Anda di halaman 1dari 52

VERTIGO

DISUSUN OLEH :

 Ahmad fadilah akbar (102118177)


 Fajar qadri (102118126)
 Lisa agnesia (102118010)
 Randa prasetia R (102118129)

Pembimbing:
dr.Filemon Tarigan Sp.S

KEPANITERAAN STASE SARAF


RSUD DJOELHAM BINJAI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2019
VERTIGO
DEFINISI
 Vertigo berasal dari bahasa Latin VERTERE yang artinya me
mutar merujuk pada sensasi berputar
 Vertigo merupakan adanya sensasi gerakan atau rasa gerak
dari tubuh atau lingkungan sekitarnya dengan gejala lain ya
ng timbul, terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan
oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai kead
aan atau penyakit.
 Vertigo merupakan suatu ilusi gerakan, biasanya berupa sen
sasi berputar yang akan meningkat dengan perubahan posisi
kepala.
VERTIGO
SISTEM KESEIMBANGAN
Batang otak, s
SENTRAL erebelum, sere
VESTIBULER brum

Labirin dan sara


PERIFER f vestibula

Retina : otot bo
la mata
VISUAL DAN SO
NON VESTIBULER
MATOKINETIK

Kulit, sendi, oto


t
VERTIGO
SEGI ETIOLOGI DAN ANATOMI
VERTIGO
PENYEBAB UMUM
Berdasarkan anatominya :
1. Vertigo non-sistematis
Yaitu vertigo yang disebabkan oleh kelainan sistem saraf
pusat, bukan oleh kelainan sistem vestibular perifer. Kelain
an dapat terjadi pada : mata, propioseptik, sistem saraf pu
sat, kelaina endokrin, kelainan psikoneurosis
2. Vertigo sistematis
Yaitu vertigo yang disebabkan oleh kelainan sistem vesti
bular (yaitu labirin, nervus VIII atau inti vestibularis). Kelai
nan dapat terjadi pada telinga, N.VIII, inti vestibularis
VERTIGO
PENYEBAB UMUM
 Keadaan lingkungan
◦ Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
◦ Obat-obatan (alkohol, gentamisin)
 Kelainan sirkulasi
◦ Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena b
erkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri verte
bral dan arteri basiler
 Kelainan di telinga
◦ Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam teli
nga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional verti
go)
◦ Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
◦ Herpes zoster
◦ Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
VERTIGO
PENYEBAB UMUM
◦ Peradangan saraf vestibuler
◦ Penyakit Meniere
 Kelainan neurologis
◦ Sklerosis multipel
◦ Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafann
ya atau keduanya
◦ Tumor otak
◦ Tumor yang menekan saraf vestibularis.
 System saraf pusat
◦ Trauma
◦ Epilepsy
◦ Hipoksia serebri : anemia, arteriosklerosis, hipertensi kronis, dll
◦ Infeksi : meningitis, encephalitis, dll
VERTIGO
PATOFISIOLOGI
Rasa pusing atau Vertigo disebabkan oleh gangguan alat kesei
mbangan tubuh  mengakibatkan ketidakcocokan antara posi
si tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh su
sunan saraf pusat.
VERTIGO
PATOFISIOLOGI
Teori Overstimulasi :
Rangsang yang berlebihan  hiperemi kanalis semisirkularis  f
ungsinya terganggu  vertigo, nistagmus, mual dan muntah.
Teori Neural Mismatch :
Pengembangan teori konflik sensorik.
Otak mempunyai memori/ ingatan tentang pola gerakan tertentu
;
Jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/ tidak sesuai
dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari sus
unan saraf otonom.
Tapi lama kelamaan akan terbiasa.
Jika pola tersebut dilakukan berulang-ulang akan terjadi mekanis
me adaptasi sehingga berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala
VERTIGO
PATOFISIOLOGI
Teori Neurohumoral :
Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) da
n terori serotonin (Lucat) yang masing-masing menekankan p
eranan neurotransmiter tertentu dalam mem-pengaruhi sistim
saraf otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.

Teori Otonomik :
Menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai
usaha adaptasi gerakan/ perubahan posisi; gejala klinis timbul
jika sistim simpatis terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sisti
m parasimpatis mulai berperan.
VERTIGO
PATOFISIOLOGI
Teori Konflik Sensori :
Terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berb
agai reseptor sensorik perifer yaitu antara mata/visus, vestibulum
dan proprioseptik, atau ketidakseimbangan/asimetri masukan sen
sorik dari sisi kiri dan kanan→kebingungan sensorik di sentral→ni
stagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia atau sulit berjalan (g
angguan vestibuler, serebelum), berputar (berasal dari sensasi ko
rtikal)
VERTIGO
Perbedaan Klinis Vertigo Vestibular dan Non Vestibular
Vertigo Vastibuler Vertigo Non-vastib
uler
Sifat vertigo Rasa berputar(True verti Rasa melayang, sempoy
go) ongan
Sifat serangan Episodik Kontinyu
Mual muntah + -
Gangguan pendengar +/- -
an
Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan obyek visual

Situasi pencetus - Ramai orang, lalu lintas


macet, sibuk, pasar swal
ayan

Letak lesi Sistem Vastibular Sistem visual, somatose


nsorik (propioseptif)
VERTIGO
Perbedaan Klinis Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral
Vertigo Vastibuler Vertigo Vastibuler
Perifer Sentral
Bangkitan vertigo Mendadak Rasa melayang, sempoy
ongan
Intensitas Berat Ringan
Pengaruh gerakan ke + -
pala
Gerakan otonom ++ +/-
Gangguan pendengar + -
an
Tanda fokal otak - +
VERTIGO
Vertigo Berdasarkan Gejala Klinis

Vertigo Paroksimal : Serangan mendadak, beberapa menit


atau hari, hilang sempurna, bisa muncul kembali, diantara se
rangan bebas sama sekali
Vertigo jenis ini antara lain:
1. Vertigo dengan keluhan telinga.
Sindroma Meniere, tumor fossa kranii posterior, kelainan gi
gi/odontogen.
2. Vertigo tanpa keluhan telinga.
Epilepsi, lesi lambung, vertigo pada anak (vertigo de L enfa
nce), labirin picu (Trigger Labyrinthyh).
3. Perubahan posisi.
Vertigo posisional paroksismal yang laten
Vertigo posisional paroksismal benigna
VERTIGO
Vertigo Berdasarkan Gejala Klinis
Vertigo Kronis : Menetap lama, konstan tidak ada serangan
akut.
1. Disertai keluhan telinga : Otitis Media Kronika,
Meningitis TBC.
2. Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, Ensefalitis pon
tis, Sklerosis multiple.
3. Dipengaruhi posisi : Hipotensi orthostatik, Vertigo servik
alis.

Vertigo Akut : Berangsur-angsur berkurang, tidak bebas to


tal.
1. Dengan keluhan telinga : Trauma labirin, Herpes Zoster
Otikus, Labirinitis akuta, Perdarahan labirin, Neuritis N. VIII, Ce
dera a. auditiva interna, a. vestibulokohlearis.
2. Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis
VERTIGO
Penegakan Diagnosis

ANAMNESIS :
1. Bentuk vertigo (melayang, goyang, berputar, tujuh keliling
, rasa naik perahu, dsb.
2. Keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo. (perubah
an posisi kepala dan tubuh, keletihan, ketegangan)
3. Profil waktu (timbulnya akut, perlahan-lahan, hilang timbu
l, kronik, progresif/membaik).
4. Keluhan lain (keluhan pada telinga, pandangan kabur, mua
l muntah,dsb).
VERTIGO
Penegakan Diagnosis
PEMERIKSAAN FISIK :
Umum
kemungkinan kelainan sistemik yang dicurigai mendas
ari timbulnya vertigo seperti hipotensi ortostatik.
Neurologi
untuk mengevaluasi apakah kelainannya di sentral ata
u perifer.
VERTIGO
Penegakan Diagnosis (Neurologis)
1. Uji Romberg :
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan,
mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudia
n tertutup.
Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 deti
k.
Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat
menentukan posisinya (misalnya dengan bantua
n titik cahaya atau suara tertentu).
Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertu
tup badan penderita akan bergoyang menjauhi g
aris tengah kemudian kembali lagi, pada mata te
rbuka badan penderita tetap tegak.
Sedangkan pada kelainan serebeler badan pend
erita akan bergoyang baik pada mata terbuka m
aupun pada mata tertutup.
VERTIGO
Penegakan Diagnosis (Neurologis)
1. Uji Romberg :
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan,
mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudia
n tertutup.
Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 deti
k.
Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat
menentukan posisinya (misalnya dengan bantua
n titik cahaya atau suara tertentu).
Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertu
tup badan penderita akan bergoyang menjauhi g
aris tengah kemudian kembali lagi, pada mata te
rbuka badan penderita tetap tegak.
Sedangkan pada kelainan serebeler badan pend
erita akan bergoyang baik pada mata terbuka m
aupun pada mata tertutup.
VERTIGO
Penegakan Diagnosis (Neurologis)
2. Uji Tandem Gait :
Penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/ kanan diletakkan pad
a ujung jari kaki kanan/ kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler p
erjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan serebeler penderit
a akan cenderung jatuh.

3. Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan :


Pada kelainan vestibular posisi penderita akan menyimpang ke arah l
esi dengan gerakan seperti orang melempar cakram, kepala dan bada
n berputar ke arah lesi, kedua tangan bergerak ke arah lesi dengan le
ngan pada sisis lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai
nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi
VERTIGO
Penegakan Diagnosis (Neurologis)
4. Uji Unterberger:
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisont
al ke depan dan jalan di tempat dengan men
gangkat lutut setinggi mungkin selama satu
menit.
Pada kelainan vestibuler, posisi penderita ak
an menyimpang/ berputar ke arah lesi deng
an gerakan seperti orang melempar cakram;
kepala dan badan berputar ke arah lesi, ked
ua lengan bergerak ke arah lesi dengan leng
an pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik
.
Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase
lambat ke arah lesi.
VERTIGO
Penegakan Diagnosis (Neurologis)
5. Past-Pointing Test (Uji Tunjuk Barany):
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus k
e depan, penderita disuruh mengangkat lengann
ya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyen
tuh telunjuk tangan pemeriksa.
Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata t
erbuka dan tertutup.
Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpa
ngan lengan penderita ke arah lesi.
6. Uji Babinsky-Weil :

• Pasien dengan mata tertutup berulang kali


berjalan lima langkah ke depan dan lima la
ngkah ke belakang selama setengah meni
t; jika ada gangguan vestibuler unilateral,
pasien akan berjalan dengan arah berbent
uk bintang.
VERTIGO
Penegakan Diagnosis (Neurologis)
7. Tes Menulis Vertikal:
Penderita duduk didepan meja, tangan dan tubuh penderita tidak bol
eh menyentuh meja, tangan yang satu diatas lutut yang lainnya disur
uh menulis huruf A,B,C dst bersusun kebawah. Mula-mula dengan ma
ta terbuka kemudian tertutup. Bila ada deviasi dari deretan huruf-hur
uf yang paling atas terhadap yang paling bawah lebih besar dari 10 de
rajat berarti ada kelainan labirin unilateral. Bila tulisan tidak teratur a
tau makin lama huruf makin besar (makrografi) berarti ada kelainan s
erebellum.
8. Tes dismetria:
Adalah gangguan kemampuan untuk mengelola kecepatan, kekuatan
dan jangkauan gerakan.
Tes yang sering digunakan dalam klinik adalah :
◦ tes telunjuk hidung
◦ tes hidung-telunjuk hidung
◦ tes telunjuk-telunjuk
VERTIGO
Pemeriksaan Penunjang
 Rontgen foto tengkorak, leher, Stenvers.
 Neurofisiologi :
 Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi (EMG), Brainstem
Audiotory Evoked Potential (BAEP)
 Neuroimaging :
 CT Scan, Arteriografi, Magnetic Resonance Imaging (MRI)
VERTIGO
Penatalaksanaan
VERTIGO
Penatalaksanaan (simptomatik)
VERTIGO
Penatalaksanaan
VERTIGO
Penatalaksanaan (rehabilitasi)
• Seseorang menetap pada posisi supine selama 30 detik dan pada posisi duduk
tegak selama 1 menit.
• Dengan demikian siklus ini membutuhkan waktu 2 ½ menit.
• Pada dasarnya 3 siklus hanya mengutamakan untuk beranjak tidur, sangat bai
k dilakukan pada malam hari daripada pagi atau siang hari, karena jika seseora
ng merasa pusing setelah latihan ini, dapat teratasi sendiri dengan tidur.
VERTIGO
Penatalaksanaan (rehabilitasi)
Latihan CRT / Epley maneuver
•Seseorang menetap pada posisi supine selama 30 detik dan pada posisi duduk t
egak selama 1 menit.
•Dengan demikian siklus ini membutuhkan waktu 2 ½ menit.
•Pada dasarnya 3 siklus hanya mengutamakan untuk beranjak tidur, sangat baik
dilakukan pada malam hari daripada pagi atau siang hari, karena jika seseorang
merasa pusing setelah latihan ini, dapat teratasi sendiri dengan tidur.
VERTIGO
Penatalaksanaan (rehabilitasi)
Metode Brandt Daroff
•Pasien duduk tegak ditepi tempat tidur dengan kedua tungkai tergantung.
•Lalu dengan kedua mata tertutup baringkan tubuh dengan cepat kesalah satu sis
i, pertahankan selama 30 detik, setelah itu duduk tegak kembali.
•Setelah 30 detik baringkan dengan cepat kesisi lain, pertahankan selama 30 deti
k, lalu duduk tegak kembali.
•Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi hari sebelum bangun tidur, dan 3 kali pada m
alam hari sebelum tidur, sampai 2 hari berturut-turut tidak timbul vertigo lagi.
VERTIGO
Pencegahan

 Tidurlah dengan posisi kepala yang agak tinggi


 Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebe
lum kita berdiri dari tempat tidur
 Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang
 Hindari posisi mendongakkan kepala, misalnya untuk meng
ambil suatu benda dari ketinggian
 Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala kita dalam po
sisi datar (horisontal) atau bila leher dalam posisi mendong
ak.
 Makan secara teratur, tidak berlebihan atau kekurangan da
n mengandung gizi yang lengkap
 Mengurangi beban pikiran (stress psikis) & Istirahat yang
cukup (tidur pulas)
Anamnesa Pasien
Identitas Pasien Nama : Sri wahyuni
Umur : 36 Tahun
Jenis Kelamin : Perempu
an
Status : Menikah
Pekerjaan : PNS
Suku : Melayu
Agama : Islam
Alamat : Jl. Anggrek n
o 52
Anamnesa Penyakit
Keluhan utama : Pusing berputar
Telaah : Pasien datang ke UGD RSU
D. Djoelham dengan keluhan pusing berput
ar yang dirasakan pasien secara tiba tiba, ku
rang lebih 2 jam sebelum masuk rumah saki
t, keluhan ini dirasakan pasien pertamakali
saat pasien ingin melakukan perubahan posi
si secara mendadak, mual (+) muntah (+) se
banyak 3 kali.

Riwayat penyakit terdahulu : tidak ada


Status Pasien
Kesadaran : compos
mentis
Keadaan Umum : Baik
Tekanan Darah : 120/80
mmHg
Frekuensi Nadi : 78 x/i
Frekuensi Nafas : 22 x/i
Suhu : 36,7o C
BB : 55 kg
TB : 150 cm
TANDA RANGSANG M
ENINGEAL PEMERIKSAAN NERVU
Kaku Kuduk : - S CRANIALIS
Brudzinki :- N. I (Olfactorius)
Kernig Sign : - Normosmia : +
Hiposmia :-
TANDA RANGSANGAN Hiperosmia : -
RADIKULER Parosmia :-
Laseque :- Kakosmia :-
Cross Laseque : -
Lhermitte test : -
N. II (Optikus)

Refleks cahaya Kanan Kiri


Langsung
+ +

Tidak La + +

ngsung

Tes Konfrontasi : Norm


al
N.III, N.IV, NVI (Oculomotorius, Trochlear
is, Abdusen)

Gerak bola mata :(+/+)


Ptosis :(-/-)
Dolls Eye Phenomenon : ( TDP )

N.V (Trigeminus)
Sensorik : Kanan Kiri

(+/+)
Motorik : N-V1 + +
(-/-) N-V2 + +
Reflek kor :
(+/+) N-V3 + +
Reflek masseter :
(+)
N. VII (Facialis)
Kanan Kiri
Sensorik :(+) Mengerutkan k
Motorik :(+) + +
ening
Reflek :(+)
Menutup mata + +
Stapedial reflex :(+)
Glabela reflex :(+) Sudut mulut + +
Menggembung
+ +
kan pipi
N. VIII (Vestibulotrolea
ris)

Keseimbangan
Nistagmus :(-)
Test romberg :(+)
Pendengaran :(+)
Rinne :(+ )
Weber :(+)
Swabach :(+)
N.IX, N.X (Glosopharinge
us, Vagus ) N.XII (Hipogloss
us)
Reflek menelan :(+) Menjulurkan lidah : ( - )
Menggerakkan kelateral: ( - )
Reflek batuk :(+) Fasikulasi :(-)
Reflek muntah :(+) Atropi :(-)
Gerakan palatum :(+)
Gerakan uvula :(+)
N.XI ( Accesorius )

Kekuatan m.sternokleidomastoideus : ( + )
Kekuatan m.trapezius :(+)
PEMERIKSAAN MOTORIK

Refleks Fisiologi Refleks Patologis (Kanan/Kiri)

Anggota gerak atas Babinski : (-/-)


Biceps : Kanan (+), Kiri (+) Oppenheim : (-/-)
Triceps: Kanan (+), Kiri (+) Chaddock : (-/-)
Gordon : (-/-)
Anggota gerak bawah Schaefer : (-/-)
APR : Kanan (+), Kiri (+) Hoffman Tromner: (-/-)
KRP : Kanan (+), Kiri (+) Rosolimo : (-/-)
Kekuatan Oto Tonus otot
t Hipotonia ( - )
Dextra Sinistra
Hipertonia ( - )
Extremit Sensibilitas
as superi 5|5|5|5 5|5|5|5
or Nyeri (+)
Raba (+)
Extremit
Getar (+)
as inferio 4|4|4|4 4|4|4|4 Suhu (+)
r Posisi (+)
Sistem Ektrapiramidal

Tremor : ( TDP ) Sistem Koordinasi


Korea : ( TDP )
TICS : ( TDP ) Test Romberg : ( TDP )
Fasikulasa : ( TDP ) Tandem walking : ( TDP )
Myoclonic jersk : ( TDP ) Finger to finger test : ( TDP )
Atetosis : ( TDP ) Finger to nose test : ( TDP )
Nose finger nose test: ( TDP )
Asterixis : ( TDP )
Balismus : ( TDP )
Tardive dyskinesia : ( TDP )
Fungsi Kortikal

Atensi / Kosentrasi : ( TDP )


Disorientasi : ( TDP )
Kecerdasan : ( TDP )
Bahasa : ( Normal)
Memory : ( TDP )
Gnosia : ( TDP )
Visio-contructive : ( TDP )
Kesimpulan Pemeriksaan
Os, perempuan, 36 tahun Pasien datang ke UGD RSUD.
Djoelham dengan keluhan pusing berputar yang dirasakan pasien
secara tiba tiba, kurang lebih 2 jam sebelum masuk rumah sakit,
keluhan ini dirasakan pasien pertamakali saat pasien ingin melak
ukan perubahan posisi secara mendadak, mual (+) muntah (+) seb
anyak 3 kali. penurunan kesadaran (-), riwayat trauma (-), Riway
at penyakit terdahulu (-).
Pemeriksaan fisik kekuatan motorik ekstremitas superior
dan inferior 5555/4444.
Diagnosa Kerja

DIAGNOSIS BANDING : Vertigo e.c BPPV


Vertigo sentral
Penyakit miniere
Neurolitis Vestibular

DIAGNOSIS KERJA : Vertigo e.c BPPV


Pemeriksaan Penunjang
Terapi

Bed Rest
IVFD RL 20 gtt/i
Vit B6 3x1
PCT 450 + Diazepam 3x1
Betahistin 3x1
Inj ketorolac 1A/ 8 jam
Inj dexametason 1 A/ 6 jam
Inj Ranitidin 1 A/ 12 jam
Inj Ondancetron 1 A/ 8 jam
ANJURAN

• Bantu pasien dalam melakukan aktif


itas.
• Minum obat yang teratur.
• Istirahat yang cukup.
FOLLOW UP
Kamis, 22 agustus 2019 Jumat, 23 agustus 2019 Sabtu, 24 agustus 2019

TD:100/70 mmhg TD: 100/80 mmhg TD: 100/80 mmhg

HR:78 x/i HR: 75 x/i HR: 78 x/i


RR:20 x/i RR: 22 x/i RR: 22 x/i
T :36o C T : 36,4oC T : 36 oC

GCS : 15 GCS : 15 GCS : 15


Keluhan : Oyong (+), mual (+) Keluhan : Oyong (+), Keluhan : tidak ada
Burung irian
Burung cendrawasih
Cukup sekian
terimakash

Anda mungkin juga menyukai