Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA SOSIALISASI

PLAN OF ACTION
di Ruang Teratai Rumah Sakit Karsa Husada Batu

Oleh:
Kelompok 9
Tan Nina Fibriola

105070200111016

Hesty Putri Hapsari

105070201111003

Laily Aflakhal Yaumi

105070207111008

Firdani Sam Lubis

105070207111002

Aliyah Adek Rahmah

105070200111024

Kartika Wihdatus S.

105070200111029

Gadis Mutiara P. I.

0910723026

Alif Yanur Abidin

105070200111021

Henidar S. P.

10507020411100

PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

SATUAN ACARA SOSIALISASI


Pokok Bahasan

: Sosialisasi Plan of Action

Sasaran

: Perawat Ruang Teratai

Tempat

: Ruang Pertemuan lt.2 RSU Karsa Husada Batu

Hari/Tanggal

: Jumat, 14 November 2015

Waktu

: 60 menit

Penyuluh

: Mahasiswa Profesi Ners Kelompok 9 PSIK-UB

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum
yang perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui pembangunan
nasional yang berkesinambungan berdasarkan pancasila dan UUD
1945 (Kemenkes RI, 2005.) Hal tersebut dikarenakan kesehatan
merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar dan
setiap individu berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi
dirinya

secara

maksimal.

diselenggarakanlah

program

Untuk

mencapai

pembangunan

tujuan
nasional

tersebut
secara

menyeluruh dan berkesinambungan. Pembangunan kesehatan adalah


bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan
kedasaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi
bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah
(Depkes RI, 2004.)
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran
yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit harus mempunyai pelayanan


sekurang-kurangnya

pelayanan

medis

umum,

gawat

darurat,

pelayanan keperawatan, rawat jalan, rawat inap, operasi / bedah,


pelayanan medis spesialais dasar, penunjang medis, farmasi, gizi,
sterilisasi, rekam medis, pelayanan administrasi dan menajemen,
penyuluhan kesehatan masyarakat, pemulasaran jenazah, laundry,
dan ambulan, pemeliharaan sarana rumah sakit, serta pengolahan
limbah (Kemenkes, 2010.)
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional

yang

merupakan

bagian

integral

dari

pelayanan

kesehatan yang didasrkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan


kepada indivudu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat
maupun sakit. Praktik keperawatan diselenggarakan oleh perawat
dalam bentuk asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan
rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya untuk
mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam
merawat dirinya (UU RI, 2014.) Saat ini, praktik pelayanan
keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum mencerminkan
praktik

pelayanan

profesionial.

Metode

pemberian

asuhan

keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada


upaya pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada
pelaksanaan tugas.
Tuntutan pasien terhadap berbagai aspek pelayanan di Rumah
Sakit juga dirasakan semakin meningkat, maka perlu adanya tindakan
nyata dalam meningkatkan pelayanan di rumah sakit baik yang
bersifat medis maupun non medis, terutama yang bersifat Customer
Oriented. Standar praktik keperawatan berfokus pada pemberian
asuhan keperawatan dan pelaksanaan aktivitas profesional. Standar
praktik keperawatan harus diterapkan oleh seluruh perawat yang
melaksanakan praktek keperawatan (ANA, 1998 dalam Saragih,
2005.) Standard of professional perfomance menguraikan perilaku
profesional yang kompeten meliputi quality of care, performance

appraisal, education, collegiality, ethics, collaboration, dan research


(Saragih, 2005.)
Manajemen keperawatan merupakan proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staff keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman
kepada, pasien, keluarga atau masyarakat. Dengan demikian perawat
telah menjalankan fungsi manajerial keperawatan yang meliputi
planning, organizing, actuating, staffing, directing, dan controlling.
(Asmadi, 2008.) Oleh karena itu pentingnya diadakan manajemen
keperawatan guna meningkatkan kualitas pelayanan (service quality),
mengingat perawat sebagai ujung tombak pelayanan terhadap pasien
dan keluarganya di Rumah Sakit, karena frekuensi pertemuannya
dengan pasien yang paling sering. Service quality merupakan salah
satu faktor penting dan fundamental khususnya bagi manajemen
keperawatan dan para stakeholdernya. Hal ini dikarenakan dampak
dari servis quality menentukan kualitas layanan kesehatan.
Setelah dilaksanakan pengkajian selama empat hari (19
Oktober-28 November 2015), didapatkan beberapa permasalahan di
ruang Teratai, untuk menyelesaikan masalah tersebut maka perlu
ditentukan prioritas masalah dan Plan Of Action dari tiap-tiap masalah
yang diangkat yaitu mengenai patient safety, manajemen MAKP
Ruang

Teratai

sanitasi

lingkungan,

pengendalian

infeksi

nosokomial.yang kurang optimal.


Berdasarkan fenomena tersebut dibutuhkan sosialisasi untuk
memperbaiki manajemen keperawatan untuk menjaga keseimbangan
antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan yang akan
dilakukan sesuai perencanaan yang maksimal dalam menunjang
peningkatan kualitas mutu pelayanan di Rumah Sakit.

B. Tujuan intruksional
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti sosialisasi diharapkan peserta dapat
mengetahui, memahami dan menerapkan tentang patient safety,
pengendalian infeksi nosokomial, format asuhan keperawatan,
memahami metode MAKP, menjalankan kembali Preconference ,
postconference dan ronde keperawatan di Ruang Teratai
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti sosialisasi diharapkan peserta akan mampu :
a. Mahasiswa dan perawat dapat mengetahui konsep patient safety
b. Mahasiswa dan perawat dapat menghindari kesalahan dalam
identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit dengan
menerapkan pemasangan gelang identitas
c. Mahasiswa dan perawat dapat menjelaskan

Pengertian

Pemilahan Sampah
d. Mahasiswa dan perawat menjelaskan Jenis Sampah
e. Mahasiswa dan perawat menjelaskan Manfaat

Pemilahan

Sampah
f. Mahasiswa dan perawat menjelaskan Pengertian Cuci Tangan
g. Mahasiswa dan perawat menjelaskan Tujuan Cuci Tangan
h. Mahasiswa dan perawat dapat menjelaskan 5 Moment Cuci
Tangan Mahasiswa dan perawat mampu mengetahui dan
memahami

fungsi

dan

manfaat

pengisian

form

asuhan

keperawatan dan catatan perkembangan pasien


i. Mahasiswa dan perawat menyepakati format

asuhan

keperawatan dan catatan perkembangan klien, metode pengisian


dan

pengadaan

form

asuhan

keperawatan

dan

catatan

perkembangan klien di ruang teratai


j. Mahasiswa dan perawat mampu mengetahui dan memahami
definisi preconference, postconference dan ronde keperawatan di
Ruang Teratai
k. Mahasiswa dan perawat mampu mengetahui dan memahami
fase-fase preconference, postconference dan ronde keperawatan
di Ruang Teratai.

l. Mahasiswa dan perawat menyepakati metode preconference,


postconference dan ronde keperawatan di Ruang Teratai
m. Mahasiswa dan perawat mampu menerapkan preconference,
postconference dan ronde keperawatan di Ruang Teratai
n. Mahasiswa dan perawat mampu mengetahui dan memahami
definisi MAKP metode tim
o. Mahasiswa dan perawat mampu mengetahui dan memahami
kelebihan dan kekurangan MAKP metode tim
p. Mahasiswa dan perawat menyepakati MAKP metode tim
q. Mahasiswa dan perawat mampu menerapkan MAKP metode tim
dengan baik
C. Sub pokok bahasan
(terlampir)
D. Pengorganisasian
Moderator

: Alif Abidin

Penyaji

- Identifikasi Pasien

: Kartika W.S

- Sanitasi dan Infeksi Nosokomial

: Henidar S.P

- MAKP, form asuhan keperawatan

: Tan Nina F.

Fasilitator

: Gadis M.P.I, Laily A., Hesty P.H

Sie konsumsi

: Aliyah Adek R.

Sie Dokumentasi : Firdani Sam Lubis


E. Sasaran
Sasaran sosialisasi adalah seluruh perawat di Ruang Teratai.

F. Metode
Metode yang digunakan saat sosialisasi adalah ceramah, diskusi, dan
tanya jawab
G. Media
Media yang digunakan saat sosialisasi adalah booklet, poster, form
asuhan keperawatan dan catatan perkembangan, lembar struktur
organisasi ruangan, lembar format langkah-langkah pelaksanaan,
tempat sampah, tissue, handrub.

H. Kegiatan Penyuluhan
Tahap

Waktu

Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan

peserta
Membuka dengan salam
Mendengarkan
Memperkenalkan diri
Memperhatikan
Menjelaskan maksud dan Menjawab
tujuan sosialisasi
pertanyaan
Kontrak waktu
Menggali
pemahaman
peserta
mengenai
manajemen
ruangan
sebelum
dilakukan
sosialisasi

Pembukaan

5 menit

Penyajian

25 menit Menjelaskan tentang:


1. Patien Safety
- konsep identifikasi pasien
- Identifikasi pasien selama
perawatan di rumah sakit
dengan
menerapkan
pemasangan
gelang
identitas
2.
Sanitasi dan
Infeksi
Nosokomial
- Pengertian
Pemilahan
Sampah
- menjelaskan
Jenis
Sampah
- Manfaat
Pemilahan
Sampah
- Pengertian Cuci Tangan
- Tujuan Cuci Tangan
- 5 Moment Cuci Tangan
3. Form Askep,
preconference,
preconference, ronde, dan
MAKP
- fungsi dan manfaat
pengisian form asuhan
keperawatan
dan
catatan perkembangan
pasien,
metode
pengisian
dan
pengadaan form asuhan
keperawatan
dan
catatan perkembangan
klien di ruang teratai
- definisi preconference,
postconference dan
ronde keperawatan di
Ruang Teratai
- fase-fase preconference,
postconference dan
ronde keperawatan di
Ruang Teratai.
- metode preconference,
postconference dan
ronde keperawatan di
Ruang Teratai
- definisi MAKP metode tim
- kelebihan dan
kekurangan MAKP
metode tim

Memberi kesempatan untuk


bertanya/diskusi
tentang
materi sosialisasi

Mendengarkan
Memberikan
tanggapan dan
pertanyaan
mengenai hal
yang
kurang
dimengerti

Metode

Media

Ceramah

Diskusi,

booklet, poster,

Ceramah,

form

Tanya

keperawatan

jawab

dan

asuhan
catatan

perkembangan,
lembar struktur
organisasi
ruangan, lembar
format langkahlangkah
pelaksanaan,
tempat sampah,
tissue, handrub.

Penutup

30 menit Menggali
pengetahuan
peserta setelah dilakukan
sosialisasi
Menyimpulkan hasil kegiatan
sosialisasi
Menutup dengan salam

Menjawab

Diskusi,

pertanyaan

Ceramah
Tanya

Memberikan
tanggapan balik

jawab

Diskusi

I. Evaluasi
a. Proses :
1. Jumlah peserta sosialisasi minimal 8 peserta
2. Media yang digunakan adalah booklet, poster, form asuhan keperawatan dan
catatan perkembangan, lembar struktur organisasi ruangan, lembar format langkah3.
4.
5.
6.

langkah pelaksanaan, poster, tempat sampah, tissue, handrub.


Waktu sosialisasi adalah 60 menit
Persiapan sosialisasi dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan sosialisasi

berlangsung
7. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan sosialisasi
b. Hasil :
Setelah mengikuti kegiatan sosialisasi peserta diharapkan mengerti dan memahami
tentang :
1. Konsep Identifikasi Pasien
2. Identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit dengan menerapkan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

pemasangan gelang identitas


Pengertian pemilahan sampah
Menjelaskan jenis sampah
Manfaat pemilahan sampah
Pengertian cuci tangan
Tujuan cuci tangan
5 moment cuci tangan
Fungsi dan manfaat pengisian
perkembangan

pasien,

metode

form

asuhan

pengisian

dan

keperawatan

dan

catatan

pengadaan

form

asuhan

keperawatan dan catatan perkembangan klien di ruang teratai


10. Definisi preconference, postconference dan ronde keperawatan di ruang teratai
11. Fase-fase preconference, postconference dan ronde keperawatan di ruang teratai.
12. Metode preconference, postconference dan ronde keperawatan di ruang teratai
13. Definisi MAKP metode tim
14. Kelebihan dan kekurangan MAKP metode tim

DAFTAR PUSTAKA

----------, 2006. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) .
----------, 2009. Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS). Jakarta .
, 2009, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2009 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit, http://www.spm.depkes.go.id. diakses pada tanggal 4
November 2015
Arifin, M., 2008, Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2011) Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 1691/MENKES/PER/VIII/2013 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit. Jakarta.
Depkes RI., 2006. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu, Jakarta .
Permenkes

RI

nomor:

1204/MENKES/SK/X/2004

Tentang

Persyaratan

Kesehatan

Lingkungan Rumah Sakit


Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI.http://www.depkes.go.id
Shofyan, M., 2010, Jenis Limbah Rumah Sakit Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Serta
Lingkungan, UPI
Sunaryo. 2009. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:EGC.
Suripto, A., 2002, Pengelolaan Limbah Radioterapi Eksternal Rumah Sakit, Buletin
Alara, Volume 4 (Edisi Khusus), Serpong
Widayat, R. (2009) Solusi Hadapi Tuntutan Pasien. Sembilan solusi Live-Saving keselamatan
pasien Rumah Sakit diambil dari http://www.npsa.nhs.uk/patientsafety. Diakses tanggal
4 November 2015

Anda mungkin juga menyukai