WAWASAN KEMARITIMAN

ANDI RACHMAT BOESTON | LUCIA EVIANTI PATULAK | MUH. PRAGA KAMALUDDIN

 Kondisi dan Karakteristik
01 Wilayah Maritim (Pesisir
Pantai
Pendekatan Pembangunan
02 Bottom-Up

TOPIK 03
Rapid Rural Appraisal
(RRA) dan Participatory
Rural Appraisal (PRA)
PEMBAHASAN :
Penataan Kawasan
04 Wilayah Pesisir

Wilayah Pesisir dan

05 Penjagaan Keamanan
Maritim
KONDISI DAN KARAKTERISTIK WILAYAH
MARITIM (PESISIR PANTAI)

Pada umumnya, kehidupan

para nelayan adalah miskin
dan serba susah , namun
para nelayan memiliki
Mata ketabahan dalam
pencaharian menghadapi kehidupannya
utamanya adalah yang serba terbatas.
sebagai nelayan
a b c d

Indonesia adalah Pekerjaan nelayan

negara kepulauan menangkap ikan di laut
atau negara sangat tergantung pada
maritim terbesar di sarana kapal motor dan
dunia. perahu yang digunakan.
PENDEKATAN PEMBANGUNAN BOTTOM-
UP
Pembangunan wilayah pesisir dibuat oleh Pemerintah Pusat.

Yang diminta berbeda dengan yang diberikan, yang berarti

pembangunan tidak berhasil atau gagal.

Pemerintah menyadari kegagalan pendekatan Pembangunan

top-down

Pendekatan pembangunan top-down telah digantikan oleh

pendekatan pembangunan perencanaan dari bawah ke atas
(bottom-up).

Pembangunan dimulai dengan membuat usulan proyek

pembangunan yang dibutuhkan oleh masing-masing desa.
Rapid Rural Appraisal (RRA) &
Participatory Rural Appraisal (PRA)
RRA adalah penelitian untuk menyusun rencana
pembangunan pedesaan yang dilakukan oleh konsultan
(tenaga ahli)

Beberapa kelemahan dan ketidaksesuaian dengan yang

dikehendaki oleh masyarakat pedesaan, yang akhirnya
menimbulkan berbagai kekecewaan.

Adanya kelemahan pendekatan pembangunan Rapid

Rural Appraisal (RRA), maka perlu disempurnakan
dengan menerapkan pendekatan PRA atau perencanaan
pembangunan pedesaan secara partisipatif.

Perencanaan pembangunan yang menerapkan PRA

lebih maju dibandingkan RRA, oleh karena itu dalam
pembangunan wilayah pesisir secara berkelanjutan,
agar diterapkan metoda PRA.
Penataan Kawasan Wilayah Pesisir
Penentuan kawasan pesisir untuk fungsi-fungsi tertentu
(khusus) dimaksudkan untuk penentuan berbagai
kegiatan pada ruang yang tepat, sesuai dengan
kapasitas Iahan dan kesesuaian Iahan

Tingkat kesejahteraan masyarakatnya relatif sangat

rendah, maka sudah selayaknya dan seharusnya
diberikan perhatian yang lebih besar

Untuk mencapai sasaran pembangunan wilayah pesisir

yang lebih besar, diperlukan alokasi anggaran
pembangunan (APBD) yang lebih besar pula
dibandingkan waktu sebelumnya.
WILAYAH PESISIR DAN PENJAGAAN
KEAMANAN MARITIM
Gangguan keamanan yang terjadi di wilayah perairan/laut
dibedakan, Yaitu yang berasal dari luar (eksternal) dapat
dikemukakan, diantaranya :
penyelundupan barang-barang (barang elektronik, pakaian
bekas, barang konsumsi (makanan, rokok, narkoba, dan
sebagainya) yang merugikan penerimaan negara

A B C

Pencuriann ikan yang dilakukan penyusupan imigran gelap dari negara

oleh kapal-kapal penangkap ikan bergoiak (seperti Afganistan, dan lainnya)
negara luar (seperti Filipina, menggunakan perahu, yang masuk melalui
Thailand, dan Malaysia), wilayah pesisir, dengan tujuan Australia
atau indonesia
Gangguan keamanan yang terjadi di wilayah yang
berasal dari dalam (internal) dapat dikemukakan,
diantaranya :

A B

penggunaan bom oleh Terjadinya

nelayan untuk menangkap perompakan
ikan, yang berdampak (perampokan di laut)
merusak lingkungan dan yang mengganggu
membahayakan terhadap keamanan kapal-kapal
keselamatan diri pelakunya yang mengangkut
barang.
Dalam hal ini peranan masyarakat pesisir
pada umumnya dan nelayan penangkap
ikan pada khususnya dapat dimanfaatkan
dan diberdayakan peranannya untuk 05
membantu penjaga keamanan di laut/
terhadap segala kemungkinan terjadinya
gangguan keamanan di laut, baik yang
04
bersifat eksternal maupun yang bersifat
internal.
03 TINDAKAN PENCEGAHAN DAN
PENGAMANAN SECEPATNYA
02 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN TERDEKAT
01
PIHAK ANGKATAN LAUT

POS PENJAGAAN KEAMANAN

ALAT KOMUNIKASI
Thank you