Anda di halaman 1dari 57

Pembimbing :

dr. Ign Dony Setyawan Sp. OG


PERDARAHAN PADA
KEHAMILAN LANJUT

Disusun Oleh :

Fajar
Devie Fitria Alvi
Ikhwanul
Handayani Anandia
Farhan

Fauzan Dian Alifia Luthfiyya


Abdurrahman Kurnia W Syafiqa T
Identitas Pasien

 Nama : Ny. N
 Jenis kelamin : Perempuan
 Usia : 36 Tahun
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Buruh
 Alamat : Candi Mulyo, Magelang
 Tanggal masuk RS : 01/12/2019
Anamnesis

• Keluhan Utama :
Perdarahan banyak.

• Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien baru rujukan Bidan dengan G2P1A0, UK 33+4
minggu, perdarahan banyak. Pasien mengatakan kenceng
jarang, darah keluar dari jalan lahir sejak tanggal 01-12-2019
pukul 18.00
Anamnesis

 Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat sakit Dm, HT, jantung, alergi, asma disangkal
- Riwayat kejadian serupa tidak pernah
- Riwayat operasi tidak pernah
- Riwayat mondok tidak pernah

 Riwayat Penyakit keluarga


Riwayat Hipertensi (+). Tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit DM, jantung, asma, alergi, disangkal.
Riwayat Gemelli (+)
Anamnesis

 Riwayat Personal Sosial
Pasien tidak merokok, tidak minum minuman
beralkohol, tidak konsumsi obat-obatan terlarang
maupun seks bebas.

 Riwayat Perkawinan
Pasien menikah 1 kali pada usia 20 tahun, usia
perkawinan dengan suami sekarang 16 tahun
Anamnesis

 Riwayat Haid
- Menarche : 13 Tahun
- Lama haid : 7 Hari
- Siklus haid : 28 Hari
- HPHT : 8 April 2019

 Riwayat Obstetric
Anak pertama Laki-laki , usia kehamilan cukup bulan, hidup,
BB bayi 2600 gram, usia anak 15 tahun.

 Riwayat Keluarga Berencana


Pasien menggunakan KB implan selama 6 tahun dari Bidan.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : lemah, CM Kepala :


Tanda-tanda vital Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
• Tekanan darah : 153/108 (-/-)
mmHg Thorax :
• Nadi : 8 x/menit Simetris, sonor, SDV (+/+), ronkhi (-/-),
• Suhu tubuh : 36.2oC wheezing (-/-), S1>S2 Reguler, Murmur
• Respirasi: 20 x/menit (-)

Status gizi : Abdomen : NT (-) epigestrik,


hepatomegaly (-)
• Tinggi Badan : 154 cm
Ekstremitas : Akral hangat, edema
• Berat badan : 64 kg ekstremitas inferior (-/-)
Pemeriksaan luar :
• Inspeksi: Perdarahan pervaginam (+),
discharge (+), vulva eritem
• Palpasi :
a. Leopold I : bagian teratas janin teraba
lunak, TFU : 28 cm
c. Leopold II : punggung kanan
d. Leopold III : bagian janin di atas simfisis
pubis teraba keras (presentasi kepala)
e. Leopold IV : bagian bawah janin belum
memasuki pintu atas panggul
f. His (+) jarang
g. DJJ : 130 x/54

Pemeriksaan dalam (Vaginal Toucher) :


tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL Ket
01/12/2019


HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,0 g/dL 11,5-16,5 L
JUMLAH SEL DARAH
Leukosit 8,1 103/uL 4.0 – 11.0
Eritrosit 3.7 106/uL 4,50-6,50 L
Hematokrit 30,4 % 40,00-54,00 L
Angka Trombosit 210 103/uL 150 – 450
DIFF COUNT PERSENTASE
64
Netrofil Segmen % 40 – 75
27
Limfosit % 20 – 45
6
Monosit % 2 – 10
3
Eosinofil % 1–6
0
Basofil % 0–1
fL 76-96
MCV 82,8
pg 27,5-32,0
MCH 30,0
g/dL 30,0-35,0 H
MCHC 36.2

12,4 mg/dL 16.6-48,5 L


Ureum
0,38 mg/dL 0,51-0,95 L
Creatinin
U/L
SGOT 13.0 <32
U/L
SGPT 11.0 <33
Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL Ket
01/12/2019


SERO IMUNOLOGI
HbsAg negatif - negatif
URIN LENGKAP
Makroskopik
Kuning Kuning muda
Warna
Jernih Jernih
Kekeruhan
1.005 1.010-1.025 L
Berat Jenis
7.0 6.0-7.0
pH/ Keasaman
Negatif Negatif
Glukosa urin
2+ negatif
Protein Urin
Negatif Negatif
Bilirubin urin
Normal Normal
Urobilinogen
Negatif Negatif
Keton
Negatif Negatif
Nitrit
neg Negatif
Lekosit urin
250 Negatif H
Blood urin
Mikroskopik
0-3 2-4
Lekosit
3-10 0-1
Eritrosit
15-30 1-3
Epitel
NEG
Kristal
NEG
Silinder
POS(+)
Bakteri
NEG
Lain-lain
Diagnosis
G2P1A0 ui. 36 tahun uk. 33+4 minggu
APH, PE
PPI

Tatalaksana
- MgSO4 20% 4 gr bolus ( tatalaksana
awal)
- inf. Asering 20 tpm
- inj. Dexamethasone 2x6 mg (2 hari )
- inj. Kalnex 2x500mg
- Histolan 2x1 tab
PERDARAHAN PADA
KEHAMILAN LANJUT

PENGERTIAN

Perdarahan antepartum adalah perdarahan
yang terjadi pada traktus genitalia wanita
hamil pada usia kehamilan lebih dari 24
minggu atau pada trimester III dan sebelum
kelahiran bayi.
KLASIFIKASI

Placenta previa

Solusio placenta

Vasa previa
PLASENTA PREVIA

Definisi

 Plasenta yang letaknya abnormal yaitu di depan
jalan lahir (prae = di depan, vias = jalan) sehingga
menutupi seluruh atau sebagian ostium uteri
internum
 Plasenta yang letaknya pada segmen bawah rahim
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir
Faktor Predisposisi

 Multiparitas dan usia lanjut ( ≥ 35 tahun)
 Defek vaskularisasi desidua
 Cacat atau jaringan parut pada endometrium
 Korpus luteum bereaksi lambat
 Konsepsi dan nidasi terlambat
 Plasenta besar pada hamil ganda
Klasifikasi

 Placenta previa totalis atau komplit adalah placenta
yang menutupi seluruh ostium uteri internum

 Placenta previa parsialis adalah placenta yang
menutupi sebagian ostium uteri internum

 Placenta previa marginalis adalah placenta yang
tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum

 Placenta letak rendah adalah placenta yang
berimplantasi pada segmen bawah rahim , sehingga
tepi bawahnya berada pada jarak kurang lebih 2cm
dari ostium uteri internum

Etiologi

 Teori mengemukakan sebagai salah satu penyebabnya
adalah vaskularisasi desidua yang tidak memadai
mungkin sebagai akibat dari proses radang atau atrofi
 Paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim berperan dalam
proses peradangan dan kejadian atrofi di endometrium,
perempuan yang merokok juga dianggap sebagai faktor
resiko terjadinya placenta previa
 Placenta yang terlalu besar menyebabkan pertumbuhan
placenta melebar ke segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum
Patofisiologi

 Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada
trimester ketiga → mulai terbentuk segmen bawah
rahim, pendataran, dan dilatasi serviks → tapak
placenta akan mengalami pelepasan → terjadi
perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal
yaitu dari ruangan intervillus dari placenta → darah
merah segar tanpa rasa nyeri yang mengalir ke luar
rahim tanpa membentuk hematom retroplasenta

 Perdarahan dipermudah dan diperbanyak oleh
karena segmen bawah rahim dan serviks tidak
mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen
otot yang dimilikinya sangat minimal dengan akibat
pembuluh darah pada tempat itu tidak akan tertutup
dengan sempurna
Gambaran Klinik

 Keluhan utama perdarahan tanpa nyeri
 Perdarahan pertama biasanya tidak banyak dan
berhenti sendiri kemudian perdarahan kembali
terjadi
 Darah berwarna merah segar
 Pada palpasi abdomen sering ditemukan bagian
terbawah janin masih tinggi diatas simfisis dengan
letak janin tidak dalam letak memanjang
 Tidak jarang terjadi kelainan letak seperti letak
lintang atau letak sungsang
Diagnosis

 Anamnesis
Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22
minggu, tanpa sebab, tanpa nyeri

 Pemeriksaan luar
Bagian terbawah janin tidak dapat msk panggul;
mungkin dijumpai pula kelainan letak

 Pemeriksaan in spekulo
Dilakukan untuk mengetahui apakah sumber
perdarahan dari OUE atau kelainan serviks & vagina.
Bila berasal dari OUE dicurigai terdapat plasenta
previa
• Ultrasonografi
Pemeriksaan penunjang paling baik dan paling akurat.
Hasil positif palsu dapat disebabkan distensi vesika

• Pemeriksaan dalam
Hanya dilakukan di atas meja operasi (PDMO), biasanya
dilakukan pada saat akan terminasi
Penatalaksanaan

Prinsip dasar : segera dikirim ke RS dgn
fasilitas transfusi darah dan operasi
Jenis tindakan penatalaksanaan adalah :
 Penanganan pasif
 Penanganan aktif
Syarat terapi pasif

 Keadaan ibu baik untuk dapat bertahan terhadap
perdarahan selanjutnya yang mungkin terjadi.
 Kadar Hb harus > 10 gr%
 Hematokrit > 30%.
 Usia kehamilan < 36 minggu
 Perdarahan aktif pervaginam tidak ada.
 Janin hidup
 Persalinan belum mulai
Langkah terapi pasif


Pada Usia Kehamilan < 36 mg
 Perdarahan sedikit :
 Dirawat sampai 36 mg ( Ekspektatif ), syarat :
 Hamil preterm, perdarahan sedikit dan berhenti
 Belum ada tanda-tanda inpartu
 KU ibu cukup baik ( Hb normal )
 Janin masih hidup
 Antibiotika profilaksis
 Betametason 24 mgIV dosis tunggal  pematangan
paru
 Mobilisasi bertahap
 Perdarahan banyak
 Resusitasi cairan
 Atasi anemia (transfusi darah)
 PDMO : PP  SC
Indikasi tindakan aktif

 Perdarahan terjadi pada usia kehamilan > 37 minggu
 Pasien inpartu
 KU ibu jelek pada saat masuk
 Perdarahan berlanjut ke tingkat moderat yang
mengancam nyawa ibu
 Janin mati atau diketahui janin menderita kelainan
kongenital yang berat, infeksi intrauterin, ketuban
sudah pecah
Langkah terapi pasif


Usia Kehamilan > 37 mg ( TBJ > 2500 gr )
 PDMO : PP  SC (elektif)
 Plasenta Letak Rendah dengan perdarahan sangat sedikit, persalinan
pervaginam masih mungkin, jika tidak  SC.

 Persalinan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika terdapat penekanan pada plasenta, dapat
dengan cara:
 Amniotomi dan akselerasi :
 Pada plasenta previa lateralis/ marginal
 Pembukaan > 3 cm
 Presentasi kepala
 Pecah ketuban  plasenta mengikuti SBR, ditekan oleh kepala bayi. Jika
kontraksi uterus belum ada/lemah, akselerasi dengan infus oksitosin.
 Versi Braxton Hicks :
 Tamponade plasenta dengan bokong (dan kaki) janin
 Tidak dilakukan pada janin masih hidup.
Terminasi kehamilan

 Persalinan Pervaginam
multigravida dengan plasenta letak rendah, plasenta
previa marginalis, plasenta previa parsialis dengan
pembukaan > 5 setelah dipecahkan ketuban
Komplikasi

Perdarahan postpartum
Plasenta akreta
Daerah perlekatan luas
Daya kontraksi segmen bawah rahim kurang
Infeksi nifas
SOLUSIO PLASENTA

Definisi

 Terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta dari
implantasi normalnya (korpus uteri) setelah
kehamilan 22 minggu dan sebelum janin lahir

 Disebut juga abruptio placentae


Klasifikasi

Solusio Solusio Solusio
placenta placenta placenta
marginalis parsialis totalis

Placenta terlepas Seluruh


Placenta yang
hanya pada permukaan
terlepas lebih luas
pinggirannya saja maternal terlepas

Klasifikasi

Berdasarkan Gambaran Klinis dengan derajat lepasnya
plasenta :
 Ringan

pelepasan plasenta < 25% atau <1/6 bagian permukaan,


jumlah darah yang keluar <250 ml, tumpahan darah seperti
pada haid, uterus tidak tegang, belum ada tanda syok, janin
hidup
 Sedang

pelepasan plasenta 25-50%, Perdarahan 250-1000 cc, uterus


tegang, tanda pre syok (+)
 Berat
Pelepasan plasenta >50%, Perdarahan >1000 cc, Uterus
tegang, tanda syok (+), janin mati
Etiologi

 Penyakit hipertensi menahun
 Pre-eklampsia
 Tali pusat yang pendek
 Trauma
 Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena kava
inferior
 Uterus yang sangat mengecil
Faktor Resiko
 Sosio ekonomi

 Usia ibu tua
 Multiparitas
 Fisik
 Trauma tumpul abdomen dalam kehamilan
 Kelainan pada rahim
 Mioma dibelakang plasenta
 Uterus berseptum
 Penyakit ibu
 Hipertensi menahun
 Kelainan sistem pembekuan darah
 Sebab iatrogenik
 Merokok
 kokain
Patologi

 Perdarahan dari pembuluh plasenta/uterus 
hematoma pada desidua  plasenta terdesak 
terlepas
 Bila perdarahan >>  hematoma retroplasenta >> 
ekstravasasi pada miometrium  uterus Couvelaire
 Kerusakan jaringan miomtrium & pembekuan
retroplasenta  tromboplastin dalam sirkulasi ibi 
pembekuan intravaskuler  hipofibrinogenemia 
gangguan ginjal
 Lepasnya plasenta  anoksia janin  kematian janin
Gejala klinis

 Perdarahan yang disertai nyeri, juga diluar his
 Anemi dan syok
 Uterus keras seperti papan dan nyeri dipegang
 Fundus uteri makin lama makin naik.
 Bunyi jantung biasanya tidak ada
 Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus
menerus (karena isi uterus bertambah)
 Sering ada proteinuri karena disertai preeklampsia
Komplikasi

Perdarahan
Kelainan pembekuan darah
Oliguria
Gawat janin
Penanganan

 Umum :
- Transfusi
- Oksigen
- Antibiotik.
- Pada syok yang berat diberi kortikosteroid dalam dosis
tinggi

 Khusus :
- Pemberian fibrinogen (4-6 gram fibrinogen yang
dilarutkan dalam glukosa 10% IV perlahan-lahan
selama 15-30 menit).
- Manitol, diuresis yang baik diberikan lebih dari
30-40cc/jam.

 Pimpin Persalinan : mempercepat persalinan
sedapat-dapatnya terjadi dalam 6 jam
 Apabila tidak selesai dalam waktu 6 jam satu-
satunya cara adalah dengan melakukan SC
 Histerektomi, bila:
- Bagian placenta yang terlepas meluas
- Perdarahan bertambah
- Hipofibrinogenemi menjelma atau bertambah
 Usia Kehamilan < 36 mg

 Ringan
 Ekspektatif bila perbaikan + (perdarahan berhenti, his (-),
janin hidup)
 Tirah baring
 Atasi anemia
 USG dan KTG serial kl memungkinkan
 Tunggu persalinan spontan

 Aktif, bila memburuk (perdarahan terus, his terus,


mengancam ibu/janin)
 Partus pervaginam
 (amniotomi/oksitosin infus)
 Perdarahan & Bishop skor < 5 atau
 persalinan masih lama > 6jam – SC

 Usia Kehamilan < 36 mg
 Sedang/ Berat
 Resusitasi cairan
 Atasi anemia (transfusi darah)
 Partus pervaginam bila diperkirakan dalam 6 jam
(amniotomi & infus oksitosin)
 SC dipertimbangkan bila pervaginam tidak dapat
berlangsung 6 jam

 Usia Kehamilan > 37 mg ( TBJ > 2500 gr )


 Ringan/sedang/berat  SC bila persalinan
pervaginam lama ( > 6 jam )
VASA PREVIA

 Vasa Previa merupakan kelainan
tali pusat akibat dari insersi
velamentosa, dimana pembuluh
umbilikalis memisah di dalam
selaput agak jauh dari tepi
plasenta
 Pembuluh darah janin melintasi
OUI dan berada di bagian depan
presentasi janin
 Mortalitas janin tinggi akibat
kehilangan darah >> saat
pembuluh robek atau akibat
sumbatan vaskular oleh bagian
presentasi janin
Etiologi

Vasa previa terjadi bila pembuluh darah janin melintasi
selaput ketuban yang berada di depan oui. Pembuluh
darah tersebut dapat berasal dari insersio velamentosa
dari tali pusat atau bagiandari lobus suksenteriata.
Bila pembuluh darah tersebut pecah maka akan terjadi
robekan pembuluh darah sehingga terjadi kematian
bayi.
Gambaran Klinis

 Perdarahan per vaginam : merah segar, tidak nyeri
 DJJ : dapat lambat & irreguler  gawat janin. DJJ
dapat (-) bila tjd kehilangan darah yg hebat
 Dpt terlihat vasa previa mell spekulum/amnioskopi
 Pembuluh janin dpt terpalpasi pd VT
Diagnosa

• Pada USG memperlihatkan adanya pembuluh darah
pada selaput ketuban didepanostium uteri internum
• Tes Apt : uji pelarutan basa hemoglobin.
• Diagnosa dipastikan pasca salin dengan
pemeriksaan selaput ketuban dan plasenta
• Seringkali janin sudah meninggal saat diagnosa
ditegakkan
Terapi

 Usia Kehamilan < 36 mg
 Dpt diraba pemb drh janin mll pembukaan serviks
 Dpt terlihat vasa previa mll spekulum/ amnioskopi
 Janin mati : partus pervaginam
 Janin hidup : pertimbangkan SC

 Usia Kehamilan > 37 mg ( TBJ > 2500 gr )


 Janin mati : partus pervaginam
 Janin hidup : SC

Anda mungkin juga menyukai