Anda di halaman 1dari 29

AMINA

Pietra Sahidus Zaman 08.2016.1 .01748


Rizqi Akmal Miftahadi 08.2016.1 .01768
PENGERTIAN

 Amina adalah senyawa organik yang mengandung atom-atom


nitrogen trivalent, yang terikat pada satu atom karbon atau
lebih : RNH 2 , R 2 NH atau R 3 N. banyak amina yang mempunyai
keaktifan faali (fisiologis). Misalnya 2 dari stimulan alamiah
tubuh dari system saraf simpatetik (“melawan atau melarikan
diri”) adalah norepinafrina (norepinephrine) dan epinafrina
(adrenalina).
PENGERTIAN

 Baik norepinafrina maupun epinafrina adalah β-feniletilamina


(2-fenietilamina). Sejumlah β-feniletilamina lain bertindak
terhadap reseptor-reseptor simpatetik . Senyawa ini dirujuk
sebagai amina simpatomimetik karena senyawa-senyawa ini,
sampai batas tertentu, meniru kerja faali norepinafrina dan
epinafrina ini. Contoh beberapa amina yang aktif faali :
efedrina (dekongestan), meskalina (halusinogen), amfetamina
(stimulan).
KLASIFIKASI DAN TATA NAMA AMINA

 Amina dapat dikelompokkan sebagai primer, sekunder, atau


tersier, menurut banyaknya subtituen alkil atau aril yang
terikat pada nitrogen.

 Perhatikan bahwa klasifikasi ini berbeda dari alkil halida atau


alkohol. Klasifikasi halida dan alkohol berdasarkan banyaknya
gugus yang terikat pada karbon yang memiliki halide atau
gugus hidoksil itu.
KLASIFIKASI DAN TATA NAMA AMINA

 Suatu nitrogen amina dapat memiliki empat gugus atau atom


yang terikat padanya, dalam hal ini nitrogen itu merupakan
bagian dari suatu ion positif. Senyawa-senyawa ion ini terbagi
dalam dua kategori. Jika satu atau lebih yang terikat ialah H,
maka senyawa itu disebut garam amina. Jika keempat gugus
itu alkil atau aril (tidak ada H pada N), maka senyawa itu
disebut garam amonium kuarterner.
KLASIFIKASI DAN TATA NAMA AMINA

 Amina sederhana biasanya diberi nama berdasarkan sistem


gugus fungsional. Gugus alkil atau aril disebut lebih dulu,
kemudian ditambahkan akhiran–amina.

 Diamina diberi nama alkana induknya (dengan angka awalan


yang sesuai), yang diikuti dengan akhiran –diamina.

 Jika lebih dari satu tipe gugus alkil pada nitrogen, gugus alkil
terbesar dianggap sebagai induk .Gugus alkil tambahan
dinyatakan dengan awalan N-alkil-.
KLASIFIKASI DAN TATA NAMA AMINA

 Jika terdapat kefungsionalan yang memiliki prioritas tata


nama yang lebih tinggi maka digunakan awalan amino.

 Sifat kimia amina heterosiklik nonaromatic mirip dengan sifat


kimia amina rantai terbuka padananya. Sifat kimia
heterosiklik hidrogen nanoaromatik akan dicakup dari bab ini.
Senyawa yang lazim dijumpai biasanya mempunyai nama
individu.
KLASIFIKASI DAN TATA NAMA AMINA

 Dalam menomori cincin heterosiklik , heteroatom dianggap


berposisi 1 . Oksigen lebih diprioritaskan daripada nitrogen.
IKATAN DALAM AMINA

 Ikatan dalam suatu amina beranalogi langsung dengan ikatan


dalam ammonia : suatu atom nitrogen sp 3 yang terikat pada 3
atom atau gugus lain (H atau R) dan dengan sepasang
elektron menyendiri dalam orbital sp 3 yang tersisa.

 Dalam garam amina atau garam ammonium kuaterner,


pasangan elektron menyendiri membentuk ikatan sigma ke
empat. Kation beranalogi dengan ion ammonium.
IKATAN DALAM AMINA

 Suatu molekul amina dengan 3 gugus berlainan yang terikat


pada nitrogen akan bersifat kiral, namun, enantiomer dari
sebagian besar amina tidak dapat diisolasi karena terjadinya
inversi yang cepat antara bayangan cermin atau temperatur
kamar. Inversi itu berlangsung lewat keadaan transisi datar
(nitrogen sp2). Akibatnya ialah piramida nitrogen itu
menjentik sehingga dinding dalam menjadi dinding luar, mirip
payung yang terhembus angin kencang. Energi yang
diperlukan untuk inversi sekitar 6 kkal/mol, kira-kira dua kali
energy untuk rotasi mengelilingi ikatan sigma karbon-karbon.
IKATAN DALAM AMINA

 Jika suatu nitrogen amina mempunyai 3 suntituen yang


berlainan dan pengubahan timbal balik antara ke 2 struktur
bayangan cermin itu terhalang, maka dapatlah disolas
sepasang enantiomaer. Basa troger aalah suatu contoh
molekul semacam itu. Titian metilena antara kedua nitrogen
mengcegah perngubahan timbal balik (interkonversi) antara
banyangan cermin, sehingga basa troger dapat dipisahkan
menjadi sepsaang enantiomer.
IKATAN DALAM AMINA

 Kasus lain dalam mana dimungkinkan adanya enantiomer


yang dapat diisolasi ialah pada garam ammonium kuarterner.
Senyawa ini secara struktur mirip senyawa yang mengandung
atom karbon sp 3 . Jika 4 gugus yang berlainan terikat pada
nitrogen, ion itu akan bersifat kiral ddan garam itu dapat
dipisah sebagai enantiomer-enantiomer.
SIFAT FISIS AMINA
SIFAT SPEKTRA AMINA

 Spektra Inframerah
 Ikatan yang menimbulkan absorpsi inframerah yang karakteristik
amina adalah ikatan CN dan NH. Semua amina alifatik menunjukan
uluran CN dalam daerah sidik jari. Namun, banyak amina primer dan
sekunder yang menunjukan absorpsi uluran NH yang berbeda,
Absorpsi ikatan OH yang lebih kuat ini disebabkan oleh lebih
besarnya polaritas dan lebih kuatnya ikatan hidrogen dari gugus OH
itu.
 Amina primer menunjukan 2 peak absorpsi NH, amina sekunder
hanya 1 peak NH dan amina tersier tidak menunjukan absorpsi
dalam daerah ini. Spectra dari ketiga tipe amina ditunjukan dalam
gambar 8.10.
SIFAT SPEKTRA AMINA

 Spektra Nmr
 Absorpsi NH dalam spektrum nmr biasanya merupakan singlet yang
tajam, tidak terurai oleh proton-proton didekatnya dalam hal ini
absorpsi NH mirip absorpsi OH amina alifatik menunjukan absorpsi
NH pada harga δ kurang lebih 1,0 - 2,8. Sedangkan arilamina
menyerap sekitar 2,6 – 4,7 ppm (posisi yang tepat bergantung pada
pelarut yang digunakan). Proton α agak kurang terperisai oleh
nitrogen elektronegatif, geseran kimia untuk proton-proton ini
sebesar 2,2 – 2,8 ppm.
PEMBUATAN AMINA

 Teknik pembuatan amina dapat dibagi menjadi 3.


 Subtitusi nukleofilik.
 Reduksi
 Penataan ulang amida
KEBEBASAN AMINA

 Pasangan elektron dalam orbital dari amonia atau suatu


amina yang takterikat tetapi terisi dapat disumbangkan pada
atom, ion atau molekul yang kekurangan elektron (elektron-
deficient). Dalam larutan air, suatu amina bersifat basa
lemah dan menerima sebuah proton dari air dalam suatu
reaksi asam-basa yang reversibel.
KEBEBASAN AMINA

 Hibridasi atom nitrogen dalam senyawa nitrogen juga


mempengaruhi kuat basa. Suatu orbial sp 2 mengandung lebih
banyak karakter s daripada suatu orbital sp 3 . Suatu molekul
dengan suatu nitrogen sp 2 kurang basa karena elektron-
elektron menyendiri lebih kuat terikat, dan senyawa nitrogen
bebas lebih terstabilkan.
KEBEBASAN AMINA

 Resonansi juga mempengaruhi kuat basa suatu amina.


Sikloheksilamina bersifat basa yang jauh lebih kuat daripada
anilina.
KEBEBASAN AMINA

 Mengapa kebasaan anilina lebih rendah adalah karena


muatan positif ion anilinium tak dapat didelokalisasi oleh
awan pi aromatik . Tetapi, pasangan elektron dari amina
bebas didelokalisasi oleh cincin. Akibatnya, amina bebas
terstabilkan dibandingkan dengan asam konjugasinya.
GARAM AMINA

 Reaksi suatu amina dengan suatu asam mineral (seperti HCL)


atau suatu asam karboksilat (seperti asam asetat)
menghasilkan suatu garam amina. Garam amina lazim diberi
nama menurut salah satu dari dua cara: sebagai garam
amonium tersubstitusi atau sebagai kompleks amina asam.
GARAM AMINA

 Banyak senyawa yang mengandung gugus amino digunakan


sebagai obat. Obat-obat ini sering diminum dalam bentuk
garam yang larut dalam air, dan bukan sebagai amina yang
tak larut.
GARAM AMINA

 Suatu amina bebas dapat diregenerasikan dari salah satu


garamnya dengan mengolahnya dengan basa kuat, biasanya
NaOH. Garam amonium kuaterner, yang tidak mempunyai
proton yang bersifat asam, tidak menjalani reaksi ini.
REAKSI SUBSTITUSI DENGAN AMINA

 Dalam reaksi subtitusi dengan amina dibahas asilasi amina


sebagai suatu teknik untuk sintesis amida. Misalnya

 Kegunaan reaksi ini adalah amina dapat digunakan untuk


mensintesis amina lain dengan pengubahan menjadi amida,
yang disusul dengan reduksi
REAKSI SUBSTITUSI DENGAN AMINA

 Kadang-kadang reaksi antara amina dan benzenasulfonil klorida


digunakan untuk menguji apakah suatu amina itu primer,
sekunder atau tersier. Uji itu disebut Uji Hinsberg.
REAKSI SUBSTITUSI DENGAN AMINA

 Amina juga bereaksi dengan aldehida dan keton untuk


menghasilkan imina dan enamina.
REAKSI AMINA DENGAN ASAM NITRIT

 Pengolahan alkilamina primer dengan NaNO 2 dan HCL juga


akan menghasilkan garam diazonium, tetapi garam
alkildiazonium tidak stabil dan terurai menjadi campuran
alkohol dan alkena bersama-sama N 2 . Penguraian itu
berlangsung lewat suatu karbokation.
REAKSI AMINA DENGAN ASAM NITRIT

 Bila direaksikan dengan NaNO 2 dan HCL, amina sekunder


(alkil ataupun aril) menghasilkan N-nitrosoamina, senyawa
yang mengandung gugus N-N=O. Banyak N-nitrosoamina
bersifat karsinogen.
PENGGUNAAN AMINA DALAM SINTESIS

 Sintesis senyawa yang mengandung nitrogen mendapatkan


perhatian khusus dari para ahli kimia organik yang
berkecimpung dalam farmakologi dan ilmu pengetahuan biologis
lainnya, karena banyak biomolekul yang mengandung nitrogen.
 Banyak reaksi amina adalah hasil serangan nukleofilik oleh
elektron menyendiri dari nitrogen amina. Reaksi substitusi suatu
amina dengan suatu alkil halida adalah satu contoh dari amina
yang bertindak sebagai suatu nukleofil. Amina dapat juga
digunakan sebagai nukleofil dalam reaksi substitusi asil
nukelofilik .
 Pengubahan suatu gugus amino menjadi suatu gugus pergi yang
baik merupakan suatu teknik sintetik lain. Eliminasi Hofmann
dari amonium kuaterner hidroksida, lebih berguna sebagai suatu
alat analitis daripada suatu alat sintetik , karena dihasilkan
campuran alkena.

Anda mungkin juga menyukai