Anda di halaman 1dari 32

Konservasi Kota

Jl. Raya Darmo Surabaya


Dosen Pembimbing : Dr-Ing, Ir. Bambang
Soemardiono

Ni Komang Indra Mahayani


08111850030004
Sejarah Jalan Darmo
• Tahun 1916-an daerah ini bernama
Koepang Boulevard yang sekarang
menjadi Jl. Raya Darmo
• Daerah ini direncanakan oleh arsitek Ir.
Henri Maclaine Pont
• Darmo adalah perumahan perencanaa
akibat belanda ingin membuat kawasan
ditanah yang murah untuk memenuhi
kebutuhan rumah dan bangunan pabrik
gula.
Denah Daerah Darmo Oleh Maclaine Pont
(Sumalyo, 1993) • Kawasan Darmo yang bermula sebagai
area pemukiman bangsa Belanda kini telah
mulai bergeser menjadi area perdagangan
dan jasa.
Sejarah Jalan Darmo
 Darmo menjadi salah satu daerah yang ditetapkan sebagai kawasan
perumahan orang-orang Eropa yang menyebabkan pertumbuhan
kota Surabaya menuju ke arah selatan bersama dengan daerah baru
lainnya seperti Gubeng, Ketabang, Sawahan, dan lain sebagainya.
Walaupun demikian, keistimewaan Darmo sebagai salah satu
daerah planned settlement bagi kalangan menengah keatas juga
ditunjang oleh adanya fasilitas pintu air besar di Wonokromo pada
tahun 1920.
 Pada tahun 1916 perencanaan daerah Darmo telah dilakukan oleh
arsitek H. Maclaine Pont yang menjadikan Darmo sebagai gerbang
masuk kota dari sisi selatan setelah melalui jembatan Wonokromo,
dan memisahkan jalan masuknya menjadi dua yaitu Jalan
Diponegoro dan Jalan Raya Darmo sekarang ini (Handinoto, 1996).
 Pada tahun 1920-an perusahaan kereta api uap Jawa Timur/Oost
Java Stoomtram Matschappiy (OJS) akan mengembangkan usaha di
daerah Wonokromo sehingga dibangun area pemukiman baru di
Darmo yang saat itu masih kosong dan harga tanah yang murah.
Maclaine Pont sebagai perancangnya banyak menerapkan konsep
klasik Eropa yang mana sumbu-sumbu utama daerah Darmo
dibentuk oleh jalan, boulevard maupun taman.
Sejarah Jalan Darmo
Pada tahun 1924 Surabaya mulai memiliki jalur tram listrik yang membujur
utara- selatan menghubungkan daerah Wonokromo ke Pelabuhan Tanjung Perak
melalui Jalan Darmo (Darmoboulevard) dan Jalan Taman Jayengrono
(Willemsplein Straat). Penataan koridor Darmo pada masa itu berupa dua jalur
tram listrik di tengah, dan sisi lebih luar ditempati oleh street furniture seperti
lampu jalan dan kabel listrik, sisi lebih luar berupa jalan aspal untuk kendaraan,
dokar, maupun sepeda. Pejalan kaki juga berbagi jalur
di pinggiran terluar jalan aspal bersama dengan kendaraan-kendaraan yang
berlalu-lalang. Khusyairi (2012)

Koridor Jalan Darmo Tahun 1925

Terdapat pergeseran fungsi bangunan hunian semenjak masa kemerdekaan. Jika pada masa kolonial koridor
Darmo didominasi hunian karena fungsinya sebagai planned settlement, mulai masa kemerdekaan hingga masa
sekarang area Darmo dan sekitarnya banyak yang beralih menjadi bangunan komersial, baik untuk berdagang,
maupun aktivitas pelayanan jasa. Bangunan hunian yang ada juga sebagian telah merubah bentuk awal yang
memiliki langgam kolonial tropis menjadi tropis post-modern. Sementara itu, tram listrik telah digantikan
median jalan dengan deretan pohon- pohon peneduh, jalan aspal diperlebar menjadi 3 lajur pada 2 jalur yang
berlawanan dimana sisi terluar digunakan sebagai lajur sepeda.
Jalan Raya Darmo Surabaya
Landmark Bangunan Konservas
atau Cagar Budaya pada Segme
Bangunan pada Segmen

Bank Jatim Rumah Rumah Hunian no. Bank Mandiri MCD


39
embagian Segmen

Bank Jatim Rumah Rumah Bank Mandiri MCD


• Koridor antara Jl. Dr.Sutomo dan Jl. Mojopahit memiliki fungsi bangunan
komersial tetapi ada 1 bangunan yang berfungsi sebagai rumah hunian no.39
• Tipologi bangunannya didominasi bangunan berlantai 1 dan bangunan no.5 2
lantai, sebagian besar masih menunjukkan massa bangunan peninggalan
kolonial.
• Infill building pada koridor segmen terlihat mengikuti desain zaman kolonial
agar sesuai dengan lingkungan sekitar

1 Lt 1 Lt 1 Lt 1 Lt 2 Lt

Komersil Hunian 1 Hunian 2 Komersil Komersil

1 2 3 4 5
Analisa Bangunan Bank Jatim
Bangunan Bank Jatim bermula dari peninggalan bangunan hunian kolonial di
persimpangan Coenstraat dan Darmoboulevard. Tipologi yang sejenis dapat
dilihat pada bangunan lain yang sederet. Sebagai perlakuan khusus terhadap
lahan pojok, terdapat struktur tambahan yang menjadi salah satu focal point di
node ini. Penambahan struktur kanopi bagi teras yang dilengkapi podium,
lengkung dengan dekorasi kolom silinder dan batu kunci serta tempat signage
hadir dengan harmonis terhadap desain jendela dan sekaligus menjadi penanda
posisi akses utama bangunan. Struktur kanopi yang ada di pojokan ini telah
berusaha mengikat komponen atap yang terdiri dari 3 bentukan perisai dengan
skala dan sumbu simetri yang tidak rata. Dengan demikian bangunan ini
memiliki nilai signifikansi estetika yang menarik untuk diterapkan pada koridor
Darmo.

Perimeter pembatas bangunan


komersial ini hanya berupa
pagar setinggi 1,5 meter di area
pojok dan pagar lipat untuk area
akses kendaraan sehingga
tingkat transparansi visual
bangunannya tinggi.
Analisa Bangunan Hunian 1

Bangunan yang awalnya dijadikan toko 3 store dan sekarang menjadi kosong yang dikontrakkan. Bangunan
1 lantai dengan perbandingan atap dan dinding bangunan 60:40. perpaduan kemiringan atap yang
mendominasi proporsi keseluruhan dan disandingkan dengan badan bangunan yang berorientasi horisontal
sehingga mampu membantu menggiring skala bangunan dan ruang kota ke dalam skala manusia.
Penggunaan desain komponen pintu dan jendela bangunan di lantai dasar juga membantu hubungan skala
manusia. memiliki simetri yang seimbang mengikuti sumbu vertikal untuk bangunan utamanya.
Analisa Bangunan Hunian 2

Salah satu dari 4 bangunan kembar peninggalan kolonial yang masih


mempertahankan fungsi sebagai hunian sehingga keaslian fasadnya
lebih terjaga daripada bangunan kembarannya yang sederet.
Keutamaan bangunan ini terlihat pada nilai signifikansi estetika,
dimana bentukan atap perisai tunggal di bagian muka bangunan
merupakan hal pertama yang menjadi pengikat visual koridor.
Selanjutnya bangunan ini juga memiliki ornamen ventilasi yang ada
diantara sosoran atap dan kanopi teras, sedangkan perbedaan level
pada teras dipertegas dengan adanya dinding parapet dari batu alam.
Pemilihan desain dan skala jendela yang humanis juga memperkaya
nilai estetika tersebut.

agar pembatas pada bangunan ini memiliki ketinggian 2 meter yang


desainnya berupa 2 tingkat bilah vertikal yang ditanam diatas podium
rendah dan masif sehingga faktor keamanan yang dihadirkan tidak
mengorbankan visibilitas terhadap fasad bangunan.
Analisa Bangunan Bank Mandiri

Bangunan yang difungsikan sebagai Bank mandiri ini Penghubung antara “kepala”
bangunan dan “badan” bangunan ini diwujudkan dalam bentuk pembatas horisontal yaitu
listplank, dan elemen sosoran teras. Ini cenderung tidak memiliki keseimbangan terhadap
sumbu bangunan, hal ini disebabkan oleh massa bangunan lebih dari satu, adanya bentukan
atap yang berbeda, maupun adanya tambahan elemen signage bangunan yang justru
merusak simetri keseluruhan.
Analisa Bangunan MCD (Mc. Donald)

Bangunan yang difungsikan sebagai restoran cepat saji. Infill bangunan ini memiliki estetika, dari
2 bangunan kecil menjadi 1 bangunan. Bangunan berlantai 2 memiliki perbandinga antara kepala
dan dadan 30:70. Komponen atap dan listplank bangunan yang dapat membantu mengikat
keseluruhan komponen pada zona.
Tampilan harmoni oleh bangunan baru yang berusaha menyesuaikan diri dengan karakter
lingkungan yang telah hadir lebih dulu yang terlihat dari fasadnya.
Penambahan komponen parapet melengkung yang menjadi listplank justru mengurangi
harmoninya.
JL. Raya Darmo
Bangunan Komersial
Bangunan Bentuk Kolom, Pintu, Tekstur/Warna Usia Bangunan
Jendela
Bangunan Bank Jatim memiliki Kolom pada bangunan Warna bangunan menunjukkan Infill building dengan
bentuk atap limas dengan penutup mempunyai karakter yang warna putih yang memang penambahan elemen arcade
atapnya yaitu genteng tanah liat, dan mencerminkan gaya arsitektur warna primer pada bangunan pojok dengan bentuk
atap datar. Bentuk bangunan baru Neo-Klasik namun terhias oleh kolonial. Ditambahkan warna lengkungan yang sesuai dengan
1 direvitalisai dengan mengikuti gaya modern. merah sebagai warna Bank langgam kolonial
bentuk bangunan lama. Jendela terlihat berupa arch Jatim.
Pada bagian fasad terdapat bentuk atau bentuk setengah lingkaran
lengkungan yang menonjol seperti dengan ukuran besar yang
kolom yang menjadikan bangunan memberikan kesan
terlihat lebih dinamis. monumental dengan detail
polos
Bangunan Bank Mandiri memiliki Bentuk jendela dan pintu polos Warna bangunan menunjukkan 50-an Tahun
bentuk atap limas dengan penutup karena sekarang difungsikan warna putih yang memang
atapnya yaitu genteng tanah liat, dan sebagai bank. Untuk fasadnya warna primer pada bangunan
atap datar. Bentuk tersebut ditambahkan papan nama kolonial. Ditambahkan warna
disesuaikan dengan bentuk bank. Terlihat lebih tertutup Biru sebagai warna Bank
3 lingkungan lokal dan iklim. karena menjaga privasi dan Mandiri.
keamanan dari bank itu
sendiri.
Bangunan yang difungsikan sebagai Langgam bergaya campuran Warna bangunan menunjukkan Infiil building
restoran cepat saji memiliki neo-klasi dan medern. Terlihat warna putih yang memang
bangunan dengan Limas, Pelana dan dari pilar yang berjajar dengan warna primer pada bangunan
Datar. Mengikuti gaya arsitektur gaya adab pertengahan dan kolonial. Dan ornamen yang
lingkungan. gaya moderns jendela kaca menghiasi berwarna hitam.
polos yang mempunyai skala
besar dengan kesan
5 monumental.
JL. Raya Darmo
Bangunan Hunian
Bangunan Bentuk Kolom, Pintu, Tekstur/Warna Usia Bangunan
Jendela
Bentuk bangunan neo-klasik dan Kolom, Jendela dan Pintu Warna bangunan menunjukkan 50-an
modern memiliki bentuk atap limas bergaya modern karena warna putih yang menandakan
yang sesuai dengan bangunan berbentuk polos. warna formal pada bangunan.
sekitar.
2

Bentuk bangunan neo-klasik dan Bentuk jendela dan pintu Warna bangunan menunjukkan 50-an
modern memiliki bentuk atap limas mencirikan gaya artdeco warna putih yang menandakan
yang sesuai dengan bangunan warna formal pada bangunan.
sekitar.

3
Kesimpulan Analisa Bangunan

1. Dari Analisis bentuk atap menggunakan atap limasan pelana yang sesuai dengan bentuk lingkungan lokal dan
iklim.
2. Warna putih mendominasi karena warna yang formal pada bangunan
3. Jendela dan bentuk memiliki gaya arsitektur art-deko dan modern
4. Aktivitas pada bangunan ini awalnya digunakan sebai huninan orang Belanda dan sekarang sebagai kawasan
perdagangan atau komersial
5. Lahan parkir yang memadai karena bangunan memiliki Sempadan yang sesuai
6. Kolom-kolomnya mengambil abad pertengahan yang polos dengan dihiasi gaya modern
7. Ketinggian bangunan sekitar lingkungan sesuai dan sakala bangunan lantai 2 menyesesuaikan bangunan sekitar
Pengertian Konservasi
Konservasi adalah tindakan atau upaya untuk mencegah kerusakan dan memperpanjang usia
suatu bangunan tua atau kawasan bersejarah. Tujuan konservasi menurut Burra Charter
(ICOMOS) adalah konservasi harus mempertahankan, memperbaiki atau memperlihatkan
. sebanyak mungkin jejak sejarah pada suatu obyek bersejarah apakah itu bangunan ataupun
artefak. Yang juga termasuk dalam tujuan konservasi adalah keamanan, pemeliharaan dan masa
depan bagi benda dan kawasan bersejarah tersebut.
Menurut Shirvani (1984) dalam Silomba (2013) konservasi dari aspek proses desain perkotaan,
konservasi harus memproteksi keberadaan lingkungan dan ruang kota yang merupakan tempat
bangunan atau kawasan bersejarah dan juga aktivitasnya.

Definisi Bangunan Kuno Bersejarah


Menurut UU No 28/2002 : Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya
berada di atas atau di dalam tanah atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya menyatakan bahwa:
“Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda
buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan
beratap”
Kriteria Konservasi Berdasarkan Catanese & Snyder (1979) dalam Tungka (2015), disebutkan
bahwa sebuah bangunan kuno atau suatu lingkungan bersejarah yang layak dikonservasi terdapat
tolak ukur antara lain;
a. Estetika
Bangunan-bangunan atau dari bagian kota yang dilestarikan karena mewakili prestasi khusus dalam
suatu gaya sejarah tertentu.Tolak ukur estetika ini dikaitkan dengan nilai estetis dari arsitektonis:
bentuk, tata ruang dan ornamennya.
b. Kejamakan
Bangunan-bangunan atau bagian dari kota yang dilestarikan karena mewakili satu kelas atau jenis
khusus bangunan yang cukup berperan. Penekanan pada karya arsitektur yang mewakili ragam atau
jenis yang spesifik.
c. Kelangkaan
Bangunan yang hanya satu dari jenisnya, atau merupakan contoh terakhir yang masih ada. Karya
langka atau satu-satunya di dunia atau tidak dimiliki oleh daerah lain.
d. Peranan Sejarah
Bangunan-bangunan dari lingkungan perkotaan yang merupakan lokasi bagi peristiwa-peristiwa
bersejarah yang penting untuk dilestarikan sebagai ikatan simbolis antara peristiwa terdahulu dan
sekarang.
e. Memperkuat Citra Kawasan
Bangunan-bangunan dan di bagian kota yang karena investasi di dalamnya, akan mempengaruhi
kawasan di dekatnya, atau kehadiratnya bermakna untuk meningkatkan kualitas dan citra
lingkungan sekitarnya.
f. Keistimewaan
Bangunan-bangunan ruang yang dilindungi karena memiliki keistimewaan, misalnya yang tertinggi.
Catanese & Snyder (1979) dalam Tungka
Teknik Pemberian Nilai Bobot Kriteria (K) Teknik Pemberian Nilai Bobot Konservasi (A)

Catanese & Snyder (1979) dalam Tungka


Parameter/Kriteria
No
Kriteria Variable Indikator
BANK JATIM Kualitas Estetika Masjid Ampel Bobot penilaian Kejamakan Tidak dilestarikan Bangunan atau bagian dari kota yang tidak dilestarikan karena mewakili
kelas atau jenis khusus bangunan yang cukup berperan.
Kesatuan 3 0 = Sangat tidak Baik
Bangunan-bangunan atau bagian dari kota yang Cukup dilestarikan Bangunan-bangunan atau bagian kota yang dilestarikan tetapi tidak mewakili
1 = Tidak Baik dilestarikan karena mewakili satu kelas atau jenis khusus kelas atau jenis khusus bangunan yang cukup berperan
Keseimbangan 2 2 = Baik bangunan yang cukup berperan.
3 = Sangat Baik 1
Proporsi 3
Penekanan pada karya arsitektur yang mewakili ragam Dilestarikan Bangunan-bangunan atau bagian dari kota yang dilestarikan karena mewakili
Skala 2 atau jenis yang spesifik kelas atau jenis khusus bangunan yang berperan

Total Rata-rata A 2,5 0≤ x <1,5 kurang baik Keistimewaan Tidak dilindungi bangunan-bangunan ruang yang tidak dilindungi karena tidak memiliki
keistimewaan
Bangunan-bangunan ruang yang dilindungi karena Cukup dilindungi Bangunan-bangunan ruang yang dilindungi tetapi tidak memiliki
memiliki keistimewaan, keistimewaan khusu, seperti terbesar, tertua, pertama dan tertinggi
2
misalnya yang tertinggi, tertua, terbesar, pertama dan Dilindungi Bangunan-bangunan ruang yang dilindungi karena memiliki keistimewaan
sebaginya.

Memperkuat Citra Kawasan Tidak mempengaruhi Bangunan-bangunan dan bagian kota yang tidak mempengaruhi kawasan
maupun lingkungan di sekitarnya

Bangunan-bangunan dan di bagian kota yang karena Cukup mempengaruhi Bangunan-bangunan dan bagian kota yang karena potensi dan
investasi di dalamnya, akan mempengaruhi kawasan- keberadaannya, tetapi tidak mempengaruhi serta sangat bermakna untuk
kawasan didekatnya, meningkatkan kualitas lingkungan dan citranya
3

atau kehadiran yang memiliki makna untuk Mempengaruhi Bangunan-bangunan dan bagian yang karena potensi dan keberadaannya
meningkatkan kualitas dan citra lingkungan sekitarnya mempengaruhi serta sangat bermakna untuk meningkatkan kualitas kawasan
dan citra lingkungan

Kelangkaan Tidak langka Menggunakan salah satu gaya arsitektur yang masih ada dalam jumlah cukup
banyak
Bangunan yang hanya satu dari jenisnya, atau Cukup langka menggunakan salah satu gaya arsitektur yang masih dalam jumlah banyak,
merupakan contoh terakhir yang masih ada. meskipun arsitekturnya tidak sama percis.
4

Karya langka atau satu-satunya di dunia atau tidak Langka Menggunakan salah satu gaya arsitektur dan tidak ditemukan atau digunakan
Kriteria Umum Bobot Nilai Kriteria dimiliki oleh daerah lain terhadap bangunan lainnya di Surabaya
Konservasi (K) Peranan Sejarah Tidak berperan Tidak berperan terhadap nilai sejarah dengan peristiwa perubahan atau
perkembangan Surabaya, nilai-nilai kepahlawanan maupun peristiwa
Bobot nilai KxA kejuangan bangsa Indonesia, ketokohan politik, sosial, budaya yang menjadi
simbol nilai kesejarahan pada tingkat nasional dan daerah untuk memperkuat
Konservasi (A) jati diri bangsa

Kejamakan 1 1 1
Bangunan-bangunan dari lingkungan perkotaan yang Cukup berperan Berperan diantara nilai sejarah dengan peristiwa perubahan atau
Keistimewaan 1 2 4 5
merupakan lokasi-lokasibagi peristiwa sejarah perkembangan Surabaya dan memiliki nilai-nilai lokal atau kedaerahan,
Khususnya Surabaya

Memperkuat Citra 3 2 6 yang penting untuk dilestarikan sebagi ikatan simbolis Berperan Berperan terhadap nilai sejarahdengan peristiwa perubahan atau
Kawasan antara peristiwa terdahulu dan sekarang perkembangan Surabaya, nilai-nilai kepahlawanan, peristiwa perjuangan
bangsa, ketokohan politik, sosial, budaya yang menjadi simbol nilai sejarah
pada tingkat daerah maupun nasional untuk memperkuat jati diri bangsa
Kelangkaan 1 2 4
Peran Sejarah 2 2 4
Estetika Tidak terwakili Bangunan yang tidak mewakili gaya sejarah tertentu yang dilihat dari nilai
Estetika 2 2,5 5 estetis yaitu bentuk, tata ruang dan ornamennya

Bangunan-bangunan dari bagian kota yang dilestarikan Cukup terwakili Bangunan yang mewakili masa gaya sejarah tertentu dari bentuk, tataruang,
10 24 karena mewakili prestasi khusus dalam suatu gaya dan ornamennya (Bangunan kurang dari 50 tahun)
sejarah tertentu.
6
Nilai Total 2,4
Tolak ukur estetika dikaitkan dengan nilai estetis dari Terwakili Bangunan yang mewakili gaya sejaraj tertentu dari bentuk, tata ruang dan
Kesimpulan Layak arsitektur, bentuk, tata ruang dan ornamennya. ornamennya (bangunan 50 tahun atau lebih)
Parameter/Kriteria
No
RUMAH HUNIAN 1 Kualitas Estetika Masjid Ampel Bobot penilaian Kejamakan
Kriteria Variable
Tidak dilestarikan
Indikator
Bangunan atau bagian dari kota yang tidak dilestarikan karena mewakili
kelas atau jenis khusus bangunan yang cukup berperan.
Kesatuan 2 0 = Sangat tidak Baik
Bangunan-bangunan atau bagian dari kota yang Cukup dilestarikan Bangunan-bangunan atau bagian kota yang dilestarikan tetapi tidak mewakili
1 = Tidak Baik dilestarikan karena mewakili satu kelas atau jenis khusus kelas atau jenis khusus bangunan yang cukup berperan
Keseimbangan 2 2 = Baik bangunan yang cukup berperan.
3 = Sangat Baik 1
Proporsi 2
Penekanan pada karya arsitektur yang mewakili ragam Dilestarikan Bangunan-bangunan atau bagian dari kota yang dilestarikan karena mewakili
Skala 2 atau jenis yang spesifik kelas atau jenis khusus bangunan yang berperan

Total Rata-rata A 2 0≤ x <1,5 kurang baik Keistimewaan Tidak dilindungi bangunan-bangunan ruang yang tidak dilindungi karena tidak memiliki
keistimewaan
Bangunan-bangunan ruang yang dilindungi karena Cukup dilindungi Bangunan-bangunan ruang yang dilindungi tetapi tidak memiliki
memiliki keistimewaan, keistimewaan khusu, seperti terbesar, tertua, pertama dan tertinggi
2
misalnya yang tertinggi, tertua, terbesar, pertama dan Dilindungi Bangunan-bangunan ruang yang dilindungi karena memiliki keistimewaan
sebaginya.

Memperkuat Citra Kawasan Tidak mempengaruhi Bangunan-bangunan dan bagian kota yang tidak mempengaruhi kawasan
maupun lingkungan di sekitarnya

Bangunan-bangunan dan di bagian kota yang karena Cukup mempengaruhi Bangunan-bangunan dan bagian kota yang karena potensi dan
investasi di dalamnya, akan mempengaruhi kawasan- keberadaannya, tetapi tidak mempengaruhi serta sangat bermakna untuk
kawasan didekatnya, meningkatkan kualitas lingkungan dan citranya
3

atau kehadiran yang memiliki makna untuk Mempengaruhi Bangunan-bangunan dan bagian yang karena potensi dan keberadaannya
meningkatkan kualitas dan citra lingkungan sekitarnya mempengaruhi serta sangat bermakna untuk meningkatkan kualitas kawasan
dan citra lingkungan

Kelangkaan Tidak langka Menggunakan salah satu gaya arsitektur yang masih ada dalam jumlah cukup
banyak
Bangunan yang hanya satu dari jenisnya, atau Cukup langka menggunakan salah satu gaya arsitektur yang masih dalam jumlah banyak,
merupakan contoh terakhir yang masih ada. meskipun arsitekturnya tidak sama percis.
4

Karya langka atau satu-satunya di dunia atau tidak Langka Menggunakan salah satu gaya arsitektur dan tidak ditemukan atau digunakan
Kriteria Umum Bobot Nilai Kriteria dimiliki oleh daerah lain terhadap bangunan lainnya di Surabaya
Konservasi (K) Peranan Sejarah Tidak berperan Tidak berperan terhadap nilai sejarah dengan peristiwa perubahan atau
perkembangan Surabaya, nilai-nilai kepahlawanan maupun peristiwa
Bobot nilai KxA kejuangan bangsa Indonesia, ketokohan politik, sosial, budaya yang menjadi
simbol nilai kesejarahan pada tingkat nasional dan daerah untuk memperkuat
Konservasi (A) jati diri bangsa

Kejamakan 1 2 2
Bangunan-bangunan dari lingkungan perkotaan yang Cukup berperan Berperan diantara nilai sejarah dengan peristiwa perubahan atau
Keistimewaan 0 1 0 5
merupakan lokasi-lokasibagi peristiwa sejarah perkembangan Surabaya dan memiliki nilai-nilai lokal atau kedaerahan,
Khususnya Surabaya

Memperkuat Citra 2 2 4 yang penting untuk dilestarikan sebagi ikatan simbolis Berperan Berperan terhadap nilai sejarahdengan peristiwa perubahan atau
Kawasan antara peristiwa terdahulu dan sekarang perkembangan Surabaya, nilai-nilai kepahlawanan, peristiwa perjuangan
bangsa, ketokohan politik, sosial, budaya yang menjadi simbol nilai sejarah
pada tingkat daerah maupun nasional untuk memperkuat jati diri bangsa
Kelangkaan 1 1 1
Peran Sejarah 2 1 2
Estetika Tidak terwakili Bangunan yang tidak mewakili gaya sejarah tertentu yang dilihat dari nilai
Estetika 2 2 4 estetis yaitu bentuk, tata ruang dan ornamennya

Bangunan-bangunan dari bagian kota yang dilestarikan Cukup terwakili Bangunan yang mewakili masa gaya sejarah tertentu dari bentuk, tataruang,
8 13 karena mewakili prestasi khusus dalam suatu gaya dan ornamennya (Bangunan kurang dari 50 tahun)
sejarah tertentu.
6
Nilai Total 1,6
Tolak ukur estetika dikaitkan dengan nilai estetis dari Terwakili Bangunan yang mewakili gaya sejaraj tertentu dari bentuk, tata ruang dan
Kesimpulan Layak arsitektur, bentuk, tata ruang dan ornamennya. ornamennya (bangunan 50 tahun atau lebih)
Parameter/Kriteria
No
RUMAH HUNIAN 2 Kualitas Estetika Masjid Ampel Bobot penilaian Kejamakan
Kriteria Variable
Tidak dilestarikan
Indikator
Bangunan atau bagian dari kota yang tidak dilestarikan karena mewakili
kelas atau jenis khusus bangunan yang cukup berperan.
Kesatuan 2 0 = Sangat tidak Baik
Bangunan-bangunan atau bagian dari kota yang Cukup dilestarikan Bangunan-bangunan atau bagian kota yang dilestarikan tetapi tidak mewakili
1 = Tidak Baik dilestarikan karena mewakili satu kelas atau jenis khusus kelas atau jenis khusus bangunan yang cukup berperan
Keseimbangan 1 2 = Baik bangunan yang cukup berperan.
3 = Sangat Baik 1
Proporsi 2
Penekanan pada karya arsitektur yang mewakili ragam Dilestarikan Bangunan-bangunan atau bagian dari kota yang dilestarikan karena mewakili
Skala 2 atau jenis yang spesifik kelas atau jenis khusus bangunan yang berperan

Total Rata-rata A 1,75 0≤ x <1,5 kurang baik Keistimewaan Tidak dilindungi bangunan-bangunan ruang yang tidak dilindungi karena tidak memiliki
keistimewaan
Bangunan-bangunan ruang yang dilindungi karena Cukup dilindungi Bangunan-bangunan ruang yang dilindungi tetapi tidak memiliki
memiliki keistimewaan, keistimewaan khusu, seperti terbesar, tertua, pertama dan tertinggi
2
misalnya yang tertinggi, tertua, terbesar, pertama dan Dilindungi Bangunan-bangunan ruang yang dilindungi karena memiliki keistimewaan
sebaginya.

Memperkuat Citra Kawasan Tidak mempengaruhi Bangunan-bangunan dan bagian kota yang tidak mempengaruhi kawasan
maupun lingkungan di sekitarnya

Bangunan-bangunan dan di bagian kota yang karena Cukup mempengaruhi Bangunan-bangunan dan bagian kota yang karena potensi dan
investasi di dalamnya, akan mempengaruhi kawasan- keberadaannya, tetapi tidak mempengaruhi serta sangat bermakna untuk
kawasan didekatnya, meningkatkan kualitas lingkungan dan citranya
3

atau kehadiran yang memiliki makna untuk Mempengaruhi Bangunan-bangunan dan bagian yang karena potensi dan keberadaannya
meningkatkan kualitas dan citra lingkungan sekitarnya mempengaruhi serta sangat bermakna untuk meningkatkan kualitas kawasan
dan citra lingkungan

Kelangkaan Tidak langka Menggunakan salah satu gaya arsitektur yang masih ada dalam jumlah cukup
banyak
Bangunan yang hanya satu dari jenisnya, atau Cukup langka menggunakan salah satu gaya arsitektur yang masih dalam jumlah banyak,
merupakan contoh terakhir yang masih ada. meskipun arsitekturnya tidak sama percis.
4

Karya langka atau satu-satunya di dunia atau tidak Langka Menggunakan salah satu gaya arsitektur dan tidak ditemukan atau digunakan
Kriteria Umum Bobot Nilai Kriteria dimiliki oleh daerah lain terhadap bangunan lainnya di Surabaya
Konservasi (K) Peranan Sejarah Tidak berperan Tidak berperan terhadap nilai sejarah dengan peristiwa perubahan atau
perkembangan Surabaya, nilai-nilai kepahlawanan maupun peristiwa
Bobot nilai KxA kejuangan bangsa Indonesia, ketokohan politik, sosial, budaya yang menjadi
simbol nilai kesejarahan pada tingkat nasional dan daerah untuk memperkuat
Konservasi (A) jati diri bangsa

Kejamakan 2 1 2
Bangunan-bangunan dari lingkungan perkotaan yang Cukup berperan Berperan diantara nilai sejarah dengan peristiwa perubahan atau
Keistimewaan 1 2 2 5
merupakan lokasi-lokasibagi peristiwa sejarah perkembangan Surabaya dan memiliki nilai-nilai lokal atau kedaerahan,
Khususnya Surabaya

Memperkuat Citra 1 1 1 yang penting untuk dilestarikan sebagi ikatan simbolis Berperan Berperan terhadap nilai sejarahdengan peristiwa perubahan atau
Kawasan antara peristiwa terdahulu dan sekarang perkembangan Surabaya, nilai-nilai kepahlawanan, peristiwa perjuangan
bangsa, ketokohan politik, sosial, budaya yang menjadi simbol nilai sejarah
pada tingkat daerah maupun nasional untuk memperkuat jati diri bangsa
Kelangkaan 1 2 2
Peran Sejarah 2 2 4
Estetika Tidak terwakili Bangunan yang tidak mewakili gaya sejarah tertentu yang dilihat dari nilai
Estetika 3 1,75 5,25 estetis yaitu bentuk, tata ruang dan ornamennya

Bangunan-bangunan dari bagian kota yang dilestarikan Cukup terwakili Bangunan yang mewakili masa gaya sejarah tertentu dari bentuk, tataruang,
10 16,25 karena mewakili prestasi khusus dalam suatu gaya dan ornamennya (Bangunan kurang dari 50 tahun)
sejarah tertentu.
6
Nilai Total 1,6
Tolak ukur estetika dikaitkan dengan nilai estetis dari Terwakili Bangunan yang mewakili gaya sejaraj tertentu dari bentuk, tata ruang dan
Kesimpulan Layak arsitektur, bentuk, tata ruang dan ornamennya. ornamennya (bangunan 50 tahun atau lebih)
Parameter/Kriteria
No
Kriteria Variable Indikator
BANK MANDIRI Kualitas Estetika Masjid Ampel Bobot penilaian Kejamakan Tidak dilestarikan Bangunan atau bagian dari kota yang tidak dilestarikan karena mewakili
kelas atau jenis khusus bangunan yang cukup berperan.
Kesatuan 2 0 = Sangat tidak Baik
Bangunan-bangunan atau bagian dari kota yang Cukup dilestarikan Bangunan-bangunan atau bagian kota yang dilestarikan tetapi tidak mewakili
1 = Tidak Baik dilestarikan karena mewakili satu kelas atau jenis khusus kelas atau jenis khusus bangunan yang cukup berperan
Keseimbangan 2 2 = Baik bangunan yang cukup berperan.
3 = Sangat Baik 1
Proporsi 2
Penekanan pada karya arsitektur yang mewakili ragam Dilestarikan Bangunan-bangunan atau bagian dari kota yang dilestarikan karena mewakili
Skala 2 atau jenis yang spesifik kelas atau jenis khusus bangunan yang berperan

Total Rata-rata A 2 0≤ x <1,5 kurang baik Keistimewaan Tidak dilindungi bangunan-bangunan ruang yang tidak dilindungi karena tidak memiliki
keistimewaan
Bangunan-bangunan ruang yang dilindungi karena Cukup dilindungi Bangunan-bangunan ruang yang dilindungi tetapi tidak memiliki
memiliki keistimewaan, keistimewaan khusu, seperti terbesar, tertua, pertama dan tertinggi
2
misalnya yang tertinggi, tertua, terbesar, pertama dan Dilindungi Bangunan-bangunan ruang yang dilindungi karena memiliki keistimewaan
sebaginya.

Memperkuat Citra Kawasan Tidak mempengaruhi Bangunan-bangunan dan bagian kota yang tidak mempengaruhi kawasan
maupun lingkungan di sekitarnya

Bangunan-bangunan dan di bagian kota yang karena Cukup mempengaruhi Bangunan-bangunan dan bagian kota yang karena potensi dan
investasi di dalamnya, akan mempengaruhi kawasan- keberadaannya, tetapi tidak mempengaruhi serta sangat bermakna untuk
kawasan didekatnya, meningkatkan kualitas lingkungan dan citranya
3

atau kehadiran yang memiliki makna untuk Mempengaruhi Bangunan-bangunan dan bagian yang karena potensi dan keberadaannya
meningkatkan kualitas dan citra lingkungan sekitarnya mempengaruhi serta sangat bermakna untuk meningkatkan kualitas kawasan
dan citra lingkungan

Kelangkaan Tidak langka Menggunakan salah satu gaya arsitektur yang masih ada dalam jumlah cukup
banyak
Bangunan yang hanya satu dari jenisnya, atau Cukup langka menggunakan salah satu gaya arsitektur yang masih dalam jumlah banyak,
merupakan contoh terakhir yang masih ada. meskipun arsitekturnya tidak sama percis.
4

Karya langka atau satu-satunya di dunia atau tidak Langka Menggunakan salah satu gaya arsitektur dan tidak ditemukan atau digunakan
Kriteria Umum Bobot Nilai Kriteria dimiliki oleh daerah lain terhadap bangunan lainnya di Surabaya
Konservasi (K) Peranan Sejarah Tidak berperan Tidak berperan terhadap nilai sejarah dengan peristiwa perubahan atau
perkembangan Surabaya, nilai-nilai kepahlawanan maupun peristiwa
Bobot nilai KxA kejuangan bangsa Indonesia, ketokohan politik, sosial, budaya yang menjadi
simbol nilai kesejarahan pada tingkat nasional dan daerah untuk memperkuat
Konservasi (A) jati diri bangsa

Kejamakan 1 1 1
Bangunan-bangunan dari lingkungan perkotaan yang Cukup berperan Berperan diantara nilai sejarah dengan peristiwa perubahan atau
Keistimewaan 2 1 2 5
merupakan lokasi-lokasibagi peristiwa sejarah perkembangan Surabaya dan memiliki nilai-nilai lokal atau kedaerahan,
Khususnya Surabaya

Memperkuat Citra 2 2 4 yang penting untuk dilestarikan sebagi ikatan simbolis Berperan Berperan terhadap nilai sejarahdengan peristiwa perubahan atau
Kawasan antara peristiwa terdahulu dan sekarang perkembangan Surabaya, nilai-nilai kepahlawanan, peristiwa perjuangan
bangsa, ketokohan politik, sosial, budaya yang menjadi simbol nilai sejarah
pada tingkat daerah maupun nasional untuk memperkuat jati diri bangsa
Kelangkaan 1 2 2
Peran Sejarah 2 2 4
Estetika Tidak terwakili Bangunan yang tidak mewakili gaya sejarah tertentu yang dilihat dari nilai
Estetika 2 2 4 estetis yaitu bentuk, tata ruang dan ornamennya

Bangunan-bangunan dari bagian kota yang dilestarikan Cukup terwakili Bangunan yang mewakili masa gaya sejarah tertentu dari bentuk, tataruang,
10 17 karena mewakili prestasi khusus dalam suatu gaya dan ornamennya (Bangunan kurang dari 50 tahun)
sejarah tertentu.
6
Nilai Total 1,7
Tolak ukur estetika dikaitkan dengan nilai estetis dari Terwakili Bangunan yang mewakili gaya sejaraj tertentu dari bentuk, tata ruang dan
Kesimpulan Layak arsitektur, bentuk, tata ruang dan ornamennya. ornamennya (bangunan 50 tahun atau lebih)
Parameter/Kriteria
No
Mc. DONALD (MCD) Kualitas Estetika Masjid Ampel Bobot penilaian Kejamakan
Kriteria Variable
Tidak dilestarikan
Indikator
Bangunan atau bagian dari kota yang tidak dilestarikan karena mewakili
kelas atau jenis khusus bangunan yang cukup berperan.
TEMPAT MAKAN Kesatuan 3 0 = Sangat tidak Baik
1 = Tidak Baik Bangunan-bangunan atau bagian dari kota yang Cukup dilestarikan Bangunan-bangunan atau bagian kota yang dilestarikan tetapi tidak mewakili
dilestarikan karena mewakili satu kelas atau jenis khusus kelas atau jenis khusus bangunan yang cukup berperan
Keseimbangan 3 2 = Baik bangunan yang cukup berperan.
3 = Sangat Baik 1
Proporsi 3
Penekanan pada karya arsitektur yang mewakili ragam Dilestarikan Bangunan-bangunan atau bagian dari kota yang dilestarikan karena mewakili
Skala 3 atau jenis yang spesifik kelas atau jenis khusus bangunan yang berperan

Total Rata-rata A 3 0≤ x <1,5 kurang baik Keistimewaan Tidak dilindungi bangunan-bangunan ruang yang tidak dilindungi karena tidak memiliki
keistimewaan
Bangunan-bangunan ruang yang dilindungi karena Cukup dilindungi Bangunan-bangunan ruang yang dilindungi tetapi tidak memiliki
memiliki keistimewaan, keistimewaan khusu, seperti terbesar, tertua, pertama dan tertinggi
2
misalnya yang tertinggi, tertua, terbesar, pertama dan Dilindungi Bangunan-bangunan ruang yang dilindungi karena memiliki keistimewaan
sebaginya.

Memperkuat Citra Kawasan Tidak mempengaruhi Bangunan-bangunan dan bagian kota yang tidak mempengaruhi kawasan
maupun lingkungan di sekitarnya

Bangunan-bangunan dan di bagian kota yang karena Cukup mempengaruhi Bangunan-bangunan dan bagian kota yang karena potensi dan
investasi di dalamnya, akan mempengaruhi kawasan- keberadaannya, tetapi tidak mempengaruhi serta sangat bermakna untuk
kawasan didekatnya, meningkatkan kualitas lingkungan dan citranya
3

atau kehadiran yang memiliki makna untuk Mempengaruhi Bangunan-bangunan dan bagian yang karena potensi dan keberadaannya
meningkatkan kualitas dan citra lingkungan sekitarnya mempengaruhi serta sangat bermakna untuk meningkatkan kualitas kawasan
dan citra lingkungan

Kelangkaan Tidak langka Menggunakan salah satu gaya arsitektur yang masih ada dalam jumlah cukup
banyak
Bangunan yang hanya satu dari jenisnya, atau Cukup langka menggunakan salah satu gaya arsitektur yang masih dalam jumlah banyak,
merupakan contoh terakhir yang masih ada. meskipun arsitekturnya tidak sama percis.
4

Karya langka atau satu-satunya di dunia atau tidak Langka Menggunakan salah satu gaya arsitektur dan tidak ditemukan atau digunakan
Kriteria Umum Bobot Nilai Kriteria dimiliki oleh daerah lain terhadap bangunan lainnya di Surabaya
Konservasi (K) Peranan Sejarah Tidak berperan Tidak berperan terhadap nilai sejarah dengan peristiwa perubahan atau
perkembangan Surabaya, nilai-nilai kepahlawanan maupun peristiwa
Bobot nilai KxA kejuangan bangsa Indonesia, ketokohan politik, sosial, budaya yang menjadi
simbol nilai kesejarahan pada tingkat nasional dan daerah untuk memperkuat
Konservasi (A) jati diri bangsa

Kejamakan 2 1 2
Bangunan-bangunan dari lingkungan perkotaan yang Cukup berperan Berperan diantara nilai sejarah dengan peristiwa perubahan atau
Keistimewaan 2 2 4 5
merupakan lokasi-lokasibagi peristiwa sejarah perkembangan Surabaya dan memiliki nilai-nilai lokal atau kedaerahan,
Khususnya Surabaya

Memperkuat Citra 3 2 6 yang penting untuk dilestarikan sebagi ikatan simbolis Berperan Berperan terhadap nilai sejarahdengan peristiwa perubahan atau
Kawasan antara peristiwa terdahulu dan sekarang perkembangan Surabaya, nilai-nilai kepahlawanan, peristiwa perjuangan
bangsa, ketokohan politik, sosial, budaya yang menjadi simbol nilai sejarah
pada tingkat daerah maupun nasional untuk memperkuat jati diri bangsa
Kelangkaan 2 3 6
Peran Sejarah 3 3 9
Estetika Tidak terwakili Bangunan yang tidak mewakili gaya sejarah tertentu yang dilihat dari nilai
Estetika 3 3 9 estetis yaitu bentuk, tata ruang dan ornamennya

Bangunan-bangunan dari bagian kota yang dilestarikan Cukup terwakili Bangunan yang mewakili masa gaya sejarah tertentu dari bentuk, tataruang,
15 36 karena mewakili prestasi khusus dalam suatu gaya dan ornamennya (Bangunan kurang dari 50 tahun)
sejarah tertentu.
6
Nilai Total 2,4
Tolak ukur estetika dikaitkan dengan nilai estetis dari Terwakili Bangunan yang mewakili gaya sejaraj tertentu dari bentuk, tata ruang dan
Kesimpulan Layak arsitektur, bentuk, tata ruang dan ornamennya. ornamennya (bangunan 50 tahun atau lebih)
Hasil Penilaian Bangunan Konservasi

No Objek Bangunan Bersejarah Kriteria Konservasi Nilai Golongan


Konservasi
Layak Tidak Layak

1 Bank Jatim Layak 2,4 Infill Building


(Preservasi)
2 Rumah Hunian 1 Layak 1,6 Revitalisasi sebagai fungsi komersial

3 Rumah Hunian 2 Layak 1,6 Revitalisasi sebagai fungsi komersial


4 Bank Mandiri Layak 1,7 Rehabilitasi, dengan memindahkan signage yang
awalnya menutupi fasade bangunan
5 Mc. Donald (MCD) Layak 2,4 Infill Building
(Preservasi)
Arahan Konsep penataan kawasan konservasi
Kawasan Darmo, Surabaya
Antara Jalan Dr. Sutomo dan Jalan Majapahit

• Koridor Darmo mempunyai bangunan-bangunan yang bernilai tinggi serta signifikan.


Diharapkan elemen-elemen bangunan dapat diterapkan kembali bagi pembentuk kawasan yang
lebih harmonis dan meningkatkan nilai visual terhadap fasade bangunan.
• Pada area eksisting terdadap 2 infill bangunan sehingga saat ini membutuhkan pemeliharaan.
• Terdapat 2 bangunan yang akan di revitalisasi yaitu bangunan lahan kosong yang dikontrakan
dengan rumah hunian no. 39, dan 1 bangunan di rehabilitasi
Aplikasi Tindakan dan arahan desain
Kawasan Darmo, Surabaya
Antara Jalan Dr. Sutomo dan Jalan Majapahit

1. Dari tampak depan sekilas seperti bangunan


kembar, karena semakin perkembangnya
darmo kawasan ini adalah kawasan
komersial. Bangunan hunian 1 dan hunian 2
ini akan di revitalisasi menjadi satu
bangunan yang difungsikan sebagai
restorant atau tempat makan.
2. Bangunan ini akan direhabilitasi dengan
menggeserkan signage yang merusak
fasade.

1 1 2
Arahan Konsep Bangunan Konservasi
1 1 Kawasan Darmo, Surabaya
Bangunan Hunian 1 dan Hunian 2

Before After
Ornamen yang
mengadopsi bangunan Kaca besar
yang lama karena terlihat menunjukkan
menarik dan dipertahankan bangunan yang
modern

Atap yang masih tinggi


agar sesuai dengan
Ornamen masih bangunan sekitar
mengadopsi bangunan
yang lama karena
memperlihatkan loster Memberikan ornamen
AREA KANOPI PARKIR PARKI RODA TROTOAR yang mampu memberikan lengkung yang sesuai
MAKAN RODA 2 4 kesejukan didalam dengan area sekitar
OUTDOOR
ruangan
Arahan Konsep Bangunan Konservasi
Kawasan Darmo, Surabaya
2
Bangunan Bank Mandiri

After

Signage Bank mandiri yang merusal bangunan, menutupi


visiualitas terhadap bangunan, sehingga diperlukan adanya
Before penertiban signage, agar signage mengikuti Bank Jatim yang
disediakan tempatnya dan tidak merusak visualitas bangunan.
Signage di tempatkan pada papan biru. Signage lebih enak
dipandang dan rapi.
Arahan Konsep Bangunan Konservasi Kawasan Darmo, Surabaya
Antara Jalan Dr. Sutomo dan Jalan Maja

Before

After
Daftar Pustaka

Handinoto, 1996, Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya 1870-1940, Yogyakarta:
Penerbit ANDI
Khusyairi, Johny Alfian, 2008, Transforming Modernity: The Road Traffic of Surabaya 1920-2930, BA
Thesis: Universiteit Leiden
Tungka, Aristotulus. 2015. Materi Perkuliahan Teknik Konservasi dan Preservasi, Program Studi Perencanaan
Wilayah dan Kota Universitas Sam Ratulangi Mando
Silomba, Denny., 2013. Perubahan Fungsi Kawasan Kota Lama Manado . Tesis, Program Pascasarjana
Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Anda mungkin juga menyukai