Anda di halaman 1dari 1

Pelinggih Taksu Agung.

Pelinggih Taksu Agung adalah tempat untuk menghubungkan dan mendekatkan diri
kehadapan Sang Hyang Taksu Agung. Kalau dilihat dari katanya Taksu Agung artinya suatu
sikap yang tulus ikhlas dan bertanggung jawab yang dimuliakan , maka dapat disimpulkan
bahwa Taksu Agung merupakan lambang kekuatan Hukum Karma Phala, yang merupakan
pedoman pada setiap langkahyang harus dialami oleh umat . Di mana suatu perbuatan pasti akan
ada hasil yang ditimbulkannya. Pelingih ini terdiri dari 1 rong , lubang atau ruangan.
Bangunan ini Berbentuk Gedong, tetapi ada dua macam, yang pertama: Gedong bertiang
empat (saka pat) beruang dua (Rong dua). Macam yang kedua Gedong juga hanya memiliki
tiang pendek (saka pandak) didepannya, ruangnya satu (Rong Tunggal), namun saka pandak itu
sudah memberikan arti dua ruangan (Rong dua).
Mengenai kata Taksu, masyarakat Hindu sebagian besar masih memiliki pengertiaan dan
persepsi yang masih sempit, umpamanya kalau di anggota keluarga tidak ada yang menjadi
penari, pedalangan, dukun dan sebagainya, dianggap tidak perlu memiliki pelinggih Taksu.
Menurut sumber ajaran Agama Hindu sesungguhnya tidak demikian, melainkan taksu tersebut
bersifat Universal dan merupakan kekuatan profesi masing-masing umat. Setiap manusia
memiliki profesionality (wiguna). Menurut ajaran Hindu guna (profesi) tersebut ada sepuluh
yaitu:
1. Guna Rsi Profesi profesi sebagai pendeta
2. Guna Wibawa profesi sebagai pegawai, pejabat.
3. Guna Tukang profesi sebagai pertukangan
4. Guna Sangging profesi sebagai sangging (tukang Patung)
5. Guna Pragina profesi sebagai penari, penyanyi, pemusik.
6. Guna Balian profesi sebagai pengarang (pujangga), penulis, wartawan.
7. Guna Sastra profesi sebagai pedagang, pengusaha.
8. Guna Sonteng profesi sebagai pemangku, pemuka agama.
9. Guna Dagang profesi sebagai pedagang, pengusaha.
10. Guna Tani profesi sebagai petani.
Dengan adanya sepuluh kelompok profesi (Guna) memerlukan sekali anugerah Sang
Hyang Wiidhi melalui manifestasinya yaitu Sang Bhuta Kala Raja, beliaulah sebagai sedahan
Taksu. Taksu itu seseungguhnya adalah kekuatan magis dari Sang Hyang Widhi, dimana
kekuatan tersebut merupakan kekuatan Gravitasi (gaya tarik), dengan kekuatan tersebut menyatu
dengaan kekuatan magis manusia serta membangkitkan kekuatan manusia sehingga manusia
memiliki kharisma, kekuatan yang menarik dan kemampuan spiritual sesuai dengan profesinya.
Dengan demikian bangunan Suci Taksu sangat perlu dibuat sebagai stana Dewa Profesi.
Sarana dan mantram persembahyangan di pelinggih taksu
- Sarana Prasarana persembahyangan dalam pelinggih Taksu adalah dengan menghaturkan
canang tipat Gong ataupun Tipat kelanan.
- Adapun mantram yang dipakai dalam menghaturkan persembahyangan di pelinggih Taksu ini
adalah dengan mengucapkan mantra see/ sesontengan.

Anda mungkin juga menyukai