Building Fundamental to Factoring

Sustainable Development Goals

Selasa, 17 September 2019

Kementerian Perdagangan
 The Sustainable Development Goals

The blue print to achieve a better and more sustainable future for all

Adopted by all United Nations Member States in 2015

Addresses the Global challenges : poverty, inequality, climate, The Goals interconnect
environmental degradation, prosperity, and peace & justice
leave
and in order to
Harmonize core elements : Social no one behind:
inclusion
achieve each Goal and
target by 2030.

Good Governance

Economic Environmental
growth protection
Industrial automation
 The Sustainable Development Goals

 All stakeholders: governments, civil society, the private sector, and others, are
expected to contribute to the realization of the new agenda.
 At the global level, the 17 Sustainable Development Goals (SDGs) and 169
targets of the new agenda will be monitored and reviewed using a set of global
indicators.
 Nationally owned and country-led sustainable development strategies will
require resource mobilization and financing strategies.
 Governments will also develop their own national indicators to assist in
monitoring progress made on the goals and targets.
 Pelaksanaan Pencapaian SDGs di Indonesia

Berdasarkan PerPres No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan

Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)

Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3

• Tujuan SDGs/TPB: dokumen Sasaran nasional sebagai

TPB bertujuan untuk
yang memuat tujuan dan
menjaga peningkatan pedoman bagi K/L dalam
sasaran global tahun 2016 –
2030 kesejahteraan ekonomi penyusunan, pelaksanaan,
• Peta Jalan Nasional TPB: masyarakat secara pemantauan, dan evaluasi
dokumen rencana yang memuat berkesinambungan Rencana Aksi Nasional (RAN)
kebijakan strategis tahapan- TPB sesuai bidang tugasnya
tahapan dalam pencapaian TPB
tahun 2017—2030
• Rencana Aksi Nasional TPB
(RAN TPB): dokumen yang
memuat program dan kegiatan
rencana kerja 5 (lima) tahunan
 Pelaksanaan Pencapaian SDGs di Indonesia

 Sejalan dengan tahapan yang diamanatkan RPJPN tahun 2005-2025,

 Tujuan RPJMN IV tahun 2020 – 2024 telah sejalan dengan
Sustainable Development Goals (SDGs).
 Target-target dari 17 tujuan (goals) dalam Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDGs) beserta indikatornya telah ditampung dalam 7
agenda pembangunan.
 Terdapat 169 indikator yang tersebar pada 17 Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan telah diintegrasikan ke dalam penyusunan RJPMN
2020-2024

Sumber:
Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2025, Bappenas (2010)
The SDGs Indicators
 Direct Contribution of Trade to SDGs
(UNCTAD, together with ITC and WTO provides and updates the trade-related Global Indicators of the SDGs,
namely of the SDGs targets 17.10, 17.11, and 17.12)

Goal 17:
Promote a universal, Strengthen the means of Realize timely
rules-based, open, implementation and revitalize implementation of
non-discriminatory the Global Partnership for duty-free and quota-
and equitable Sustainable Development free market access
multilateral trading on a lasting basis
system under WTO for all least
developed
Targets of 17.10 countries
Significantly
increase the Targets of 17.12
exports of
developing
INDICATOR
countries
17.10.1 INDICATOR
17.12.1
Worldwide weighted tariff-average
Targets of 17.11 Average tariffs faced by
developing countries, least
developed countries and small
island developing States
INDICATOR
The complete set of metadata for indicators 17.11.1
(as of July 2019)
Developing countries’ and least
A/RES/71/313 developed countries’ share of
E/CN.3/2018/2 global exports
E/CN.3/2019/2
Pelaksanaan SDGs: Strategi Peningkatan Ekspor
Refocus dari produk primer ke produk industri atau
olahan (diversfikasi vertical)

Mengelola impor dengan lebih baik*

Menjalin perjanjian perdagangan dengan negara-negara

mitra dagang, tradisional dan non-tradisional

Memaksimalkan pemanfaatan PTA, FTA, CEPA

Meningkatkan promosi melalui Trade Expo, Business

Forum dan Business Matching dan terutama
menerapkan kiat-kiat khusus*

Mendorong ekspor jasa*

Membangun iklim ekonomi yang kondusif di dalam

negeri  Good Regulatory Practices*
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia– www.kemendag.go.id 8
Target dengan Mitra Utama

Indonesia dan AS:

target bilateral trade Penandatanganan
USD 50 milyar Indonesia dan Korea: Indonesia—Australia
Indonesia dan India: CEPA 4 Maret 2019;
target bilateral trade
target bilateral trade target utama: investasi
USD 30 milyar pada 2022
USD 50 milyar pada 2025 “power house”
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia– www.kemendag.go.id 10
Strategi Ekspor ke Asia Timur

40% of Global
Population
30% of Global G20
Trade
28% of Global FDI

RCEP
Brunei. Cambodia. Indonesia. Laos.
FOUNDER

Malaysia. Myanmar. Philippines.

Singapore. Thailand. Vietnam.
Australia. China. India. Japan. South
Korea. New Zealand

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia – www.kemendag.go.id 10

 Perjanjian Perdagangan

In-Force Concluded 2017 - 2019 On-Going

1. ASEAN TIGA 1. Indonesia—Australia CEPA 1. Regional Comprehensive
2. Indonesia – Japan EPA 2. Indonesia—EFTA CEPA Economic Partnership (RCEP)
3. Indonesia – Pakistan PTA 3. General Review IJEPA (Joint 2. Indonesia—EU CEPA
4. MoU Indonesia-Palestine Report) 3. Indonesia—Korea CEPA
5. Indonesia—Chile CEPA 4. Indonesia—Mozambique PTA 4. Indonesia—Turkey CEPA
6. ASEAN-China FTA 5. ASEAN—HK FTA & Investment 5. Indonesia—Morocco PTA
7. ASEAN-ANZ FTA 6. ASEAN—JPN Investment, 6. Indonesia—Tunisia PTA
8. ASEAN-India FTA Service & MNP 7. Indonesia—Iran PTA
9. ASEAN-Japan CEPA 7. 4th Protocol ASEAN 8. Indonesia—Pakistan TIGA
10. ASEAN-Korea FTA Comprehensive Investment 9. Indonesia—Bangladesh PTA
11. D8 Countries PTA Agreement (ACIA) 10. Protocol to Amend IJEPA
8. 1st Protocol ASEAN Trade in 11. Indonesia—Taiwan ECA
17 Review and Amendment Goods (incremental PTA + Cooperation)
• 1st—9th ASEAN Framework 9. ASEAN Trade in Services (ATISA) 12. Review ASEAN—Aus—NZ FTA
Agreement on Services (AFAS) 10. 10th ASEAN Framework on 13. Review ASEAN—India FTA
• 1st—3rd ASEAN Comprehensive Services on E-Commerce
Invesment Agreement (ACIA) 11. ASEAN Framework on E-
• 1st—2nd ACFTA Trade in Goods Commerce Review Indonesia—
• 1st—3rd AKFTA Trade in Goods Japan EPA
 Target 17.10
Menggalakan sistem perdagangan multilateral yang universal, berbasis aturan, terbuka, tidak
diskriminatif dan adil di bawah THE WORLD TRADE ORGANIZATION termasuk melalui kesimpulan
dari kesepakatan di bawah Doha Development Agenda

Indikator 17.10.1: Rata-rata tarif terbobot dunia

Tarif perdagangan rata-rata ke negara mitra dihitung

berdasarkan seluruh komoditas yang diperdagangkan dan
dibobot dengan sumbangan ekspor suatu komoditas
terhadap ekspor total Indonesia ke negara mitra tersebut.

Realisasi Nilai
Realisasi Rata-rata Tarif Terbobot 2017 2018
di Negara Mitra FTA
6,09 4,38

Sumber:
Laporan Kinerja Ditjen PPI (2018)
 Target 17.11
Peningkatan Ekspor Indonesia ke Pasar Global

Indikator 17.11.1
Share Ekspor Indonesia pada Ekspor Global

• Indikator ini memperhitungkan ekspor barang dan jasa ke seluruh dunia, diukur dalam persentase atau dalam ribu dolar US.
• Indikator ini sangat mencerminkan tujuan dalam target, yaitu meningkatkan ekspor dari negara berkembang dan
meningkatkan dua kali lipat proporsi negara kurang berkembang dalam ekspor global.

Indonesia's Exports Development on Goods (2014—2018), USD Million

Year 2014 2015 2016 2017 2018

Indonesia's exports to world 176,036.19 150,366.28 144,489.80 168,810.04 180,215.03

World's imports from world 18,890,815.25 16,525,131.15 16,057,668.57 17,810,322.32 19,689,785.57

Share of Indonesia's exports to the

Sumber: 0.93 0.91 0.90 0.95 0.92
world (%)
TradeMap (2019)
 Target 17.11
Peningkatan Ekspor Indonesia ke Pasar Global

PERKEMBANGAN EKSPOR NON-MIGAS INDONESIA

(2014-2018)
180000
160000

Nilai Ekspor (Juta USD)

Indikator 17.11.1.(a) 140000
Pertumbuhan Ekspor 120000
Produk Non-migas 100000
80000
• Indikator global ini diproksikan dengan 60000
indikator nasional, yakni ekspor produk
non migas. 40000
20000
0
2014 2015 2016 2017 2018
PERTANIAN 3373.3 3726.5 3407 3671 3431
INDUSTRI PENGOLAHAN 119753.8 108603.5 110504.1 125103.2 130118.1
PERTAMBANGAN 22827.7 19456 18164.8 24303.8 29286
Sumber: LAINNYA 6.5 5.9 4.9 5.8 5.8
BPS, diolah oleh Kemendag (2019) TOTAL NON MIGAS 145961.2 131791.9 132080.8 153083.9 162840.9
 Targets 17.12
Merealisasikan secara tepat waktu pelaksanaan dari bebas bea dan akses kuota-pasar bebas yang konsisten dengan
keputusan WTO, termasuk memastikan bahwa penetapan aturan keaslian (RULES OF ORIGIN) dapat diterapkan
untuk impor adalah transparan dan sederhana, dan kontribusi untuk memfasilitasi akses pasar

Indikator 17.12.1 Sasaran Akses Pasar Barang Olahan Indonesia di Pasar Internasional
Rata-rata tarif yang dihadapi oleh
Indonesia TAHUN
NO INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019
• Target yang ingin dicapai adalah
05 Rata-rata tarif
diharapkan menguatnya peran Indonesia
terbobot di negara 9,13 8,47 7,92 7,33 6,78
dalam kerjasama global dan regional
yang ditunjukkan oleh menurunnya mitra FTA (6 negara)
jumlah hambatan rata-rata tarif terbobot 06 Index Non - Tariff - - 29,16 24,58 20
di negara mitra FTA dan non-tarif di Measures yang
negara-negara yang menjadi pasar dianggap Indonesia
ekspor utama dan prospektif Indonesia. sebagai barriers di 5
negara tujuan ekspor
• Penurunan tarif rata-rata di sektor kunci
(berdasarkan data
pertanian dapat mewakili proksi dari
WTO)
tingkat komitmen negara maju untuk
memperbaiki kondisi akses pasar.

Sumber:
Laporan Kinerja Ditjen PPI (2018)
Tantangan Internal
Permintaan dunia: 81% barang manufaktur dan 19% komoditi primer, 46%
ekspor Indonesia masih berupa resource-intensive products
2007 2017

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia – www.kemendag.go.id

Tantangan Eksternal

Ketidakpastian meningkat….
 Perang Dagang, anti-globalisasi, proteksionisme
 “Beggar Thy Neighbour” policy
 No-deal Brexit
 Harga komoditas turun
 Peran WTO melemah
 Situasi di Teluk Persia, Selat Hormuz, Hong Kong, Kashmir
 Japan vs Korea
→ Bloomberg.com (7 Agustus): di pintu resesi ekonomi Industry 4.0
gobal Kementerian Perdagangan Republik Indonesia – www.kemendag.go.id
 Current Status:
The Sustainable Development Goals Report 2019
(UN, 2019)

Trade tensions among the world’s largest economies are

reverberating, affecting producers and consumers worldwide:

• Decreasing tariffs provide wider access to goods and contribute to a more open trading system.
However, ongoing and increasing trade tensions among large economies have adversely
affected consumers and producers worldwide and negatively impacted business and financial
markets.
• Those tensions also cast doubt on the future of a sound multilateral trading system under the
World Trade Organization.
• In 2017, trade-weighted tariffs decreased to an average of 2.2 per cent worldwide. Large
differences were found at the regional level, however, reflecting global economic imbalances.
• The highest tariff rates in 2017 were applied by sub-Saharan African and LDCs, averaging
7.1 per cent and 7.8 per cent, respectively, of the value of imported merchandise.
• Those tariffs were significantly higher than those applied by high-income countries (1.2 per
cent) as well as developing regions as a whole (3.7 per cent). South-Eastern Asia had an
import tariff rate of 1.7 per cent, indicating the region’s growing openness to international trade.
 Thank You

- Kementerian Perdagangan -