Anda di halaman 1dari 30

Secuil Sejarah

peran GP ansor-banser Dari masa


ke masa bagi ibu pertiwi
••••••••••••••••••••••••••••••••••
GERAKAN PEMUDA ANSOR DI MASA
PRA DAN PASCA KEMERDEKAAN

GERAKAN PEMUDA ANSOR DI


MASA ORDE LAMA (MASA SULIT)

GERAKAN PEMUDA ANSOR DI


MASA SEJARAH ORDE BARU

GERAKAN PEMUDA ANSOR DI MASA


REFORMASI / TRANSISI
MASA RINTISAN
(1916 – 1931)
KH.WAHAB HASBULLAH KH.MAS MANSYUR

pada 1916 telah lahir lebih dulu organisasi kepemudaan Nahdlatul


Wathan (Kebangkitan Tanah Air). Organisasi yang didirikan
KH Wahad Hasbullah dan KH Mas Mansyur, bergerak di
bidang sosial, pendidikan dan dakwah (Soebagijo, 1982:21).

Tahun 1918 KH Wahab Hasbullah, KH Mas


Mansyur, HOS Tjokroaminoto, KH A. Dahlan Ahyad,
Tahun 1924 dan P. Mangun membentuk organisasi Taswirul
organisasi pemuda Afkar (Pertukaran Pikiran). Organisasi ini
itu pecah karena KH bagian dari perkumpulan Suryo Sumirat dan sejak didirikan
Mas Mansyur masuk 1918 papan nama Taswirul Afkar ditulis “Suryo Soemirat
Afdeeling Taswirul Afkar.”
Muhammadiyah
TH 1924 Setelah perpecahan dg KH
CIKAL BAKAL Mas Mansyur. KH Wahab Hasbullah
GP ANSOR kemudian membentuk SYUBBANUL
WATHAN (Pemuda Tanah Air) yang
tetap memegang prinsip kebangsaan dan
memegang nilai-nilai tradisi yang baik. Inilah
merupakan cikal bakal gp
ansor

Syubbanul Wathan ini kemudian


membentuk organisasi kepanduan
Ahlul Wathan (Pandu Tanah Air).
Demikianlah, sejak tahun 1924 kalangan muslim tradisional berlatar pesantren
sudah memiliki organisasi kepemudaan dan kepanduan (Dhofir, 1982).
MASA VAKUM
(1926 – 1929)
Sejak organisasi NU dideklarasikan
31 Januari 1926, banyak
pengurus Syubbanul Wathan
dan Ahlul Wathan yang
menjadi pengurus NOE (NU).
MASA PERubahan
Nama (1930 – 1942)
tahun 1930-an Syubbanul Wathan dan Ahlul Wathan
meleburkan diri menjadi NAHDLATUL SYUBBAN
(Kebangkitan Pemuda).
Tahun 1931,dibentuk PERSATUAN PEMUDA
NAHDLATUL ULAMA (PPNU)

14 Desember 1932 nama itu diubah jadi


Ketoea
PEMUDA NAHDLATUL ULAMA (PNU). H.M. Thohir Bakri
atas saran KH Wahab Hasbullah,
nama itu diganti menjadi Ansor Muktamar NU ke 9 di Banyuwangi
Nahdlatoel Oelama (ANO), yg th 1934 tepatnya tgl 24 April
mengacu pd keteladanan kaum 1934/10 Muharram 1353 H
Ansor di Madinah yg menjadi ANO menjadi bagian dari NU
pembela utama Nabi Muhammad dg nama Ansor Nahdlatul Oelama (ANO).
Saw (Anam, 1990).
ARTI Lambang
GP ANSOR
Terbentuknya banoe
ART ANO dimulai sejak
Muktamar NOE ke 10 Di Solo
Th 1936 ,
Kongres ANO ke-1
di Surabaya

21-24 Maret 1937 Dalam kongres II ANO yang berlangsung di


Malang DIBENTUKLAH BARISAN ANSOR NAHDLATOEL OELAMA
(BANOE) yang kelak disebut Barisan Ansor Serbaguna (BANSER).
Berdasar petunjuk KH Hasyim Asy’ari berdasar kaidah umum
dalam Islam, maka pelajaran yang diberikan di organisasi
BANOE meliputi baris-berbaris, lompat dan lari, angkat besi,
tali-temali, morse, mendirikan kemah, PPPK, pacuan kuda,
melempar lembing (Keputusan Muktamar NU ke-13 di
Menes, Banten pada tahun 1938).
PETA LOKASI SEJARAH BERDIRINYA
GERAKAN PEMUDA ANSOR
Ketua Umum Pimpinan Pusat
Gerakan Pemuda Ansor
MASA MATI SURI
(PENJAJAHAN JEPANG 1942 – 1948)
Fakta sejarah mencatat bahwa pemerintah militer Jepang di
Indonesia telah menciptakan satuan-satuan militer dan para
militer berskala nasional yang terdiri dari pribumi-pribumi
Indonesia, termasuk di dalamnya komunitas berlatar belakang
pesantren.
Bertolak dari latar pembentukan BANOE inilah,
saat pemerintah pendudukan Jepang membentuk
PETA dan Hizbullah, kader-kader dari pesantren
yang aktif di organisasi NU terutama dari BANOE
dengan antusias menyambutnya
3 Oktober 1943 Saiko Sikikan Jepang mengeluarkan Osamu Osirei No.44
tentang pembentukan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang terdiri atas
60 batalyon di Jawa dan Bali. Sebagian di antara komandan batalyon PETA
dengan pangkat Daidancho (Mayor) adalah para kiai dari komunitas
pesantren.
terdapat nama KH Iskandar Sulaiman (Daidancho Malang), KH
Iskandar Idris (Daidancho Pekalongan), KH Joenoes Anis (Daidancho
Yogyakarta), KH Basoeni (Daidancho Pemalang), KH Doerjatman
(Daidancho Tegal), KH Abdoellah bin Noeh (Daidancho Magelang),
KH Ternaya (Daidancho Cirebon), KH Amien Djakfar (Daidancho I
Madura Timur), KH Abdoel Chamid (Daidancho III Ambunten-
Sumenep), KH Idris (Daidancho Wonogiri), K. Moeljadi
Djojomartono (Daidancho Surakarta), KH Sjam’oen (Daidancho
Banten), KH Cholik Hasyim (Daidancho Jombang).
14 Oktober 1944 Jepang membentuk HIZBULLAH di
Jakarta. Hizbullah secara khusus beranggotakan pemuda-
pemuda Islam se-Jawa dan Madura. yang diikuti 500 orang
pemuda muslim
KH. ZAINUL KH. MUNASIR sejumlah nama kiai dari pondok
KH. MASJKUR
ARIFIN ALI pesantren seperti KH Mustofa Kamil
(Banten), KH Mawardi (Solo), KH Zarkasi
(Ponorogo), KH Mursyid (Pacitan), KH Syahid
(Kediri), KH Abdul Halim (Majalengka), KH
Thohir Dasuki (Surakarta), KH Roji’un
(Jakarta), KH Abdullah, KH Wahib Wahab
(Jombang), KH Hasyim Latif (Surabaya), KH
Zainuddin (Besuki), Sulthan Fajar (Jember).

KH.SULLAM KH.ISKANDAR KH.HASYIM KH.ZAINAL KH.MANAN KH.HAMID


SYAMSUN SULAIMAN LATIEF MUSTOFA WIJAYA ROESDI
17 Agustus 1945 Indonesia Merdeka Smaka mulailah membentuk Badan
Keamanan Rakyat (BKR) berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) hingga
Tentara Nasional Indonesia (TNI), BKR, kader-kader BANOE baik yang aktif di PETA
maupun Hzbullah dan Sabilillah dan sejumlah tokoh kiai NU menduduki posisi strategi
dengan pangkat tinggi
masa revolusi kemerdekaan (1945-1948)
Selama
tercatat sejumlah perwira TNI berlatar pesantren
yang berasal dari organisasi NU dan BANOE seperti
Mayor KH Iskandar Sulaiman (Wakil Komandan Brigade Narotama,
Malang), Mayor KH Munasir Ali (Komandan Batalyon Condromowo,
Jombang), Sulthan Fajar (Komandan Resimen Mujahidin dari Brigade
13 Divisi VII Karesidenan Besuki), Mayor KH Mahfudz (Komandan
Batalyon 508 Kodam Brawijaya), KH Zainul Arifin (Komandan Tertinggi
Divisi Barisan Hizbullah), Letkol M. Munawar (Komandan Resimen
Hizbullah pada Divisi Sunan Bonang Surakarta, kelak jadi Resimen 6
Brigade 24), Letkol KH Iskandar Idris (Komandan Brigade Nusantara di
Pekalongan), Mayor Ahmad Bakri (Komandan Batalyon 18), Mayor A.
Gafar Ismail (Komandan batalyon 19), Brigjen KH Sulam Syamsun,
Mayor Hamid Rusdi, Brigjen KH M. Rowi, Kapten KH Yusuf Hasyim,
dsb.
TH 1930-1940-an ada dinamika hub NU dan
Ansor Tentang pemakaian dasi, terompet dan
genderang pada Kepanduan Ansor.
KH. Syaifuudin Zuhri menilai ansor
adalah sayap revolusioner di NU

Langkah ANO sebagai organisasi pemuda


semakin berkembang, dan Kongres III ini
dianggap sebagai Kongres paling
bersejarah dan menyedot perhatian luas.

Waktu itu, setiap peserta kongres

mengenakan pakaian seragam


kebesaran.
GERAKAN PEMUDA ANSOR DI MASA
PRA DAN PASCA KEMERDEKAAN

GERAKAN PEMUDA ANSOR DI


MASA ORDE LAMA (MASA SULIT)

GERAKAN PEMUDA ANSOR DI


MASA SEJARAH ORDE BARU

GERAKAN PEMUDA ANSOR DI MASA


REFORMASI / TRANSISI
MASA
KEBANGKITAN
(PASCA KEMERDEKAAN)
Mohammad Chusaini
Tiway (Tokoh ANO
Surabaya) yang pertama kali
melempar ide untuk
mengadakan reuni Pemuda
bekas ANO
Waktu itu, Chusaini baru saja kembali dari medan tempur menghadapi agresi II
Militer Belanda di seputar Jombang, Mojokerto&Tuban.
Pada tanggal 14 Desember 1949 reuni yang
direncanakan itu pun berlangsung semarak di
kantor PB ANO Jl. Bubutan VI/2 Surabaya.
Pertemuan bersejarah itu dihadiri oleh menteri
agama RIS KH.A. Wahid Hasyim.
Pertemuan bersejarah itu dihadiri oleh menteri agama RIS KH.A. Wahid Hasyim. KH.A
Wahid Hasyim mengemukakan pentingnya membangun kembali organisasi Pemuda
Ansor karena dua hal:
1. UNTUK MEMBENTENGI PERJUANGAN UMAT ISLAM INDONESIA
2. UNTUK MEMPERSIAPKAN DIRI SEBAGAI KADER PENERUS NAHDLATUL ULAMA.
Dari pengarahan KH.A. Wahid Hasyim kemudian lahir kesepakatan: Membangun
kembali organisasi ANO dengan nama baru: Gerakan Pemuda Ansor disingkat
Pemuda Ansor, hanya kemudian dipergunakan GP Ansor karena lebih populer,
disepakati Pucuk Pimpinan berkedudukan di Surabaya.

Perubahan ANO menjadi Ansor tercermin dalam Anggaran Dasar (AD), pasal I :
Organisasi ini bernama Gerakan Pemuda Ansor disingkat Pemuda Ansor didirikan
kembali di Surabaya pada tanggal 14 Desember 1949 sebagai kelanjutan dari
ANSOR NAHDLATUL ULAMA yang didirikan pada tanggal 10 Muharram 1353
atau tangal 24 April 1934. CHAMID WIDJAJA sebagai ketua umum PP GP Ansor
periode pemula.
Pengabdian
Gp ansor (PASCA KEMERDEKAAN)

MASA Orde lama


Ormas GP.Ansor merupakan
tulang punggungnya. Dalam
penumpasan gerompolan PKI G30S
/PKI
Dari BANOE menjadi BANSER
Dari Kepanduan ke Semi Militer

Pada saat itu Tahun 1964 di anggap Lahirnya nama


BANSER, dimana suasana keamanan sangat Genting.
Bentrok Fisik antara Orang-orang PKI dimana-mana.

Seluruh PC GP Ansor di Karesidenan Kediri melakukan


rapat membentuk Koordinator Daerah (Korda).
Semacam keamanan gabungan. Ditunjuklah KAYUBI
yg juga ketua PC GP ANSOR Blitar sebagai Kordanya

Tidak Lama kemudian Korda


menyepakati didirikan semi militer
dibawah GP Ansor yang berfungsi
memperkuat pengamanan.
Dipilihlah nama BANSER (Barisan
Ansor Serbaguna) MZ Kayubi
Muhammad sebagai Pimpinannya
Zainuddin Kayubi
01 Jan1926-21 Des 1983
Penumpasan Pemberontakan PKI

30 September 1965
ARTI lambang BANSER
1. Kalimat Ya Illahi melambangkan bahwa setiap gerak
dan perjuangan Banser dijiwai dengan ketaqwaan serta
mengikuti segala perintah Allah SWT
2. Logo Gerakan Pemuda Ansor melambangkan
kesatupaduan langkah Banser yang tidak bisa
dilepaskan dari organisasi induknya yakni GP Ansor
3. Gambar Burung Ababil, melambangkan kekuatan umat
islam yang menjunjung tinggi upaya kesejahteraan dan
kemakmuran manusia
4. Gambar Pita melambangkan keteguhan Banser dalam
membela dan mendorong setiap perjuangan
menegakkan kebenaran dan keadilan
8. Warna Hijau segitiga melambangkan
keimanan, keadilan dan kemakmuran 5. Tulisan Nahnu Ansharullah melambangkan sikap
Banser yang saling tolong-menolong sesama manusia
9. Warna Hitam melambangkan kesatuan dan sebagai hamba Allah SWT
persatuan bangsa yang kokoh dan kuat
6. Warna Merah (sebagai dasar logo) melambangkan
10. Segi Lima melambangkan rukun islam lima keteguhan dalam melaksanakan aqidah dan semangat
dan pancasila sebagai dasar negara pantang mundur dalam membela keadilan dan
11. Pisau Komando melambangkan bahwa kebenaran
setiap anggota Banser siap setiap saat 7. Warna Kuning melambangkan ketulusan, keikhlasan
melaksanakan tugas organisasi dan kesucian perjuangantugas organisasi
Periodesasi Ketua PP GP Ansor
1949 – 1954 H.A. Chamid Wijaya
1954 – 1963 Mr. Imron Rosyadi
1963 – 1967 H.A. Chamid Wijaya 1964 – 1967 Lettu KH. Yusuf Hasyim
1967 – 1980 Yahya Ubaid, SH 1967 – 1980 Yahya Ubaid, SH ex officio
1980 – 1985 Drs. H.A Chalid Mawardi 1980 – 1985 Drs. HA. Chalid Mawardi ex officio
1985 – 1995 Drs. Slamet Efendy Yusuf 1985 – 1995 Asikin Kaharuddin
1995 – 1998 drh. Iqbal Asegaf 1995 – 1997 Andi Jamaro Dulung
1998 – 2000 H. Saifullah Yusuf (pjs Ketua) 1997 – 2000 Asrofuddin Budianto (Mbah wongso)
2000 – 2010 Drs. H. Saifullah Yusuf 2000 – 2010 H Tatang Hidayat
2010 – 2015 H. Nusron Wahid 2010 – 2014 H. Abdul Muhit
2014 – 2015 H. Alfa Isnaini
2015 – 2020 H. Yaqut Cholil Qaumas 2015 – 2020 H. Alfa Isnaini
GERAKAN PEMUDA ANSOR DI MASA
PRA DAN PASCA KEMERDEKAAN

GERAKAN PEMUDA ANSOR DI


MASA ORDE LAMA (MASA SULIT)

GERAKAN PEMUDA ANSOR DI


MASA SEJARAH ORDE BARU
GERAKAN PEMUDA ANSOR DI MASA
REFORMASI / TRANSISI
MASA Orde Baru
Adalah fakta
bahwa GP ANSOR
merupakan pelopor terbentukannya
federasi Pemuda Indonesia. sebuah
federasi yang tentunya menjadi embrio
KNPI. Sebagai organisasi pemuda, dengan
demikian, GP Ansor
telah
mengimplementasikan komitmen
kepemudaannya & Ke Yahya Ubaid, SH
INDONESIAANYA, yakni pemuda KETUM GP ANSOR terpilih
Indonesia. sebagai ketua umumnya
KNPI.

TAPI PADA AKHIR-AKHIR MASA ORDE BARU, BANYAK TEKANAN


DARI PENGUASA SEHINGGA PERKEMBANGAN GP ANSOR & BANSER
KURANG GREGET
GERAKAN PEMUDA ANSOR DI MASA
PRA DAN PASCA KEMERDEKAAN

GERAKAN PEMUDA ANSOR DI


MASA ORDE LAMA (MASA SULIT)

GERAKAN PEMUDA ANSOR DI


MASA SEJARAH ORDE BARU

GERAKAN PEMUDA ANSOR DI MASA


REFORMASI / TRANSISI
MASA Orde Reformasi
PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU
BANSER BANSER
Banser yang sebelumnya BANSER saat inI TIDAK HANYA
BERORIENTASI MILITERISTIK tapi juga
MILITERISTIK (ditempatkan berorientasi pada SEMANGAT
sebagai kekuatan paramiliter CIVIL SOCIETY. yang berBUAT
dan penjaga keamanaan pada kerja-kerja kemanusiaan
NU&NKRI) yang konkret, peduli, dan
ramah. Kekuatan BANSER
senantiasa menjadi alat untuk
menolong dan bertindak demi
kemanusiaan, khususnya bagi
warga NU, umat Islam, dan
masyarakat Indonesia umumnya.
BANSER BANSER TIDAK HANYA
BERTUGAS
DENGAN PARADIGMA BARU MENGAMANKAN SITUASI
PELATIHAN KETRAMPILAN MENJADI DAN KONDISI, SERTA
PRIORITAS BANSER, sehingga LINGKUNGAN. Akan tetapi
paradigmanya ke arah pemberdayaan Banser menjadi kekuatan
masyarakat sipil yang berorientasi RELAWAN KEMANUSIAAN
kemanusiaan & profesionalisme semacam Satkorlak atau
Tim SAR yang bertugas
untuk menyelamatkan
masyarakat dari
penderitaan hidupnya,
baik penderitan akibat
bencana alam ygang
sering terjadi, maupun
penderitaan sosial &
ekonomi.
?
MASA DEPAN

?Jangan kau bertanya


apa yang bisa ANSOR-BANSER

? ?
berikan kepadamu,
Tapi bertanyalah
apa yang bisa kau berikan kepada
ANSOR-BANSER.

TH 1930-1940-an KH. Syaifuudin Zuhri menilai


ANSOR adalah SAYAP REVOLUSIONER DI NU

Anda mungkin juga menyukai