Anda di halaman 1dari 28

PERSAMAAN TIGA MOMEN

(THE THREE MOMENT EQUATION)


Dr. Ruddy Kurniawan

Teknik Sipil
Universitas Andalas

Sumber:
Chu Kia Wang: Statically
Indeterminate Structures,
Mc Graw Hill
PERSAMAAN TIGA MOMEN (PTM)
 Digunakan untuk balok menerus (continuos beams) statis tak tentu.
 Pertama kali digunakan oleh Clapeyron pada th. 1857 dan Mohr pada
th. 1860 mengadopsi metoda ini dgn memasukkan efek penurunan
perletakan yang tidak seragam.
 Momen lentur di tumpuan yg belum diketahui nilainya pada suatu
balok menerus dianggap sebagai redundant (gaya kelebihan).
 Balok menerus tsb dapat dianggap sebagai superposisi dari beberapa
balok sederhana (simple beam).
 Gambarkan bidang momen akibat beban luar untuk setiap simple
beam tsb.
 Aplikasikan persamaan 3 momen pada balok menerus tsb, sehingga
diperoleh nilai-nilai redndant (momen lentur disetiap tumpuan).
 Selanjutnya perhitungan reaksi perletakan, gaya-gaya dalam dan
perpindahan dapat dilakukan secara statika biasa.
 Oleh karena yang ditentukan lebih dulu adalah gaya kelebihan
(redundant), maka persamaan tiga momen termasuk kategori Metoda
Gaya
Balok sendi-sendi dengan beban luar dan momen ujung (gbr a)
merupakan superposisi dari balok sendi-sendi dengan beban luar (gbr b)
ditambah dengan balok sendi-sendi dengan momen ujung (gbr c)
Perhatikan balok menerus
dengan 3 tumpuan berikut
hi = perbedaan tumpuan ke-i
terhadap tumpuan tengah

Bidang momen akibat beban


luar dengan menghilangkan
efek momen-momen ujung
Ai = luas bidang momen ke-i
ai = jarak terluar titik berat
bidang momen ke i

Bidang momen akibat momen-


momen ujung, MA , MB , dan
MC

Persamaan 3 momen:
 Aplikasikan Persamaan Tiga
Momen pada balok menerus hA B C
tsb, sehingga diperoleh nilai- A hC
nilai redundant (momen
lentur disetiap tumpuan).
 Penurunan tumpuan hi = (+) L1 I1 L2 I2
jika titik i lebih tinggi dari-
pada titik tumpuan tengah. Bid. M
Pada gbr : A1 A2 Simple-
hA = (+) dan hC = () Beam
a1 a2

 Jika terdapat tumpuan jepit,


maka ditambahkan sebuah
tumpuan fiktif dengan
kekakuan I = 
I=
Contoh soal 1

Solusi
Bidang
Momen
akibat
beban
luar pada
simple
beam
Menghitung Luas Bidang Momen (A) dan jarak
titik berat bidang ke sisi luar (a)
Luas dan jarak titik berat parabola derajat 2
j

2
A  ah
h 3

5
j a
a 8

2  2 
A    54  6   2  432 A   144 12   2  2304
3  3 
Menghitung Luas Bidang Momen (A) dan jarak
titik berat bidang ke sisi luar (a)

Luas dan jarak titik berat segitiga sembarang

1
A  ( a  b) h
h 2

1 2
j  a b
a b 3 3
Persamaan 3 momen:

Oleh karena tidak terdapat penurunan pada perletakan balok, maka:


hA = 0 dan hB = 0

Persamaan 3 momen menjadi:


Bentang A-B-C

Bentang B-C-D

Dari gambar soal terlihat MA =0 dan MD =  6  3 =  18.


Penyederhanaan kedua persamaan diatas akan menghasilkan:

Penyelesaiannya
: Tanda () menunjukkan momen
tersebut menghasilkan serat
bawah tertekan
Setelah momen-momen ujung (MB dan MC) diperoleh,
langkah selanjutnya berupa perhitungan reaksi
perletakan dengan cara statika biasa

a b  MB  0
P  M AB  M BA qL Pb
q V AB   
MAB MBA L 2 L
A B
MA  0
L
M AB  M BA qL Pa
VBA   
VAB VBA L 2 L
Perhitungan reaksi perletakan
Hasil Akhir Bidang Momen

Bidang
Momen
akibat
beban
luar pada
simple
beam
+
Bidang
+ Momen
akibat
momen-
momen
ujung
saja
Hasil Akhir Bidang Momen
Hasil Akhir Bidang gaya-gaya dalam
Garis elastis balok
Garis elastis balok
Contoh soal 2

Solusi
Tumpuan A jepit diganti dengan suatu bentang fiktif Ao-A dengan
inersia tak berhingga
Bidang Momen
akibat beban luar
pada simple beam
Bentang A0-A-B

Bentang A-B-C

Bentang B-C-D

Dari gambar soal terlihat MD =  6  3 =  18.


Setelah dilakukan manipulasi matematis, diperoleh:
Jika diselesaikan akan menghasilkan:
Tanda () menunjukkan momen
tersebut menghasilkan serat
bawah tertekan

Setelah momen-momen ujung (MA, MB dan MC) diperoleh, perhitungan


reaksi perletakan dapat dilakukan dengan cara statika biasa

a b  MB  0
P  M AB  M BA qL Pb
q V AB   
MAB MBA L 2 L
A B
MA  0
L
M AB  M BA qL Pa
VBA   
VAB VBA L 2 L
Hasil perhitungan reaksi vertikal untuk setiap bentang

Bentang
Parameter
AB BC CD
MAB -0.18 -107.64 -73.62  M AB  M BA qL Pb
V AB   
MBA -107.64 -73.62 -18 L 2 L
L 12 24 12
a 0 12 4 M AB  M BA qL Pa
b 0 12 8 VBA   
L 2 L
P 0 20 18
q 3 2 0
VAB 9.05 35.42 16.64
VBA 26.96 32.58 1.37
Hasil Akhir Bidang Momen

Bidang
Momen
akibat
beban
luar pada
simple
beam
+
Bidang
+ Momen
akibat
momen-
momen
ujung
saja
Contoh soal 3
Analisis balok menerus berikut, dimana pada titik B terjadi penurunan
sebesar ½ inch. Tidak ada beban pada balok
Persamaan 3 momen:

Oleh karena tidak terdapat beban pada bentang balok, maka bidang
momen akibat beban luar pada simple beam tidak ada, sehingga:
A1 = 0 dan A2 = 0

Persamaan 3 momen menjadi:


Bentang A-B-C

Bentang B-C-D

Anda mungkin juga menyukai