Anda di halaman 1dari 33

BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN POA

A. Hasil dan Pengkajian

1. Profil Rumah Sakit dan Gambaran Umum Wisma Gatotkaca


a. Profil Ruangan
RSJ Grhasia Yogyakarta merupakan rumah sakit jiwa yang terletak di
jalan Kaliurang KM 17, Tegalsari, Pakem, Kabupaten Sleman
Yogyakarta dengan status tipe A. RSJ Grhasia berdiri pada tahun 1938
dengan nama KOSJ (Koloni Orang Sakit Jiwa). Seiring berjalanya
waktu RSJ Grhasia mengalami banyak perubahan nama serta
kepemimpinan. Sampai saat ini RSJ Grhasia memiliki jumlah 235
tempat tidur yang terbagi dalam 12 wisma rawat inap. Untuk
menjalankan pelayanan rumah sakit yang terbaik RSJ Grhasia
memiliki visi misi sebagai berikut.
1) VISI RSJ Grhasia Yogyakarta
“Menjadi pusat pelayanan kesehatan jiwa dan napza paripurna
yang berkualitas dan beretika”
2) MISI RSJ Grhasia Yogyakarta
a) Mewujudkan pelayanan kesehatan Jiwa dan napza yang
paripurna.
b) Mewujudkan rumah sakit sebagai pusat pembelajaran,
penelitian, dan pengembangan kesehatan jiwa dan napza.
c) Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan menjamin
keselamatan pasien.
d) Mewujudkan pelayanan yang beretika dan mencerminkan
budaya masyarakat DIY.
b. Profil Wisma Gatotkaca RSJ Grhasia
Saat ini Wisma Gatotkaca merupakan ruangan perawatan tenang
psikiatri laki-laki dengan jumlah tempat tidur ada 25 yang dibagi
menjadi 1 kamar tidur isolasi yang dilengkapi dengan airborne dan 24
tempat tidur untuk kelas 3.Wisma Gatotkacajuga dilengkapi dengan,
ruang makan, spoel hook, Gudang, kamar mandi untuk mencuci
peralatan makan, selain itu dilengkapi juga untuk kepentingan
perawatnya berupa ners station, ruang ganti perawat, ruang
pemeriksaan, dan ruang kepala ruang. Pasien di Wisma Gatotkaca
mendapat jadwal visit dokter sebanyak 1 kali dalam seminggu dan
paling banyak 2 kali dalam satu minggu. Wisma Gatotkaca memiliki
12 perawat yang siap untuk memberikan pelayanan dan perawatan
pada pasien dengan dibagi 3 jam kerja dalam setiap harinya.

Susunan Organisasi Perawat di Wisma Gatotkaca

KEPALA WISMA
Slamet Riyanto, S. Kep., Ns.,M.Psi

KATIM I KATIM II

Indarti Werdiningsih, SST Nurfaozia, S.Kep

1. Etik Kristianingsih, 1. Nurfaozia S.Kep


Amd.Kep 2. Basuki Rahmat, SST
2. Watinah, Amd.Kep 3. Suparji Amd,Kep
3. Tjatur Ratna W, Amd,
4. Budi Wiratmoko
Kep
4. Sudiono, Amd. Kep S.Kep.Ns
5. Iwan Wahyudi, 5. Heri Susanto Amd,Kep
Amd.Kep

Gambar 2.2
Susunan Organisasi Perawat di Wisma Gatotkaca

Dari hasil pengkajian struktur organisasi keperawatan di


wisma gatotkaca tidak ada masalah, Kepala ruang sebagai
penanggungjawab perawat dengan jenjang pendidikan yang
tertinggi. Sedangkan untuk anggotanya baik PP (KATIM) dan
PA sudah disesuaikan menurut tingkat Pendidikan yang sudah
ditempuh oleh perawat.
2. Unsur Input

Pengkajian dilakukan di wisma Gatotkaca RSJ Grhasia

berdasarkan 5M yaitu, Man (manusia), Metode (bentuk pelayanan),

Material (sarana atau fasilitas), Money (uang) dan Machine (alat). Di

dalam manajemen suatu ruangan, 5M mempunyai fungsi yang saling

melengkapi

a. Man

1) Pasien

a) Pasien masuk dan keluar

Tabel 3.1
Jumlah Pasien masuk di Wisma GatotkacaRSJ Grhasia
periode Oktober-Desember 2019
No Bulan Jumlah pasien
1 Oktober 26
2 November 27
3 Desember 21
Jumlah 74
Sumber : data primer 2019
Analisa data: Berdasarkan data diatas, jumlah pasien
masuk di Wisma Gatotkaca sebanyak 74orang.

Tabel 3.2
Jumlah Pasien Keluar di Wisma GatotkacaRSJ Grhasia
periode Oktober-Desember 2019
No Bulan Jumlah pasien
1 Oktober 31
2 November 26
3 Desember 23
Jumlah 80
Sumber: data primer 2019
Analisa data: Berdasarkan data diatas, jumlah pasien
keluar di Wisma Gatotkaca sebanyak 74orang,
seluruhpasien keluar hidup, tidak ada pasien meninggal
dalam periode ini.
Tabel 3.3
Distribusi 10 Besar Masalah Keperawatan Pasien di
Wisma Gatotkaca RSJ Grhasia periode 2017-2020

No Diagnosa keperawatan Jumlah


1. Resiko perilaku kekerasan 2741
2. Gangguan sensori persepsi: 2633
halusinasi
3. Perilaku kekerasan 2446
4. Defisit perawatan diri 2090
5 Ketidakpatuhan 1016
6. Deprivasi tidur 947
7. Gangguan proses fikir: waham 798
8. Kesiapan peningkatan: perawatan 628
diri
9. Kerusakan komunikasi verbal 596
10. Isolasi sosial 569

Sumber data:Data primer 2019

Analisa data: Data yang didapat adalah rata-rata masalah


keperawatan atau diagnosa keperawatan dari 10 masalah
yang tertinggi adalah Risiko Prilaku Kekerasan (RPK).
b) Efesiensi Ruangan

Tabel 3.4
Efisiensi Penggunaan Ruangan
Wisma Gatotkaca RSJ Grhasia
Bulan Oktober-Desember 2019
NO BULAN BOR LOS TOI BTO

1 Oktober 72% 17 Hari 7 Hari 1,24 x/bln

2 November 53% 14 Hari 14 Hari 1,04 x/bln

3 Desember 75% 18 Hari 8Hari 0,92 x/bln

Rata-rata 67% 16 hari 10 hari 1, 06x/bln

Sumber : data primer 2019

Analisa data: BOR pada periode Oktober-Desember 2019


memiliki hasil 67% sehingga memiliki interpretasi tidak
efisien karena dibawah angka standar menurut peraturan
DEPKES RI yang menyebutkan standar efisien BOR adalah
70-85%
LOS pada periode Oktober-Desember 2019 memiliki hasil
16hari, jumlah ini memiliki interpretasi tidak efisien karena
diatas nilai standar, menurut DEPKES RI yaitu 6-9 hari
sehingga angka 16 dinilai tidak efisien.
TOI pada periodeOktober-Desember 2019 memiliki hasil
10hari, nilai ini memiliki interpretasi tidak efisien karena
melebihi nilai standar Menurut DEPKES RI yaitu 1-3 hari.
BTO pada periode Oktober-Desember 2019 memiliki hasil
1,06 x/bulan, nilai ini sangat jauh dari kata efisien menurut
DEPKES RI yang memiliki nilai standar 40-60 x/tahun atau
dalam bulan sekitar 4-5 x/bulan, hal ini bisa disebabkan
oleh jenis penyakit, lama sakit dan lama perawatan pasien
di wisma gatotkaca.
2) Tenaga Kerja (Perawat)
Berdasarkan hasil observasi dan pengkajian data tenaga kerja
yang berada di Wisma Gatotkaca RSJ Grhasia berjumlah 12
perawat yang terbagi menjadi 1 karu, 2 PP, dan 9 PA dan tenaga
nonkeperawatan terdiri dari ahli gizi 1, clining service 1. Tingkat
Pendidikan perawat Wisma Gatotkaca terdiri dari S2 spesialis
keperawatan jiwa satu orang yang menjabat sebagai karu di
Wisma Gatotkaca, S1 berjumlah 1 orang, S1 Ners berjumlah 1
orang, DIV berjumlah 3 orang dan DIII berjumlah 6 orang.
a) Kuantitas
(1) Perhitungan Kebutuhan perawat menurut Gillies
𝐴 𝑥 𝐵 𝑥 365
𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 (𝑇𝑃) =
(365 − 𝐶)𝑥 𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/ℎ𝑎𝑟𝑖

Diketahui jam efektif perawatan per 24 jam di Wisma


Sembodro adalah 4 jam dengan rata-rata BOR dari
proyeksi data bulan Juli-September 2019 sebesar 67%
dengan kapasitas tempat tidur berjumlah 25. Libur total 5
hari dalam sebulan dan 60 hari dalam setahun, serta 16
hari cuti bersama sehingga didapatkan hasil:
4 𝑥 (67% 𝑥 25) 𝑥 365
𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 =
(365 − 76)𝑥 7
6 𝑥 16,75𝑥 365
𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 =
289 𝑥 8
24455
𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 =
2023
𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 = 12 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔

Analisa data : jumlah perawat yang dibutuhkan menurut


perhitungan Gillies adalah 12 orang perawat dan perawat
yang berkerja di wisma Gatotkaca berjumlah 11 orang
ditambah 1 orang kepala wisma. Maka kebutuhan tenaga
perawat di wisma Gatotkaca adalah 12 orang.
(2) Perhitungan kebutuhan perawat berdasarkan DEPKES
RI 2005
Diwisma Gatotkaca, jam kerja efektif 4 jam/pasien/hari.

Rata-rata proyeksi BOR bulan Januari-Oktober 2019

sebesar 67% dengan jumlah tempat tidur 25 TT. Jumlah

hari libur total 76 hari. Jumlah jam kerja per shift 7 jam.

A. Kebutuhan Perawat = (4x(67% x 25))/7= 10


B. Faktor koreksi = (76x10)/ (365-76) = 2,733
C. Tugas non keperawatan = (10+2,733) x 25%=
3,183
Kepala ruang 1 orang
A+B+C+D= 10+2,733+3,183+1= 16,9 (17 orang)
Jadi kebutuhan tenaga keperawatan menurut
DEPKES RI adalah 17 orang
(3) Perhitungan analisa beban kerja
Hari kerja (A) = 288 Hari (6hari x 48 mingg)
Cuci tahunan (B) = 12 hari
Pelatihan (C) = 5(1 tahun)
Libur nasioal (D) (18) karena shif jadi (0)
Ijin sakit (E) = 12 hari
Waktu kerja/ hari (F) = 7 jam
(a) waktu kerja tersedia
= (288- (12+5+0+12) x F
= (288-29) x 7
= 259 x 7
= 1813
(b) standar beban kerja PK II = waktu kerja tersedia
rata-rata waktu peneyelesaian kegiatan
1813
= 43,74

= 41,44

1813
Standar beban kerja PK III =
98,1
= 18,48

1813
Standar beban kerja PK IV =
102,06
= 17,764
1813
Standar beban keraj PK V =
102,87
= 17, 624

𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛
3. stanadar kelonggaran = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
300
2300,8

4. kebutuhan SDM PK II=


𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 + 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑟𝑎𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

54 𝑥 7 (𝑃)+0,16
= 41,44
378+0,16
= 41,44
9,1= 9orang
110+0,16
Kebutuhan SDM PK III PP = 18,48
= 5,8 = 6 orang
126+0,16
Kebutuhan SDM PK IV = 17,764
= 7,1 = 7 orang
127+0,16
Kebutuhan SDM PK V = 17,624
= 7,21 = 7 orang

Analisa data: dari hasil perhitungan menggunakan


ABK ditemukan hasil kebutuhan perawat untuk
wisma Gatotkaca adalah jika perawat merupakan
PK II maka yang dibutuhkan sebanyak 9 orang,
jika PK III sebanyak 6 orang,PKIV ada 7 perawat,
dan PK V terdapat 7 orang perawat, sehingga
ditarik kesimpulan menurut perhitungan ini
membutuhkan 1 perawat dengan jabatan PK IV
atau V, 2 perawat dengan jabatan PK III, dan ada 6
orang dengan jabatan PK II, lalu dijumlahkan
untuk kebutuhan perawat di Wisma Gatotkaca
adalah 9 perawat.

Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Tenaga Perawat
di wisma Gatotkaca RSJ Grhasia Yogyakarta
Metode Jumlah Jumlah Tenaga Keterangan
Tenaga Yang Yang Ada
Dibutuhkan
Gillies 12 Orang 12 Orang Sesuai
standar
DepKes RI 17 Orang 12 Orang Kurang 5
Analisa 9 Orang 12 Orang Lebih 3
Beban Kerja
(ABK)
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel diatas perhitungan dengan Gillies jumlah

perawat yang dibutuhkan adalah 12 orang perawat diwisma

Gatotkaca. Menurut perhitungan Depkes diperoleh hasil dibutuhkan

17 perawat, sedangkan jumlah perawat yang ada sebanyak 12 orang.

Menurut Depkes kebutuhan tenaga perawat di Wisma Gatotkaca

terbilang kurang yakni dari 17 orang tenaga perawat yang dibutuhkan

hanya tersedia 12 tenaga perawat di wisma tersebut.

b) kualitas

Tabel 3.6
Distribusi Jumlah SDM Medis dan Nonmedis di Wisma
GatotkacaRSJ Grhasia

Kategori tenaga Jumlah Keterangan


Dokter 8 Jumlah ahli gizi dan
Keperawatan farmasi tidak dapat
S2 Psikolog 1 diruangan dengan pasti
Ners 1 setiap waktunya karena
S1 Keperawatan 1 farmasi akan visit 1
DIV Keperawatan 4 minggu sekali dan
DIII Keperawatan 6 jumlah ahli gizi
Ahli Gizi Tidak disesuaikan dengan
terhitung kasus yang terjadi.
Farmasi Tidak
tehitung
Tenaga non medis
Cleaning Servise 1
Tabel 3.7
Distribusi Nama, Jabatan, Pendidikan dan Golongan Tenaga
Perawat di Wisma GatotkacaRSJ Grhasia

No Nama Jabatan Pendidikan Golongan


terakhir
1. Slamet Riyanto, S. KaRu S2 Psikologi III C
Kep., Ns., M.Psi
2. Indarti PN DIV III D
Werdiningsih S.ST Keperawatan
3. Nur Faozin S.Kep PN S1 III D
Keperawatan
4. Heru Susanto AN DIII III D
Amd.Kep Keprawatan
5. Etik Kristyaningsih AN DIV III C
S.ST Keperawatan
6. Sufi Fauziyah S.ST AN DIV -
Keperawatan
7. Basuki Rahmat AN DIV -
S.ST Keperawatan
8. Iwan Wahyudi AN DIII III D
Amd.Kep Keperawatan
9. Tjajur Ratna AN DIII III B
Amd.Kep Keperawatan
10. Watinah Amd.Kep AN DIII III A
Keperawatan
11 Suparji Amd.Kep AN DIII III D
Keperawatan
12 Budi Wiratmoko AN Ners III D
S.Kep.Ns
13 Sudiyoko, AMK AN DIII III D
Keperawatan

Sumber Data : Data Primer 2019


Analisa data: Dari data diatas perawat Wisma Gatotkaca
berdasarkan tingkat pendidikan yakni sebagai berikut,
terdapat 1 orang spesialis psikolog, 1 orang S1 keperawatan,
1 orang sarjana keperawatan ners, 4 orang DIV
Keperawatan, 6 perawat DIII.
Tabel 3.8
Ditrisbusi Pelatihan Perawat Wisma Gatotkaca RSJ Grhasia
No Nama Pelatihan
1. Slamet Riyanto, S. Kep., 1. seminar update penatalaksanaan gangguam mental emosional bagi tenaga
Ns., M.Psi kesehatan
2. pelatihan paliatif care untuk preseptor dan instruktur CI
3. penatalaksanaan holistik pada pasien hipertensi dengan komorbid
4. standar asuhan keperawatan RSJ Grhasia
5. aplikasi dressing modern dan manajemen stres terhadap proses penyembuhan
luka
6. pelatihan early warning system bagi petugas kesehatan
7. pelatihan penerapan aspek psikososial dipelayanan kesehatan
8. seminar deteksi dini penyakit gagal ginjal kronik(ggk) dan terapi dyalisis
9. pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
10. seminar dan workshop update of non communicable desease management
11. pelatihan hak pasien dan keluarga dan komunikasi efektif
12. workshop penanggualangan bencana
13. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit
14. Pelatihan assesment pasien dan pelayanan asuhan pasien
15. Pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien PMKP bagi
penangguang jawab mutu
2. Indarti Werdiningsih S.ST 1. pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. seminar dan workshop update of non communicable desease management
3. pelatihan hak pasien dan keluarga dan komunikasi efektif
4. workshop penanggualangan bencana
5. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit
6. Pelatihan assesment pasien dan pelayanan asuhan pasien
7. Pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien PMKP bagi
penangguang jawab mutu
3. Nur Faozin S.Kep 1. pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. seminar dan workshop update of non communicable desease management
3. pelatihan hak pasien dan keluarga dan komunikasi efektif
4. workshop penanggualangan bencana
5. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit
6. Pelatihan assesment pasien dan pelayanan asuhan pasien
7. Pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien PMKP bagi
penangguang jawab mutu
4. Heru Susanto Amd.Kep 1. pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. seminar dan workshop update of non communicable desease management
3. pelatihan hak pasien dan keluarga dan komunikasi efektif
4. workshop penanggualangan bencana
5. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit
6. Pelatihan assesment pasien dan pelayanan asuhan pasien
7. Pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien PMKP bagi
penangguang jawab mutu
5. Etik Kristyaningsih S.ST 1. pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. seminar dan workshop update of non communicable desease management
3. pelatihan hak pasien dan keluarga dan komunikasi efektif
4. workshop penanggualangan bencana
5. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit
6. Pelatihan assesment pasien dan pelayanan asuhan pasien
7. Pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien PMKP bagi
penangguang jawab mutu
6. Sufi Fauziyah S.ST 1. pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. seminar dan workshop update of non communicable desease management
3. pelatihan hak pasien dan keluarga dan komunikasi efektif
4. workshop penanggualangan bencana
5. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit
6. Pelatihan assesment pasien dan pelayanan asuhan pasien
7. Pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien PMKP bagi
penangguang jawab mutu
7. Basuki Rahmat S.ST 1. pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. seminar dan workshop update of non communicable desease management
3. pelatihan hak pasien dan keluarga dan komunikasi efektif
4. workshop penanggualangan bencana
5. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit
6. Pelatihan assesment pasien dan pelayanan asuhan pasien
7. Pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien PMKP bagi
penangguang jawab mutu
8. Iwan Wahyudi Amd.Kep 1. pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. seminar dan workshop update of non communicable desease management
3. pelatihan hak pasien dan keluarga dan komunikasi efektif
4. workshop penanggualangan bencana
5. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit
6. Pelatihan assesment pasien dan pelayanan asuhan pasien
7. Pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien PMKP bagi
penangguang jawab mutu
9. Tjajur Ratna Amd.Kep 1. pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. seminar dan workshop update of non communicable desease management
3. pelatihan hak pasien dan keluarga dan komunikasi efektif
4. workshop penanggualangan bencana
5. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit
6. Pelatihan assesment pasien dan pelayanan asuhan pasien
7. Pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien PMKP bagi
penangguang jawab mutu

10. Watinah Amd.Kep 1. pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien


2. seminar dan workshop update of non communicable desease management
3. pelatihan hak pasien dan keluarga dan komunikasi efektif
4. workshop penanggualangan bencana
5. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit
6. Pelatihan assesment pasien dan pelayanan asuhan pasien
7. Pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien PMKP bagi
penangguang jawab mutu
11. Suparji Amd.Kep 1. pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. seminar dan workshop update of non communicable desease management
3. pelatihan hak pasien dan keluarga dan komunikasi efektif
4. workshop penanggualangan bencana
5. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit
6. Pelatihan assesment pasien dan pelayanan asuhan pasien
7. Pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien PMKP bagi
penangguang jawab mutu
12. Budi Wiratmoko S.Kep.Ns 1. pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. seminar dan workshop update of non communicable desease management
3. pelatihan hak pasien dan keluarga dan komunikasi efektif
4. workshop penanggualangan bencana
5. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit
6. Pelatihan assesment pasien dan pelayanan asuhan pasien
7. Pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien PMKP bagi
penangguang jawab mutu
13. Sudiyoko, AMK 1. pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. seminar dan workshop update of non communicable desease management
3. pelatihan hak pasien dan keluarga dan komunikasi efektif
4. workshop penanggualangan bencana
5. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit
6. Pelatihan assesment pasien dan pelayanan asuhan pasien
7. Pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien PMKP bagi
penangguang jawab mutu
Analisa data: Tabel diatas menunjukan semua perawat (100%) sudah pernah
mengikuti pelatihan, namun belum semua pernah mengikuti pelatihan khusus
kompetensi keperawatan jiwa
b. Money
Salah satu fungsi rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan bagi
petugas medis maupun non medis. Pada Agustus 2012 RS Jiwa Grhasia DIY
ditetapkan sebagai PPK-BLUD penuh. PPK-BLUD adalah pola pengelolaan
keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk
menerapkan praktek-praktek untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan
keuangan daerah pada umumnya. Peraturan menteri dalam negeri nomor 61
tahun 2007 tentang pedoman teknis pengelolaan keuangan badan layanan
umum daerah dijelaskan tentang sumber pendapatan PPK-BLUD:
Pada pasal 60 dijelaskan bahwa sumber pendapatan PPK-BLUD
bersumber dari :
1) Jasa layanan
2) Hibah
3) Hasil kerjasama dan pihak lain
4) APBD
5) APBN;dan
6) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah.
Pasal 61 :
1) Pendapatan BLUD yang bersumber dari jasa layanan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 60 huruf a, berupa imbalan yang didapatkan dari
jasa pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
2) Pendapatan BLUD yang bersumber dari hibah sebagaimana dimaksud
dalam pasal huruf b, dapat berupa hibah terikat dan tidak terikat.
3) Hasil kerjasama dengan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 60
huruf c, dapat berupa perolehan dari kerjasama operasional, sewa
menyewa dan usaha lainnya yang mendukung tugas dan BLUD.
4) Pendapatan BLUD yang bersumber dari APBD sebagaimana dimaksud
dalam pasal 60 huruf d, berupa pendapatan yang berasal dari otorisasi
kredit anggaranpemerintah daerah bukan dari kegiatan pembiayaan
APBD.
5) Pendapatan BLUD yang bersumber dari APBN sebagaimana dimaksud
dalam pasal 60 huruf e, dapat berupa pendapatan yang berasal dari
pemerintah dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dan/atau tugas
pembantuan dan lain-lain.
6) BLUD dalam melakukan anggaran dekonsentrasi dan atau tugas
pembantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (e), proses pengelolaan
keuangan diselenggarakan secara terpisah berdasarkan ketentuan yang
berlaku dalam pelaksanaan APBN.
7) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah sebagaimana dimaksud dalam pasal
60 huruf f ,antara lain:
Hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan
a) Hasil pemanfaatan kekayaan
b) Jasa giro
c) Pendapatan bunga
d) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
e) Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang/jasa oleh BLUD.
f) Hasil investasi.
Analisa data: Berdasarkan data pengkajian diatas pendanaan serta aliran
dana yang berada di wisma gatotkaca berasal dari BLUD Rumah Sakit.
Tidak ada sumber pendanaan lain selain dari RSJ Grhasia.
b. Material
Dalam memberikan pelayanan kepada pasien perlu adanya sarana dan
prasarana yang mendukung terhadap pelayanan yang diberikan. Material ini
dikaitkan dengan sarana prasarana yang ada didalam suatu bangsal atau ruang
perawatan, dimana sarana prasarana tersebut dibedakan dari yang dibutuhkan
oleh pasien maupun perawat ruangan tersebut. Selain itu denah lokasi ataupun
penataan tempat perawatan juga menjadi materi didalam penilain material.
Gambar 3.8
Denah Ruangan di Wisma Gatotkaca RSJ Grhasia
P
R. R.
R. PASIEN I

GANTI PERAWAT NERS


STATION

TOILET

R. SOLASI

R. PERIKSA

R. MAKAN

R. KARU

GUDANG BARANG

R. SPOEL HOCK
R. OB

R. PASIEN II

Analisa Data: Jumlah ruangan perawatan pasien sangat memenuhi


kebutuhan, pembagian ruangan tersusun rapi dengan ruang makan berada
di tengah antara ruang pasien 1 dan ruang pasien 2 dan ruang isolasi berada
di barisan paling depan sehingga memudahkan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap pasien. Diruang pasien sudah terpasang
CCTV sehingga memudahkan dalam memantau pasien.
Peralatan Dan Fasilitas
Tabel 2.9
Data Fasilitas Alat Medis dan Keperawatan Untuk Pasien Di Wisma
Gatotkaca RSJ Grhasia
No Nama Alat Jumlah Kondisi
Baik Rusak
1 Tensimeter digital 2 2 -
2 Saturasi oksigen 1 1 -
3 Spignomanometer 1 1 -
4 Nasal kanul 1 1 -
5 Okxygen supply 1 1 -
accessories
6 Sungkup 1 1 -
7 Bag emergency 1 1 -
8 Tabung oksigen 1 1 -
9 Nebulizer 1 1 -
10 Standard infus 3 3 -
11 Stetoskop 3 3 -
12 Thermometer digital 4 3 1
13 Thermometer raksa 1 1 -
14 Penlight 2 2 -
15 Taylor hammer 1 1 -
16 Tabung oksigen 1 1 -
17 Humidifier 1 1 -
18 Timbangan 1 1 -
19 Masker N95 2 box 2 box -
20 Bak instrument 4 4 -
21 Kacamata plindung 3 3 -
22 Handscon ruber gloves 3 3 -
23 Apron 1 1 -
24 Akuades 2 2 -
25 Spuit 25 25 -
26 Alcohol swap 1 box 1 box -
27 Rantang 1 1 -
28 Lubrikan 2 2 -
29 Pinset anatomis 6 6 -
30 Gunting 4 4 -
31 Klem 1 1 -
32 Hepavik 1 box 1 box -
33 Under pad 4 4 -
34 Spill Kit 1 box 1 box -
35 Iodine 1 1 -
36 Tabung spesimen 4 4 -
37 Kom 1 1 -
38 Hand wash 1 1
40 Fiksasi restrain 12 1 11
41 Tempat sampah medis 2 2 -
42 Temat samah non medis 4 4 -
43 Lemari alat medis 1 1 -
44 Lemari penyimpanan 1 1 -
obat
45 Safety box 1 1 -
46 Tongue spatle 2 2 -
Sumber Data: Data Primer 2019

Analisa data: dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kelengkapan


alat medis pada wisma Gatotkaca sudah bagus, hanya beberapa alat aja
yang sering digunakan seperti thermometer digital, tensimeter digital
dan alat pengukur saturasi oksigen.
Tabel 2.10
Sarana dan Prasarana Penunjang Untuk Pasien Wisma
GatotkacaRSJ Grhasia
No Nama Alat Jumlah Kondisi
Baik Rusak
1 Loker pasien 1 1 -
2. Kursi plastic 29 29 -
3 Kursi spon 13 13 -
4. Meja makan 2 2 -
5. Meja makan kayu 1 1 -
6. Meja kayu 8 8 -
7. Jemuran pakaian 1 1 -
8. Lemari arsip 2 2 -
9. Rak pakaian 1 1 -
10 Lemari linen 2 2 -
11 Lemari ATK 1 1 -
13 Tempat tidur crank 1 1 -
14 Tempat tidur besi 25 19 6
15 Televisi 2 2 -
16 AC Split Panasonic 1 1 -
17 Sound 1 1 -
18 Timbangan 1 1 -
19 Kursi kayu 1 1 -
20 Lemari kayu 4 4 -
21 Lemari alat medis 1 1 -
22 Lemari 1 1 -
penyimpanan obat
23 Troli 1 1 -
24 Tempat sampah 2 2 -
infeksius
25 Tempat sampah non 4 4 -
infeksius
26 Komputer 2 2 -
27 CCTV 2 2 -
28 Dispenser 1 1 -
29 Kompor gas 1 1 -
30 Magicom 1 1 -
31 Kaca 2 2 -
32 Kasur busa 2 2 -
33 Rak sepatu 1 1 -
34 Jam dinding 3 3 -
Sumber Data: Data Primer 2019
Analisa data : sarana prasarana yang terletak pada wisma Gatotkaca
keseluruhan sudah bagus namun kurang adanya ruang khusus untuk
TAK serta peralatan untuk TAK yang dapat meningkatkan
keterampilan dan kognitif sehingga pasien tidak mengalami
kebosanan, serta mainan TAK dapat menjadi hihuran atau suatu
kegiatan yang dapat meningkatkan keterampilan hingga kemampuan
kognitif pasien. Jumlah TT yang berada di wisma gatotkaca berjumlah
25 TT namun dengan 2 jenis bed yang berbeda, 24 bed besi dan I bed
crank. Tetapi masih terdapat 6 bed besi yang berkarat.
c. Method
1) Standar Operasional Prosedur (SOP)

Analisa data: Terdapat 164 Standar Operasional Prosedur (SOP) di

Wisma Gatotkaca. Dari 164 SOP yang ada, sebanyak 99 (60%) tindakan
sudah terlaksana sesuai dengan SOP, sebanyak 33 (21%) ada SPO namun

tidak dilakukan karena tidak ada kasus yang sesuai dengan SPO,

Sebanyak 32 (20%) SPO belum dijalankan secara optimal sesuai dengan

jadwal kegiatan yang sudah ada. Salah satu kegiatan yang belum optimal

dilakukan yaitu Terapi Aktivitas Kelompok pasien gangguan jiwa.

2) Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Berdasarkan SAK


Tabel 2.12
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Wisma Gatotkaca
Berdasarkan SAK RSJ Grhasia
No Standar Asuhan Pengkajian Pengkajian
Keperawatan Awal 26- Akhir 30-01
28November Januari2020
2019
1 Pengkajian 87,5 % 90%
2 Diagnosa Keperawatan 100 % 100%
3 Perencanaan 100 % 100%
Keperawatan/Nursing Care
Plan
4 Implementasi/Pelaksanaan 87,5 % 90%
Keperawatan
5 Evaluasi 100 % 100%
6 Dokumentasi 100 % 100%
Persentase rata-rata 96%
Analisa data : Proses Asuhan Keperawatan yang dilakukan 96% dalam
kategori baik. Proses Asuhan keperawatan dilakukan sesuai SAK dan SPO
yang berlaku di Wisma gatotkaca. Hasil akhir setelah dilakukan
implementasi didapatkan hasil 96,% dengan adanya peningkatan nilai dari
pengkajian dan implementasi keperawatan.
1) Dari hasil pengamatan dari tanggal 31Desember 2019 dengan
menggunakan 9 Solusi Life Saving Patient Savety sesuai tabel diatas,
menunjukan presentase 77,2%. Hal ini berarti baik dalam pelaksanakan
tujuan keselamatan pasien. Kekurangannya terletak pada identifikasi
pasien pada saat pemberian obat dengan minimal menggunakan 2
identifikasi pasien, perawat sering kali hanya menanyakan nama pasien
saja, tanpa menanyakan tanggal lahir. Serta masih banyak menggunakan
tempat tidur yang tinggi sehingga kurang memenuhi standar resiko jatuh
pasien.
2) Hasil analisa data menunjukkan bahwa persentase tugas dari kepala ruang
sebanyak 92,5% dengan kriteria baik. tugas kepala ruang di wisma
gatotkaca sebanyak 15 tugas kepala ruang. 14 tugas yang selalu dilakukan
dan 1 tugas yang jarang dilakukan.
3) Hasil analisa data menunjukkan bahwa persentase dari tugas perawat
primer sebanyak 98,3% dengan kriteria baik. tugas perawat primer di
wiama gatotkaca sebanyak 8 tugas perawat primer. tugas selalu
dilakukan, 7 tugas yang sering dilakukan, dan 1 tugas yang jarang
dilakukan.
4) Hasil analisa data menunjukkan bahwa tugas perawat dilakukan %
dengan kriteris baik.tugas perawat pelaksana (associate) di wisma gatot
kaca sebanyak 4 tugas perawat pelaksana dilakukan oleh 9 orang. 3 tugas
yang dilakukan, dan 1 tugas yang jarang dilakukan.
5) Rekapitulasi hubungan professional antara staf keperawatan dengan
pasien di Wisma gatotkaca tanggal 31 desember 2019. Presentase uraian
rekapitulasi hubungan professional perawat dengan pasien sebanyak 90%
dengan kriteria baik.
6) Hubungan professional kemitraan antara staf keperawatan dengan
dokter/tim kesehatan lain di Wisma gatotkaca RSJ Grhasia pada tanggan
31 desember 2019. Presentase kemitraan antara staf keperawatan dengan
dokter/tim kesehatan lain sebanyak 85,7% dengan kriteria baik.
7) Evaluasi pelaksanaan pre conference di wisma gatotkaca RSJ Grhasia
dengan presentasi 0% karena tidak pernah dilakukan
8) Evaluasi pelaksanaan post conference di Wisma gatotkacaRSJ Grhasia
dengan presentasi 0% karena tidak pernah dilakukan.
9) Evaluasi pelaksanaan meeting morning di wisma gatotkacaRSJ Grhasia
dengan presentasi0% karena tidak pernah dilakukan.
10) Evaluasi pelaksanaan operan jaga di Wisma gatotkaca RSJ Grhasia
dengan presentasi 0% karena tidak pernah dilakukan.
11) Presentase pelaksanaan universal precaution di Wisma gatotkaca tanggal
31 Desember 2019 sebanyak 66% dengan kriteria baik. Presentase
pelaksanaan 6 sasaran keselamatan pasien di Wisma gatotkaca RSJ
Grhasia tanggal 31 Desember 2019.
d. Machine
Machine digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja. Dalam analisa
ini machine juga diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mengolah atau
membentuk suatu tujuan agar dapat tercapai. Untuk SPO dan kebijaksanaan
yang ada di rumah sakit masih menggunakan kertas atau dalam bentuk
pembukuan. Untuk identifikasi pasien sudah menggunakan komputer.

B. POA (Planing Of Action)

1. Masalah

a. Identifikasi Masalah

Berdasarkan analisis dari hasil pengkajianyang telah dilakukan dapat

dindetifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1) Unsur Input

2) Unsur Proses
b. Prioritas Masalah

Tabel 3.21
Analisa Data
NO Data Masalah

1. Pembagian jadwal shift hanya terdapat tiga Ketidakefektifan


perempuan saja
penjadwalan tenaga

perawat perempuan

2. Kurangnya kualitas perawat wisma gatotkaca, Kualitas SDM (Tenaga

pelatihan yang diikuti perawat kurang sesuai Perawat) belum maksimal

dengan asuhan keperawatan yang dilakukan.

3. -Terdapat 6 bad besi yang berkarat Sarana dan prasarana

-restrain yang digunakan tidak sesuai dengan belum optimal

standart

4. Meeting Morning (0%/Tidak baik) MPM belum berjalan

Hand Over (0%/Tidak baik) karena belum sesuai dengan maksimal -

dengan SPO yang ada di RSJ Grahasia

Pre-Conference (0%/Tidak baik)

Post-Confrence (0%/Tidak baik)


5. Perawat belum optimal dalam memberikan TAK Belum terlaksananya SPO

sesuai jadwal kegiatan harian pasien

sesuai jadwal kegiatan

yang sudah ada diruangan

(khususnya TAK

kelompok)
PLAN OF ACTION (RENCANA KEGIATAN ) PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI

RUANGBOUGENVILERSUD. DR. TJITROWARDOJO

PURWOREJOTANGGAL 28-15 NOVEMBER 2019

No Masalah Pokok Uraian kegiatan Sasaran Target Waktu PJ PBM

kegiatan pelaksana

an

1 Ketidakefektifan Mensosialisas 1. Mendiskusikan Kepala Pembagian 30

penjadwalan ikan kepada kepada kawis Wisma jadwal shift Desember

tenaga perawat kawis terkait untuk pembagian Gatotkaca sudah efektif 2019 – 25

perempuan pembagian jadwal agar lebih Januari

jadwal 2020

2. Belum Meningkatka 1. Koordinasi Perawat Perawat 30 Bapak


optimalnya n kualitas dengan KaRu dan Gatotkaca mengikuti Desember Teguh

kualitas perawat tenaga kepala bidang pelatihan 2019 – 25 Wibowo

wisma gatotkaca, perawat keperawatan khusus untuk Januari

pelatihan yang wisma tentang temuan kompetensi 2020

diikuti perawat gatotkaca masalah keperawatan

kurang sesuai terhadap 2. Merekomendasika jiwa

dengan asuhan asuhan n kepada KaRu

keperawatan yang keperawatan dan kepala bidang

dilakukan yang keperawatan

dilakuakan untuk

meningkatkan

kualitas tenaga

perawat dengan

3. cara mengadakan
pelatihan khusus

untuk kompetensi

keperawaan jiwa

dari rumah sakit

ccccc dan/ menyarankan

perawat wisma

mengikuti

pelatihan diluar

rumah sakit

ptMeng

Sarana dan mengoptimal 1. koordinasi Kepala Sarana dan 30


prasarana belum kan sarana dengan kepala wisma dan prasarana desember

optimal dan prasarana wisma tentang kepala menjadi layak 2019- 25

agar layak temuan masalah bidang untuk dipakai januari

digunakan 2.merekomendasi sarana dan dan memenuhi 2020

kan penggantian prasarana standar

sarana dan

prasarana yang

sudah tidak layak

MPM belum Mensosilisasi 1. mengobservasi Perawat Terlaksananya 30


berjalan dengan ikan tentang kegiatan MPM wisma kegiatan MPM desember-

maksimal kegiatan post 2.Diskusi atau gatotkaca (post 25 januari

conference sosialisasi conference) 2020

kegiatan MPM diruang wisma

menggunakan gatotkaca

media leaflet

3.Evaluasi

kegiatan MPM,

kegiatan meeting

morning, pre

conference dan

post conference

terlaksana dengan

optimal
Belum Meningkatka 1.koordinsi Kepala Tercapainya 30

terlaksananya n kepatuhan dengan kepala wisma dan kegiatan TAK desember-

SPO kegiatan perawat wisma gatotkaca semua sesuai jadwal 25 januari

harian pasien dalam tentang temuan perawat 2020

sesuai jadwal pelaksanaan masalah wisma

kegiatan yang SPO tindakan 2.koordinasi gatotkaca

sudah ada terutama dengan PN, PJ,

diruangan tindakan tim jaga, AN

(khususnya TAK terapi tentang

kelompok) aktifitas pelaksanaan

kelompok program inovasi

3. menyusun

rencana inovasi

4. sosialisasi
program inovasi

untuk

pengoptimalan

kepatuhan SPO

tindakan perawat

tentang

pelaksanaan terapi

aktifitas kelompok

5. melaksanakan

program inovasi

6. melakukan

observasi dan

evaluasi kepada

perawat tentang
pelaksanaan

kepatuhan SPO

tindakan terapi

aktifitas kelompok

dan program

inovasi

7. membuat form

jadwal harian

individu pasien

(untuk kegiatan

pasien jika tidak

jumlah pasien

tidak memenuhi

syarat TAK)

Anda mungkin juga menyukai