Anda di halaman 1dari 116

Istri : dr. Nita Hertati, Sp.

PA
Anak ::dr.
Istri 1. M.
NitaAmmar Luthfi
Hertati, K. (RSUD Provinsi Sumsel)
Sp.PA.
Anak : 1. 2. M.
M.Ammar
Raihan Luthfi
Afif K.K. (FK Unsri)
3.2.
Muthiah Zahra
M. Raihan Khairunnisa
Afif K. 17)
K. (SMAN Plus
3. Muthiah Zahra Khairunnisa K. (SMPN 9)
RiwayatPendidikan:
Riwayat Pendidikan:
--Dokter
DokterUmum:
Umum:FK FKUnsri
UnsriPalembang
1990 – 1996.1990 - 1996.
--Dokter
DokterSpesialis
Spesialis/SP 1: Bagian
: Bagian Kebidanan
Kebidanan dan Kandungan
dan Kandungan, RSMHRSMH
/ FK /Unsri
Palembang 2001 - 2004. FK Unsri 2001 – 2004.
--S2:
SP 2Managemen Administrasi
Konsultan Obginsos: Rumah Sakit,
2014-2016, Urindo
RSHS/FK Jakarta
Unpad 2012 - 2014
Bandung.
- Dokter Sub Spesialis: Konsultan Obstetri dan Ginekologi Sosial, RSHS /
FK Unpad Bandung 2014 - 2016
Riwayat Pekerjaan:
Riwayat Pekerjaan:
- Dokter PTT Ka.Puskesmas Sp III Pomo Lahat 1997 – 2000.
- Dokter PTT Puskesmas Sp III Pomo Lahat 1997 - 2000.
- RS Pertamina Prabumulih 2004 – 2006.
- RS Pertamina Prabumulih 2004 - 2006.
- RSUD Sekayu Muba 2006 – 2008.
- RSUD Sekayu Muba 2006 - 2008.
- RSUD Palembang Bari & RS Muhammadiyah Palembang 2009 –
- RSUD Palembang Bari dan RS Muhammadiyah Palembang 2009 -
sekarang.
sekarang.
-
Oleh : Dr. Kurniawan, Sp.OG(K)
LATAR BELAKANG
5%-10% saja yang
membutuhkan seksio
15-20% dapat sesarea
terjadi ( WHO & UNICEF)
komplikasi
persalinan

Persalinan dianggap Lebih dari 80% proses


normal jika terjadi persalinan berjalan
pada usia kehamilan normal
cukup bulan (37-42
minggu) tanpa disertai
adanya penyulit

Persalinan dimulai sejak uterus


berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks. Seorang
wanita belum dikatakan inpartu
jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan pada
serviks.
 Partus: proses pengeluaran hasil konsepsi yg
dapat hidup dari dlm uterus melalui vagina
ke dunia luar
 Partus Immaturus: usia kehamilan 20 minggu
– 28 minggu, BB janin antara 500 – 1000 g
 Partus Prematurus: usia kehamilan 28
minggu – 36 minggu. BB janin 1000 – 2500 g
 Partus Postmaturus/serotinus: partus yg
terjadi 2 minggu / lebih dari waktu partus yg
diperkirakan
 Gravida: seorang wanita yg sedang hamil
Primigravida: yg hamil utk pertama kali
 Para: seorang wanita yg pernah melahirkan
bayi yg dpt hidup
Nullipara: yg belum pernah melahirkan bayi
yg viable utk pertama kali
Multipara/pleuripara: yg pernah melahirkan
bayi viable utk bbrp kali
 Abortus: penghentian kehamilan sblm janin
viable, kehamilan < 20 minggu, BB janin
dibawah 500 g
 Inpartu: seorang wanita yg sedang dlm
keadaan persalinan
 Partus normal/ partus spontan: bila bayi
lahir dgn presentasi belakang kepala tanpa
memakai alat-alat atau pertolongan
istimewa, serta tdk melukai ibu dan bayi,
dan umumnya berlangsung dalam waktu
kurang dari 24 jam.
 Partus abnormal: bila bayi dilahirkan
pervaginam dgn cunam, atau ekstraktor
vakum/forceps, versi dan ekstraksi,
embriotomi dan sebagainya
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
a. P. Luar  Abdomen
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
b. P. Dalam
- Inspekulo
- Vaginal Toucher
c. Rektal Toucher
8
 Menetapkan:

 Letak , Situs

 Habitus

 Presentasi

 Posisi

9
 Letak:mengemukakan sumbu janin berada
terhadap sumbu ibu, misalnya letak
memanjang (kepala/bokong) atau letak
melintang, atau oblik

 Sikapbadan (attitude) janin: hubungan


bagian janin terhadap sumbunya / thd tulang
punggung, misalnya sikap fleksi
 Presentasi:bagian janin yg ada dibagian
bawah uterus, misalnya presentasi kepala,
presentasi bokong

 Posisi:
menetapkan bagian janin yang ada
dibagian bawah uterus, misalnya ubun-ubun
kecil
 Hub. Sumbu longitudinal ibu dan janin
 Letak memanjang (longitudinal lie)
 Letak Melintang (Transeverse lie)

12
 Postur khas janin
 Hub.bagian janin dgn bagian janin lain
 Habitus normal
 Janin melengkung
 Punggung konveks
 Kepala flexi
 Paha flexi,tungkai terlipat pd lutut
 Tangan dan tungkai terlipat.

13
SINCIPUT
FLEXI

14
DAHI EKSTENSI MAKSIMAL PRESENTASI
FLEXI MUKA

15
Bagian tubuh janin yg terendah
dalam jalan lahir
Letak memanjang Occiput
 Presentasi kepala Muka

 Presentasi bokong Sinciput


Dahi

Letak melintang
 Presentasi bahu

16
19
20
Hubungan bagian janin dengan
bagian ibu / jalan lahir
Punggung : - Kiri - Kanan
- Depan - Belakang
- Atas - Bawah

21
 Melintang : Kanan – Kiri
 Muka – Belakang
 Miring Depan

 Kanan Belakang

Depan

 Kiri Belakang

22
 Menurut Leopold (Manuver/Perasat)

 Ibu berbaring

 Pemeriksa berdiri pada sisi tempat tidur


menghadap ke muka ibu (L I – III)

 Pemeriksa menghadap ke kaki ibu ( L IV)

23
 Menentukan tinggi fundus uteri di ukur
dari Proc.Xyphoideus
 Pemeriksa meraba puncak fundus uteri dg
2 tangan
 Tinggi fundus ditentukan dg mengukur
Proc.Xyphoideus s/d fundus uteri
 Menentukan bagian janin yg ada di fundus
 Kepala  Bag.besar , Bulat ,Melenting , Keras
 Bokong Bag.besar , Tdk bulat, tdk melenting,
lunak

24
25
Pemeriksaan Leopold Leopold 1
Uterus gravid sedikit
dektrorotasi (deviasi ke kanan)
karena posisi kolon sigmoid. Saat
pasien berbaring terlentang,
posisi uterus harus dikoreksi
terlebih dahulu, sehingga fundus
berada dalam posisi yang
seharusnya. Kemudian tinggi
fundus diukur melalui midline
ibu, dari puncak uterus hingga ke
batas atas simfisis pubis.
Pemeriksaan ini dapat berguna
untuk memperkirakan usia
kehamilan, walau ada
keterbatasannya.
 Menentukan letak /situs
 Menentukan posisi punggung janin
 Cara :
 Pemeriksa berdiri di sisi kanan menghadap ke kepala
ibu
 Kedua tangan melakukan palpasi pada kedua sisi
uterus
 Meraba bag.janin pada sisi ka/ki uterus
 Tanda punggung : teraba tek.keras dan rata
 Bag.Kecil : teraba bagian 2 noduler

27
28
 Leopold 2
Pemeriksa memegang kedua sisi abdomen untuk
mengetahui letak fetus dengan menggunakan
jari-jarinya untuk mengetahui lokasi tulang
belakang fetus dan bagian kecil (ekstremitas).
Bagian-bagian janin dapat diidentifikasikan
dengan palpasi saat 25-26 mgg kehamilan.
Perhatikan jika terdapat gerakan janin.
 Menentukan Bag.
Janin yg berada di
bawah
 Cara :
 Tangan kanan
pemeriksa
memegang bgn
terbawah janin yg
ada di atas simpisis
pubis
 Tangan kiri
menahan pada
fundus uteri
30
 Leopold 3
Juga dikenal dengan Pawlik’s grip. Pemeriksa
memegang bagian teratas dan terendah janin
dengan meletakan jari di atas simfisis pubis dan
di fundus uteri. Dengan cara ini dapat diketahui
presentasi janin. Janin yang sungsang biasanya
teraba lebih besar, lebih lunak, kurang
berbentuk dan kurang ballotable dibanding
presentasi kepala.
 Menentukan
masuknya bag.
terendah ke PAP
 Cara :
 Pemeriksa
menghadap ke
arah kaki ibu
 Kedua tangan
pemeriksa
menekan pada
supra simpisis
ke arah aksis
PAP

32
 Leopold4
Pemeriksa menghadap kaki pasien dan
meletakkan tangannya di kedua SIAS untuk
mengetahui apakah bagian terbawah janin
sudah engage ke pelvis ibu.
Terdengar pada daerah
punggung janin
Pres.Kepala  antara umbilikus
dan SIAS
Pres.Bokong setinggi atau
diatas umbilikus
34
 Kedua jari tangan dimasukkan ke dalam vagina dan
diarahkan ke bagian terbawah janin untuk
membedakan presentasi janin.
 Jika presentasi verteks, jari-jari dimasukkan ke
posterior vagina kemudian disapukan ke depan
melalui kepala janin ke simfisis ibu. Saat melakukan
gerakan ini, jari-jari akan melewati sutura sagitalis,
jika sutura ini teraba maka arahnya dapat
ditentukan, dengan ubun-ubun kecil dan besar pada
ujung yang berlawanan.
 Jari-jari kemudian diarahkan ke ujung anterior sutura
sagitalis dan ubun-ubun kemudian diperiksa dan
diidentifikasi.
 Station atau seberapa jauh bagian terbawah janin
telah turun ke dalam panggul dapat ditentukan.
 Indikasi :
 Pd Pemeriksaan pertama diagnosa hamil

 Pada keadaan Inpartu

 Pada PL presentasi sulit ditentukan

 Indikasi Kontra : Perdarahan antepartum

36
 Evaluasi :
 Cervix  Konsistensi , Pendataran , Pembukaan
 Ketuban
 Bag.Terbawah
 Penurunan
 Penunjuk - UUK - Sutura
- UUB - Dagu
- Sakrum

37
38
 Ukuran-ukuran panggul:
 PAP : Conjugata Diagonalis
 Di ukur dengan VT, ujung jari tangan dalam menekan ke
arah promontorium, bag.luar tangan menekan pada
tepi bawah pubis

39
40
41
DEFINISI PERSALINAN

Persalinan adalah proses pengeluaran


produk konsepsi yang viable melalui
jalan lahir biasa dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar
TEORI PERSALINAN

Sebab-sebab dimulainya persalinan belum diketahui


secara jelas. Terdapat beberapa teori yang mencoba
menerangkan mengenai awitan persalinan,
diantaranya:
1. Penurunan kadar progesteron
2. Teori oksitosin.
3. Keregangan otot-otot.
4. Pengaruh janin.
5. Teori prostaglandin.
 Teori-teori yg komplek:
- Faktor-faktor humoral: penurunan kadar
estrogen dan progesteron
- Pengaruh prostaglandin
- Stuktur dan sirkulasi uterus
- Pengaruh saraf dan nutrisi
 Induksi persalinan:
- Merangsang fleksus Frankenhauser dgn
gagang Laminaria
- Pemecahan ketuban
- Penyuntikan oksitosin, pemakaian
prostaglandin, dll
Partus dibagi mjd 4 Kala:
 Kala I / Kala pembukaan: serviks membuka
sampai terjadi pembukaan 10 cm
 Kala II / Kala pengeluaran: sampai janin
lahir
 Kala III / Kala uri: plasenta terlepas dari
dinding uterus dan dilahirkan
 Kala IV: mulai dari lahirnya plasenta dan
lamanya 1 jam
 Persalinankala I :
kala I adalah kala pembukaan yang
berlangsung antara pembukaan nol sampai
pembukaan lengkap, pada primi berlangsung
selama 12 jam pada multigravida 8 jam
 Klinis dinyatakan Partus / Inpartu: His, Bloody
show/lendir bersemu darah dan pembukaan
serviks
 Proses membukanya serviks dibagi 2 fase:
1. Fase Laten: pembukaan sd 3 cm (8 jam)
2. Fase Aktif: dibagi 3 fase lagi:
a. Fase Akselerasi: pembukaan 3cm – 4cm
(2 jam)
b. Fase Dilatasi Maksimal: pembukaan 4cm
sd 9cm (2 jam)
c. Fase Deselerasi: pembukaan 9cm sd
lengkap (2 jam)
 Mekanisme membukanya serviks:
Primigravida: pendataran terlebih dahulu,
baru kemudian pembukaan
Multigravida: pendataran bersamaan dengan
pembukaan
 Kala I selesai sd pembukaan serviks uteri
lengkap
 Evaluasi: Partograf WHO
 Kala I : Primigravida berlangsung ± 13 jam
Multigravida ± 7 jam.
 Dengan His dan kekuatan Mengedan
maksimal, janin dilahirkan
 Pada Primigravida atau pada wanita dgn
perineum yg kaku dianjurkan utk dilakukan
episiotomi
 Kala II:
Primigravida berlangsung rata-rata 1,5 jam
Multigravida rata-rata 0,5 jam
 Persalinankala II : dari pembukaan
lengkap sampai bayi lahir, pada
primigravida 50 menit, pada multigravida
30 menit
 Lepasnya plasenta dari dinding uterus,
biasanya dalam 6 sd 15 menit setelah bayi
lahir dan keluar spontan atau dengan
tekanan pada fundus uteri
 Tingkat pada kelahiran plasenta:
- melepasnya plasenta dari implantasinya
pada dinding uterus
- pengeluaran plasenta dari dalam kavum
uteri
Pelepasan plasenta dari tempat implantasinya:
 Dimulai dari tengah (sentral menurut
schultze): makin panjangnya keluar tali pusat
dan tanpa perdarahan pervaginam
 Dari pinggir plasenta (marginal menurut
Mathews-Duncan): adanya perdarahan
pervaginam apabila plasenta telah lepas
 Serempak dari tengah dan pinggir.
Untuk mengetahui apakah plasenta telah lepas
dari tempat implantasinya:
 Perasat Kustner: Tangan kanan meregang
atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri
menekan daerah diatas simfisis, bila tali
pusat masuk kembali ke dalam vagina,
berarti belum lepas
 Perasat Strassmann: Tangan kanan meregang
atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri
mengetok fundus uteri, bila terasa getaran
pada tali pusat berarti belum lepas
 Perasat Klein: Wanita tersebut disuruh
mengedan, tali pusat tampak turun kebawah,
bila dihentikan mengedan, tali pusat masuk
kembali, berarti belum lepas
 PerasatCrede: Dengan cara memijat uterus
seperti memeras jeruk agar plasenta lepas
dari dinding uterus, dan hanya digunakan bila
terpaksa misalnya perdarahan.

 Penatalaksanaan aktif Kala III:


- Pemberian Oksitosin dengan segera
- Peregangan tali pusat terkendali
- Massage uterus setelah plasenta lahir
 PersalinanKala III: setelah bayi lahir sudah
mulai pelepasan plasenta ditandai dengan
uterus membundar, tali pusat bertambah
panjang, terjadi perdarahan
 Pengamatan apakah ada perdarahan post
partum, mulai dari lahirnya plasenta dan
lamanya 1 jam
 Persalinankala IV :
dilakukan observasi, karena perdarahan
postpartum paling sering terjadi pada 2 jam
pertama
 Sebelum meninggalkan wanita post partum
harus diperhatikan:
1. Kontraksi uterus harus baik,
2. Tidak ada perdarahan,
3. Plasenta dan selaput ketuban hrs telah lahir
lengkap,
4. Kandung kencing hrs kosong,
5. Luka-luka pd perineum hrs terawat baik
dan tdk ada hematoma,
6. Bayi dalam keadaan baik,
7. Ibu dalam keadaan baik.
 Hampir 96% janin dlm uterus dgn presentasi
kepala
 Teori akomodasi: Bentuk uterus sedemikian
rupa shg volume bokong dan ekstremitas yg
lebih besar berada diatas di ruangan yg lebih
luas, sedangkan kepala yg lebih berat berada
di bawah di ruang yg lebih sempit
 Sinklitismus: Masuknya kepala melintasi pintu
atas panggul dgn arah sumbu kepala janin
tegak lurus dgn bidang pintu atas panggul
 Asinklitismus: Kepala masuk dalam keadaan
arah sumbu kepala janin miring dgn bidang
pintu atas panggul
- Asinklitismus Anterior (Naegele): arah sumbu
kepala janin membuat sudut lancip kedepan
dgn PAP
- Asinklitismus Posterior (Litzman): sebaliknya
 Keadaan asinklitismus anterior lebih
menguntungkan krn ruangan pelvis di posterior
lebih luas
MEKANISME PERSALINAN:

1. Masuknya kepala ke dalam pintu atas


panggul
2. Turunnya kepala
3. Fleksi kepala
4. Putaran paksi dalam
5. Ekstensi atau defleksi kepala
6. Putaran paksi luar atau restitusi
7. Ekspulsi
PROSES PERSALINAN

Untuk menerangkan persalinan, dipengaruhi oleh “POWER,


PASSAGE, PASSENGER” 2:
Tenaga yang mendorong anak keluar, yaitu :
 his

 tenaga mengejan/meneran

Perubahan-perubahan pada uterus dan jalan lahir dalam


persalinan
Gerakan anak pada persalinan
 Sinklitisme
Asinklitismus anterior Asinklitismus posterior
Descens terjadi akibat satu atau lebih dari
empat gaya:
 Tekanan cairan amnion
 Tekanan langsung fundus pada bokong saat
kontraksi
 Usaha mengejan yang menggunakan otot-
otot abdomen
 Ekstensi dan pelurusan badan janin
Empat derajat fleksi kepala (A). Fleksi buruk, (B). Fleksi
sedang, (C) Fleksi lebih lanjut, (D) Fleksi lengkap
 Mekanisme persalinan untuk ubun-ubun kecil kiri
lintang: (A). Asinklitismus posterior pada tepi
panggul diikuti fleksi lateral, menyebabkan (B)
asinklitismus anterior, (C) Engagement, (D)
Rotasi dan ekstensi.
Permulaan ekstensi Ekstensi
kepala
 Episiotomi: irisan pada pudenda / perineum
 Macam-macam:
1. Episiotomi medialis: irisan dibuat di garis
tengah
2. Episiotomi mediolateralis: irisan dari garis
tengah kesamping menjauhi anus
3. Episiotomi lateralis: irisan kesamping
Tujuan Episiotomi:
 Membuat luka bersih dan lurus, shg mudah
dijahit dan penyembuhan baik
 Mengurangi tekanan perineum pada kepala
bayi
 Mempercepat kala II
 Mengurangi kemungkian ruptur perinei totalis

Saat episiotomi: Waktu his pada kala II, kepala


bayi tampak dengan garis tengah 3 – 4 cm
Informasi klinik tentang kemajuan
persalinan, asuhan, pengenalan penyulit
dan membuat keputusan klinik
PARTOGRAF

 Alat bantu digunakan selama persalinan


 Alat bantu pada kehamilan  gravidogram

TUJUAN

1. Kemajuan persalinan
2. Berjalan normal atau ada penyimpangan

TUJUAN LAIN

Memantau kondisi ibu dan janin


PENGGUNAAN PARTOGRAF SECARA RUTIN

 Memastikan ibu dan janin mendapat


asuhan persalinan secara aman dan
tepat waktu
 Mencegah penyulit yang mengancam ibu
dan anak
Partograf: rekam grafik dan catatan medik
kemajuan persalinan, yg berfungsi sebagai
pendeteksi kemajuan persalinan abnormal

Komponen yg harus dilakukan observasi:


A. Rekaman dan catatan tentang kemajuan
persalinan:
1. Pembukaan serviks
2. Penurunan kepala
3. His (frekuensi berapa kali dlm 10 mnt dan
lamanya)
B. Rekaman dan catatan tentang kondisi janin
1. Denyut jantung janin /DJJ
2. Selaput ketuban dan air ketuban
3. Molase (penyusutan kepala)

C. Rekaman dan catatan tentang kondisi ibu


1. Nadi, TD, Suhu
2. Urine: volume, protein dan aseton
3. Obat-obatan dan cairan infus
4. Pemberian oksitosin
 Partograf tidak dibuat:
- Partus prematurus (< 34 minggu)
- Pada saat MRS pembukaan ≥ 9 cm
- Akan dilakukan SC elektif
- Pada saat MRS akan dilakukan SC darurat

 Saat Partograf dimulai:


- Inpartu
- KPSW bila oksitosin dimulai atau timbul his
spontan
- Induksi Persalinan
 Inpartu
 Inisiasi
dan lamanya persalinan
 Perjalanan proses persalinan
 Kondisi ibu dan janin
 Asuhan dan asupan
 Dugaan adanya penyulit
 Diagnosis dan penatalaksanaan
 Semua ibu dalam kala I persalinan, baik yang
kemajuan persalinannya berjalan normal
maupun abnormal
 Persalinan di institusi pelayanan kesehatan
ataupun di rumah
 Persalinan yang di tolong oleh tenaga
kesehatan (siswa, mahasiswa, bidan, perawat
terlatih ataupun dokter)
 Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30
menit (termasuk pemantauan denyut
jantung janin setiap 30 menit)
 Nadi setiap 30 menit
 Dilatasi serviks setiap 4 jam
 Penurunan bagian terbawah setiap 4 jam
 Tekanan darah dan temperatur tubuh
setiap 4 jam
 Produksi urine, atau adanya aseton atau
protein dalam urine setiap 2-4 jam
 Informasi tentang ibu dan riwayat
kehamilan/persalinan
 Kondisi janin
 Kemajuan persalinan
 Jam dan waktu
 Kontraksi uterus
 Obat-obatan dan cairan yang diberikan
 Kondisi ibu
 Asuhan, tatalaksana dan keputusan klinik
 U: selaput ketuban utuh
 J : selaput sudah pecah, cairannya jernih
 M: selaput pecah, cairan dgn mekonium
 D: selaput pecah, cairan dgn darah
 K: selaput pecah, cairan tdk ada (kering)
PENGGUNAAN PARTOGRAF

Who :
 Fase latent dihilangkan
 Pencatatan mulai pada periode aktif, 4
cm
Penggunaan untuk :
 Ibu bersalin dalam fase aktif  kala I 
bayi lahir
 Semua tempat persalinan
 Semua penolong persalinan
CARA PENGISIAN HALAMAN DEPAN PARTOGRAF

 Informasi tentang ibu


 Kesehatan dan kenyamanan janin
 Denyut jantung setiap 30 menit setiap kotak
pada bagian ini  30 menit
WARNA DAN ADANYA CAIRAN KETUBAN

 Nilai air ketuban setiap melakukan PD


 Nilai warna bila pecah ketubannya :
 U : Ketuban utuh
 J : Ketuban pecah
 M : Ketuban pecah bercampur mekonium
 D : Ketuban pecah dan bercampur darah
 K : Ketuban sudah pecah dan kering
MOLASE (PENYUSUPAN TULANG KEPALA JANIN)

 O : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura


dengan mudah dipalpasi
1 : Tulang-tulang hanya saling bersentuhan
2 : Tulang-tulang saling tumpang tindih, tapi
masih dapat dipisahkan
3 : Tulang-tulang tumpang tindih dan tidak
dapat dipisahkan
 Catat pada kolom penyusupan yang ada dibawah
lajur air ketuban
KEMAJUAN PERSALINAN

 Kolom kiri  besarnya dilatasi serviks (0-10)


 Tiap kotak di bagian ini  30 menit
 PEMBUKAAN SERVIKS :
 Catat pembukaan serviks tiap 4 jam (lbh sering, jika
ada tanda-tanda penyulit)
 Tanda X harus ditulis di garis waktu yang sesuai
dengan lajur besarnya pembukaan serviks. Hubungkan
tanda X dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh
PENURUNAN BAGIAN TERBAWAH / PRESENTASI
JANIN

 Setiap kali PD  catat turunnya bagian terbawah


janin
 Penurunan diukur secara palpasi bimanual dan diukur
seberapa jauh dari tepi simfisis pubis
 Dibagi jadi 5 kategori, dari 5/5 sampai 0/5
 Kata-kata , “Turunnya kepala “dan garis terputus 0-5
tertera disisi yang sama dengan angka pembukaan
serviks
 Berikan tanda O pada garis waktu yang sesuai
 Misal bila kepala dipalpasi 4/5  tuliskan tanda (O)
dinomor 4
 Hubungkan tanda (O) dari setiap pemeriksaan dengan
garis terputus
GARIS WASPADA DAN GARIS TINDAKAN

 Garis waspada dimulai pada pembukaan 4 cm


 Pencatatan selama fase aktif harus dimulai
digaris waspada
 Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah
kanan garis waspada (<1cm per jam) 
pertimbangkan untuk tindakan intervensi
misal : amniotomi, infus oksitosin atau
persiapan rujukan yang mampu menangani
penyakit kegawatdaruratan obstetri
GARIS BERTINDAK SEJAJAR DENGAN GARIS
WASPADA

Garis bertindak sejajar dengan garis waspada


dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur kesisi
kanan.
Jika pembukaan serviks berada disebelah kanan
garis tindakan  persalinan selesaikan
GAMBAR BELAKANG PARTOGRAF

Mencatat hal-hal yang terjadi selama proses


persalinan dan kelahiran serta tindakan-
tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala
I hingga kala II
 Partograf WHO yang
sudah dimodifikasi
 Contoh partograf
untuk persalinan
normal
 Partograf yang
memperlihatkan
kontraksi uterin yang
kurang memadai
dikoreksi dengan
pemberian oxytocin
 Partograf yang
memperlihatkan
 fase aktif persalinan
yang lama
 Partograf yang
memperlihatkan
persalinan yang
macet/terhalang

Anda mungkin juga menyukai