Margaret Melvi
405120212
S Adanya penurunan daya dengar, kadang disertai tinitus (biasa terjadi pada orang tua dan
simetris)
O Anamnesis, Pure tone audiogram, bila terjadi penurunan pendengaran asimetris MRI
untuk singkirkan kemungkinan vestibular schwanoma
A Presbiakusis: onset paruh baya sampai usia lanjut, bilateral, hilang pendengran
sensorineural progresif, di mana penyebab yang mendasari tidak ada (telah disingkirkan)
P Konseling, perubahan lingkungan ( kurangi bising, memakai tanda lain seperti flash light
sebagai ganti bel pintu, dsb.), belajar membaca gerak bibir, penggunaan alat bantu
dengar
S Adanya penurunan daya dengar (baik konduktif maupun sensorineural) bisa unilateral maupun
bilateral
O Anamnesis, Otoskopi (Schwartz sign), diagnosis dgn bedah (terlihat alas kaki stapes terlihat lebih
tebal), diagnosis histologi (hanya jika stapedectomy total dilakukan), pure tone audiometry (adanya
air-bone gap), timpanometri, CT (u/ menilai densitas tulang)
A Otosklerosis:
• Clinical lesi pada tulang stapes atau hubungan stapediovestibular tuli konduktif
• Histologic lesi tidak pada tulang stapes, hubungan stapediovestibular, atau endosteum koklea,
biasanya asimtomatik dan dapat didiagnosis hanya dgn post-morterm examination pada tulang
temporal.
• Cochlear tuli sensorineural murni karena otosklerosis tanpa adanya kelainan konduktif lainnya.
P Alat bantu dengar komersial maupun Bone anchored hearing aid (yg dikaitkan di tulang
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001054.htm
http://emedicine.medscape.com/article/856215-workup#c8
S Obstruksi nasal, Epistaksis, Sakit kepala, Pembengkakan wajah, Nasal mass, Orbital mass,
Proptosis
O Radiologi, Angiografi
A Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma
• Tumor fibrovascular nonecapsulated yang timbul di wilayah foramen sphenopalatina
• Jinak tp dapat menunjukkan pola pertumbuhan agressif melalui foramina atau fissura
• Tumor ini cenderung berdarah deras pasien datang dengan epistaksis
P • Preoperative embolization
• Hormonal Therapy
• Surgical Therapy
S Epitaksis, hidung buntu, kadang ada OME akibat tertutupnya TE, kadang disertai nyeri kepala, nyeri
pada daerah mata, nyeri daerah wajah (atau paralisis), dan disfagia *akibat perjalaran dan penekanan
tumor pada saraf kranial
O MRI dan CT (MRI lebih baik untuk membedakan jaringan lunak dan tumor sedangkan CT lebih baik
untuk menilai erosi tulang akibat desakan tumor)
A NPC
Faktor risiko: infeksi EBV, konsumsi makanan tinggi garam, merokok, konsumsi alkohol berlebih,
terpapar formalin dan debu kayu (sehubungan dengan pekerjaan)
P Operasi jarang dilakukan, radioterapi lebih sering dilakukan
O MRI
P Epley Manuver
Figure 240c.10 The Epley particle repositioning manoeuvre for left posterior SCC
BPPV. The patient is rapidly reclined into the left
Dix-Hallpike position (a) and remains in that position until both the vertigo and
nystagmus have totally disappeared and the otoconial
particles have settled into the lowest portion of the posterior SCC duct. The
patient's head is slowly turned by 90° into the right
Dix-Hallpike position (b-f) , so that the particles are guided into the crus
communis. Then the patient slowly rolls on to the right
shoulder (g) and the head is turned another 90° so that the particles fall via the
crus communis back into the vestibule. The
manoeuvre is completed by sitting the patient upright. Adapted from Halmagyi
GM, Cremer PD. Assessment and treatment of dizziness.
Journal of Neurology, Neurosurgery, and Psychiatry. 2000; 68: 129-36.
O Anamnesis
A Motion sickness
P Adults :
Antihistamine
Cyclizine
Dimenhydrinate
Meclizine
Promethazine
Metocloperamide
Children
dimenhydrinate 1–1.5 mg/kg per dose
diphenhydramine 0.5–1 mg/kg per dose up to 25 mg
given 1 hour before travel and every 6 hours during the trip
Scott-Brown 7th edition ch. 230
http://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2016/the-pre-travel-consultation/motion-sickness
S • Rinore (rhinitis non-alergi) selama bbrp tahun, lalu terjadi sumbatan hidung yg bertahap, kemudian persisten
dan sekret menjadi lbh kental
• Berkurangnya kemampuan menghidu dan pengecapan
• Gejala dpt dipicu oleh iritan yg terhirup, bbrp makanan atau minuman beralkohol
• Timbul rhinitis, eksaserbasi asma, gatal pada kulit atau urtikaria setelah bbrp menit-jam mengkonsumsi NSAID
(NSAID intolerance)
O Pada anak-anak : frog nose
Imaging :
- CT scan hidung & sinus paranasal : dilakukan jika curiga adanya keganasan atau meningokel (terutama jika polip
unilateral, hidung berdarah dan nyeri), sebelum pembendahan dgn endoskopi, dan dpt juga untuk staging
A Polip Nasal
P • Kortikosteroid intranasal
- long-term
- utk kasus ringan atau berat
(dengan terapi tambahan di
bawah)
• Kortikosteroid sistemik (2-3 minggu)
Types of trauma:
Injuries to the ossicular chain result from head injury
Direct trauma including surgery or lightning
P Surgery:
• Conventional ossiculoplasty techniques or repositioning of the
incus.
• Malleus handle fractures using small bone grafts.
• Stapes luxation stapedectomy
Scott Brown 7th edition ch. 236m
S Adanya riwayat trauma, memar yg tidak nyeri dengan inflamasi minimal. Umumnya sehubungan
dengan aktivitas olahraga (gulat, rugby)
O • Anamnesis
• PF
A Hematomal auris terkumpulnya darah di antara kartilago aurikular dan perikondrium. Kumpulan
darah tersebut akibat adanya trauma atau kadang ruptur mendadak pembuluh darah.
P Evakuasi perdarahan secara asepsis ketat (supaya tidak terjadi infeksi) dengan aspirasi (needle) atau
jika tidak adekuat dapat dilakukan insisi.
Sensorineural hearing loss : karena adanya kerusakan saraf dan bagian telinga dalam
Mixed hearing loss : kerusakan pada bagian telinga luar/tengah dan telinga dalam (campuran tuli
konduktif dan sensorineural)
P -Membersihkan telinga dengan baik dan benar
-Pelunak wax bila susah dibersihkan
-Operasi : eardrum repair,tube di eardrum untuk mngeluarkan cairan ,ossiculoplasty (repair
tulang kecil di dalam telinga)
-Hearing aid