Anda di halaman 1dari 46

PORTOFOLIO

TUBERCULOSIS CAECUM

DR. ANELIA TIARA SUCI


DR. FITRI WINDA SARI

Narasumber : dr. Bambang Soetopo,SpPD (K) KGEH, FINASIM


IDENTITAS
Nama : Tn A
RS : dr. Bratanata Jambi
Usia : 28 tahun

identitas - anamnesis – pemeriksaan fisik – radiologi – laboratorium – masalah – rencana diagnosis dan terapi
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA

identitas - anamnesis – pemeriksaan fisik – radiologi – laboratorium – masalah – rencana diagnosis dan terapi
S/ Anamnesis

identitas - anamnesis – pemeriksaan fisik – radiologi – laboratorium – masalah – rencana diagnosis dan terapi
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Anamnesis

identitas - anamnesis – pemeriksaan fisik – radiologi – laboratorium – masalah – rencana diagnosis dan terapi
RIWAYAT PENGOBATAN Anamnesis

identitas - anamnesis – pemeriksaan fisik – radiologi – laboratorium – masalah – rencana diagnosis dan terapi
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Anamnesis

identitas - anamnesis – pemeriksaan fisik – radiologi – laboratorium – masalah – rencana diagnosis dan terapi
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM

• Sakit sedang, Compos Mentis.

TD

• 100/70 mmHg

Nadi

• 103 x/menit

Nafas – Saturasi

• 20x/menit – 99%

Status gizi

• BB: 42 kg, TB: 163, IMT: 15,79 (gizi kurang)

identitas - anamnesis – pemeriksaan fisik – radiologi – laboratorium – masalah – rencana diagnosis dan terapi
MATA

• Konjungtiva anemis
• Sklera tak ikterik

LEHER

• JVP 5 ± 2 cmH2O
identitas - anamnesis – pemeriksaan fisik – radiologi – laboratorium – masalah – rencana diagnosis dan terapi
PARU

• Vesikuler, Rhonki (-), Wheezing (-)

JANTUNG

• BJ I-II Normal, Murmur (-), Gallop (-)

ABDOMEN

• Lemas, Hepar/Lien tak teraba, Bising Usus Normal

EKSTREMITAS

• Akral hangat, Edema (-)

identitas - anamnesis – pemeriksaan fisik – radiologi – laboratorium – masalah – rencana diagnosis dan terapi
LABORATORIUM
LABORATORIUM
PARAMETER
KESAN
Hemoglobin : mg/dL (<)
Hematokrit : vol%
Leukosit : /mm3
Trombosit : .000/mm3
GDS : mg/dL
Kolesterol total : mg/dL
Ureum : mg/dL
Kreatinin : mg/dL
SGOT : mg/dL
SGPT : mg/dL
Albumin : g/dL (<)
Total protein : mg/dL (<)
identitas - anamnesis – pemeriksaan fisik – radiologi – laboratorium – masalah – rencana diagnosis dan terapi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen thorak (26-07-2018)

KESAN
Cor tidak membesar,
pulmo tidak tampak
kelainan.
CT-scan abdomen (07-01-2019)

KESAN
Penebalan dinding ileum
distal, ileum terminal
sampai caecum dengan
bagian berbenjol-benjol
terutama dinding caecum
disertai limfadenopati
multiple disekitarnya,

ukuran terbesar 14x5 mm


disertai penebalan focal
peritoneal disekitarnya &
localized fluid collection
di paravesica,

suspect cc granulomatous
inflammatory procces
Colonoskopi (1 April 2019)

KESAN
Terdapat gambaran mukosa bedungkul dungkul, gambaran massa/ granuloma di Caecum.
Kes: Massa di caecum. DD/ granuloma, TB, Tumor.
(Anjuran: Tunggu hasil PA).
DIAGNOSIS
identitas - anamnesis – pemeriksaan fisik – radiologi – laboratorium – Diagnosis – rencana diagnosis dan
TERAPI
TERAPI

Resusitasi

identitas - anamnesis – pemeriksaan fisik – radiologi – laboratorium – masalah – rencana diagnosis dan
FOLLOW UP
TINJAUAN PUSTAKA
EPIDEMIOLOGI

9,6 juta orang + Tuberkulosis TB ekstrapulmonal


WHO
2014
( 15-20% populasi dengan insiden HIV
1,5 juta orang meninggal akibat TB
rendah )
Dunia India (23%) dan Indonesia (10%)
▪ 11% TB ekstrapulmonal
(tertinggi)
 TB ABDOMEN
▪ TB ABDOMEN
Asia Timur leste (I)  2-3% di kolon
tenggara
rentang usia 20 – 40 tahun
Indonesia (II).
Prevalensi : 647/100.000 penduduk,
Insiden: 399 kasus/100.000 penduduk
Osteoarthritis Primer Faktor risiko : usia, berat
badan, pekerjaan, densitas
(idiopatik) tulang yang kurang, dan
riwayat keluarga.

posttrauma, postoperative
Sekunder sendi, gangguan metabolik
seperti riketsia,
hemokromatosis,
kondrokalsinosis, gangguan
endokrin seperti akromegali,
hiperparatiroidisme,
hiperurisemia, dan lain-lain.
ETIOPATOGENESIS
• Infeksi TB disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang memiliki bentuk lurus
atau sedikit melengkung, tidak berspora, tidak berkapsul dengan lebar 0,3-0,6 um
dan panjang 1-4 um. Dinding bakteri sangat kompleks, sehingga bakteri ini secara
alamiah tahan asam.7 Infeksi TB umumnya melalui inhalasi dan menyebabkan TB
paru yang merupakan manifestasi klinis tersering dibandingkan organ lain.5
• Bakteri pada saluran cerna dapat berasal dari bakteri yang tertelan, penyebaran dari
organ yang berdekatan, maupun melalui peredaran darah.5 Usus dan peritoneum
dapat terinfeksi melalui empat mekanisme, yaitu menelan sputum yang terinfeksi,
penyebaran lewat darah dari TB aktif atau TB milier, konsumsi susu atau makanan
yang terkontaminasi dan penyebaran langsung dari organ yang berdekatan.
Reaktivasi setelah penyebaran infeksi melalui darah mungkin terjadi beberapa tahun
setelah infeksi. Sementara invasi langsung dari dinding usus mungkin terjadi setelah
konsumsi susu yang tidak dipasterurisasi atau konsumsi basil dari kavitas paru.8
MANIFESTASI KLINIS
▪ Manifestasi klinis dan temuan patologi anatomi TB intestinal sangat bervariasi.
Manifestasinya dapat tidak spesifik dan menunjukkan kemiripan dengan gangguan
gastrointestinal lain, seperti penyakit Crohn, colitis ulseratif, limfoma, enteritis
amuba, actinomikosis dan enterokolitis Yersinia sp atau bahkan keganasan pada
kolon.9
▪ Pada umumnya, pasien datang dengan keluhan nyeri perut, diare dan penurunan
berat badan. Keluhan nyeri abdomen dapat ditemukan pada TB intestinal dan
penyakit Crohn’s. Namun, jika pada anamnesis didapatkan data pasien dari daerah
endemis TB, riwayat imunosupresi dan ada keluarga yang terdiagnosis TB atau
ditemukan TB ditempat lain, maka kecurigaan lebih mengarah ke TB.6
MANIFESTASI KLINIS
▪ Adanya diare dan hematokezia, penyakit perianal, malabsorpsi dan rekuren
penyakit setelah operasi mengarahkan kecurigaan ke penyakit Crohn. Pada penyakit
Crohn sering ditemukan granuloma di mukosa dengan keterlibatan kurang dari 4
segmen. Lesi dikelilingi mukosa yang tampak normal dan tidak tampak ulser aftosa,
kecuali pada pasien yang sebelumnya telah didiagnosis penyakit Crohn. Lesi dapat
meliputi lesi anorektal. Ulkus longitudinal, ulkus aftosa, fistula dan gambaran
cobblestone. Ulkus yang dalam, fisura, longitudinal, khas untuk penyakit Crohn,
ulkus longitudinal yang lebih kecil yang dipisahkan oleh edema atau mukosa yang
tidak terlibat dapat membentuk gambaran cobblestone.
▪ Pada TB saluran cerna granuloma sering ditemukan di submukosa. Gambaran lesi
per endoskopi dapat berupa liner, fisura, ulkus transversal, sirkumferens atau massa
polipoid. Mukosa sekitar lesi dapat tampak abnormal, eritema, edema, iregular atau
nodul. Tidak seperti pada penyakit Crohn, pada TB saluran cerna umumnya lesi
bersifat multifokal.
▪ Gambaran klinis TB intestinal meliputi: 1) gejala konstitusi seperti demam,
anoreksia dan penurunan berat badan; 2) gejala akibat ulserasi mukosa seperti
diare, hematoskezia dan malabsorpsi; 3) Gejala terkait keterlibatan transmural
seperti nyeri perut, tegang dan muntah akibat obstruksi lumen, teraba benjolan,
perforasi usus, fistula perianal dan intestinal; 4) manifestasi ekstraintestinal seperti
artritis, peritoneum dan kelenjar limfe; 5) riwayat kontak dengan TBC. Penelitian
oleh Mukewar, dkk.5 menyebutkan perubahan pola defekasi dapat berupa diare
atau diare yang bergantian dengan konstipasi.5,10
▪ Lesi makroskopik TB saluran cerna dari endoskopik dapat berupa ulserasi, nodul,
polip dan penyempitan lumen.5,7 Selain itu, dapat juga ditemui gambaran multipel
fibrous band irregular. Beberapa literatur menyebutkan bahwa ulkus kolon
berbentuk linear atau transversal, namun Yusuf, dkk.11 menemukan bentuk ulkus
yang bulat sepanjang kolon. Gambaran ulkus atau kolitis pada TB intestinal pada
umumnya segmental, namun pada kondisi yang jarang dapat ditemui gambaran
colitis difus. Keterlibatan 3 atau lebih segmen intestinal lebih mengarahkan ke
diagnosis penyakit Crohn, sedangkan lesi TB intestinal lebih terlokalisasi.9
▪ Gambaran klinis TB intestinal meliputi: 1) gejala konstitusi seperti demam,
anoreksia dan penurunan berat badan; 2) gejala akibat ulserasi mukosa seperti
diare, hematoskezia dan malabsorpsi; 3) Gejala terkait keterlibatan transmural
seperti nyeri perut, tegang dan muntah akibat obstruksi lumen, teraba benjolan,
perforasi usus, fistula perianal dan intestinal; 4) manifestasi ekstraintestinal seperti
artritis, peritoneum dan kelenjar limfe; 5) riwayat kontak dengan TBC. Penelitian
oleh Mukewar, dkk.5 menyebutkan perubahan pola defekasi dapat berupa diare
atau diare yang bergantian dengan konstipasi.5,10
▪ Lesi makroskopik TB saluran cerna dari endoskopik dapat berupa ulserasi, nodul,
polip dan penyempitan lumen.5,7 Selain itu, dapat juga ditemui gambaran multipel
fibrous band irregular. Beberapa literatur menyebutkan bahwa ulkus kolon
berbentuk linear atau transversal, namun Yusuf, dkk.11 menemukan bentuk ulkus
yang bulat sepanjang kolon. Gambaran ulkus atau kolitis pada TB intestinal pada
umumnya segmental, namun pada kondisi yang jarang dapat ditemui gambaran
colitis difus. Keterlibatan 3 atau lebih segmen intestinal lebih mengarahkan ke
diagnosis penyakit Crohn, sedangkan lesi TB intestinal lebih terlokalisasi.9
DIAGNOSIS
▪ Ada beberapa kriteria diagnostik klinis untuk TB intestinal yang perlu diperhatikan.
Beberapa kriteria tersebut yaitu: 1) kultur positif jaringan atau kelenjar getah
bening; 2) istopatologik menunjukkan menunjukkan batang tahan asam M.
tuberculosis di lesi; 3) ditemukan tuberkel dan nekrosis perkijuan dari gambaran
histologik; 4) gambaran endoskopi dan histologik sesuai dengan infeksi TB ; dan 5)
respon baik dengan terapi OAT.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
kehilangan kartilago asimetris
Foto yang tampak sebagai
penyempitan celah sendi
polos asimetris

sclerosis tulang subkondral, kista


subkondral

osteofit pada batas pinggir sendi

remodeling pada ujung tulang


Radionuclide scanning

• Dengan 99mTc-HDP
• Peningkatan aktivitas pada fase tulang di daerah subkondral pada sendi
yang terkena akibat peningkatan vaskular dan pembentukan tulang baru.

CT dan MRI

• CT dan MRI berguna untuk melihat masalah atau komplikasi, seperti


fraktur osteokartilaginosa, udem, atau nekrosis avaskuler.3

Artroskopi

• Pada pemeriksaan artroskopi dapat ditemukan kerusakan kartilago


sebelum kerusakannya tampak pada foto polos.3
Diagnosis
• Berdasarkan klinis
• Tidak perlu pemeriksaan penunjang

NICE Guideline
• Diagnosis OA dapat ditegakkan tanpa pemeriksaan
lebih lanjut jika memenuhi kriteria berikut:6
• Berusia lebih dari 45 tahun
• Nyeri sendi yang berhubungan dengan aktivitas fisik
• Kaku sendi pada pagi hari maksimal 30 menit.
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
TATALAKSANA
NYERI ABDOMEN

Anda mungkin juga menyukai