84-90 4 2,2
Distribusi Frekuensi Karakteristik
Distribusi Frekuensi Karakteristik Lansia Berdasarkan Usia
Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik Kategori Frekuensi (f) Person (%)
Karakte Kategori Frekuen Persen Pekerjaan Tidak bekerja 105 56,8
ristik si (f) (%) Petani 50 27,0
Jenis Laki-laki 38 20,5 PNS 1 0,5
Kelamin
Karyawan 1 0,5
Perempu 147 79,5 Pedagang 28 15,1
an
Distribusi Responden Berdasarkan Distribusi Responden Berdasarkan
Persepsi Manfaat Aktivitas Fisik

Kategori Frekuensi (f) Person (%) Kategori Frekuensi (f) Person (%)

Tinggi 129 69,7 Adekuat 61 33,0

Rendah 56 30,3 Tidak Adekuat 124 67,0

Jumlah 185 100 Jumlah 185 100


Analisi Bivariat

Hubungan Persepsi Manfaat Aktivitas Fisik dengan Aktivitas Fisik pada


Lansia Hipertensi

Persepsi Aktivitasfisik
Manfaat
Adekuat Tidakadeku Total P
at

f % f % f %
Tinggi 56 43, 73 56, 129 100 0,000
4 6
Rendah 5 8,9 51 91, 56 100
1
Total 61 33, 12 67, 185 100
0 4 0
Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel diperoleh hasil bahwa persepsi manfaat tinggi aktifitas fisik adekuat
dikategorikan sebanyak 56 lansia (30,3%), persepsi manfaat tinggi dg aktivitas fisisk
tidak adekuat sebanyak 73 lansia (39,5%). Hasil uji statistik diperoleh diperoleh nilai p
= 0,000 < 0,05, oleh karena itu p<0,05 maka terdapat hubungan persepsi manfaat
aktivitas fisik yang posotif karena mayoritas memiliki persepsi manfaat aktivitas fisik
yang tinggi dengan aktivitas fisik pada lansia hipertensi di wilayah Puskesmas Bantul 1
Yogyakarta.
Pembahasan
Penelitian sebelumnya didapatkan hasil
bahwa terdapat hubungan antara
persepsi lanjut usia tentang manfaat
Persepsi manfaat merupakan manfaat yang dirasakan
dari tindakan kesehatan yang akan
oleh seseorang. Semua ini tergantung pada
dilakukan terhadap penyakit hipertensi.
kepercayaan seseorang terhadap efektivitas dari
Sesuai dengan teori Model kepercayaan
berbagai upaya yang tersedia dalam mengurangi
kesehatan Health Belief Modelf (HBM)
ancaman penyakit, atau keuntungan-keuntungan yang
adalah teori pertama dibidang
dirasakan (perceived benefit) dalam mengambil upaya-
kesehatan yang berhubungan dengan
upaya kesehatan tersebut
perilaku kesehatan. HBM
mengemukakan bahwasanya keyakinan
pribadi atau persespi tentang penyakit
seorang individu akan memengaruhi
perilaku kesehatannya (69)
Kesimpulan
3. Sebagian responden dimanfaatkan dengan
1. Berdasarkan (50,3%), dan sebagian memiliki aktivitas fisik baik hanya dipakai untuk
karakteristik responden besar lansia memiliki tidak adekuat sebanyak bersantai santai saja
lansia hipertensi di tingkat pekerjaan yaitu 124 lansia (67,0%). Hal dirumah karena
ini dikarenakan Lansia mengeluh sering capek.
wilayah kerja tidak bekerja sebanyak yang berada diwilayah Sehingga hal tersebut
Puskesmas Bantul 1 105 lansia (56,8%). Puskesmas Bantul 1 yang bisa mempengaruhi
Yogyakarta sebagian 2. Sebagian besar lansia sebagian besar tidak hipertensi lebih banyak
besar responden dalam memiliki persepsi bekerja dan hanya dialami dengan usia ≥60
penelitian ini berusia manfaat tinggi sebanyak
sebagai ibu rumah tahun.
pada usia 60-67 tahun tangga. Seseorang yang 4. Ada hubungan antara
129 lansia (69,7%). tidak bekerja aktivitas persepsi manfaat
(43,2%). Karakteristik Berdasrkan hasil
jenis kelamin lansia fisik yang dilakukan aktivitas fisik dengan
pengisian kuesioner hanya sebatas aktivitas fisik pada
terdiri dari 38 laki-laki sebagian besar lansia mengerjakan pekerjaan lansia hipertensi di
(20,5%), dan sebagian menjawab perasaannya rumah tangga seperti Wilayah Kerja
besar lansia dalam menjadi lebih baik mencuci piring, Puskesmas Bantul 1
penelitian ini berjenis dengan aktivitas fisik. menyapu, memasak dan Yogyakarta
kelamin perempuan lain-lain. Masih banyak
sebanyak 147 lansia waktu yang tersisa untuk
(79,5%). Sebagian besar melakukan aktivitas fisik
lansia dalam penelitian lain yang memiliki
pengeluaran energi yang
ini berpendidikan SD lebih banyak, akan tetapi
sebanyak 93 lansia waktu tersebut tidak

Anda mungkin juga menyukai