Js is a young women aged about 18 who looks rather embbarassed and asks you what would be the best thing for peroid pains. Jenny tells you that she started her periods about 5 years ago and has never had any problem with period pains until recently. Her periods are regular/ every 4 weeks. They have not become heaveir, but she now gets pain, which starts a few hours before her period. The pain has usually gone by the end of the first day of menstruation and JS has never had any pain during other parts of the cycle. She hays she has not tried any medicine yet, is not taking any medicines from the doctor and that she can normally take aspirin without any problem. Js adalah seorang wanita muda berusia sekitar 18 th yang terlihat agak malu dan bertanya kepada anda apa yang akan menjadi hal terbaik untuk nyeri haid. Jenny memberi tahu anda bahwa ia memulai haid sekitar 5 th yang lalu dan belum pernah memiliki masalah dengan nyeri haid hingga saat ini. Menstruasi teratur setiap 4 minggu. Mereka tidak menjadi lebih berat, tetapi ia sekarang merasakan sakit, yang dimulai beberapa jam sebelum menstruasi. Rasa sakit biasanya pada hari akhir hari pertama menstruasi dan Js tidak pernah merasakan sakit selama bagian lain dari siklus. Dia mengatakan dia belum pernah mencoba obat apapun, belum pernah minum obat dari dokter dan dia biasanya dia dapat minum aspirin tanpa masalah. Dismenore adalah rasa sakit yang menyerupai kejang terasa diperut dibagian bawah, dan biasanya dimulai 24 jam sebelum haid, dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid (Sutiretna,2001). Dismenore dibagi menjadi 2 macam yaitu: 1. Dismenore sekunder
2. Dismenore primer
Faktor faktor penyebab nyeri haid primer yaitu faktor kejiwaan,
faktor konstitusi, faktor obstruksi kanalis servikalis, dan faktor alergi ( Prawiroharjo,2006). Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata-rata lebi dari 50% perempuan disetiap negara mengalami dismenore. Di amerika angka presentasinya sekitar 60% dan diswedia sekitar 72% sementara diindonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan produktif ang tersiksa oleh dismenore. Angka kejadian (prevalensi) dismenore berkisar 45- 95% dikalangan wanita usia produktif (Proverawati dan misaroh 2009). Menurut (Shanon ,2006) semakin lama menstruasi terjadi, maka semakin sering uterus berkontraksi, akibat semakin banyak Prostaglandin yang berlebihan, maka akibat timbulnya rasa nyeri. Selain itu, kontraksi uterus yang terus menerus juga menyebabkan supplay darah ke uterus berhenti sementara sehingga terjadilah dismenore primer. Kompres dengan botol dingin (hangat tepat pada bagian yang terasa keram), minum-minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi, menghindari minu-minuman yang beralkohol, kopi dan es krim, menggosok-gosokan perut atau pinggang yang sakit, ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung kebawah, tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi, dan obat-obatan boleh minum analgetik ditoko obat,asal dosisnya tidak lebih dari 3x. Siklus menstruasi terbagi atas 4 fase yaitu, fase menstruasi, fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal. Pada fase menstruasi (hari ke 1-5) terjadi penurunan kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan endometrium meluruh disertai dengan pendarahan. Setelah fase menstruasi selanjutnya masuk ke fase folikuler (hari ke 6-13), pada fase ini pituitary mulai memproduksi LH dan FSH. Peningkatan hormon ini menyebabkan perkembangan folikel dalam ovarium, memacu perkembangan ovum dan pelepasan estrogen dari ovarium (Anonim, 2002). Pada hari ke 14 (fase ovulasi) konsentrasi estrogen yang tinggi, akan memacu pelepasan LH, dimana fungsi dari LH adalah membantu melepaskan ovum yang telah matang dari tuba falopi ke uterus. Setelah ovulasi, pada fase luteal yang terjadi pada hari ke 15-28, folikel akan berkembang menjadi korpus luteum (sebuah massa sel yang memproduksi progesteron). Bila tidak ada pembuahan korpus luteum berdegenerasi (meluruh) disertai dengan pendarahan. Proses inilah yang dinamakan menstruasi (Anonim, 2002). Penurunan kadar progesteron pada akhir siklus menimbulkan ketidakstabilan lisosom, yang memungkinkan percepatan pengeluaran aktivitas enzim fosfolipase A2. Asam arakidonat bebas yang dilepaskan oleh kerja fosfolipase A2 cepat diubah menjadi prostaglandin oleh sistem enzim prostaglandin sintetase yang aktif di dalam endometrium. Prostaglandin F2α menyebabkan kontraksi uterus (Duenhoelter, 1989). Adanya kontraksi uterus mengakibatkan aliran darah ke uterus berkurang dan terjadi iskemia. Prostaglandin juga menyebabkan sensitisasi dan selanjutnya menurunkan ambang nyeri, sehingga menyebabkan rasa nyeri pada saat menstruasi (Neville dan Moore., 2001). Tanda Dan Gejala 1) Dismenorea Primer Menurut Holder (2006) dismenorea primer memiliki ciri khas yaitu: terjadi dalam 6-12 bulan setelah menarche (haid pertama), nyeri pelvis atau perut bawah dimulai saat haid dan berakhir selama 8-72 jam, nyeri pinggang, nyeri paha di atas atau tengah, sakit kepala, diare, mual atau muntah. 2) Dismenorea Sekunder Menurut Holder (2006) dismenorea sekunder memiliki ciri khas yaitu: terjadi pada usia 20-an atau 30-an setelah siklus haid yang relatif tidak nyeri di masa lalu, ketidaksuburan, darah haid yang banyak atau perdarahan yang tidak teratur, sensasi nyeri saat berhubungan seks, keputihan berlebih, nyeri perut bawah atau pelvis selama waktu selain haid, nyeri yang tidak berkurang dengan terapi nonsteroidal anti inflammatory drugs (NSAIDs). Penyebab 1) Dismenorea Primer Faktor berikut ini memegang peranan penting sebagai penyebab dismenorea primer, antara lain: faktor kejiwaan, faktor konstitusi, faktor obstruksi kanalis servikalis, faktor endokrin (berhubungan dengan peningkatan prostaglandin F2 alfa), faktor alergi (Winkjosastro, 2007). 2) Dismenorea sekunder Dismenorea sekunder, berhubungan dengan kelainan kongenital atau kelainan organik di pelvis yang terjadi pada masa remaja (Huffman, 1968). Rasa nyeri yang timbul disebabkan karena adanya kelainan pelvis, misalnya : endometriosis, mioma uteri, stenosis serviks, malposisi uterus atau adanya IUD (Sunaryo, 1989). F. Penatalaksanaan Dismenorea Dismenorea Primer Berikut ini beberapa cara untuk menangani dismenorea primer: a) Non Farmakologi : Psikoterapi (Contoh: rileksasi, hipnoterapi), pemberian nasihat mengenai makan sehat, istirahat yang cukup, olah raga yang teratur seperti yoga, kompres hangat perut bagian bawah untuk mengurangi sakit. b) Farmakologi 1) Analgetika: nyeri ringan (aspirin, asetaminofen atau paracetamol, propoksifen), nyeri berat (prometazin, oksikodon). 2) Sediaan hormonal: Progestin, pil kontrasepsi (estrogen rendah dan progesteron tinggi). 3) Anti inflamasi (NSAID): aspirin, indometasin, fenilbutazon, ibuprofen, naproksen, asam mefenamat, asam meklofenamat yang umumnya pemberian obat dilakukan 24-72 jam pra haid 4) Dilatasi kanalis servikalis Merupakan tindakan terakhir apabila usaha-usaha lain gagal. Dapat memberi keringanan karena memudahkan pengeluaran darah haid dan prostaglandin di dalamnya (Junizar dkk., 2001) A: selamat siang, silahkan duduk. perkenalkan nama saya nur apsa savitri sebagai apoteker yang bertugas hari ini ada yang bisa saya bantu dek? P: siang, ini kak saya mau konsultasi. A: sebelumnya saya ambil data diri anda dulu yah untuk pelengkap administrasinya. Nama nya siapa? Alamat dimana? Umur ? No telpnya ? P : Nama : JS Alamat : jl bangau umur : 18 th Telp : 0823454545454 A: oke, jadi ada keluhannya dan sudah berapa lama ? P: begini kak,nyerinya pada saat hari pertama saya haid. saya sebelumnya sudah mengkonsumsi obat aspirin dan setelah bertahun-tahun baru kali ini saya merasakan nyeri jadi bagaimana solusinya? Apakah obat aspirin ini tidak berbahaya untuk saya yang sedang haid ? A: jadi begini nyeri yang ade rasakan biasanya disebut dengan dismenore primer sebab terjadi sehari sebelum atau hari pertama saat haid. jadi diusia 18 th ini sekresi hormon prostaglandin meningkat itulah yang menyebabkan nyeri. Dan masalah obat aspirin di terapi farmakologinya obat aspirin dianjurkan untuk mengatasi nyeri pada saat menstruasi. P : jadi solusinya bagaimana kak ? A: jadi solusinya buat mba bisa mengkonsumsi aspirin tapi pada saat nyeri saja jika nyerinya sudah sembuh mba bisa berhenti mengkonsumsinya. Selain mengkonsumsi aspirin mba bisa terapi non farmakologi juga istirahat yang cukup, olah raga yang teratur seperti yoga, kompres hangat perut bagian bawah untuk mengurangi sakit. Apakah mba ada pertanyaan lagi ? P : tidak ada kak saya rasa sudah jelas terima kasih untuk solusinya, A : iya mba, semoga lekas sembuh dan perbanyak istirahat yah Thank You