MINGGU 13
= o.(x)
= o(1 +2,5)
Konduktivitas Listrik
• Konduktivitas listrik antara sistem emulsi tipe
w/o berbeda dengan tipe o/w. Sistem emulsi
tipe o/w memiliki konduktivitas yang lebih
tinggi dibandingkan sistem emulsi tipe
w/o.
Cara mengukur stabilitas emulsi
1. Pengukuran sedimentasi
a. Settling rate dalam area gravitasi
b. Sentrifuse
c. Ultra sentrifuse
2. Gerak Brown
3. Koalesen
4. Distribusi ukuran partikel
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN
KETIDAKSTABILAN EMULSI
1. Acacia Gum
4. Kolesterol
6. Gelatin
8. Pektin
Kisaran Penggunaan
4 -6 Emulsi W/O
7 -9 Bahan pembasah
8 - 18 Emulsi O/W
13 – 15 Detergent
15 – 18 Bahan pelarut
Konsep keseimbangan hidrofil-lipofil
(HLB = Hydrophile-Lipophile Balance).
1. Metode Griffin
2. Metode Davies
3. Metode Greenwald
4. Metode Huebner
5. Metode Schott
1. Metode Griffin
HLB = xi(HLB)
Persamaan di atas dapat digunakan untuk
menentukan nilai HLB dari suatu bahan yang tidak
diketahui nilai HLB-nya, yaitu dengan jalan
mencampurkan bahan tersebut dengan bahan lain
yang nilai HLB-nya telah diketahui.
Nilai HLB ester-ester asam lemak alkohol polihidrat
(tipe sorbitan monoester), dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan berikut:
HLB = 20(1-S/A)
dimana :
S = bilangan penyabunan ester
A = bilangan asam
HLB = 20(IMh/Mw)
dimana :
Mh = berat gugus hidrofobik
Mw = berat molekul
Nilai HLB Perkiraan untuk Beberapa Jenis Emulsifier
Asam oleat ~1
Span 85 1,8
Span 80 4,3
Span 60 4,7
Span 20 8,6
Tween 81 10,0
Tween 60 14,9
Tween 80 15,0
Tween 20 16,7
Sumber : Moroi (1992)
Ester-ester asam lemak (jenis Tween) kebanyakan
tidak mempunyai data bilangan penyabunan. Nilai
HLB-nya dihitung dengan rumus :
HLB = (E+P)/5
dimana :
E = persen berat oksietilen
P = persen berat polihidrik alkohol
HLB = E/5
Griffin mengusulkan skala HLB emulsifier antara 1
(sangat lipofilik) sampai dengan 40 (sangat hidrofilik).
20 80 4 Dispersi
rendah 6 Emulsifier W/O
30 70 6
7 8
40 60 8 Keruh
9
50 50 10 Keruh, stabil Wetting agents
60 40 12 Transparan, 13 Emul
70 30 14 jernih 15 sifier
O/W
80 20 16 Larutan
koloidal 18 Deterjen
90 10 18
jernih 18
100 0 20 Bahan pelarut
Sumber : Schuster (l981) di dalam Yeshajahu (1985)
2. Metode Davies
4. Metode Huebner
dimana :
nc = jumlah atom karbon dalam alkana standar yang memiliki
waktu retensi yang sama dengan metanol (diperoleh dari
grafik antara waktu retensi hidrokarbon dengan jumlah
atom karbon dalam hidrokarbon);
4,7 = faktor yang diperoleh secara statistik
60 = nilai yang dibutuhkan untuk membuat indeks menjadi
positif.
4. Metode Schott
dimana :
D = gaya dispersi
P = gaya dipol-dipol
H = gaya ikatan hidrogen
TERIMA
KASIH