Anda di halaman 1dari 18

Keperawatan Jiwa

OLEH : KEL.2
IIS AYU ANGGRAENIA AHMAD MUKMIN
TARTI FITRA SATRIO
APRIANI
KASUS

Tn Udin, usia 46 tahun, seorang suami dari seorang istri dengan 1 orang anak
usia 10 tahun, 6 bulan yang lalu mengalami kecelakaan lalu lintas sehingga
mengalami fraktur dan sampai saat ke puskesmas masih belum bisa berjalan dan
semua aktivitasnya dibantu orang lain. Tn. Udin diantar kader, istri dan
tetangganya ke puskesmas karena Tn. Udin mengiris lengan tangan kirinya
karena ingin mati, Tn. Udin selalu menyatakan ingin mati saja, tidak ada
gunanya ia hidup lagi, ia sudah tidak bisa membahagiakan istrinya, ekpresi wajah
sedih, menangis, kontak mata kurang, lebih banyak diam. Menurut itri Tn.
Udin 3 minggu ini Tn. Udin tampak banyak diam, melamun, tampak murung,
menolak makan dan minum obat. Perawat melakukan pengkajian tingkat risiko
bunuh diri klien. Dari hasil penilaian ternyata diperoleh nilai bahwa Tn. Udin
harus di rujuk ke RSU yang ada fasilitas jiwanya, namun Tn. Udin menolak.
Untuk itu perawat melakukan tindakan keperawatan pada Tn. Udin dan
keluarganya.
1. Diagnosa medis : Fraktur
2. Diagnosa keperawatan : Resiko Bunuh Diri
3. Kata kunci :
Fraktur
Kecelakaan
Risiko bunuh diri
4. Klarifikasi kata kunci :
Fraktur adalah patah tulang yang berkisar dari retakan tipis hingga patah
penyababnya jatuh, benturan menyerang langsung ketubuh, peristiwa
traumastik, seperti kecelakaan mobil, cedera karena olahraga.
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tak terduga, semula tidak
dikehendaki dan dapat menimbulkan kerigugain bagi manusia
Risiko bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan
dapat mengakhiri kehidupan
PROBLEM TREE
Kecelakaan lalu
lintas

Fraktur

Aktivitas
terganggu

Percobaan
bunuh diri

Banyak melamun Tampak Menolak


diam murung makan &
minum
Data Fokus
DS:
 Klien mengiris lengan tangan kirinya
 Klien mengatakan ingin mati
 Klien mengatakan tidak gunanya hidup lagi

DO:
 Ekspresi wajaah sedih
 Menangis
 Kontak mata kurang
 Klien tampak banyak diam
 Melamun
 Klien tampak murung
 Menolak makan dan minum obat
Diagnosa keperawatan berdasarkan kasus yaitu:
Resiko Bunuh Diri

Intervensi kaperawatan pada pasien risiko bunuh diri


Tujuan: Pasien mampu :
 Aman dari mencederai diri
 Membina hubungan saling percaya
 Mempertahankan kontrak untuk tidak melakukan bunuh
diri
Tindakan Keperawatan untuk Pasien:

Lakukan tindakan pencegahan bunuh diri :


 Temani pasien terus menerus
 Jauhkan semua benda-benda berbahaya
 Sampaikan : “ Melindungi pasien sampai tidak ada keinginan
bunuh diri”.
 Bina hubungan saling percaya
 Rujuk
 Skor 3 - 4 pertimbangkan untuk di rujuk
 Skor 0 - 2 :
 Buat Kontrak/kesepakatan (inform concent)
 Ajarkan cara–cara menyelesaikan masalah
Tujuan untuk Keluarga : Keluarga dapat melindungi anggota keluarganya dari
perilaku bunuh diri.

Tindakan Keperawatan untuk Keluarga :


 Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
 Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya risiko bunuh diri
dan mengambil keputusan merawat pasien (gunakan leaflet).
 Latih keluarga cara menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang
aman
 Latih keluarga cara bersikap pada pasien dengan perilaku bunuh dir
 Jelaskan kepada keluarga agar memastikan bahwa pasien benar minum
obatnya
 Jelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat secara teratur
 Lakukan pengawasan terkait perilaku dan pikiran bunuh diri setelah 2
minggu pasien minum obat, karena setelah dua minggu efektifitas obat
mulai bekerja dan pasien mendapat energi untuk melakukan perilaku
bunuh diri.
EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi Pasien, pasien dapat :


 Aman dan selamat
 Membuat kontrak untuk tidak melakukan bunuh diri
 Dirujuk
 Mampu melakukan cara-cara menyelesaikan masalah dengan cara positif

Evaluasi keluarga pasien, keluarga mampu :


 Mengenal tanda dan gejala perilaku risiko bunuh diri
 Menciptakan suasana yang aman bagi pasien
Informasi tambahan

Terapi yang diberikan kepada klien dengan Risiko Bunuh Diri yaitu :
 Terapi farmakologi
 Terapi non farmakologi
Analisis dan sintesis informasi :

• Risiko Bunuh Diri adalah perilaku merusak diri yang langsung


dan disengaja untuk mengakhiri kehidupan.
• Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami
resiko untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang
dapat mengancam nyawa. Dalam sumber lain dikatakan bahwa
bunuh diri sebagai perilaku destruktif terhadap diri sendiri yang
jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian. Perilaku
destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri,
niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai
sesuatu yang diinginkan.
Tanda dan Gejala :
• Mempunyai ide untuk bunuh diri
• Mengungkapkan keinginan untuk mati
• Impulsif
• Menunjukkan perilaku yang mencurigakan
• Mendekati orang lain dengan ancaman
• Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan
• Latar belakang keluarga
Mekanisme Koping

• Perilaku bunuh diri menunjukkan kegagalan mekanisme koping. Ancaman


bunuh diri mungkin menunjukkan upaya terakhir untuk mendapatkan
pertolongan agar dapat mengatasi masalah. Bunuh diri yang terjadi
merupakan kegagalan koping dan mekanisme adaptif pada diri seseorang.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
 Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis,
sosial dan spiritual.
2. Klasifikasi data
Data yang didapat pada pengumpulan data dikelompokkan menjadi 2
macam yaitu data subyektif dan data obyektif. Data subyektif adalah data
yang disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga. Data ini didapatkan
melalui wawancara perawat dengan klien dan keluarga. Sedangkan data
obyektif yang ditemukan secara nyata. Data ini didapatkan melalui obsevasi
atau pemeriksaan langsung oleh perawat.

3. Analisa data
Dengan melihat data subyektif dan data objektif dapat menentukan
permasalahan yang dihadapi klien dan dengan memperhatikan pohon
masalah dapat diketahui penyebab sampai pada efek dari masalah tersebut.
Dari hasil analisa data inilah dapat ditentukan diagnosa keperawatan.
4. Diagnosa keperawatan
Risiko Bunuh Diri
5. Strategi Pelaksanaan Pasien Risiko Bunuh Diri
• SP 1 : percakapan untuk melindungi pasien dari isyarat
bunuh diri
• SP 2 : Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien
isyarat bunuh diri
• SP 3 : Percakapan untuk meningkatkan kemampuan dalam
menyelesaikan masalah pada pasien isyarat bunuh diri
• SP 4 : Mendiskusikan harapan dan masa depan
Strategi Pelaksanaan Keluarga

• SP 1 : Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien


• SP 2 : Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya
resiko bunuh diri
• SP 3 : Melatih keluarga cara merawat pasien resiko bunuh diri
• SP 4 : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
THE END

Anda mungkin juga menyukai