Dosen :
Rudina Okvasari S.pd M.si
MAKROMOLEKUL
‘’POLIMER DAN ELASTOMER’’
KELOMPOK 7
ANGGOTA :
1. NUR MUKHLAS (201911043)
2. RIFALD AHMAD F (201911050)
3. MUHAMMAD ALIF A (201911056)
4. I GEDE KRISNA FAJAR P (201911058)
PETA KONSEP
POLIMER
POLIMERISASI POLIMERISASI
ADISI KONDENSASI
Kata polimer berasal dari bahasa Yunani, yaitu poly dan meros. Poly = banyak dan meros= unit atau bagian. Jadi polimer adalah
makromolekul (molekul raksasa) yang tersusun dari monomer yang merupakan molekul yang kecil dan sederhana. Polimer
didefinisikan sebagai makromolekul yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana yang setara dengan
monomer, yaitu bahan pembuat polimer. Akibatnya, molekul-molekul polimer umumnya mempunyai massa molekul yang sangat
besar. Hal inilah yang menyebabkan polimer memperlihatkan sifat sangat berbeda dari molekul-molekul biasa meskipun susunan
molekulnya sama. Pada umumnya polimer dikenal sebagai materi yang bersifat non-konduktif atau isolator. Kemajuan dalam riset
polimer telah menemukan berbagai polimer yang bersifat konduktif maupun semikonduktif. Bahan komposit diartikan sebagai
gabungan dari 2 material atau lebih yang berbeda sifatnya dan akan membentuk sifat fisis yang baru. Komposit polimer-karbon
terbentuk dari gabungan polimer dengan karbon yang membentuk sebuah material yang mempunyai sifat yang baru yaitu
mempunyai resistansi tertentu dan nilai resistansinya berubah apabila terkena gas. Polimer mempunyai banyak variasi sifat, dan
itulah mengapa polimer mempunyai banyak sekali kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Di era modern, hampir setiap bagian
hidup manusia melibatkan polimer. Termasuk jenis polimer antara lain plastik, elastomer, serat, cat dan bahan pelapis. Penggunaan
polimer dalam perkakas rumah tangga, alat transportasi, alat komunikasi dan alat elektronika sangat besar cakupannya.
B. PENGGOLONGAN POLIMER
a) Berdasarkan Asalnya
1) Polimer alam
adalah polimer yang terbentuk secara alami di dalam tubuh makhluk hidup. Polimer alam telah dikenal sejak ribuan tahun
yang lalu,jumlahnya yang terbatas dan sifat polimer alam yang kurang stabil, mudah menyerap air, tidak stabil karena pemanasan
dan sukar dibentuk menyebabkan penggunaanya amat terbatas.Contoh-contoh polimer alam yaitu :
N Polimer Monome Polimerisas Terdapat pada
o. r i
1. Amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian,akar umbi
2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, kayu, kapas
3. Protein Asam Kondensasi Susu,daging,telur,
amino wol, sutera
4. Asam Nukleotid Kondensasi Molekul DNA,
nukleat a RNA
5. Karet Isoprene Adisi Getah karet alam
alam
Sifat ini berkaitan dengan kekuatan tarik, tekan dan ketahanan terhadap patahan. Kekuatan tarik menunjukan sifat polimer
terhadap adanya tarikan, dan kekuatan tekan menunjukan sifat kebalikan dari kekuatan tarik. Suatu polimer ada yang
memiliki hanya kekuatan tarik saja atau tekan saja atau kekuatan tarik dan tekan sekaligus. Polimer yang memiliki salah satu
dari kekuatan tersebut dikatakan memiliki sifat lentur.
2. Kekuatan Terhadap Panas
Polimer yang bersifat tahan terhadap panas adalah polimer aromatik. Pada umumnya, polimer aromatik yang tahan terhadap
temperatur tinggi dikembangkan untuk keperluan industri penerbangan. Suatu polimer yang dianggap tahan panas harus
mampu bertahan dan tidak terdekomposisi pada temperatur 400 oC. Contoh polimer yang tahan panas atau polimida dengan
temperatur dekomposisi 585 oC dan poli(p-fenilena) dengan suhu dekomposisi 660 oC.
3. Degradabilitas
Polimer buatan (sintetis) dapat dirancang untuk tahan dan dapat menyerupai bahan – bahan gelas atau logam. Akan
tetapi, polimer buatan tersebut dapat menimbulkan masalah karena bersifat tidak dapat terurai. Untuk menangani hal
tersebut diperlukan pengolahan secara khusus dan juga biaya yang tidak kecil. Oleh karena itu, diusahakan membuat
polimer yang dapat terdegradasi sehingga tidak merusak lingkungan. Bahan polimer yang dapat terdegradasi banyak
digunakan untuk bidang pertanian, farmasi dan kedokteran.
4. Kekristalan
Kekristalan mengacu pada sifat keteraturan susunan molekul dalam suatu zat. Ada 3 kemungkinan bentuk kekristalan suatu polimer, yaitu
amorf (tidak berbentuk), semikristal, dan kristal. Pada umumnya, polimer memiliki bentuk amorf dan semikristal. Hal ini disebabkan ukuran
molekulnya yang sangat besar sehingga susunan molekulnya sangat tidak teratur. Sifat kekristalan ini memengaruhi sifat termal dan sifat
konduktivitas polimer. Polimer amorf lebih lunak dan lebih konduktif dibandingkan polimer yang berupa polimer kristal.
5. Konduktivitas Listrik
kepentingan industri, polimer yang konduktif telah banyak dibuat. Polimer konduktif merupakan polimer – polimer yang memiliki
konduktivitas listrik yang sebanding dengan konduktivitas logam – logam. Salah satu contoh pemanfaatan polimer konduktif ialah pada
penggunaan polielektrolit untuk bahan baterai padat. Polielektrolit merupakan polimer padatan yang terbentuk dari polimer. Struktur suatu
polielektrolit adalah amorf (tidak ada sisi kristal). Contoh polielektrolit yaitu polifosfazona dan polietilenaoksia.
C. REAKSI PEMBENTUKAN POLIMER
1. Polimerisasi Adisi
yaitu bergabungnya monomer-monomer yang berikatan rangkap. Ikatan rangkap akan menjadi jenuh tatkala monomer-monomer
itu berikatan satu sama lain. Pada polimerisasi adisi, tidak ada molekul yang hilang.polimerisasi adisi digolongkan ke dalam
polimerisasi radikal bebas dan polimerisasi ion.
• 1) Radikal Bebas
Radikal bebas biasanya dibentuk melalui penguraian zat kurang stabil dengan energi tertentu. Radikal bebas menjadi pemicu pada
polimerisasi. Zat pemicu berupa senyawa peroksida, seperti dibenzoil peroksida dan azodiisobutironitril
Jika radikal bebas dinyatakan dengan R• dan molekul monomer dinyatakan dengan CH2=CHX maka tahap pemicuan dapat digambarkan sebagai
berikut.
• R• + H2C = CHX → R – CH2 – CHX•
- Tahap perambatan adalah perpanjangan (elongasi) radikal bebas yang terbentuk pada tahap pemicuan dengan monomer-monomer lain:
• R – CH2 – CHX• + CH2=CHX → R – CH2 – CHX – CH2 – CHX•
•
-Tahap pengakhiran dapat terjadi dengan cara berikut.
2) Polimerisasi Ionik
Polimerisasi adisi dapat terjadi melalui mekanisme yang tidak melibatkan radikal bebas. Dalam hal ini, pembawa rantai dapat
berupa ion karbonium (polimerisasi kation) atau ion karbanion (polimerisasi anion).
Dalam polimerisasi kation, monomer pembawa rantai adalah ion karbonium. Katalis untuk reaksi ini adalah asam Lewis,
seperti AlCl3, BF3, TiCl4, SnCl4, H2SO4, dan asam kuat lainnya.
Polimerisasi radikal bebas memerlukan energi atau suhu tinggi, sebaliknya polimerisasi kation paling baik dilakukan pada suhu
rendah.Misalnya, polimerisasi 2–metilpropena berlangsung optimum pada –100 oC dengan adanya katalis BF3 atau AlCl3.
Polimerisasi kation terjadi pada monomer yang memiliki gugus yang mudah melepaskan elektron. Dalam polimerisasi yang
dikatalis oleh asam, tahap pemicuan dapat digambarkan sebagai berikut.
b. Polimerisasi Kondensasi
Polimerisasi kondensasi melibatkan penggabungan molekul kecil membentuk molekul besar melalui reaksi kondensasi.
Jika etanol dan asam asetat dipanaskan dengan sedikit asam sulfat pekat, akan terbentuk ester etil asetat disertai
penyingkiran molekul air. Reaksi esterifikasi akan berhenti, sebab tidak ada gugus fungsi lagi yang dapat membentuk
polimer.Namun demikian, jika setiap molekul pereaksi mengandung dua atau lebih gugus fungsional maka reaksi
berikutnya boleh jadi terbentuk. Misalnya, reaksi antara dua monomer asam heksanadioat (asam adipat) dan etana–1,2–
diol (etilen glikol).
D. APLIKASI DIBIDANG ELEKTRO
1. Polivinil klorida (PVC)
Polimer ini merupakan polimer yang dibentuk oleh monomer kloro etilen (CH2=CHCl). Polimer
ini memiliki sifat yang lebih kuat dibandingkan dengan etilen, tahan panas atau tidak mudah
terbakar.Berdasarkan sifat inilah maka, polivinil klorida banyak dipergunakan untuk untuk
membuat pipa, selang keras, lapisan lantai, piringan hitam, dan lain-lain.
2. Bakelit
Polimer bakelit merupakan plastik termoseting, polimer ini dihasilkan dari suatu kopolimer
kondensasi antara metanal dan fenol. Bakelit sudah banyak dibahas pada plastik termoseting.
Polimer ini banyak digunakan untuk peralatan listrik, sebagai kotak isolator, dan dudukan
lampu.
3. Polietilena
Kita lebih sering menyebutnya dengan plastik. Polimer ini dibentuk dari reaksi adisi monomer-
monomer etilena. Ada dua macam polietilena, yaitu yang memiliki densitas (kerapatan) rendah
dan polietilena yang memiliki densitas tinggi. Perbedaan dari kedua polimer ini adalah cara
pembuatannya dan agak berbeda sifat fisikanya. Secara umum sifat polietilena adalah sebagai
zat yang tidak berbau, tidak berwarna dan tidak beracun. Untuk polietilen dengan densitas
rendah biasanya dipergunakan untuk lembaran tipis pembungkus makanan, kantung-kantung
plastik, jas hujan. Sedangkan untuk polietilen yang memiliki densitas tinggi, polimernya lebih
keras, namun masih mudah untuk dibentuk sehingga banyak dipakai sebagai alat dapur misal
ember, panci, juga untuk pelapis kawat dan kabel.
DAMPAK NEGATIF POLIMER TERHADAP LINGKUNGAN
Dalam kehidupan sehari-hari banyak barang-barang yang digunakan merupakan polimer sintetis mulai dari
kantong plastik untuk belanja, plastik pembungkus makanan dan minuman, kemasan plastik, alat listrik, dan
alat-alat rumah tangga. Setiap kita belanja dalam jumlah kecil, misalnya diwarung, selalu kita akan mendapatkan
pembungkus plastik dan kantong plastik .Barang-barang tersebut merupakan polimer sintetis yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme. Akibatnya, barang-barang tersebut akan menumpuk dalam bentuk sampah yang
tidak dapat membusuk. Atau menyumbat saluran air yang menyebabkan banjir. Bila plastic dikubur maka akan
membuat tanah itu menjadi tak subur dan tak dapat ditanami.
Dan dampak negatif dari penggunaan polimer pada barang-barang disekitar kita terutama bagi kesehatan tubuh
manusia, diantaranya:
• Penggunaan sterofoam untuk makanan dapat menimbulkan gejala saraf,seperti kelelahan, gelisah, sulit tidur,
dan anemia
• Bahan kimia ftalat pada mainan anak yang terbuat dari plastik banyak menyebabkan infeksi hati dan ginjal.
• Zat kimia yang terkandung dalam kertas tisu untuk membungkus/melapisi makanan dapat menyebabkan
kanker
TERIMAH KASIH
KELOMPOK 7