Anda di halaman 1dari 44

PENGUATAN PENANGGULANGAN DAN

PENCEGAHAN STUNTING DI KOTA


MADIUN

Oleh :
DR. ANDRIYANTO, SH, MKES

DINAS KESEHATAN KOTA MADIUN


Madiun, 14 Maret 2019
CURRICULUM VITAE
Nama : ANDRIYANTO
Tempat, tanggal lahir : Malang, 9 Juni 1966
Alamat Rumah : Jl. Tales II / 16 Surabaya
Telp. : HP. 081999556670
Email : andry_anto2005@yahoo.com
Telp/Fax Kantor AKZI : (031) 8499597
Status : 1 istri, 2 anak
Pendidikan : 1. Lulus Akademi Gizi Malang th 1988;
2. Lulus Fak Hukum Unibraw Malang th 1990;
3. Lulus S2 Kesmas Epid Unair th 2001;
4. S3 Ilmu Kedokteran Unair th 2002; dan
5. Lulus S3 PSDM Unair 2017.
CURRICULUM VITAE
Pekerjaan: :
• Direktur Akademi Gizi Surabaya;
• Dosen Fakultas Vokasi Universitas Airlangga;
• Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Jawa Timur
2005 – 2015 & Sekretaris Majelis Kode Etik DPP PERSAGI;
• Ketua Divisi Registrasi Majelis Tenaga Kesehatan
Provinsi (MTKP) Jawa Timur;
• Ketua Tim Pangan dan Gizi Provinsi Jawa Timur;
• Wk. Ketua Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Jawa Timur;
• Tenaga Ahli Komisi E DPRD Jawa Timur;
• Ketua LSM “Koalisi Jawa Timur Sehat”;
• Redaktur Bulletin “Global Sehat”; dan
• Konsultan WHO mengenai Kebijakan Stunting.
SELAMAT HARI GIZI NASIONAL Ke-59
25 JANUARI 2019

MEMBANGUN GIZI MENUJU


BANGSA SEHAT BERPRESTASI

KELUARGA SADAR GIZI


INDONESIA SEHAT DAN
PRODUKTIF
Human Development Index / HDI
(Indeks Pembangunan Manusia / IPM)
• IPM Indonesia sebesar 70,81 (th 2017), naik 0,63 dari
tahun 2016. Peringkat Indonesia 114 dari 188 negara.
• IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar:
1. UHH (72 tahun) dan Status Kesehatan;
2. Pengetahuan / Pendidikan; dan
3. Standar Hidup Layak / Kemiskinan.

Masalah Indonesia saat ini adalah tingginya angka


STUNTING  melibatkan lintas sektor 
konvergen./terintegrasi..
Intervensi cost effective
Intervensi Sensitif (kontribusi 70%, jangka panjang,
dilakukan non sektor kesehatan)
• pemberian PMT; peningkatan daya beli;
• pendidikan perempuan; jaminan sosial;
• infra struktur; ketahanan pangan; KB; dan
• pengadaan air bersih.
Intervensi Spesifik (kontribusi 30%, jangka pendek,
dilakukan oleh sektor kesehatan)
• perubahan perilaku;
• pendampingan;
• pemberdayaan; dan
• tata laksana.
RANKING SDGS BEBERAPA NEGARA

Indonesia
urutan 99
dari 156
negara
PERFORMANCE KETAHANAN PANGAN NASIONAL
BERDASAR GLOBAL FOOD SECURITY INDEX (GFSI)
OVERALL

Rank Score / 100 Δ


1 Ireland 85.6 -0.2
2 United States 84.6 -0.6
3 United Kingdom 84.2 +0.2
4 Singapore 84.0 -0.6
5 Australia 83.3 -0.2
6 Netherlands 82.8 -0.8
7 Germany 82.5 -0.8
8 France 82.3 -0.9
9 Canada 82.2 -0.6
10 Sweden 81.7 -0.3
PERFORMANCE KETAHANAN PANGAN NASIONAL
BERDASAR GLOBAL FOOD SECURITY INDEX (GFSI) -
INDONESIA
PERFORMANCE KETAHANAN PANGAN NASIONAL
BERDASAR GLOBAL FOOD SECURITY INDEX (GFSI) -
INDONESIA
GIZI: Magnitute (Hal yang sangat penting)
dalam Membanguan Manusia dan
Masyarakat
• Permasalahan gizi merupakan
permasalahan sangat mendasar bagi
manusia;
• Bagi Indonesia, permasalahan ini sangat
penting untuk dibicarakan sekarang karena
besarnya magnitude permasalahan gizi
di tengah upaya untuk membangun manusia
dan masyarakat seutuhnya yang berkualitas.
GIZI ADALAH INVESTASI KELUARGA
Pergeseran/ Revolusi Teknologi

Konservatif/ Era Era


Tradisional Industri 4.0 Industri 5.0

Penerapan
PEMANFAATAN PEMANFAATAN
INFORMASI DAN INFORMASI DAN
TEKNOLOGI TEKNOLOGI
Untuk Masyarakat
SASARAN PELAYANAN GIZI
DI ERA INDUSTRI 5.0
Food Security /
Ketahanan Pangan

Food and Nutrition Security /


Ketahanan Pangan dan Gizi

Human Security /
Ketahanan Manusia karena Pangan dan Gizi
Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit,
menurunkan produktifitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan
Pengalaman dan bukti Internasional
Sel Otak pada Anak Normal dan Stunted menunjukkan bahwa stunting….

Menghambat Pertumbuhan Ekonomi dan


Produktivitas Pasar kerja
Hilangnya 11% GDP
Mengurangi
pendapatan
pekerja dewasa
hingga 20%
2 Singapura Tingkat ‘Kecerdasan’
Anak Indonesia
17 di urutan 64 terendah
Vietnam
dari 65 negara* Memperburuk kesenjangan/inequality
50 Thailand Mengurangi 10% dari Kemiskinan
total pendapatan seumur hidup antar-generasi
52 Malaysia

64 Indonesia
*Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA
(Organisation for Economic Co-operation and Development - Programme
for International Student Assessment), suatu organisasi global bergengsi,
Sumber: diolah dari laporan World Bank Investing in
terhadap kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun dari 65 negara,
Early Years brief, 2016
termasuk Indonesia, dalam bidang membaca, matematika, dan science.
Apa yang dimaksud
PENDEK/STUNTING ?
• Kondisi dimana seseorang kekurangan gizi kronis
(dalam jangka waktu yang lama);
1

• Terutama pada Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000


HPK)  ibu hamil (270 hari) sampai anak usia 2
2 tahun (730 hari);

• Sehingga tinggi badannya dibanding usia nya terlihat


LEBIH PENDEK dari SEBAYA nya.
3
18
INDIKATOR PERTUMBUHAN ANAK
DEFINISI STUNTING

KURVA PERTUMBUHAN WHO


INDIKATOR

Berat Badan / Usia (BB/U)


Tinggi
Tinggi Badan
Badan // Usia
Usia (TB/U)
(TB/U)
Berat Badan / Tinggi Badan (BB/TB)
Indeks Massa Tubuh (IMT) / (BMI)
Lingkar Kepala / Usia (LK)

Dikatakan STUNTING, bila:


< -2 SD
TB/U < -2 SD (Kurva WHO)
Prediksi Tinggi Badan Anak
• Pada anak Laki-laki :
TB Ayah + TB Ibu + 13 Cm
= ……. ± 8, 5 Cm
2

Pada anak Perempuan :


TB Ayah + TB Ibu - 13 Cm
= ……. ± 8, 5 Cm
2
FAKTA
Hasil Penelitian SEANUTS (South East Asian
Nutrition Surveys) 2017 menyatakan bahwa
PENDEK :
1. BUKAN faktor genetik/keturunan;
2. Berhubungan dengan KECERDASAN;
3. Mempengaruhi AKTIVITAS;
4. Berkaitan dengan EMOSIONAL; &
5. Menjadikan GEMUK.
STUNTING PADA ANAK
DAMPAK TUMBUH KEMBANG JANGKA PANJANG

Proses anak untuk mengalami stunting (apapun penyebabnya), secara


umum dapat berdampak pada dua kondisi berikut ini:
• Perawakan pendek
• Kerusakan struktur dan gangguan fungsi otak

Mengakibatkan gangguan tumbuh kembang jangka panjang, termasuk


gangguan kognitif yang permanen
(Kar et al. 2008)
STUNTING PADA ANAK
PENYEBAB DAN AKIBAT MULTI SEKTOR

STUNTING
SYNDROME

Prendergast and Humphrey, 2014. Paed Int Chi Health 34(4):250-265.


BONUS DEMOGRAFI
• Indonesia tengah memasuki periode
demographic dividend hingga tahun 2030.
• Dalam masa ini proporsi penduduk usia
produktif mencapai puncaknya, sehingga
memberikan peluang untuk memberikan
bonus demografi berupa petumbuhan
ekonomi.
• Penduduk usia produktif kedepan menjadi
kunci bagi pembangunan bangsa.
Kualitas

Kecerdasan Sumber
Daya
Menurun
Manusia
Anak Rendah
Pendek

STUNTING PADA ANAK
PENANGANAN HARUS SEJAK USIA DINI

LAHIR 2T 6T 18T
KANDUNGAN

8095
%% -5%

1000 HARI PERTAMA


Masa Depan
KEHIDUPAN ANAK
KUALITAS HIDUP
Aktifitas Fisik
PANJANG/TINGGI BADAN ANAK Kecerdasan
HARUS TERMONITOR DENGAN BAIK Perilaku - Emosi
DAN REGULER Performa Sekolah
Prestasi Akademis

AS - 2015
PENANGANAN ANAK PENDEK

1. Konsumsi tinggi Zinc, yang banyak di


protein hewan (ikan, susu, telor dan
daging), terutama jenis kerang-
kerangan  Keterampilan mengolah
makanan.
2. Aktivitas / olah raga yang
“melompat” !  Sarana Bermain.

STUNTING PADA ANAK
PENANGANAN HARUS SEJAK USIA DINI

Lancet. 1991 Jul 6;338:1-5.


KOMBINASI
SUPLEMENTASI
NUTRISI &
STIMULASI

Cara paling efektif untuk meningkatkan skor perkembangan anak stunting pada
usia 24 bulan pertama:
KOMBINASI SUPLEMENTASI NUTRISI & STIMULASI

STUNTING PADA ANAK
PENANGANAN HARUS SEJAK USIA DINI

Susan P Walker 2005. Lancet 366:1804-7.

STIMULASI &
AKTIFITAS FISIK

Dampak positif pemberian stimulasi & aktifitas fisik pada anak stunting
BERDAMPAK JANGKA PANJANG HINGGA ANAK BERUSIA 18 TAHUN
Sesungguhnya, Masalah Gizi (Kurus, Obesitas,
Stunting) terjadi karena ketidakseimbangan
antara kebutuhan (zat gizi) dan konsumsi
(makanan).
Ketidakseimbangan itu dikarenakan Pola
Asuh Gizi Anak (Cara memberikan makan)
yang Tidak Memadai.

Jadi, Memahami Kebutuhan Makan Anak


dan bagaimana cara memenuhinya, itulah
kunci nya.
4 PILAR PRINSIP GIZI SEIMBANG
Mengonsumsi Aneka Ragam
Pangan

Membiasakan Perilaku Hidup


Bersih (PHBS)

Melakukan Aktivitas Fisik secara


teratur minimal 30 menit

Memantau Berat Badan


(Status Gizi) secara Teratur
DALAM PENYUSUNAN MENU
HARUS MEMPERHATIKAN :

 Sasaran
Siapa yang akan mengkonsumsi makanan
tersebut (bayi, balita, anak sekolah, remaja,
dewasa, lansia)

Nilai Gizi
Pemilihan bahan makanan ini diutamakan
yang memiliki nilai gizi tinggi disesuaikan
dengan masalah gizi yang ada
• Variasi Masakan
Kumpulkan dari berbagai jenis makanan
(kelompok lauk, sayur dan buah).

 Keserasian Warna, komposisi, konsistensi


makanan.

• Ketersediaan Bahan Makanan


Jangan menyusun menu yang menggunakan
bahan makanan yang susah didapat (langka).

• Harga
Dalam menyusun menu harus disesuaikan
dengan anggaran yang ada.
(Menu yang seimbang tidak harus mahal !)
Pembelajaran Internasional dalam
Penanganan Stunting
Strategi Peru Mengurangi Stunting 50%
dalam 8 tahun
Tingkat rata-rata tahunan
pengurangan stunting Result-based
Pre-reform Post-reform Budgeting (RBB)/
Penganggaran
1990-2007 2008-2014 Meningkatkan
berbasiskan Hasil
layanan gizi dari sisi
1,6% 10,7% terfokus pada hasil
permintaan dan sisi
untuk anak
pelayanan (demand
dan supply-side) Anggaran untuk

Anggaran berdasarkan Hasil


Insentif Kinerja
Komitmen Solusi berbasis
Presiden bukti/Evidence-based Anggaran diselaraskan
Solutions dengan beban dari gizi

Strategi Lintas Sektor


Prevalensi
Komitmen yang kuat

Peran buruk
anak stunting Kementerian Kampanye Media Massa
berkurang Keuangan Harmonisasi Investasi
setengahnya Peningkatan kualitas dan Pemangku/Mitra terkait
antara 2007 Target Regional jangkauan dari layanan menggunakan
dan 2015: ibu hamil dan gizi RBB/Penganggaran
28,5% dan Advokasi Berbasis Hasil
14,4%) Masyarakat Transfer Bantuan
Bersyarat bagi Seleksi dalam Aksi
Masyarakat Miskin Prioritas di Anggaran

mber :diolah dari laporan Bank Dunia, World Bank 2017 Investing in the Early Years for Shared Prosperity
Pengalaman Negara-Negara Lain
Negara Capaian Upaya Penguatan

Behavior Change Communication/BCC di Tingkat


Komunitas:
• Pekerja kesehatan di garda depan memberikan pelayanan
gizi dan kegiatan BCC (behavior change communication).
Koordinasi dan kerjasama di Tingkat Penyedia Layanan:
• Memberdayakan dan mendukung masyarakat bekerja
Stunting secara horizontal antar sektor, yang biasanya bekerja
India turun 16% secara vertikal (upaya koordinasi antara pekerja berbasis
(Maharastra) dalam rumah sakit dan petugas kesehatan atau bidan dalam
7 tahun memberikan dukungan dan panduan di sekolah).
Penyediaan pangan bergizi di Tingkat Nasional:
• Memperluas intervensi fortifikasi pangan untuk
meningkatkan kualitas diet
Pemberian Bantuan Sosial di Tingkat Nasional:
• Dana tunai bagi ibu hamil untuk mengurangi hambatan
keuangan dalam memenuhi gizi yang baik.
Pengalaman Negara-Negara Lain
Negara Capaian Upaya Penguatan
Behavior Change Communication/BCC di Tingkat Keluarga dan
Komunitas:
Stunting • pemanfaatan pelayanan kesehatan termasuk gizi.
berkurang Koordinasi dan kerjasama lintas sektor:
1,4%
Bangladesh • Intervensi lintas sektor, saling mengait, dan bervariasi sesuai
setiap
tahun penyebab stunting.
sejak 1997 Di Tingkat Daerah dan Nasional:
• Peningkatan aset rumah tangga, pendidikan pengasuhan,
peningkatan cakupan sanitasi,
Pemberian Bantuan Sosial di Tingkat Nasional:
• Transfer dana tunai dikombinasikan dengan pendidikan gizi dan
kesehatan.
1. Transfer dana tunai digunakan untuk membeli pangan kaya gizi
Stunting selama kehamilan, menyusui, dan pada tahap pemberian
Mexico bawah 36 makanan
Maternity bulan 2. Transfer dana memberi tambahan pendapatan dan
Cash turun meningkatkan akses pelayanan kesehatan
Transfer sebanyak
3. Transfer dana tunai juga menggerakkan pasar lokal dan
10%
ekonomi untuk meningkatkan ketersediaan pangan bergizi,
memberdayakan perempuan melalui pengaturan sumberdaya.
Upaya 1.000 hari penghidupan di Tingkat Penyedia Layanan
• Pemberian suplemen micronutrient
Pengalaman Negara-Negara Lain
Negara Capaian Upaya
Komitmen di Tingkat Nasional:
• Visi Presiden, komitmen, dan kepemimpinan
memprioritaskan aksi terkait gizi di seluruh sektor
• Stunting untuk meningkatkan akses pelayanan ibu hamil dan
menurun dari gizi anak;
37% menjadi • Mengatasi kelaparan serta penyediaan pangan dan
7% dalam 30 gizi disertai anggaran yang mencukupi
tahun
• Dukungan kelembagaan untuk menjalankan program-
Brazil • Rata-rata program.
jangka waktu • Menginisiasi perubahan kebijakan
pemberian ASI
meningkat dari Menguatkan pemberian ASI eksklusif di Tingkat
2,5 bulan Nasional:
menjadi • Penegakan International Code of Marketing of Breast-
14 bulan milk Substitutes
• Penerapan cuti melahirkan 6 bulan untuk
menciptakan lingkungan yang mendukung
perempuan memberikan ASI;
Pengalaman Negara-Negara Lain
Negara Upaya Penguatan

Menguatkan pemberian ASI eksklusif di Tingkat Nasional:


• Memperpanjang cuti melahirkan hingga 6 bulan;
• Melarang iklan bahan pengganti ASI yang diketahui mengurangi
angka ASI ekslusif;
Perubahan regulasi di Tingkat Nasional:
• Didukung oleh kampanye kesadaran masyarakat untuk
Vietnam mempromosikan pesan-pesan kunci
Pemberian penghargaan pada kerja bidan
Dukungan di Tingkat Komunitas:
• Dukungan ibu-ibu dan keluarga dalam mensukseskan perubahan
regulasi
• Kepemimpinan yang kuat untuk memastikan hal tersebut dilakukan
Dilakukan pemantauan
Arah Kebijakan Gizi
Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 secara tegas
memuat bahwa tujuan pembinaan gizi adanya
tercapainya mutu gizi perorangan dan masyarakat;
melalui;
• perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai
dengan gizi seimbang;
• perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan
PHBS; dan
• peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang
sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.

40
5 PILAR PENURUNAN STUNTING

Komitmen dan Visi Pimpinan Daerah;

Kampanye dengan fokus pada pemahaman, perubahan


perilaku, komitmen politik dan akuntabilitas;

Konvergensi, koordinasi dan konsolidasi


program nasional, daerah dan masyarakat;
Mendorong kebijakan nutritional
food security;

Pemantauan dan evaluasi.


KESIMPULAN
• SEMANGAT PENGUATAN KELEMBAGAAN, GIZI TIDAK BISA
BERDIRI SENDIRI;

• IKLIM KETERBUKAAN YANG DILINDUNGI OLEH


UNDANG-UNDANG;

• PERPADUAN ANTARA TOP DOWN DAN BOTTOM


UP PLANNING
• GERAKAN PERCEPATAN PENURUNAN MASALAH GIZI MELALUI PENINGKATAN
KAPASITAS ORGANISASI DAN KOMPETENSI AHLI GIZI;

• PELAKSANAAN PROGRAM POKOK & INOVATIF


BIDANG GIZI SECARA KONSEKUEN;

• JEJARING LINTAS OP, MASYARAKAT DAN PEMERINTAH;

• VALIDASI SASARAN PROGRAM (SEGMENTASI); dan

• PENGUASAAN MAPPING / DATA YANG AKURAT DAN UP DATE.


KEBAHAGIAAN berasal dari
KESEHATAN
(George William Curtis, Penulis)

Terima Kasih 44

Anda mungkin juga menyukai