Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan judul “Identifikasi Senyawa
Organik Bahan Alam pada babadotan(.Ageratum conyzoides.L)”, yang memuat
penjelasan mengenai senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam daun babadotan.
Paper ini disusun sesuai dengan percobaan yang dilakukan dan disesuaikan
dengan literatur yang ada baik dari buku penunjang maupun internet, sehingga berguna
bagi semua orang yang akan memperoleh informasi dari paper ini.
Dalam penulisan paper ini, penulis tidak terlepas dari bantun orang lain. Untuk
itu izinkan penulis untuk menyampaikan terima kasih kepada :
1. Orang tua penulis tercinta yang telah memberikan motivasi dan doanya.
2. Ibu Dra.Suryelita, M.Si dan Ibu Fauzana Gazali, M.Pd selaku dosen pembimbing
praktikum kimia organik 2.
3. Asisten Dosen praktikum Kimia Organik 2 oleh kakak Iwefriani dan Santi amelia sari
yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan paper ini.
4. Untuk teman-teman anggota kelompok 5 praktikum kimia organik 2 yang telah
membantu penulis.
5. Seluruh rekan-rekan jurusan kimia pada umumnya dan teman – teman pada
pendidikan kimia reguler 2013.
Akhirnya, penulis menyadari paper ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
penulis dengan tangan terbuka menerima saran maupun ide – ide yang bermanfaat bagi
perbaikan tulisan ini, dengan tujuan dapat menjadikan paper ini lebih baik dan sempurna
serta dapat berguna bagi kita semua, Amin.
Penulis
BAB I. PENDAHULUAN
2.2.4 Terpenoid................................................................................ 17
3.3Bahan............................................................................................ . .19
Daftar Pustaka
Lampiran
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Ageratum
nama :
Umum/Dagang : Babandotan.
Daun : Tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit,
panjang 3 – 4 cm, lebar 1 – 2½ cm, pertulangan menyirip, tangkai pendek,
hijau.
Buah : Padi, bulat panjang, bersegi lima, gundul atau berambut jarang,
hitam.
3.Khasiat
ALKOLOID
A. Pembagian Alkaloid
Alkaloid pada umumnya mencakup semua senyawa yang bersifat basa
atau alkali, mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya merupakan
bagian dari sistem siklis. Sampai sekarang tidak ada pengertian alkaloid yamng
dapat dijelaskan dengan rinci. Pada tahun 1896, Mayer-Lexikon
memberikan batasan alkaloid sebagai berikut : “ Alkaloid terjadi secara
karakteristik dalam tumbuhan dan sering dikenal karena katifitas fisiologisnya.
Alkaloid mengandung karbon, hidrogen, dan nitrogen dan pada umumnay
mengandung atom oksigen. Dalam banyak hal mereka mirip alkali “.
Senyawa alkaloid adapat dipandang sebagai hasil metabolisme dari
tumbuhan atau dapat berguna sebagai cadangan bagi biosintesis protein.
Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan hama,
penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon. Pad umumnya alkaloid tidak
ditemukan da;lam gymnosperma, paku-pakuan lumut dan tumbuhan rendah.
B. Deteksi Alkaloid
Sebagai basa, alkaloid biasanya diekstraksi dari tumbuhan dengan pelarut
akohol dalam kondisi asam lemah, kemudian diendapkan denagn amoniak pekat.
Dua metoda yang paling banyak digunakan untuk mendeteksi alkaloid pada suat
senyawa adalah melalui prosedur Wall dan Prosedur Kiang-Douglas. Kelemahan
metoda Kiang-Douglas adalah senyawa amonium kuartener yang tidak dapat
diubah menjadi bentuk basa bebasnya tetap tinggal dalam tanaman dan tidak
dapat dideteksi.
Metoda penampak bercak terhadapa alkaloid biasanya dilakukan dengan
pereksi pengendapan maupun pereaksi warna. Pereaksi pengendapan didasarkan
pada kesanggupan alkaloid untuk bergabung dengan logam yang mempunayi
C. Pemisahan Alkaloid
Koloid pada umumnya berbentuk kristal yang tidak berwarna, ada juga
yang berbentuk cairan seperti koniina, nikotin, dan higrin. Beberapa alkaloid
mempunyai warna seperti berberina, piperin dan daram sanguarin berwarna merah
bata. Hampir semua alkaloid dapat membentuk garam. Kebasaan alkaloid
meyebabkan senyawa tersebut sangat mudah terdekomposisi etrutaam oleh panas,
sinar dan adanya oksigen membentuk suatu N-oksida. Dekomposisi alkaloid
selama pemisahan maupun penyimpanan sering menimbulkan berbagai persoala.
Untuk mencegahnya biasanya alkaloid disimpan dalam bentuk garamnya.
Untuk mendapatkan alkaloid pada jaringan tumbuhan yang banyak
mengandung lemak, dapat dilakukan dengan ekstraksipendahuluan dengan
menggunakan petrolium eter, selanjutnya pemisahan dan pemurnian dilakukan
dengan salah satu atau gabungan dari empat metoda kromatografi, yaitu
kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, kromatigrafi kolom dan
kromatografo gas cair. Metoda yang akan dipakai sangat bergantung pada jenis
alkaloidnya. Metoda pemurnian alkaloid yangyangb sering digunakan adalah
kristalisasilangsung. Beberapa kombinasipelarut yang sering digunakan adalah
metanol, metanol berair, metanol-klooroform, metanol-aseton, dan etanol-aseton.
Adapun beberapa jenis dari alkaloid adalah :
1. Morfina yaitu alkaloid yang berasal dari getah dan biji candu.
2. Kodeina yaitu derivat metoksi dari morfina. Senyawa ini merupakan
analgesik yang mapuh dan berasal dari biji buah candu.
3. Heroin yaitu derivat diasetil yang juga memiliki fungsi yang sama dengan
heroin. Herion tidak terdapat dialam, melainkan disintesis dari morfina
dalam laboratoirum.
4. Sejumlah alkaloid yang aktif secara faali mengandung sistem cincin
tropana.
3. Senyawa Terpen
Senyawa terpen, pada awalnya merupakan suatu golongan senyawa yang hanya
terdiri dari atom C dan H, dengan perbandingan 5 : 8 dengan rumus empiris C5H8
(unit isoprena), yang bergabung secara heat to tail (kepala ekor). Oleh sebab itu
senyawa terpen lazim disebut isoprenoid. Terpen dapat mengandung dua, tiga atau
lebih suatu isoprena. Molekul-molekulnya dapat berupa rantai terbuka atau siklik.
Mereka dapat mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, gugus karbonil atau
gugus fungsional lain. Struktur mirip yang mengandung unsur-unsur lain
disamping C dan H disebut terpenoid. Dewasa ini baik terpen maupun terpenoid
dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenoid).
Terpena dapat mengandung dua, tiga atau lebih satuan isoprena. Molekul-
molekulnya dapat berupa rankai-terbuka atau siklik.
Berdasarkan jumlah unit isoprena yang dikandungnya, senyawa terpenoid dibagi
atas:
Monoterpen ( dua unit isoprena)
Seskiterpen ( tiga unit isoprena)
Diterpen ( empat unit isoprena)
Tritcrpena ( lima unit isoprena)
polifenol.
III.II ALAT:
Lumpang
Alu
Pisau
Pipet tetes
Gunting
Pemanas
Corong
Plat tetes
Tabung reaksi
III.III BAHAN:
Sampel bahan alam : daun alpukat (Persea americana Mill.)
Pasir halus bersih dan kering
Amoniak
H2SO4 pekat
H2SO4 2N
Serbuk Mg
Pereaksi Wagner
Pereaksi Dragendorf
Pereaksi Mayer
Kloroform
Metanol
4 g sampel
- Dirajang halus
- Digerus dengan bantuan pasir halus
- + sedikit kloroform
- Digerus lagi sampai membentuk pasta
- + 10 mL amoniak-kloroform 0,05 N
- Digerus lagi
Campuran
Hasil
0,5 g sampel
- Dirajang halus
- Diekstrak dengan 5 mL metanol
- Panaskan (selama 5 menit)
-
Ekstrak
-
- + beberapa tetes HCl pekat
- + sedikit serbuk Mg
Hasil
Hasil
Sampel kering
Hasil
1V.I. HASIL
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Uji Pereaksi Hasil
Alkaloid - Mayer Tidak terbentuk endapan putih/keruh,
- Wagner coklat, orange, dengan pereaksi mayer,
- Dragendrof wanger, dragendrof, sampel tidak
mengandung alkaloid
Flavonoid Metanol, asam Tidak terjadi perubahan warna, sampel
klorida pekat, dan tidak mengandung flavonoid
serbuk magnesium
Steroid/terpenoid Kloforom, anhidrida Terbentuk warna biru, sampel
asetat dan H2S04 pekat
mengandung steroid
Terbentuk warna merah jingga sampel
mengandung triterpenoid
Saponin Air suling Tidak terbentuk busa yang stabil,
sampe tidak mengandung saponin
1V.II. PEMBAHASAN
Percobaan identifikasi senyawa bahan alam yang bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid dan saponin dalam
daun babadotan (Ageratum conyzoides L).Hasil tes identifikasi yang dilakukan adalah
Pada test ini, filtrat hasil ekstrak daun Ageratum conyzoides L dengan
amoniak-kloroform yang ditambah H2S04 2 N dilakukan pengujian dengan:
a. Pereaksi Mayer, terbentuk larutan bening
b. Pereaksi Dragendrof, terbentuk larutan orange
Pada tes ini, daun Ageratum conyzoides L diekstrak dengan metanol dan
dipanaskan. Saat ekstrak ditamba HCl pekat dan sedikit serbuk Mg, maka pada
larutan ekstrak terbentuk gelembung fas, karena serbuk Mg sedang bereaksi. Hasil
yang diperoleh adalah terbentuk larutan kecoklatan, maka daun Ageratum
conyzoides L tidak mengandung flavonoid karena tidak terbentuk larutan
merah/pink atau orange. Hal ini tidak sesuai dengan literatur, karena berdasarkan
literatur yand didapatkan daun Ageratum conyzoides L mengandung flavonoid.
Kesalahan ini terjadi diduga karena daun yang kami gunakan untuk uji flavonoid
hanya 0,5 g . Mungkin terbentuknya flavonoid untuk tanaman Ageratum
conyzoides L dilakukan uji dengan jumlah yang besar. Karena menurut literatur,
senyawa flavonoid paling banyak terdapat dalam tumbuhan . Tergantung banyak
atau tidaknya tumbuhan mengandung terpenoid. Kemudian , kesalahan yang
V. 1 KESIMPULAN