Anda di halaman 1dari 26

FILSAFAT DAN TEORI BELAJAR

GEOMETRI DATAR
DI SUSUN OLEH
SITI GARWATI (1809097028)
WIDI NURWIJAYANTI (1809097030)
KAPAN PERMULAAN GEOMETRI
BERKEMBANG ?
Awal Lahir dan Berkembang TOKOH DAN HASIL KARYA RUANG LINGKUP GEOMETRI

Geometri lahir dan Euclid dengan buku Secara umum mengenai


berkembang di Mesir dan Elemen-nya adalah hasil garis, sudut, bangun datar,
bangun ruang, kesimetrian,
Babilonia. karya klasik matematika kesebangunan,
yang paling terkenal dan kekongruenan, dan
juga menjadi buku teks geometri analitis.
matematika tertua yang Dalam perkembangannya,
selalu digunakan dunia. geometri merujuk ke
bentuk-bentuk yang sudah
pasti seperti segitiga,
segiempat, lingkaran, balok,
prisma, bola dan sebagainya.
SEJARAH GEOMETRI
• Geometri berasal dari bahasa Yunani yaitu geo yang berarti bumi dan
metria yang berarti ukuran. Secara harfiah geometri dapat diartikan
sebagai ilmu pengukuran bumi.
• Pada awalnya geometri mulai dikenal oleh Mesir Kuno dalam perhitungan
ukuran tanah untuk perpajakan.
• Geometri adalah salah satu ilmu yang tertua, ilmu yang menyangkut
geometri telah ada sejak zaman Mesir Kuno, Lembah Sungai Indus dan
Babilon, sekitar 3000 SM.
• Pada awalnya geometri hanya menitikberatkan pada jarak, luas,dan volume.
• Tetapi pada abad ke-3 SM, geometri telah diletakkan dalam aksioma Euclid
yang disebut Geometri Euclid.
• Geometri Euclid selalu dikaitkan dengan seorang matematikawan terkenal
sepanjang abad yaitu Euclid (325-265 SM) dari Alexandria, Mesir.
• Euclid terkenal sebagai “Bapak Geometri”, matematikawan kuno yang menghasilkan
karya monumental. Karya tersebut adalah The Elements, buku itu menjadi karya
manusia terkenal dan akan selalu digunakan sepanjang masa. Buku itu terdiri dari
13 bagian buku.
• Sebagian besar teorema muncul dalam The Element tidak ditemukan oleh Euclid
sendiri, tetapi merupakan hasil karya matematikawan sebelumnya Yunani seperti
Pythagoras, Hippocrates Chios, Theaetetus Athena, dan Eudoxus dari Cnidos.
Euclid’s elements merupakan risalah yang terdiri dari 13 buku. Ini merupakan
kumpulan definisi, postulat (aksioma), dalil (teorema dan konstruksi), dan bukti
matematika dari dalil-dalil.
 Buku 1 sampai dengan 6 memuat tentang geometri datar yaitu segitiga, segiempat,
lingkaran, segi banyak, perbandingan dan kesebangunan,
 Buku 7 sampai dengan 10 tentang teori bilangan,
 Buku ke-11 tentang geometri ruang yang berhubungan dengan geometri datar.,
 Buku ke-12 membahas tentang limas, kerucut dan tabung, dan
 Buku ke-13 membahas bidang banyak.
PENGERTIAN BANGUN DATAR

• Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung.
• Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu
Panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal.
• Bangun datar juga merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang dibatasi oleh beberapa ruas
garis. Jumlah dan model ruas garis yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk
bangun datar tersebut.
• Misalnya :
• 1. Bidang yang dibatasi oleh 3 ruas garis, disebut bangun segitiga
• 2. Bidang yang dibatasi oleh 4 ruas garis, disebut bangun persegi
• 3. Bidang yang dibatasi oleh 5 ruas garis, disebut bangun segilima dan seterusnya
Persegi
• Persegi adalah bangun datar yang memiliki empat buah sisi sama panjang.
Bangun datar persegi memiliki sifat sebagai berikut.
a. Memiliki empat ruas garis: AB, DC, AD dan BC.
b. Keempat ruas garis itu sama panjang.
c. Memiliki empat buah sudut sama besar (90’).
• Rumus Persegi
Luas = s x s = s2
Keliling =4xs
Ket : s = panjang sisi persegi
• Persegi Panjang
• Persegi Panjang, yaitu bangun datar yang mempunyai sisi berhadapan yang sama panjang, dan
memiliki empat buah titik sudut siku-siku.
• Persegi panjang memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki 4 ruas garis: AB , DC, AD dan BC.
b. Dua ruas garis yang berhadapan sama panjang.
c. Memiliki dua macam ukuran panjang dan lebar.
d. Memiliki empat buah sudut sama besar (90’).
• Rumus Persegi Panjang Keterangan :
• Luas = p x l p = Panjang
• Keliling = 2p + 2l l = Lebar
Segitiga
• Segitiga merupakan bangun datar yang terbentuk dari tiga buah titik yang tidak terletak
pada satu garis lurus dan saling dihubungkan akan berpotongan dan membentuk tiga buah
sudut. Titik potong garis tersebut merupakan titik sudut segitiga. Segitiga sendiri ada beberapa
macam.
Jenis segitiga bedasarkan panjang sisinya, dibagi menjadi :
a. Segitiga sama kaki
yaitu segitiga yang mempunyai dua sisi sama panjang. Akibatnya, Segitiga sama kaki juga
memiliki dua sudut yang berhadapan sama besar atau sering disebut kaki segitiga.
• Bangun segitiga sama kaki memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki 3 ruas garis: AB, AC, dan BC
b. Dua ruas garis kaki sama panjang, AC dan BC.
c. Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi.
d. Memiliki tiga buah sudut lancip.
b. Segitiga sama sisi
Segitiga sama sisi, yaitu segitiga yang ketiga sisinya sama panjang. Akibatnya, ketiga sudutnya
sama besar, yaitu 60.
Bangun segitiga sama sisi memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki 3 ruas garis: AB, AC, dan BC
b. Ketiga (semua) ruas garis sama panjang.
c. Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi.
d. Memiliki tiga buah sudut sama besar (60’)

c. Segitiga sembarang
Segitiga sembarang, yaitu segitiga yang ketiga sisinya berbeda panjangnya. Akibatnya, ketiga
sudut segitiga tersebut juga tidak ada yang sama.

Bangun segitiga sembarang memiliki sifat-sifat sebagai berikut
a. Memiliki 3 ruas garis: GH, HI, dan IG
b. 3 sisinya tidak sama panjang
c. Punya 3 sudut lancip yang tidak sama besar
2. Jenis segitiga bedasarkan besar sudutnya, dibagi menjadi:
a. Segitiga siku-siku
yaitu segitiga yang besar salah satu sudutnya 90 (siku-siku).
• Bangun segitiga siku-siku memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Memiliki 3 ruas garis: AB, AC, dan BC
b. Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi.
c. Memiliki dua buah sudut sama besar (60o)

b. Segitiga tumpul
yaitu segitiga yang besar salah satu sudutnya lebih dari 90 atau sudut tumpul.
• Bangun segitiga tumpul memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki 3 ruas garis: DE, EF, FD`
b. Memiliki lebih dari 90’ tetapi kurang dari 180’.
c. Segitiga lancip
yaitu segitiga yang besar salah satu sudutnya kurang dari 90 atau sudut tumpul.

• Bangun segitiga lancip memiliki sifat-sifat sebagai berikut.


a. Memiliki 3 ruas garis: GH, HI, IG.
b. Memiliki sudut yang besarnya kurang dari 90’
• Rumus luas segitiga Keterangan :
• L=½axt a = alas
• K=s+s+s t = tinggi
Dengan s = sisi
Belah Ketupat
Bangun belah ketupat memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut.
b. Keempat sisinya sama panjang.
c. Memiliki 2 pasang sudut yang berhadapan sama besar.
d. Diagonalnya berpotongan tegak lurus.
e. Memiliki 2 simetri lipat.
f. Memiliki simetri putar tingkat 2.
• Rumus belah ketupat :
• Luas = ½ x diagonal 1 x diagonal 2
• Keliling = 4s atau sisi x sisi x sisi x sisi
Trapesium
• Trapesium terbagi atas beberapa bangun datar diantaranya.
a. Trapesium sama kaki
Bangun datar Trapesium memliki sifat-sifat diantaranya:
a. Terdapat 1 pasang sisi yang sejajar (BA,CD).
b. Terdapat 2 pasang sudut yang sama besar (sudut A dan sudut D, sudut B dan sudut C).
b. Trapesium Siku-siku.
Pada trapesium siku-siku, selain memiliki sepasang sisi yang sejajar, juga memiliki satu buah
sudut siku-siku. Pada gambar di bawah ini.
Merupakan trapesium siku-siku, dimana A = 90° sifat trapesium siku-siku yaitu, salah satu
kakinya tegak lurus terhadap sisi yang sejajar.
• Bangun datar Trapesium siku-siku memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Mempunyai 2 sudut siku-siku.
b. Diagonal tidak sama panjang.
c. Tidak mempunyai simetri lipat.
c. Trapesium sembarang
Pada trapesium sembarang, sisinya tidak sama panjang dan tidak ada yang tegak lurus dengan sisi
sejajarnyanya. Pada gambar dibawah merupakan trapesium sembarang.
• Bangun datar Trapesium sembarang memiliki Sifat-sifat sebagai berikut.
a. Keempat sisinya tidak sama panjang.
b. Keempat sudutnya tidak sama besar.
c. Diagonalnya tidak sama panjang.
d. Tidak memiliki simetri lipat.

Rumus Trapesium
• K=(a+b)+(c+d)
• L=½x(a+b)xt
Layang-Layang
Layang-layang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang rusuk
yang masing-masing pasangannya sama panjang dan saling membentuk sudut.
Pada bangun datar Layang - Layang, mempunyai sifat-sifat diantaranya :
a. Memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut.
b. Memiliki 2 pasang sisi yang sama panjang.
c. Memiliki 2 sudut yang sama besar.
d. Diagonalnya berpotongan tegak lurus.
e. Salah satu diagonalnya membagi diagonal yang lain sama panjang.
f. Memiliki 1 simetri lipat.

• Rumus
• Luas = ½ x AC x BD
• Keliling = AB + BC + CD + AD
• Jajar Genjang
Jajar Genjang adalah bangun datar dua dimensi yang yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang
masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasanganya, dan memiliki dua pasang sudut
bukan siku-siku yang masing masing sama besar dengan sudut di hadapanya.
• Pada bangun datar Jajaran Genjang, mempunyai sifat-sifat diantaranya :
a. Memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut

• Rumus
• Luas = ½ x AC x BD
• Keliling = AB + BC + CD + AD
Lingkaran
Lingkaran, yaitu bangun datar yang terbentuk dari himpunan semua titik persekitaran
yang mengelilingi suatu titik asal dengan jarak yang sama. jarak tersebut biasanya
dinamakan r, atau radius, atau jari-jari. Sifat lingkaran yaitu memiliki simetri lipat dan
simetri putar yang tak terhingga jumlahnya.

• Bangun datar Lingkaran memiliki sifat-sifat sebagai berikut.


a. Mempunyai 1 sisi
b. Memiliki simetri putar dan simetri lipat tak terhingga
• Rumus
Luas = 𝜋𝑟2
Keliling = 2 π r
Pengertian Geometri Berdasarkan Tahap Berpikir Van Hiele
Geometri menempati posisi khusus dalam kurikulum matematika karena banyak konsep-konsep yang termuat
didalamnya. Dari sudut pandang psikologi, geometri merupakan penyajian abstraksi dari pengalaman visual dan spasial,
misalnya bidang, pola, pengukuran, dan pemetaan. Sedangkan dari sudut pandang matematik, geometri menyediakan
pendekatan-pendekatan untuk pemecahan masalah misalnya gambar-gambar, diagram, sistem koordinat, dan vektor.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), geometri adalah cabang matematika yang menerangkan sifat-sifat
garis, sudut, bidang, dan ruang. Madja mengemukakan bahwa pembelajaran geometri merupakan hal yang sangat penting
karena pembelajaran geometri sangat mendukung banyak topik lain, seperti vektor, dan kalkulus serta mampu
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
Selanjutnya Bobango (1993: 148) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran geometri adalah agar siswa :
1. Memperoleh rasa percaya diri pada kemampuan matematikanya
2. Menjadi pemecah masalah yang baik
3. Dapat berkomunikasi secara matematik
4. Dapat bernalar secara matematik
Pada dasarnya geometri mempunyai peluang yang lebih besar untuk dipahami siswa dibandingkan dengan cabang
matematika yang lain. Hal ini karena ide-ide geometri sudah dikenal oleh siswa sejak sebelum mereka masuk sekolah,
misalnya garis, bidang, dan ruang. Meskipun demikian, bukti-bukti di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar geometri
masih rendah dan perlu ditingkatkan. Bahkan, diantara cabang matematika, geometri menempati posisi yang paling
memprihatinkan. Bukti empiris di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar geometri, mulai tingkat dasar sampai Perguruan Tinggi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa prestasi geometri
siswa di SD masih rendah. Sebagai contoh ditemukan bahwa banyak siswa salah dalam menyelesaikan soal-soal
mengenai garis sejajar dan masih banyak siswa menyatakan bahwa persegipanjang bukan persegi.
Teori dan Penerapan Belajar Van Hiele Dalam Geometri
Dalam belajar pengajaran geometri Van Hiele menguraikan tahap-
tahap perkembangan mental anak dalam belajar geometri. Menurut Van
Hiele (Tim MKPBM 2001: 51), ada tiga unsur utama yang perlu diperhatikan
dalam pengajaran geometri yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode
pengajaran yang diterapkan, jika ketiga unsur tersebut ditata secara terpadu
akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak kepada tingkatan
berpikir yang lebih tinggi. Lebih lanjut Van Hiele (Tim MKPBM 2001: 51)
menyatakan bahwa terdapat lima tahap berpikir dalam belajar geometri
yaitu:
1. Tahap Pengenalan
Pada tahap ini siswa sudah mulai belajar mengenali suatu bentuk
geometri secara keseluruhan, namun belum mampu mengetahui adanya
sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya itu. Pada tahap pengenalan
ini siswa hanya diharapkan dapat menyebutkan benda- banda geometri
tersebut tanpa mengetahui sifat-sifat dari bangun-bangun tersebut.
Sebagai contoh, jika pada seorang siswa diperlihatkan sebuah
persegipanjang, siswa itu belum menyadari bahwa persegipanjang
mempunyai empat sisi dimana dua sisi yang berhadapan sama panjang,
bahwa kedua diagonalnya sama panjang. Demikian juga dengan persegi.
2. Tahap Analisis
Pada tahap ini siswa sudah mulai mengenal dan memahami sifat-
sifat yang dimiliki benda geometri yang diamatinya. Misalnya disaat siswa
mengamati persegipanjang, siswa telah mengetahui bahwa terdapat 2
pasang sisi yang berhadapan, dan kedua pasang sisi tersebut saling sejajar.
Namun dalam tahap ini siswa belum mampu mengetahui hubungan
yang terkait antara suatu benda geometri dengan benda geometri lainnya.
Misalnya, siswa belum mengetahui bahwa persegi adalah persegipanjang,
bahwa persegi adalah belah ketupat.
Setelah dapat memahami sifat-sifat atau bentuk-bentuk bangun datar diatas,
diharapkan siswa dapat menyebutkan benda-benda disekitar mereka yang
termasuk kedalam bentuk bangun datar yang dibicarakan. Misalnya papan
tulis, buku tulis, penggaris, adalah contoh bentuk persegipanjang.
3. Tahap Pengurutan
Pada tahap ini siswa sudah mengenal bentuk geometri dan memahami sifat-sifatnya,
namun kemampuan ini belum berkembang secara penuh. Satu hal yang perlu diketahui
adalah, dalam tahap ini siswa sudah mulai mampu mengurutkan bentuk-bentuk geometri.
Misalnya, siswa sudah dapat mengurutkan bahwa persegi adalah
persegipanjang. Persegi merupakan segi empat yang besar setiap sudut dalamnya
adalah dan kedua diagonalnya sama panjang.
Ciri atau sifat tersebut juga merupakan sifat persegipanjang, sehingga dapat dikatakan
bahwa persegi adalah persegipanjang yang keempat sisinya sama panjang.
4. Tahap Deduksi
Dalam tahap ini siswa sudah mulai mampu menarik kesimpulan secara
deduktif, yakni penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-hal
yang bersifat khusus. Pada tahap ini berpikir deduktif siswa sudah mulai tumbuh
tetapi belum berkembang dengan baik. Misalnya, siswa sudah mulai memahami
defenisi, postulat dan teorema pada bangun datar, namun belum mengerti mengapa
postulat tersebut benar dan mengapa dapat dijadikan sebagai postulat dalam cara-
cara pembuktian dua segitiga yang sama dan sebangun (kongruen).

Contoh :
Pada tahap ini siswa dapat membuktikan bahwa diagonal suatu persegi
akan membagi persegi tersebut menjadi 2 buah segitiga yang kongruen.
5. Tahap Keakuratan (Akurasi)
Dalam tahap ini siswa sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan
dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Misalnya, memahami
pentingnya defenisi, aksioma-aksioma atau postulat dan teorema pada bangun
datar. Tahap akurasi merupakan tahap berpikir yang tinggi, rumit, dan kompleks.
Oleh karena itu pada siswa yang duduk dibangku SD masih belum sampai pada
tahap berpikir ini.
Karakteristik Teori Van Hiele
Beberapa karakteristik teori Van Hiele dalam geometri yaitu:
1. Berurutan, yaitu seseorang harus melalui tahap-tahap belajar sesuai dengan urutannya.
Dalam hal ini siswa harus memahami tahap-tahap yang lebih rendah dulu, sehingga siswa
lebih mudah mengerti dalam belajar geometri. Misalnya untuk melanjutkan ketahap yang
ketiga, siswa harus lebih dulu memahami tahap yang kedua.
2. Kemajuan, yaitu keberhasilan dari tahap ketahap lebih banyak dipengaruhi oleh isi materi
pembelajaran dan metode pembelajaran daripada umur dan kematangan biologis.
3. Objek yang masih kurang jelas akan menjadi objek yang jelas pada tahap berikutnya.

Apabila seorang siswa belum dapat memahami konsep geometri pada tahap tertentu,
maka siswa harus dibawa ketahap yang lebih rendah. Tanpa memahami tahap-tahap yang lebih
rendah maka siswa akan mengalami kesulitan dalam belajar geometri. Begitu pula sebaliknya
apabila siswa telah memahami konsep geometri pada tahap tertentu, maka siswa harus
dibimbing terus ketahap yang lebih tinggi dari tahap sebelumnya.
Manfaat teori belajar Van Hiele
Bansu Ansari (2009: 39) mengemukakan bahwa teori yang diterapkan Van Hiele
lebih kecil ruanng lingkupnya dibandingkan dengan teori belajar yang lainnya karena
Van Hiele hanya mengkhususkan pada pembelajaran geometri. Namun demikian terdapat
beberapa hal yang dapat diambil manfaat teori belajar Van Hiele yaitu :
1. Guru dapat mengambil manfaat dari tahap-tahap perkebangan kognitif siswa di SD,
dalam hal ini guru dapat mengetahui mengapa seorang siswa tidak memahami bahwa
persegi itu merupakan persegipanjang karena siswa tersebut tahap berpikirnya masi
berada pada tahap analisis kebawah dan belum sampai pada tahap pengurutan.
2. Agar siswa dapat memahami geometri maka pengajarannya harus disesuaikan
dengan tahap berpikir siswa, sehingga jangan sekali-kali memberikan pelajaran yang
berada diatas tahap berpikirnya.
3. Agar topik pelajaran pada materi geometri dapat dipahami siswa dengan baik, maka
topik pelajaran tersebut dapat dipelajari berdasarkan urutan tingkat kesukarannya
dan dimulai dari tingkat yang paling mudah sampai dengan tingkat yang paling rumit
dan kompleks.

Anda mungkin juga menyukai