Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blok Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah merupakan blok
pertama pada awal semester I dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada blok pertama ini
dilaksanakan Tugas Pengenalan Profesi (TPP), kegiatan ini adalah upaya terstruktur di
dalam blok melalui tugas mandiri untuk menyiapkan mahasiswa memahami peran
sebagai profesional dokter dan memahami kebutuhan masyarakat akan layanan
kesehatan dan administrasi layanan kesehatan. Proses ini merupakan kegiatan
mengenalkan mahasiswa secara dini pada kasus klinik atau komunitas di rumah sakit,
puskesmas, panti, posyandu, kunjungan ke rumah pasien dan lain-lain.
Tugas pengenalan profesi ini terdiri atas tiga materi, yaitu wawancara dengan
masyarakat, mencari sumer literatur di berbagai perpustakaan, dan mengamati metode
pembelajaran di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Metode
pembelajaran di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang terdiri
atas atas Pelaksanaan praktikum, tutorial, kuliah integrasi, dan praktikum.
Pada pelaksanaan TPP kali ini mahasiswa kelompok Tugas Pengenalan Profesi 9
mendapatkan tugas untuk mengobservasi metode pembelajaran khususnya proses
pelaksanaan praktikum di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
khususnya pada pelaksanaan praktikum.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada pelaksanaan Tugas Pengenalan Profesi (TPP)
Blok Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah adalah :
1. Bagaimanakah proses pelaksanaan praktikum yang mahasiswa/mahasiswi
lakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada kegiatan Tugas Pengenalan Profesi (TPP) kali ini adalah :
1. Mengetahui proses pelaksanaan praktikum yang mahasiswa/mahasiswi lakukan
di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
1. Mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi pada saat proses pelaksanaan
Pelaksanaan praktikum.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung efektivitas Pelaksanaan praktikum.
3. Mengetahui manfaat praktikum bagi mahasiwa/mahasiswi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat pada kegiatan Tugas Pengenalan Profesi (TPP) kali ini terbagi
menjadi dua bagi peneliti dan bagi fakultas kedokteran
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti
1. Mahasiswa mendapat gambaran mengenai proses pelaksanaan praktikum
untuk di terapkan pada blok selanjutnya.
2. Mengetahui persiapan sebelum melakukan pelaksanaan praktikum pada
blok selanjutnya.
3. Memahami hambatan pelaksanaan praktikum sehingga dapat merefleksi
diri agar tidak terjadi hambatan yang di alami oleh mahasiswa lain.
1.4.1 Manfaat Bagi Fakultas Kedokteran
Mengetahui hambatan yang dialami mahasiswa pada proses pelaksanaan
praktikum sehingga Fakultas Kedokteran di Universitas Muhammadiyah
Palembang dapat memperbaiki sarana dan prasarana yang ada.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Student Center Learning (SCL)


Pada sistem pembelajaran Student Center Learning (SCL) mahasiswa dituntut
aktif mengerjakan tugas dan mendiskusikannya dengan dosen sebagai fasilitator.
Dengan aktifnya mahasiswa, maka kreativitas mahasiswa akan terpupuk. Kondisi
tersebut akan mendorong dosen untuk selalu mengembangkan dan menyesuaikan materi
kuliahnya dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi yang menyediakan banyak cara untuk mendapatkan
informasi sumber belajar,memberikan peluang untuk mengembangkan metode-metode
pembelajaran baru secara optimal sehingga mendukung upaya mewujudkan
kompentensi yang diharapkan. Kemajuan teknologi juga memungkinkan mahasiswa
melakukan kegiatan belajar tidak hanya secara formal, tetapi belajar melalui berbagai
media atau sumber. Dengan demikian dosen bukan lagi sebagai sumber belajar utama
melainkan sebagai “mitra pembelajaran”. Pada model pembelajaran SCL, berarti
mahasiswa harus di dorong untuk memiliki motivasi dalam diri mereka sendiri
kemudian berupaya keras mencapai kompentensi yang diinginkan. Hal ini bisa
dilakukan dengan cara banyak berdiskusi, maka mahasiswa berani mengemukakan
pendapat, belajar memecahkan masalah yang dihadapi, dan bertanggung jawab
mengenai hal yang dikemukakan. (Hadi,2007).
Harapannya dengan diterapkan sistem pembelajaran SCL adalah mahasiswa aktif
dan kreatif, menyelesaikan tugas akhir dengan lancar/cepat,karena konsultasi pada
dosen tidak punya rasa takut, dengan harapan mahasiswa dapat menyelesaikan studi
dengan lancar dan tepat waktu sesuai dengan target atau bahkan bisa lebih cepat dari
standar waktu masa studi. Selanjutnya mahasiswa setelah lulus diharapkan mampu
berkompetisi di dunia kerja (Hadi,2007).
SCL atau Student Centered Learning merupakan pendekatan dalam
pembelajaran yang memfasilitasi pembelajar untuk terlibat dalam proses experiential
learnig. Bila pembelajar itu dapat dikategorikan ke dalam tipe-tipe activist, reflector,
theorist, dan pragmatist, berarti pendekatan SCL tersebut merupakan metode yang dapat
memfasilitasi pembelajar, dalam hal ini mahasiswa sehingga secara langsung ataupun

3
tidak dapat terlibat dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran SCL, pada saat ini
diusulkan menjadi model pembelajaran yang sebaiknyadigunakan karena memiliki
beberapa keunggulan yaitu (1) mahasiswa atau peserta didik akan dapat merasakan
bahwa pembelajaran menjadi miliknya sendiri karena mahasiswa diberi kesempatan
yang luas untuk berpartisipasi; (2) mahasiswa memiliki motivasi yang kuat untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran; (3) tumbuhnya suasana demokratis dalam
pembelajara sehingga akan terjadi dialog dan diskusi untuk saling belajar-
membelajarkan di antara mahasiswa; dan (4) dapat menambah wawasan pikiran dan
pengetahuan bagi dosen atau pendidik karena sesuatu yang dialami dan disampaikan
mahasiswa mungkin belum diketahui sebelumnya oleh dosen. Keunggulan-keunggulan
yang dimiliki model pembelajaran Student Center Learning tersebut akan mampu
mendukung upaya ke arah pembelajaran yang efektif dan efisien (Harsono, 2009;
Sudjana, 2005).

2.2. Metode Pembelajaran yang Menerapkan Student Center Learning


Menurut Rohman (2011) terdapat dua macam pendekatan pembelajaran yang
didasarkan pada keaktifan dan ketidakaktifan mahasiswa. Pendekatan pembelajaran
yang berfokus pada keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran disebut dengan
pendekatan student centered learning (Colburn, 2003). Pendekatan ini menekankan
mahasiswa untuk aktif mengerjakan tugas dan banyak berdiskusi dengan dosen sebagai
fasilitator (Hadi, 2007). Pada pendekatan student centered learning, keaktifan
mahasiswa telah dilibatkan sejak awal dalam bentuk desain belajar yang
memperhitungkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman belajar yang telah
didapatkan sebelumnya (Harsono, 2007).
1. Pendekatan ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa bekerja bersama dosen
dan mahasiswa lainnya untuk memilih tujuan belajar berdasarkan permasalahan yang
dihadapi dan ketertarikan mahasiswa sehingga mahasiswa sering menjalin
komunikasi antara dosen maupun mahasiswa lainnya (Hirumi, 2005). Melalui
penerapan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, maka mahasiswa
diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya
kritis, mampu menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya sendiri (Weimer,
2002).

4
2. Pendekatan kedua yaitu pendekatan pembelajaran yang juga digunakan dalam
pendidikan di perguruan tinggi. Pada pendekatan ini mahasiswa tidak dituntut untuk
aktif dalam proses pembelajaran, pendekatan tersebut adalah pendekatan teacher
centered learning (Colburn, 2003). Hadi (2007) menyatakan bahwa pendekatan
teacher centered learning yaitu pendekatan belajar dimana dosen lebih banyak
melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga mahasiswa cenderung tidak aktif atau
bersikap pasif dalam proses pembelajaran. Pada pendekatan ini dosen menjadi pusat
dari kegiatan belajar mengajar sehingga terjadi komunikasi satu arah (Harsono,
2007). Pada pendekatan ini mahasiswa sering berperan pasif dan tidak diberikan
kesempatan untuk aktif berkomunikasi di dalam kelas, mahasiswa mendengarkan
keterangan dosen, atau membaca, mempraktikan ketrampilan yang ditetapkan oleh
dosen, dimana tugas perencanaan belajar sangat didominasi dosen, terkait erat
dengan standar dan tujuan kurikulum yang ditetapkan sebelumnya (Arends, 2008).

2.3. Pelaksanaan Praktikum di Fakultas Kedokteran


Menurut KBBI (2001) praktikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan
agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan di keadaan nyata,
apa yang diperoleh dari teori dan pelajaran praktik. Pendidikan berdasar pada
kompetensi mencakup ketiga ranah (domain) secara terintegrasi yaitu kognisi,
keterampilan, dan sikap. Penguasaan praktikum merupakan elemen yang penting dari
mutu professional lulusan pendidikan tinggi kesehatan sampai kedokteran. Menurut
Buku Pedoman Akademik FK UMP, praktikum merupakan metode yang digunakan
untuk mengembangkan secara bersama sama kemampuan kognitif, psikomotor, dan
afektif menggunakan sarana laboratorium. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman mahasiswa terhadap materi yang berhubungan dengan materi blok yang
sedang berjalan. Oleh karenanya, pelaksanaan praktikum sudah sepantasnya
dimasukkan kedalam kurikulum inti pendidikan profesi kesehatan yang terancang dan
waktu yang mencukupi.
Dalam pendidikan dokter berbasis kompetensi, pengadaan dan penyediaan
laboratorium praktikum yang dipakai sebagai tempat pelatihan sebelum mahasiswa
berhadapan dengan pasien adalah merupakan keharusan. Dalam belajar praktikum,
mahasiswa akan mengalami kesukaran untuk memperbaikinya jika dilakukan dengan

5
belajar sendiri atau tanpa instruktur. Kehadiran dosen atau instruktur sangat diperlukan
dalam praktikum. Berbeda dengan belajar teori atau pemahaman teori atau konsep
(cognitive) mungkin dapat diperoleh walaupun tanpa bantuan dosen atau belajar
mandiri. Banyak macam keterampilan profesi kesehatan yang harus dicapai
kompetensinya pada tingkat mahir, Oleh karena itu, perlu banyak latihan dan perlu
cukup waktu sehingga praktikum sebagai tempat latihan bagi pemula sangat diperlukan
untuk latihan sebelum dihadapkan pada pasien selama kepaniteraan (clerkship). Jadi
praktikum merupakan tiang penyangga (back bone) bagi kurikulum berbasis
kompetensi.

2.4 Ruang Lingkup Kegiatan Praktikum


Kegiatan kerja di laboratorium (laboratory work) lazimnya dilakukan untuk
melatih mahasiswa dalam penguasaan kompetensi (skills) dalam bidang studi tertentu.
Dalam konteks laboratory work, kompetensi lebih ditekankan pada apa yang dapat
dilakukan oleh mahasiswa dan bukan hanya sekedar mengetahui (competence is
concerned with what people can do rather than they know). Hal ini ditekankan pula
dalam Buku Panduan Penjaminan Mutu UPI, yang menyatakan bahwa praktikum adalah
kegiatan belajar mengajar dengan cara tatap muka antara dosen dan mahasiswa, yang
menekankan pada aspek psikomotorik, kognitif, dan afektif dengan menggunakan
peralatan di laboratorium yang dijadwalkan (Panduan Penjaminan Mutu UPI, 2006 :
152). Dalam aspek kognitif, ditekankan agar teori dapat diaplikasikanpada kondisi atau
problema konkrit, sehinggakegiatan yang dilakukan ditekankan pada aspek latihan
(Utomo dan Ruijter, 1999:109) Hal ini sejalan dengan teori belajar Gal’perin yang
banyak diterapkan dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi melalui
Pendekatan Terapan (Applied Approach) yang merekomendasikan bahwa setelah
mahasiswa diberikan orientasi (isi pengetahuan dan metodanya). Kemudian harus
diikuti dengan latihan, dan umpan balik.
Dalam panduan tersebut dinyatakan pula bahwa kegiatan praktikum ini merupakan
bagian dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran selain tatap muka dan pemberian tes
formatif. Secara eksplisit, kegiatan praktikum disebutkan sebagai bagian dari kegiatan
pemberian tugas kepada mahasiswa, seperti praktek di lab./bengkel kerja, praktek
lapangan, kuliah kerja, maupun penelitian (Panduan Penjaminan Mutu UPI, 2006:140).

6
Dengan demikian jelas bahwa mahasiswa dapat melakukan kegiatan prakteknya di
dalam kampus (laboratorium), maupun di luar kampus dalam bentuk kegiatan praktek
lapangan, kuliah kerja, maupun penelitian pada bidang kajian tertentu sesuai dengan
kepentingannya. (dikutip dari http://repository.library.uksw.edu)
2.4.1 Tujuan Praktikum
Menurut Utomo dan Ruijter (1994) tujuan praktikum terbagi menjadi tiga
sebagai berikut :
a. Keterampilan Kognitif
Melatih agar teori dapat dimengerti, agar segi-segi teori yang berlainan dapat
diintegrasikan, agar teori dapat diterapkan kepada problema yang nyata.
b. Keterampilan Afektif
Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri, belajar bekerja sama, belajar
mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya.
c. Keterampilan Psikomotorik
Belajar memasang peralatan sehingga benar-benar berjalan, belajar memakai
peralatan dan instrumen tertentu.
2.4.2 Keuntungan dan Kelebihan Praktikum
Menurut Breg (1991), keuntungan praktikum bagi siswa ada tiga hal yaitu
siswa lebih terlibat karena mereka sendiri yang melakukan, siswa dapat berpikir
sendiri tidak menyembunyikan diri dalam kelas yang besar, dan siswa
memperoleh keterampilan menggunakan alat. Manfaat yang juga menonjol dalam
melakukan praktikum adalah hubungan antar personal yaitu kerja sama,
komunikasi, keterbukaan dan merasa saling membutuhkan dan dibutuhkan
(Kartika. 1985). Berikut ini beberapa kelebihan praktikum menurut (Percial dan
Elington, 1998) :
a) Dalam penyampaian bahan, menggunakan kegiatan dan pengalaman
langsung dan kongkrit. Kegiatan dan pengalaman demikian lebih menarik
perhatian siswa dan memungkinkan pembentukan konsep-konsep abstrak \
yang mempunyai makna.
b) Lebih realistis dan mempunyai makna, sebab siswa bekerja langsung dengan
contoh-contoh nyata, siswa langsung mengaplikasikan kemampuannya.
c) Para siswa belajar langsung menerapkan prinsip-prinsip dan langkah-langkah

7
pemecahan masalah.
d) Banyak memberikan kesempatan bagi keterlibatan siswa dalam situasi
belajar. Kegiatan demikian akan membangkitkan motivasi belajar sebab
kegiatan belajar akan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa.
Selain kelebihan, terdapat juga kelemahan praktikum yaitu
membutuhkan persiapan yang rumit dan cermat dari guru. Jika persiapan tidak
baik atau kurang maka peluang kegagalan akan munculnya kendala-kendala
semakin besar. Berikut ini beberapa kelemahan praktikum menurut (Percial dan
Elington, 1998) :
a) Membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan belajar secara teori.
b) Bagi siswa yang berusia muda, kemampuan berpikir rasional mereka masih
terbatas.
c) Menuntut kemandirian, kepercayaan diri sendiri, kebiasaan bertindak
sebagai subjek pada lingkungan yang kurang memberikan peran kepada anak
sebagai subjek, karena umumnya mereka lebih banyak diperlakukan sebagai
objek.
d) Kesukaran dalam menggunakan faktor subjektifitasnya, terlalu cepat pada
suatu kesimpulan dan membuat generalisasi yang terlalu umum dari
pengalaman yang sangat terbatas. (dikutip dari http://file.upi.edu)

8
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Lokasi Pelaksanaan


Tugas Pengenalan Profesi (TPP) blok 1 akan dilakukan di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.

3.2. Waktu dan Tempat


Waktu : Minggu ke 4 blok I
Tempat : Gedung D Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

3.3 Subjek Tugas Mandiri


Objek tugas mandiri pada Tugas Pengenalan Profesi (TPP) blok I adalah seluruh
anggota kelompok mengobservasi proses pelaksanaan praktikum di Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

3.4 Langkah-langkah Kerja


Untuk melaksanakan Tugas Pengenalan Profesi blok 1 dengan baik, diperlukan
langkah kerja yang sistematis. Langkah kerja yang di lakukan adalah :
1. Membahas subjek penelitian Tugas Pengenalan Profesi dengan pembimbing
kelompok.
2. Membuat proposal Tugas Pengenalan Profesi.
3. Menyiapkan surat permohonan izin melakukan kegiatan Tugas Pengenalan
Profesi ke Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
4. Membuat janji dengan pihak Fakultas.
5. Pergi menuju lokasi pelaksanaan yaitu di Gedung D Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
6. Melaksanakan kegiatan Tugas Pengenalan Profesi di Gedung D Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang :
a. Seluruh anggota Tugas Pengenalan Profesi kelompok 9 berkumpul di gedung
D.

9
b. Seluruh anggota kelompok berkumpul di ruangan laboratorium bersama
mahasiswa yang akan mengikuti proses pelaksanaan praktikum sebelum
memasuki laboratorium praktikum.
c. Setiap orang dari anggota kelompok memasuki laboratorium praktikum.
d. Setiap orang dari anggota memperhatikan proses pelaksanaan praktikum di
laboratorium sampai selesai.
7. Mewawancarai salah seorang mahasiswa yang melakukan proses pelaksanaan
praktikum.
8. Membuat laporan hasil kegiatan Tugas Pengenalan Profesi.
9. Membuat kesimpulan hasil kegiatan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

10
4.1 Hasil Penelitian
pada bab ini penulis akan menuliskan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
setiap anggota TPP kelompok 9 dengan mewawancarai 10 orang responden yaitu
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang yang
melaksanakan proses pelaksanaan praktikum diperoleh data yaitu, hasil wawancara.
Berikut ini adalah daftar nama nama responden yang diwawancarai beserta daftar nama
pewawancara.
Tabel 4.1 Daftar nama responden dan pewawancara
No. Responden Pewawancara
1. Hadyan Syahputra Hafiz Rachmad Kartono
2. Aldy Fauzan Muhammad Abdillah
3. Nuria Junita Rara Krisdayanti
4. M. Rizqi Firyal Ahmad Ihsan Hanif
5. Dwi Rizky Kurniati Vonny Alfanda
6. Vannesa Rizki Mega Reliska
7. Amelia Mahmudah Evin Puji Pangestu
8. Ahmad Ramadhanu Agung Prasetio
9. Winny Mutia Franciska Altiara Risky Suciandari
10. Taufiq Alghofiqi Siti Shaihany Yustikawari

Berikut adalah data hasil wawancara penulis dengan beberapa responden.


Tabel 4.2 Hambatan dalam melaksanakan praktikum
Pertanyaan 1: Hambatan apa saja yang anda alami dalam melaksanakan praktikum ?
Responden 1 Saat melakukan praktikum alat dan bahan kadang ada yang
dicoret gara-gara bahan tidak ada.
Responden 2 Jika ada post-test atau pre-test mendadak. Sebenarnya tidak
ada hambatan jika belajar terlebih dahulu dan menyiapkan alat
alatnya terlebih dahulu.
Responden 3 Banyaknya tugas pada saat ingin melaksanakan praktikum.
Sehingga sulit untuk membagi waktu antara belajar
praktikum dan tugas. Karena pada saat praktikum mahasiswa
harus menghadapi pre-test sehingga harus belajar terlebih
dahulu.
Responden 4 Pengetahuan yang kurang mengenai proses praktikum yang
akan dilakukan
Responden 5 Hambatan di laboraturium seperti tugas pratikum
menggambar, susah karena lihat langsung di mikroskop. Lalu

11
kekurangan waktu dan saat pratikum kurang hati-hati. Jadi
hasil yang di dapat kurang memuaskan
Responden 6 Dari dalam diri sendiri seperti telat, tidak bisa mengatur
waktu, tidak belajar sebelum praktikum
Responden 7 Alatnya belum siap, jadwal yang dikasih dari kampus
jaraknya sangat dekat dengan waktu praktikum sehingga
waktu untuk belajar sebelum praktikum itu sedikit
Responden 8 Bisa dari diri sendiri, misalnya tidak sempat belajar karena
jadwal yang diberikan jarak waktunya dekat dan ada juga
karena alat praktikumnya belum siap
Responden 9 Hambatan dalam melaksanakan praktikum adalah saat proses
pengerjaan praktik karena pada saat proses praktikum
mahasiswa harus mengaplikasikannya berdasarkan teori yang
ada
Responden 10 Hambatan dalam melaksanakan praktikum adalah pada saat
pengerjaan karena pengerjaan di lapangan biasanya berbeda
dengan teori. Kalo di lapangan harus kompak, saling bisa
berkomunikasi satu sama lain saat praktikum karena setelah
itu harus membuat laporan dari praktikum tersebut

Tabel 4.3 Manfaat pelaksanaan Praktikum


Pertanyaan 2: Apa manfaat dari pelaksanaan praktikum ?
Responden 1 Bisa langsung di praktikan, lebih mengerti daripada teori.
Responden 2 Bisa liat bentuknya secara langsung, tidak hanya teori, bisa
cepat ingat mengenai materi pembelajarannya
Responden 3 Manfaatnya banyak. Dengan adanya praktikum bisa membantu
mahasiswa untuk belajar dengan tipe belajar mereka sendiri.
Dengan praktikum kita bisa melihat, menyentuh, mendengarkan
kemudian membaca juga
Responden 4 Memahami materi blok menjadi lebih mudah, karena kita
melakukan praktik secara langsung
Responden 5 Contohnya kan kami sedang pratikum tentang cacing, jadi
manfaatnya kita bisa lihat berbagai jenis cacing yang
menyebabkan sakit pada manusia. Dan bisa lihat cacing
tersebut dengan kasat mata
Responden 6 Mempraktekkan dengan langsung lebih ingat daripada baca

12
baca teori saja
Responden 7 Pendukung dari teori teori yg ada karena di praktekkan secara
langsung sehingga lebih tahu
Responden 8 Lebih dapat mengingat karena langsung dipraktekkan
Responden 9 Manfaat ujian praktikum adalah dapat membuat mahasiswa
lebih mengerti karena dilakukan dengan praktik langsung
dibandingkan dengan teori
Responden 10 Dengan adanya praktikum kita bisa lebih mudah mengingat
materi materi dan bisa melihat secara langsung

Tabel 4.4 Persiapan Sebelum Pelaksanaan Praktikum


Pertanyaan 3: Apa saja persiapan yang anda lalukan sebelum mengikuti
pelaksanaan praktikum?
Responden 1 Sebelum melakukan praktikum kita harus mempelajari modul.
Responden 2 Siapkan alat alat dirumah, baca pedoman sebelum praktikum,
belajar terlebih dahulu sblm melaksanakan praktikum, siapkan
jas lab dan sandal, datang tepat waktu
Responden 3 Sebelum mengikuti praktikum, kita harus belajar untuk
memahami materi praktikum terlebih dahulu, karena jika kita
tidak belajar maka nilai pre-test kita bisa dibawah standar dan
itu mengakibatkan kita tidak bisa ikut praktikum jika nilainya
dibawah standar. Selain itu juga jika kita tidak belajar maka kita
tidak akan tahu step-step yang akan dilakukan saat pelaksanaan
praktikum.
Responden 4 Belajar tentang dasar apa saja yang akan dilakukan saat
praktikum
Responden 5 Pertama harus baca pemandu pratikum yang diberikan di awal
blok dulu, jadi saat pratikum tidak bingung lagi. Selanjutnya
belajar untuk persiapan post test. Lalu menyiapkan alat, seperti
cat warna, buku gambar, dan penggaris . Alat-alat itu tidak
boleh ketinggalan , karena laporan yang dibuat harus dikumpul
hari itu juga
Responden 6 Belajar, menyiapkan barang barang utk praktikum seperti jas
lab, sandal, kertas dobel polio, penggaris, pensil warna
Responden 7 Belajar untuk menguasai materi karena akan ada pretest
Responden 8 Yang pasti belajar, kemudian perlengkapan lab jangan lupa

13
dibawa kayak sendal jepit, jas lab dan alat tulis
Responden 9 Pelaksaan sebelum praktikum adalah dengan mempersiapkan
dan memahami modul praktikum
Responden 10 Belajar dirumah, baca pedoman, lalu mempersiapkan alat alat
praktikum

Tabel 4.5 Fasilitas yang diberikan Fakultas Kedokteran


Pertanyaan 4: Apakah fasilitas yang diberikan Fakultas Kedokteran telah cukup
mendukung dalam kegiatan pelaksanaan praktikum?
Responden 1 Sudah lengkap untuk melakukan praktikum.
Responden 2 Cukup mendukung, meskipun masih terdapat kekurangan
seperti preparat, tetapi miskroskop sudah lengkap
Responden 3 Sampai saat ini sih cukup, tetapi ada beberapa kekurangan yang
mungkin belum terpenuhi untuk FK UMP itu sendiri.
Responden 4 Sudah, namun masih bisa lebih baik lagi.
Responden 5 Kalau dalam masalah prefarat, terkadang ada pratikum yang
prefaratnya sudah banyak dan ada juga yang masih kurang. Tapi
kalau mikroskop sudah banyak disediakan oleh kampus
Responden 6 Tempat nyaman, alat alat lumayan lengkap, namun ada
beberapa praktikum yang masih kekurangan preparat contohnya
praktikum histologi
Responden 7 Sudah cukup baik namun Kelasnya sedikit ditambah agar ketika
pergantian sesi tidak ramai dan juga ketika dosen menjelaskan
lebih nyaman
Responden 8 Ruang labnya cukup nyaman, namun akan lebih nyaman lagi
kalau diperbesar, alat-alatnya juga lengkap
Responden 9 Fasilitas yang diberikan oleh Fakultas Kedokteran UMP sudah
baik dan lengkap
Responden 10 Fasilitas yang diberikan oleh Fakultas Kedokteran UMP sudah
baik jadi tidak perlu jauh-jauh lagi untuk melaksanakan
praktikum karena di lab UMP sudah lengkap, jadi mahasiswa
tinggal belajar di rumah

Tabel 4.6 Efektifitas pelaksanaan praktikum


Pertanyaan 5: Bagaimana efektifitas pelaksanaan praktikum?
Responden 1 Efektif, Instrukturnya sudah menjelaskan dengan baik.
Responden 2 Efektif tergantung pada diri masing masing jika focus pada

14
praktikum
Responden 3 Lumayan efektif
Responden 4 Tergantung situasi dan kondisi ruang praktikum
Responden 5 Lumayan efektif, tapi tidak terlalu efektif. Soalnya waktu
sangat singkat untuk belajar pratikum
Responden 6 Cukup efektif karena dosen pembimbingnya bisa menjelaskan
dengan baik tetapi terkadang kurang efektif jika kondisi
ruangan lab menjadi ribut
Responden 7 Efektif jika konsentrasi, tapi jika ramai atau ribut maka sulit
untuk berkonsentrasi, tergantung sesi jika misalnya materi enak
dan dsen enak maka akan efektif
Responden 8 Tergantung dari suasananya, kalau terlalu ribut akan sulit untuk
berkonsentrasi jadi nantinya akan kurang efektif
Responden 9 Pelaksanaan praktikum di FK UMP sudah efektif karena dari
pihak fakultas sendiri mendatangkan dosen yang ahli di
bidangnya sebagai instruktur praktikum sehingga mahasiswa
dapat lebih mempelajari lebih dalam mengenai praktikum yang
sedang berlangsung
Responden 10 Sudah cukup efektif, seperti untuk instrukturnya biasanya
mendatangkan dokter atau profesor yang akan menjelaskan
dulu materi agar lebih jelas sebelum melakukan praktikum

Tabel 4.7 Mekanisme pelaksanaan praktikum


Pertanyaan 6: Bagaimana mekanisme pelaksanaan praktikum?
Responden 1 Mekanisme pelaksanaan praktikum : pengarahan dari
instruktur,lalu pembagian kelompok dan melakukan praktikum.
Responden 2 Pertama-tama memakai jas lab sandal, lalu masuk ruangan lab
Pre-test selama 5 menit, kemudian penjelasan dari pembimbing,
pelaksanaan praktikum, laporan, membersihkan alat alat,
kumpul laporan, dan terakhir post-test
Responden 3 Mekanisme pelaksanaan praktikum itu biasanya pertama,
mahasiswa dibagi atas beberapa gelombang, kemudian setelah
itu mahasiswa mengikuti pre-test. Jika mahasiswa lulus dalam
pre-test tersebut maka mahasiswa itu bisa mengikuti praktikum
yang akan berlangsung, namun jika mahasiswa itu tidak lulus
dalam pre-test tersebut maka ia harus mengulang pre-test itu

15
dan tidak bisa mengikuti praktikum. Kedua, bagi mahasiswa
yang telah lulus pre-test langsung dipersilahkan untuk
mengikuti praktikum. Selama praktikum itu berlangsung,
mahasiswa itu juga harus membuat laporan praktikum yang
harus di kumpul pada hari itu juga. Ketiga, pada akhir
praktikum akan dilakukan post-test. Dimana post-test ini berisi
pertanyaan seputar praktikum yang telah dilaksanakan. Oleh
karena itumahasiswa harus benar-benar memahami proses
praktikum yang sedang berlangsung. Jika mahasiswa itu tidak
lulus dalam post-test maka ia haru mengulang hingga ia lulus.
Jika sudah lulus maka mahasiswa itu boleh dipersilahkan untuk
pulang
Responden 4 Jas lab dan sandal dipakai sebelum masuk ke lab, dosen
menjelaskan tahap tahap dalam praktikum, persiapan alat
sebelum praktikum, proses praktikum, buat laporan praktikum,
biasanya satu kelompok lima orang, tugas laporan dikumpul
sesuai waktu yang diberikan, biasanya 2/3 hari atau seminggu
Responden 5 Jadi pertama itu materi atau penjelasan dari dosen, selanjutnya
pelaksanaan pratikum. Sesudah itu pembuatan laporan yang
harus dikumpul saat itu juga, dan terakhir post tes
Responden 6 Sebelum praktikum dikasih pre-test, belajar dulu, tergantung
dengan dokternya ada beberapa dokter jika belum lulus pretest
tidak bisa ikut praktikum ikut remidi terlebih dahulu jika masih
tidak lulus maka akan disuruh buat makalah terlebih dahulu
tetapi merugikan waktu, setelah praktikum akan ada post-test
Responden 7 Sebelum masuk lab pakek jas lab dan sandal, dosen
menjelaskan tahap tahap dalam praktikum, siapin alat utk
praktikum, jalankan praktikum, buat laporan praktikum yg
biasanya satu kelompok lima orang, kemudian 2/3 hari atau
seminggu tugas laporan dikumpul

Responden 8 Memakai perlengkapan lab dulu, sendal, jas lab, sebelum


praktik diadakan pretest, setelah itu dosen akan menjelaskan
tahap tahap dalam praktikumnya, setelah praktikum buat

16
laporannya perkelompok, sudah buat laporan diadakan post-test
Responden 9 Pertama mahasiswa diberikan pre-test, kedua pemateri
menyampaikan materi dan pengarahan dari instruktur, ketiga
pembagian kelompok, dan keempat praktikum
Responden 10 Pertama-tama mahasiswa diberikan post test lalu dilanjutkan
materi oleh pemateri setelah itu ada breafing atau penyampaian
materi lagi lalu langsung turun untuk melaksanakan praktikum
dan setelahnya langsung membuat hasil laporannya

Tabel 4.8 Sesi paling sulit dalam praktikum


Pertanyaan 7: Sesi apakah yang paling sulit dalam pelaksanaan praktikum?
Responden 1 Sesi pengamatan, karena saat melakukan pengamatan harus teliti
melihat gambar. Dan juga saat pencampuran jangan sampai
melakukan kesalahan karena akan berakibat fatal.
Responden 2 Kekurangan waktu
Responden 3 Sesi yang paling sulit itu ya sesi post-test dan pre-test. Karena
jika sudah masuk ke sesi itu kita mulai pusing menjawab
pertanyaan, tapi jika kita mengerti maka pertanyaannya akan
mudah
Responden 4 Pre-test
Responden 5 Post-tes
Responden 6 Pre-test karena sebagian besar mahasiswa malas buat belajar
sebelum praktikum harus baca baca materi. Kalo post-test
lebih enak karena sudah praktikum sudah dapat ilmu
pengetahuannya jadi belajarnya lebih enak
Responden 7 Pretest dan posttest, sulit jika tidak menguasai materi
Responden 8 Pretest, karena kadang belum belajar, jadi tidak menguasai
materi
Responden 9 Sesi yang paling sulit dalam pelaksanaan praktikum adalah
ketika sesi pengamatan. Karena pada sesi pengamatan
dibutuhkan ketelitian yang tinggi untuk mengamati suatu
objek tertentu, sedangkan praktikum yang paling sulit yaitu
praktikum farmakologi
Responden 10 Sesi yang paling sulit dalam pelaksanaan praktikum adalah
ketika post test dan pretest. Karena mahasiswa harus benar-
benar memahami materi tersebut agar praktikum berjalan

17
dengan lancar

Tabel 4.9 Sesi paling menyenangkan dalam praktikum


Pertanyaan 8: Sesi apakah yang paling menyenangkan dalam pelaksanaan
praktikum?
Responden 1 Saat melakukan pengamatan dengan menggunakan
mikroskop.
Responden 2 Ketika langsung turun melakukannya seperti menggambar
melihat mikroskop
Responden 3 Sesi prosesinya karena pada saat kita melakukan praktikum,
kita banyak menambah pengetahuan, yang awalnya kita tidak
tahu kemudian kita menjadi tahu.
Responden 4 Ketika proses menjalankan praktikumnya
Responden 5 Lihat-lihat di mikroskop
Responden 6 Ketika sudah turun langsung untuk mempraktekkannya
Responden 7 Feedback dari dosen
Responden 8 Saat praktikumnya berlangsung
Responden 9 Ketika sesi proses praktikum itu sendiri karena dapat
menambah wawasan dan pengalaman, sedangkan praktikum
yang paling menyenangkan yaitu praktikum anatomi.
Responden 10 Ketika pengerjaan di lapangan langsung karena bisa
menambah pengalaman

Tabel 4.10 Praktikum menjadi sangat penting untuk mahasiswa


Pertanyaan 9: Mengapa praktikum menjadi sangat penting untuk mahasiswa?
Responden 1 Dengan melakukan praktikum bisa mempermudah saat ujian
OSPE dan MCQ selain itu juga dapat menambah pengalaman.
Responden 2 Karena dipraktikum mahasiswa belajar skill menerapkan dari
materi di kuliah tanpa melihat. Di praktikum bisa melihat
secara langsung
Responden 3 Karena praktikum itu benar-benar membantu proses belajar
kita. Dengan praktikum kita bisa melihat langsung, dengan
melihat langsung biasanya kita menjadi lebih ingat materi
yang dijelaskan
Responden 4 Membantu mahasiswa agar mampu memahami materi blok
dengan baik
Responden 5 Bisa lihat bentuk cacing yang nyata seperti apa dan bentuk-

18
bentuk sel-sel yang terganggu itu seperti apa. Jadi saat
menjadi dokter nanti pas pemeriksaan penunjang kita
membutuhkan contoh contoh dari pratikum untuk
diaplikasikan
Responden 6 Untuk ujian seperti MCQ, OSPE
Responden 7 Buat OSPE, selain itu juga membuat mahasiswa menjadi lebih
ingat mengenai pelajaran tentang di blok tersebut
Responden 8 Bisa untuk bahan MCQ dan OSPE
Responden 9 Praktikum sangat penting bagi mahasiswa karena dengan
praktikum mahasiswa dapat lebih mudah memahami
mengenai suatu materi sehingga mahasiswa dapat
meningkatkan kemampuannya untuk menghadapi ujian OSPE
Responden 10 Praktikum menjadi sangat penting untuk mahasiswa karena
mahasiswa bisa memahami materi agar lancar pada saat
pelaksanaan praktikum dan untuk melancarkan saat
menghadapi ujian OSPE

Tabel 4.11 Kesimpulan dari pelaksanaan praktikum


Pertanyaan 10: Apa kesimpulan yang dapat Anda berikan setelah pelaksanaan
praktikum?
Responden 1 Lakukanlah praktikum dengan baik karena praktikum sangat
berguna ketika kita menjalani tahap profesi dokter
Responden 2 Praktikum yaitu suatu kegiatan yang sangat penting dan
dibutuhkan untuk dilakukan dalam dunia medis dan harus
serius dalam pelaksanaan praktikum
Responden 3 Jadi kesimpulan yang bisa diberikan setelah praktikum itu
adalah praktikum itu mudah. Kita harus memulai praktikum
dengan mengasah kemampuan kita dengan mempelajari
materi-materinya. Jika kita telah menguasai materi otomatis
kita bisa menguasai materi dengan mudah dan bisa
mendapatkan hasil yang baik
Responden 4 Melalui praktikum, materi blok akan lebih mudah diingat dan
dipahami. Sehingga praktikum menjadi sangat bermanfaat
bagi mahasiswa
Responden 5 Kita bisa menambah ilmu dari pratikum. Kita bisa mengenal
bagaimana penyakit, bagaimana cacing itu, dan bagaimana

19
hal-hal yang berbau kedokteran lebih jelas. Dan tentunya lebih
real atau nyata, bukan hanya teori dan penjelasan dari dosen
saja
Responden 6 Dengan melakukan praktikum ilmu yang kita dapat lebih
banyak, lebih mudah diingat, melatih kedisiplinan, melatih
ketelitian
Responden 7 Lebih baik setelah praktikum meringkas bahan bahan yang
telah kita pelajari supaya bisa dipelajari ketika ujian OSPE
mendekat
Responden 8 Seriuslah ketika melaksanakan praktikum, karena praktikum
akan berguna untuk OSPE
Responden 9 Kesimpulan untuk pelaksaan praktikum adalah dengan adanya
praktikum mahasiswa dapat lebih mudah memahami materi,
menambah pengalaman dan wawasan mahasiswa, serta
mahasiswa dapat meningkatkan keterampilannya untuk dapat
di praktikkan di ruang lingkup yang lebih luas, seperti
masyarakat
Responden 10 Kesimpulan setelah melaksanakan praktikum adalah agar
mahasiswa lebih paham dan dapat di praktikkan di kehidupan
yang akan datang

4.2 Pembahasan
Berdasarkan pertanyaan yang telah di berikan kepada beberapa responden,
peneliti dapat merangkum jawaban dari semua responden. Pada pertanyaan pertama
mengenai hambatan yang dialami dalam melaksanakan praktikum dapat disimpulkan
dari jawaban seluruh responden bahwa mahasiswa sering telat karena tidak bisa
mengatur waktu sehingga terlambat memasuki ruangan; mahasiswa tidak belajar
menguasai materi sebelum praktikum sehingga kesulitan ketika pre-test; kurangnya
waktu untuk belajar sebelum praktikum karena jadwal yang diberikan renggang
waktunya dekat dengan pelaksanaan praktikum; alat-alat yang digunakan untuk
praktikum belum siap, jika persiapan tidak baik atau kurang maka peluang kegagalan
akan munculnya kendala-kendala semakin besar; kurangnya komunikasi antar

20
mahasiswa sehingga menghambat proses pengerjaan praktikum karena pengerjaan di
praktek berbeda dengan teori.
Pada pertanyaan kedua mengenai manfaat pelaksanaan praktikum dapat
disimpulkan dari jawaban seluruh responden bahwa didapat beberapa manfaat yaitu,
sebagai pendukung dari teori teori yang sudah ada karena dipraktekkan secara langsung
sehingga lebih mengetahui dan lebih ingat. Selain itu, dengan adanya praktikum bisa
membantu mahasiswa untuk belajar dengan tipe belajar mereka sendiri. Dengan
praktikum kita bisa melihat, menyentuh, mendengarkan kemudian membaca juga.
Selain itu juga telah dibahas pada bab II tentang keuntungan praktikum yaitu menurut
Breg (1991), keuntungan praktikum bagi siswa ada tiga hal yaitu siswa lebih terlibat
karena mereka sendiri yang melakukan, siswa dapat berpikir sendiri tidak
menyembunyikan diri dalam kelas yang besar, dan siswa memperoleh keterampilan
menggunakan alat.
Pada pertanyaan ketiga mengenai persiapan sebelum mengikuti pelaksanaan
praktikum dapat disimpulkan dari jawaban seluruh responden bahwa sebelum
praktikum mahasiswa belajar terlebih dahulu untuk menguasai materi karena akan ada
pre-test sebelum praktikum. Kemudian baca pemandu praktikum yang diberikan di awal
blok. Selanjunya belajar untuk persiapan post-test di akhir praktikum. Lalu menyiapkan
alat-alat untuk praktikum.

Pada pertanyaan keempat mengenai fasilitas yang diberikan fakultas kedokteran


dapat disimpulkan dari jawaban seluruh responden bahwa fasilitas yang diberikan FK
UMP sudah cukup baik, namun ada beberapa fasilitas yang masih agak kurang seperti
penambahan kelas agar ketika pergantian sesi tidak ramai dan juga ketika dosen
menjelaskan lebih nyaman. Selain itu, jika mengenai preparat terkadang ada praktikum
yang preparatnya sudah banyak namun ada juga yang masih kurang, seperti pada
praktikum histologi masih kekurangan preparat. Jika mengenai mikroskop kampus
sudah cukup banyak menyediakan.
Pada pertanyaan kelima mengenai efektifitas pelaksanaan praktikum dapat
disimpulkan dari jawaban seluruh responden bahwa pelaksanaan praktikum di FK UMP
sudah cukup efektif. Seperti untuk instrukturnya biasanya mendatangkan dokter atau
professor yang akan menjelaskan dulu materi agar lebih jelas sebelum melakukan

21
praktikum. Namun jika kondisi kelas ribut atau ramai maka mahasiswa terkadang sulit
untuk berkonsenterasi sehingga pelaksanaan praktikum menjadi kurang efektif.
Pada pertanyaan keenam mengenai mekanisme pelaksanaan praktikum dapat
disimpulkan dari jawaban seluruh responden bahwa mekanisme pelaksanaan praktikum
yaitu:
- Sebelum masuk ruangan lab mahasiswa memakai jas lab dan sandal
- Penjelasan materi oleh dosen mengenai tahap tahap dalam praktikum
- Pre-test
- Menyiapkan alat alat untuk praktikum
- Menjalankan pelaksanaan praktikum
- Membuat laporan hasil praktikum
- Post-test
Pada pertanyaan ketujuh mengenai sesi yang paling sulit dalam pelaksanaan
praktikum dapat disimpulkan dari jawaban seluruh responden bahwa sesi yang paling
sulit dalam praktikum menurut mahasiswa yaitu ketika post-test dan pre-test karena
mahasiswa harus memahami dan menguasai materi tersebut agar praktikum berjalan
lancar.
Pada pertanyaan kedelapan mengenai sesi yang paling menyenangkan dalam
pelaksanaan praktikum dapat disimpulkan dari jawaban seluruh responden bahwa
sebagian besar mahasiswa merasa sesi yang paling menyenangkan dalam pratikum yaitu
ketika sudah turun langsung untuk mempraktekkannya dan juga feedback dari dosen
mengenai materi praktikum tersebut.
Pada pertanyaan kesembilan mengenai alasan mengapa praktikum menjadi
sangat penting untuk mahasiswa dapat disimpulkan dari jawaban seluruh responden
bahwa mahasiswa beralasan praktikum menjadi sangat penting untuk mahasiswa karena
sebagai berikut:
- Untuk melancarkankan ketika menghadapi ujian ujian seperti OSPE dan MCQ
- Dengan adanya praktikum, teori yang dibaca akan lebih ingat karena dipraktekkan
secara langsung dan dilihat langsung
- Untuk mempermudah ketika menjalani tahap profesi dokter
Pada pertanyaan kesepuluh sebagai pertanyaan terakhir mengenai kesimpulan
yang dapat mahasiswa berikan setelah pelaksanaan praktikum dapat disimpulkan dari
jawaban seluruh responden bahwa praktikum itu mudah dan akan berjalan dengan
lancar serta akan mendapatkan hasil yang baik jika mahasiswa tersebut menguasai dan
mempelajari materi materinya. Setelah melaksanakan praktikum lebih baik meringkas

22
bahan bahan yang telah dipelajari agar ketika ujian OSPE mendekat lebih mudah untuk
dipelajari. Dengan melakukan praktikum, ilmu yang kita dapat lebih banyak, lebih
mudah diingat, melatih kedisiplinan, melatih ketelitian, dan dapat dipraktekkan di
kehidupan yang akan datang.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan 4 kesimpulan yaitu
sebagai berikut.
1. Pada penelitian kali ini penulis akan menyimpulkan proses pelaksanaan
praktikum di FK UMP pada mahasiswa angkatan 2013 yang mana mahasiswa
tersebut dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok pertama masuk keruangan
laboratorium mikroskop, kelompok kedua masuk keruangan laboratorium basah,
dan kelompok ketiga menunggu di ruang pleno. Ketiga kelompok tersebut akan
memasuki tiap tiap ruangan laboratorium secara bergilir. Pada praktikum di lab
mikroskop maupun di lab basah, keduanya memiliki mekanisme pelaksanaan
praktikum yang sama namun proses pengamatannya saja yang berbeda.
2. Hambatan yang dialami mahasiswa pada saat proses pelaksanaan praktikum
yaitu karena diri mahasiswa itu sendiri seperti tidak bisa mengatur waktu

23
sehingga terlambat masuk ruangan lab, tidak mempersiapkan diri untuk belajar
terlebih dahulu ketika akan melaksanakan praktikum, dan kurangnya
berkomunikasi dengan antar mahasiswa sehingga dapat menghambat proses
praktikum.
3. Faktor yang mendukung efektivitas pelaksanaan praktikum yaitu fasilitas yang
diberikan fakultas kepada mahasiswa sehingga mahasiswa dapat mengikuti
proses pelaksanaan praktikum dengan baik. Fasilitas yang diberikan Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang yaitu modul, ruangan yang
kondusif, instruktur atau dosen yang ahli, dan peralatan praktikum.
4. Manfaat yang mahasiswa dapat dari proses pelaksanaan praktikum ini adalah
dengan adanya praktikum, teori yang dibaca akan lebih ingat karena
dipraktekkan secara langsung dan dilihat langsung. Selain itu juga untuk
mempermudah ketika menjalani tahap profesi dokter

5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis bisa memberikan dua saran yaitu
sebagai berikut.
1) Untuk Fakultas
Sebaiknya fakultas lebih teliti untuk mengecek peralatan untuk praktikum dan
melengkapi peralatan yang kurang untuk praktikum seperti preparat. Karena
berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa diketahui bahwa masih ada
kekurangan preparat untuk praktikum seperti preparat pada praktikum histologi.
2) Untuk Mahasiswa
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa mahasiswa banyak
yang tidak menguasai materi yang akan di praktikkan. Mahasiswa tidak belajar
sebelum praktikum sehingga dapat menghambat proses pelaksanaan praktikum.
Maka di harapkan mahasiswa untuk lebih mempersiapkan diri sebelum pelaksanaan
praktikum.

24
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, D. 2013. Pedoman Praktikum.


(http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI
/195712051982031-DADANG_DAHLAN/Pedoman_Praktikum.pdf.
Diakses 23 September 2014)

Percial dan Elington. 1998. Kelebihan dan Kebihan Praktikum.


(http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_0700208_chapter2.pdfUto
mo. Diakses 23 September 2014)

Lina, P. 2012. Efektivitas Metode Praktikum.


(http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/939/T1_29200
8216_BAB%20II.pdf. Diakses 23 September 2014)

Ruijter. 1994. Tujuan Praktikum.


http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_0700208_chapter2.pdf. Diakses
23 September 2014)

25
Siregar, N.R. 2008. Student Center Learning.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23611/3/Chapter
%20II.pdf. Diakses 22 September 2014)

LAMPIRAN

I. Daftar pertanyaan wawancara


1. Hambatan apa saja yang anda alami dalam melaksanakan praktikum?
2. Apa manfaat dari pelaksanaan praktikum?
3. Apa saja persiapan yang anda lalukan sebelum mengikuti pelaksanaan
praktikum?
4. Apakah fasilitas yang diberikan Fakultas Kedokteran telah cukup mendukung
dalam kegiatan pelaksanaan praktikum?
5. Bagaimana efektifitas pelaksanaan praktikum?
6. Bagaimana mekanisme pelaksanaan praktikum?
7. Sesi apakah yang paling sulit dalam pelaksanaan praktikum?
8. Sesi apakah yang paling menyenangkan dalam pelaksanaan praktikum?
9. Mengapa praktikum menjadi sangat penting untuk mahasiswa?
10. Apa kesimpulan yang dapat Anda berikan setelah
pelaksanaan praktikum?

II. Foto Ketika Proses Pelaksanaan Praktikum


Foto foto dibawah ini merupakan beberapa foto hasil penelitian dari proses
pelaksanaan praktikum.

26
Gambar 1. Salah satu proses wawancara di lab mikroskop

Gambar 2. Pelaksanaan Post-test di lab mikroskop

27
Gambar 3. Salah satu proses wawancara di lab basah

Gambar 4. Penjelasan dari dosen pembimbing di lab basah

28

Anda mungkin juga menyukai