Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL TESIS

PENATAAN WISATA KEBUN RAYA GIANYAR


DENGAN
PENDEKATAN KONSEP “TRI HITA KARANA”

NI KOMANG INDRA
MAHAYANI
08111850030004
STATE OF THE ART

1
3

2
1
Pariwisata paling riskan terhadap
adanya suatu perubahan.
Perubahan akan menuntut
peran masyarakat dan 3 4
kebudayaan yang tinggi. Bupati Gianyar membuka wisata
kebun raya tahun 2017 yang Oktober 2018 wisata
kebun raya seperti
bertujuan untuk
wisata yang tidak
2 mengembangkan wilayah
berkembang atau
pinggiran agar tidak terjadi
Perkembangan wisata ubud tumpang tindih (wisata mati)
menyebabkan Pembangunan
yang tidak merata wilayah
kota Ubud dan wilayah
pinggiran Ubud
GAP OF KNOWLEGDE
1. Pengelolaan hutan konservasi dikawasan taman nasional 3. Kearifan lokal pengelolaan hutan oleh masyarakat sekitar
Tanjung Putting kabupaten Kota Waringin Barat, Provinsi kawasan taman wisata alam Sicike-Cike, Sumatra Utara oleh
Kalimantan Tengah oleh Ika Farida Oktaviani, Mei 2018 Rospita dan elvina, April 2015.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan hutan 4. Penerapan tri hita karana terhadap kawasan agrowisata
kota, studi kasus kota Medan, Deli Serdang dan Palangkaraya Buyan dan Tamblingan di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada,
oleh Iis Alviya, maret 2015. Kabupaten Buleleng oleh Sukerada dan Setiawan, Oktober
2013.

tampilan kebun raya menjadi lebih baik dengan


menciptakan desain yang memiliki karakteristik dan
keunikan terhadap kebun raya agar lebih menarik dan
mampu meningkatkan nilai-nilai yang sudah ada
Rumusan Masalah

1. Bagaimana faktor dan kriteria pembentuk revitalisasi kebun


raya dengan pendekatan konsep “Tri Hita Karana”?
2. Bagaimana desain revitalisasi kebun raya yang menunjang
aktivitas para pengunjung dengan pendekatan konsep “Tri Hita
Karana”?

Section Break
TUJUAN PENELITIAN
1. mengindetifikasi faktor pembentuk penataan kebun raya agar bisa
Insert the title of your subtitle Here
mengetahui perubahan bentuk dan fungsi.
2. Merumuskan kriteria fasilitas apa saja yang ada dikebun raya yang
mempertimbangkan pada pendekatan konsep “Tri hita Karana”
3. Merancang wisata kebun raya Gianyar dengan pendekatan konsep “Tri
Hita Karana” yang dapat melestarikan keanekaragaman budaya dan
lingkungan yang(harmonis)
Revitalisasi kawasan
Eko Budihardjo (1989), Danisworo (2002),
Kajian Teori Martokusumo Widjaja (2006), Carmona et al
(2003)

Perancangan Kota Ruang Terbuka Prinsip Landscape


Kevin Lynch (Image of The Hakim (2003), Gunadi Vanderzanden, A.M dan
city) (1995) Rodie, S.N (2008)

Kualitas Visual Kota


Hamid Shirvani (1985), Ruang Terbuka Hijau
Smardon (1986), Cullen Gallion (1994)
(1975)

Konsep Tri Hita Karana


Nyoman Wastika (2005), Parwata (2011), Budi
Hardjo (2013), Hutasoid (2017)

Kriteria Umum
Revitalisasi Wisata Kebun Raya Gianyar, dengan Pendekatan Konsep “Tri Hita Karana”
Kriteria Revitalisasi
Sumber daya alam dalam lingkungan
perkotaan merupakan ekosistem yang baik dan
memiliki kreteria, sebagai berikut:
1. Kualitas lingkungan yang baik didapat dari

Revitalisasi dengan cara memahami proses yang budaya yang ada, sosial masyarakatnya
meningkatkan rancangan lingkungan yang lebih sehingga dapat menciptakan jati diri
baik, sesuai dengan kebudayaan setempat,
mempertimbangkan aspirasi masyarakat, harmonis keunikan dan karakteristik tersendiri.
terhadap lingkungan dan bisa berguna dalam 2. Mempunyai proses atau kegiatan social dan
jangka waktu yang panjang.
ekonomi sehingga tersedianya fasilitas
lingkungan yang baik.
3. Tersedianya kapasitas pendukung dari
sumber daya alam (keseimbangan ekologis)
Kriteria Merancang Kawasan Perkotaan
mengindentifikasi kawasan kebun raya agar citra yang hilang dapat
ditingkatkan tanpa merusak citra dan nilai-nilai yang ada sebelumnya.
Terdapat beberapa kriteria untuk merancang sebuah kawasan perkotaan,
diantaranya;
1. Meningkatan kualitas lingkungan yang lebih baik dari sebelumnya
tanpa menghilangkan nilai yang ada dan memprioritaskan skala
manusia.
2. Menggunakan budaya yang ada serta pendapat masyarakat yang ada
disekitar
3. Penggunaan lahan sesuai fungsinya agar bertahan dalam jangka
waktu lama dan untuk generasi penerus
4. Jalan harus merupakan elemen rungan terbuka nyaman dan mudah
untuk digunakan.
5. mengurangi kegiatan dari kendaraan dan menyajikan kualitas udara
yang baik.
Kriteria Ruang Terbuka
Ruang terbuka mengikuti rencana desain agar menemukan kriteria,
sebagai berikut:
1. Sebagai peneduh, mengatur sistem sirkulasi udara dan air, dan
penyedian habitat satwa.
2. Menggambarkan ekspresi budaya lokal, tempat rekreasi, wadah dan
objek pendidikan dan penelitian dalam mempelajari alam dan bisa
digunakan untuk komunikasi dengan masyarakat.
3. Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota.
Menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota dan
menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan
tidak terbangun
4. Sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun,
sayur mayor dan menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan,
kehutanan.
5. Prinsip dalam pengaturan landscape memiliki kesamaan dalam
menunjukkan adanya kualitas visual.
Kriteria Ruang Terbuka
Ruang terbuka mengikuti rencana desain agar menemukan kriteria,
sebagai berikut:
1. Sebagai peneduh, mengatur sistem sirkulasi udara dan air, dan
penyedian habitat satwa.
2. Menggambarkan ekspresi budaya lokal, tempat rekreasi, wadah dan
objek pendidikan dan penelitian dalam mempelajari alam dan bisa
digunakan untuk komunikasi dengan masyarakat.
3. Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota.
Menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota dan
menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan
tidak terbangun
4. Sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun,
sayur mayor dan menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan,
kehutanan.
5. Prinsip dalam pengaturan landscape memiliki kesamaan dalam
menunjukkan adanya kualitas visual.
Faktor dan Kriteria
No Kriteria Umum Faktor Sub Faktor Kriteria Khusus
Aktivitas yang sesuai dengan
Aktivitas kebiasaan orang yang ada di objek
Aktivitas menjadi suatu karakteristik lokasi
dan keunikan tersendiri yang di Menjaga keseimbangan ekosistem
1 Budaya (Parahyangan)
aplikasikan terhadap zoning dan dengan lingkungan agar bisa
sirkulasi kebun raya Hasil Budaya menghasilkan rancangan yang aman,
nyaman, hemat terhadap energi dan
menarik
Lingkungan ruang terbuka hijau
mempunyai fungsi dan mudah diakses
Lingkungan Alami zoning lahan yang sesuai dengan
Perlindungan yang terdapat di fungsi kawasan agar meminimalkan
Lingkungan
2 kawasan kebun raya agar tidak potensi kerusakan terhadap
(Palemahan)
disalahgunakan lingkungan
pemanfaatan sumber daya yang
Lingkungan Buatan terdapat di wisata kebun raya berasal
dari air, angin, matahari, dan lainnya
Terbentuknya wisata kebun raya di
pengaruhi dengan aktivitas
pendukung, sarana dan prasarana,
Perilaku masyarakat terhadap kawasan Masyarakat jalur pejalan kaki dan parkiran
3 Sosial (Pawongan)
wisata kebun raya Adanya interaksi masyarakat
membentuk fasilitas dan elemen-
elemen untuk kemudahan pengunjung
Kelompok Masyarakat beraktivitas dan menarik
Adanya element sebagai landmark
yang menarik terhadap wisata kebun
Membentuk konteks identitas kawasan
raya
4 dengan warna, penekanan dan petanda Ekonomi Jenis Pekerjaan
Pemandangan yang menarik yang
(sign)
saling keterkaitan antara tempat
wisata dan pengunjung
Metode Paradigma Post positivis dengan
metoda Kualitatif
Penelitian

Metoda Penelitian dan


Sumber Data Penelitian Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisa Data
Perancangan Kota
Observasi

Primer

Wawancara

Kuisioner Terbuka

Teknik Pengumpulan Data


Dokumentasi

Literaturei

Sekunder
Tata Guna Lahan

Data kondisi Penduduk


Sekitar
Sebelum Memasuki Lapangan

Teknik Analisa Data Selama di Lapangan

Sesudah di Lapangan
Kerangka Alur Penelitian
PERMASALAHAN DI LAPANGAN
1. Kondisi kebun raya tidak berkembang karena tidak adanya pengunjung baik itu hari libur atau hari kerja.
2. Sarana dan prasarana kurang memiliki daya tarik
3. Fasilitas wisata kebun raya tidak berfungsi
4. potensi alam yang ada dimanfaatkan

LATAR BELAKANG
Wisata kebun raya Gianyar mengalami penurunan kualitas visual terhadap fungsi kawasan.
Wisata kebun raya mempunyai potensi yang kuat untuk memeratakan atau pengembangan wilayah kota
Sangat kuat untuk mempertahankan budaya dan lingkungan

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana faktor dan kriteria pembentuk revitalisasi wisata kebun raya dengan pendekatan tri hita karana?

2. Bagaimana rancangan revitalisasi kebun raya yang menunjang aktivitas pengunjung dengan pendekatan tri hita karana?

TUJUAN
1. Mengidentifikasi faktor revitalisasi agar bisa mengetahui berupahan fungsi dan bentuk
2. Merumuskan kriteria revitalisasi agar dapat mengembalikan fasilitas yang ada
3. Menghasilkan rancangan revitalisasi yang dapat melestarikan budaya dan lingkungan di era globalisasi

OBSERVASI KAJIAN PUSTAKA

Masalah dan Potensi Kriteria Umum ASSIMILATION

PENGUMPULAN DATA

ANALISA DATA

Sebelum di lapangan Data sekunder yang digunakan untuk


menentukan fokus penelitian

Selama di lapangan Analisa menggunkan model Spradley

Analisa Observasi Perilaku Mengetahui makna dari aktivitas pengunjung


Mengetahui karakter dan bentuk sesuai
Analisa Karakter Apprasial kawasan

Sesudah di lapangan Menganalisis, Sketsa dan Dokumen dengan GENERAL STUDY


Deskripsi

PERUMUSAN FAKTOR DAN KRITERIA REVITALISASI WISATA KEBUN


RAYA GIANYAR

MEMBUAT BEBERAPA ALTERNATIF REVITALISASI WISATA KEBUN RAYA


GIANYAR
DEVELOPMENT

EVALUASI DENGAN DISKUSI COMMUNICATION

RANCANGAN SKEMATIK DESIGN REVITALISASI WISAYA KEBUN RAYA DENGAN PENDEKATAN TRI HITA KARANA

Tahap Penelitian
KETERANGAN :
Tahap Perancangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai