Anda di halaman 1dari 23

MENGGERAKKAN EKONOMI DESA MELALUI BADAN USAHA MILIK DESA

SECARA BERKELANJUTAN

INDRA PURNOMO, S.E


TA PED. KAB. CILACAP.
Cimanggu, 10 Oktober2017
BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDesa)
UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 1 Ayat (6)

BUMDesa adalah Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola
aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.

TUJUAN BUMDES:
1. Meningkatkan perekonomian Desa;
2. Mengoptimalkan aset Desa;
3. Meningkatkan usaha masyarakat;
4. Mengembangkan rencana kerja;
5. Menciptakan peluang dan jaringan pasar;
6. Membuka lapangan kerja;
7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa; dan
8. Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa.
BUMDESA SEBAGAI PILAR DEMOKRASI EKONOMI
1. BUMDesa sebagai lembaga ekonomi masyarakat yang berperan strategis untuk
menggairahkan ekonomi desa.
2. Keunikan BUMDesa yakni merupakan sebuah usaha desa milik kolektif yang
digerakkan oleh aksi kolektif antara pemerintah desa dan masyarakat (Public and
Community Partnership).
3. BUMDesa dibentuk atas dasar komitmen bersama masyarakat desa untuk saling
bekerja sama dan menggalang kekuatan ekonomi rakyat demi mewujudkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat desa. Pengembangan dan
pembentukan BUMDesa merupakan prospek menjanjikan untuk menguatkan dan
memberdayakan lembaga-lembaga ekonomi desa.

BUMDesa memiliki nilai transformasi sosial, ekonomi dan budaya.


Hal inilah yang menjadikan BUMDesa sebagai salah satu lembaga ekonomi rakyat yang berperan sebagai
PILAR DEMOKRASI EKONOMI
MENGGERAKKAN DAN MENATA POTENSI EKONOMI DESA
MELALUI BUMDESA
Pendirian BUMDesa dipilih sebagai suatu alternatif guna mengembangkan roda perekonomian di desa.
Beberapa hal yang harus segera dilakukan dalam rangka penataan perekonomian desa melalui BUMDesa:

memperkuat kapasitas masyarakat untuk turut mengawasi berjalannya usaha dari BUMDesa

struktur organisasi BUMDesa yang menunjukan peranan kuat dan peran pemerintah desa harus
dikurangi namun tetap memperhatikan penasihat dijabat secara Ex-officio oleh Kades

kegiatan ekonomi harus mengakar dengan kondisi sosial masyarakat desa

kegiatan ekonomi sesuai dengan potensi dan aset yang dimiliki desa

pendistribusian manfaat BUMDesa harus dilakukan secara adil, jelas dan transparan dan modern

3
JUMLAH BUMDESA DI KAB. CILACAP YANG TERBENTUK DAN BERPOTENSI
BERTAMBAH TERUS (0NE DESA ONE BUMDESA)
1.Berdasarkan Perda No. 1 Tahun 2010, maka
BUMDesa yang terbentuk sebanyak 23
Bumdes.
2.Dengan Program Inovasi Akselerasi
Pembentukan Bumdes berkembang menjadi
80 Bumdes.

Terbentuk Dan Harus Operasioal !!


Keterangan tentang: TRADISI BERDESA
Desa bukan sekadar unit administratif
yang menjalankan tugas-tugas
administrasi dari negara..
Namun desa menjadi basis penghidupan
dan kehidupan bagi masyarakat; desa
sebagai arena untuk berusaha.
Desa yg tradisi berdesanya kuat maka
usaha desa (BUMDes) yang
diselenggarakannyapun dapat
berkembang dengan baik (sutoro eko)
PEMETAAN USAHA
ADALAH SUATU ANALISA
YANG MEMBERIKAN GAMBARAN NYATA TENTANG SUATU
JENIS USAHA YANG DIHARAPKAN DAN REALISTIS UNTUK
DIJALANKAN.

MEMETAKAN JENIS USAHA => SEKTOR APA SAJA


YANG BISA MASUK KE DALAM
KEGIATAN UNIT USAHA BUM Desa.
FUNGSI PEMETAAN USAHA

SEBAGAI PETUNJUK ARAH KEBIJAKAN


YANG AKAN DITEMPUH DALAM
MANAJEMEN SUATU UNIT USAHA.
ALUR PENENTUAN JENIS USAHA
IDENTIFIKASI JENIS USAHA YG SUDAH
& SEDANG DIJALANKAN WARGA DAN
BERPOTENSI UNTUK DIKEMBANGKAN

IDENTIFIKASI JENIS USAHA YG BELUM


ADA/ DIJALANKAN WARGA DAN
BERPOTENSI UNTUK DIKEMBANGKAN

REKAPITULASI JENIS USAHA YG SUDAH,


SEDANG DAN BELUM ADA DAN
BERPOTENSI UNTUK DIKEMBANGKAN

PENENTUAN PRIORITAS JENIS USAHA


JENIS USAHA YANG SUDAH DAN SEDANG DIJALANKAN WARGA MASYARAKAT
& JENIS USAHA YANG BERPOTENSI UNTUK DIKEMBANGKAN OLEH BUMDES

NO JENIS USAHA YANG SUDAH DAN SEDANG JENIS USAHA YANG


DIJALANKAN WARGA MASYARAKAT BERPOTENSI UNTUK
DIKEMBANGKAN OLEH
BUMDES
1 2 3
JENIS USAHA YANG SUDAH DAN SEDANG DIJALANKAN WARGA MASYARAKAT
& JENIS USAHA YANG BERPOTENSI UNTUK DIKEMBANGKAN OLEH BUMDES

NO JENIS USAHA YANG SUDAH DAN SEDANG JENIS USAHA YANG


DIJALANKAN WARGA MASYARAKAT BERPOTENSI UNTUK
DIKEMBANGKAN OLEH
BUMDES
1 2 3
1. PENJUALAN SEMBAKO KONVEKSI
2. PERBENGKELAN ………………….
3. SERVICE TV & BARANG ELEKTRONIKA LAINNYA
4. PENJUALAN BUAH-BUAHAN
5. KONVEKSI
6. PENYEWAAN KURSI & MEJA
7. PENJUALAN PULSA
8. ……………………
IDENTIFIKASI JENIS USAHA YANG BELUM ADA

NO JENIS USAHA
BISNIS SOSIAL PENYEWAAN PERDAGANGAN/ BISNIS ………..
PRODUKSI KEUANGAN

1.

2.

3.

4.

TIDAK MUNGKIN SEMUA JENIS USAHA HARUS DIPILIH


PERLU ADA SKALA PRIORITAS
PENENTUAN PRIORITAS JENIS USAHA
NO JENIS USAHA KRITERIA/INDIKATOR JML URUTAN
NILAI PRIORIT
AS
BUDAYA SDM SAPRAS MODAL KEBUTU DAYA BELI
HAN
PASAR

1. LAUNDRY
2. PENJUALAN PULSA
3. PETERNAKAN BABI
4. PENJUALAN TIKET
TRANSPORTASI
5. PENJUALAN BERAS
6. PENJUALAN GAS LPG
7. PEJUALAN SAPRODI
8. PENJUALAN HASIL
PERTANIAN (SAYURAN)

5 = SANGAT TERSEDIA/MENDUKUNG
4 = TERSEDIA/MENDUKUNG
3 = CUKUP TERSEDIA/MENDUKUNG
2 = KURANG TERSEDIA/MENDUKUNG
1 = TIDAK TERSEDIA/MENDUKUNG
PENENTUAN PRIORITAS JENIS USAHA
NO JENIS USAHA KRITERIA/INDIKATOR JML URUTAN
NILAI PRIORITAS

SDM SAPRAS MODAL BUDAYA MARKET

1. LAUNDRY 3 2 3 4 4 16 VI
2. PENJUALAN PULSA 4 3 3 4 4 18 V
3. PETERNAKAN BABI 3 3 3 1 4 14 VII
4. PENJUALAN TIKET 4 4 5 4 2 19 IV
TRANSPORTASI
5. PENJUALAN BERAS 5 4 4 4 5 22 I
6. PENJUALAN GAS LPG 2 3 3 4 4 16 VI
7. PEJUALAN SAPRODI 4 3 4 4 5 20 III
8. PENJUALAN HASIL 4 4 5 4 4 21 II
PERTANIAN (SAYURAN)

5 = SANGAT TERSEDIA/MENDUKUNG
4 = TERSEDIA/MENDUKUNG
3 = CUKUP TERSEDIA/MENDUKUNG
2 = KURANG TERSEDIA/MENDUKUNG
1 = TIDAK TERSEDIA/MENDUKUNG
PERMASALAHAN & SOLUSI
PENGEMBANGAN BUMDESA
1. PERMASALAHAN PENGEMBANGAN
BUMDESA
DI INDONESIA
• Iklim berusaha belum kondusif (unfair business practices)
1

• Keterbatasan informasi dan akses pasar


2

• Rendahnya produktivitas (teknologi rendah)


3

• Keterbatasan permodalan
4

• Rendahnya jiwa dan semangat kewirausahaan


5
PEMANFAATAN DANA DESA DALAM MENDUKUNG
PENGEMBANGAN USAHA EKONOMI DESA
PERMODALAN

Untuk meningkatkan kesejahteraan


Pembangunan masyarakat Desa dan kualitas hidup
manusia serta penanggulangan kemiskinan
Desa
PELATIHAN KETERAMPILAN DAN
Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat desa KEWIRAUSAHAAN
dalam pengembangan wirausaha, peningkatan
Pemberdayaan pendapatan dan perluasan skala ekonomi individu
warga atau kelompok masyarakat desa
Desa

PENGEMBANGAN ALAT DAN


SARANA PRODUKSI
harus mempertimbangkan tipologi Desa
(Indeks Desa Membangun/IDM)
Sumber: Permendesa No. 21/2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2016
SOLUSI
PENGEMBANGAN BUMDESA MELALUI PENDEKATAN
EKONOMI KREATIF
1. Pengembangan BUMDesa harus didorong dengan menggunakan
konsep atau pendekatan ekonomi kreatif, berarti mampu
menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang unik, thinking out
of the box, invention dan innovation.
2. Ekonomi kreatif merupakan era baru yang mengintensifkan
informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of
knowledge dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi
utama dalam kegiatan ekonominya.
3. Dengan Ekonomi kreatif akan menciptakan nilai tambah
secara ekonomi dan nilai tambah sosial dan budaya
SOLUSI
PERLUASAN PASAR BUMDESA

Pemasaran produk-produk BUMDesa perlu ditingkatkan dengan cara:

 Membangun pusat pemasaran khusus dan outlet untuk produk BUMDesa;

 Menyusun/menegakkan regulasi yang mewajibkan pasar modern


(Giant, SevenEleven, Indomaret, Alfamart, dll.) untuk ikut
memasarkan produk-produk BUMDesa;

 Menerapkan linkage strategy antara BUMDesa penghasil bahan baku


perantara dengan industri yang bergerak di sektor hilir (termasuk dengan
BUMN). Dalam skema ini, BUMDesa berfungsi sebagai penyedia input bagi
industri pengolahan akhir.
SOLUSI
PENINGKATAN DAYA SAING (1)

Perlu dibuat kategorisasi tingkat perkembangan BUMDesa berdasarkan status perkembangannya.


Hal ini penting untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan dan pembinaan BUMDesa menurut
tingkat kemajuan yang telah dicapai. Dengan adanya pengelompokan ini, pemerintah bisa menentukan
kebijakan anggaran, kredit dan lain-lain yang sesuai dengan kebutuhan BUMDesa pada masing-masing
kelompok. Contoh pengelompokan tersebut sebagai berikut:

BUMDESA TUMBUH BUMDESA MAJU


(belum kompetitif dari sisi biaya (kompetitif dari sisi biaya dan
dan pemasaran) pemasaran)

BUMDESA
MADYA/BERKEMBANG
(kompetitif hanya pada sisi biaya
atau pemasaran)
SOLUSI
UPAYA BERSAMA DALAM PENGEMBANGAN BUMDESA
Pengembangan BUMDesa akan sangat ditentukan oleh dukungan dari lembaga dan
kementerian lain. Hal-hal yang dapat dilakukan kementerian lain untuk mendukung
pengembangan BUMDesa adalah sebagai berikut:

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi


Kementerian Kementerian
BUMN Perindustrian
Bantuan peralatan dan permodalan
Kementerian Kementerian
Perdagangan Dalam Negeri

Kementerian Bantuan keringanan pajak dan tarif listrik Kementerian


Kesehatan Pertanian

Kementerian PU Pengembangan kapasitas pengelola BUMDesa Kementerian


melalui Pelatihan Keuangan

Kementerian
Sosial Kementerian
Bantuan Internet, dan lain-lain Kehutanan

Kementerian
ESDM Kementerian KP
9. PROGRAM PENGEMBANGAN BUMDESA KEMENTERIAN
DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
Pengembangan E-
Commerce untuk Pembangunan outlet
promosi dan hasil usaha BUMDesa
pemasaran desa
Memperkuat
Bantuan modal untuk Kelembagaan BUMDesa
pengembangan melalui Pelatihan
BUMDesa kewirausahaan
masyarakat desa

Pemasaran Produk BUMDesa di Pasar Modern, seperti Giant,


SevenEleven, Alfamart, Indomaret, dll. Selain itu Kemendesa
PDTT juga telah menyewa satu lantai di Thamrin City (TAMCY),
untuk pemasaran produk BUMDesa tersebut
Desa
Membangun
Indonesia

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal


dan Transmigrasi

Anda mungkin juga menyukai