Anda di halaman 1dari 25

PENGEMBANGAN PASAR DESA

MELALUI PENGUATAN LEMBAGA


EKONOMI MIKRO DI PERDESAAN
D IS AMPAIA KAN

OLEH
AKIRNO,S.SOS.,M.SI

P E N I N G K ATA N F U N G S I PA S A R
DESA DAN PERAN PENGELOLA
PA S A R D E S A S E RTA I N F O R M A S I
PA S A R P R O D U K U N G G U L A N D E S A
DASAR HUKUM

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NO : 42 /2007 TENTANG PASAR DESA.

UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.


 PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU
No. 6 Tahun 2014 tentang Desa & PP No. 47 Tahun 2015
tentang Perubahan PP No. 43 Tahun 2014. Permendagri No.
113 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
 Permendagri No. 114 tentang Pedoman Pembangunan Desa.
 Permendesa PDTT No. 5 Tahun 2015 tentang Penetapan
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015
KERJASAMA MENYUSUN KEKUATAN
BEBERA ASPEK PERMASALAHAN YANG
BELUM TER SELESAIKAN
1. Pemahaman Tentang Pasar Desa, dan Tujuannya. (ditetapkan
dengan PERDES, atau Antar Desa). / Regulasi dasar hukum jelas.

2. Pengembangan dan Pengembangan pasar Desa. (sumber dan dan


prinsip2nya). / permendagri pasal 7 /2007.

3. Pengelolaan Pasar Desa./ Susunan Kepengurusan (Pemerintah


Desa dan Bukan perorangan).

4. Perlindungan. (Bupati/Walikota memperhatikan perlindungan


pasar jika akan memberikan izin pasar Modern). Dan wajib
menjadikan kemitraan.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan berupa:
a. Memberikan pedoman pengembangan pasar desa; dan
b. Melakukan fasilitasi dan pelatihan pengelolaan pasar desa.
Gubernur melakukan pembinaan berupa:
a. Mengupayakan langkah-langkah pengembang an pasar desa;
b. Melakukan fasilitasi dan pelatihan bagi pengelola pasar desa lintas
kabupaten/kota; dan
c. Mendorong bupati/walikota untuk menyerahkan pasar desa kepada
pemerintah desa
PEMBINAAN.
Bupati/walikota melakukan pembinaan berupa:
a. Memberikan pedoman pengelolaan pasar desa;
b. Melakukan langkah-langkah operasional upaya pengembangan pasar desa;
c. Melakukan pelatihan bagi pengelola pasar desa; dan
d. Melakukan fasilitasi pasar desa dalam kerjasama dengan pihak ketiga.
PEMBINAAN.
Camat melakukan pembinaan berupa:
a. Melakukan fasilitasi pembentukan pasar antar desa; dan
b. Mendorong terselenggaranya pengelolaan pasar desa.
BUMDES SEBAGAI WADAH USAHA
EKONOMI MIKRO DI DESA
DASAR HUKUM
UNDANG-UNDANG NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA. (PASAL 78).
Pemerintah desa juga diberikan kewenangan untuk mendirikan badan Usaha Milik
Desa (BUMDES) yang dikelola dengan semangat kekeluargaan dan Gotong
Royong.
Bumdes bisa bergerak dibidang ekonomi, perdagangan, pelayanan jasa maupun
pelayanan umum lainnya sesuai ketentuan dan perundang-undangan.
SIFAT DAN ORIENTASI BUMDES
1. BUMDesa secara specific tidak bisa disamakan dengan CV. atau koperasi
karena tujuan dibentuknya adalah untuk mendayagunakan segala potensi
ekonomi sumberdaya alam dan SDM untuk kesejahteraan Masyarakat Desa.
2. Orientasi BUMDES tidak hanya berorientasi pada keuntungan keuangan,
melainkan juga mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
PERAN PEMERINTAH
Sumber pendanaan BUMDES dibantu oleh Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah daerah
Kabupaten/Kota.
Pemerintah Mendorong BUMDes dengan memberikan
Hibah dan atau akses permodalan, melakukan
pendampingan teknis dan akses pasar, dan
memprioritaskan BUMDes dalam pengelolaan
sumberdaya alam di desa.
SKETSA (CONTOH)
STRUKTUR ORGANISASI BUMDesa
PEMERINTAH
KABUPATEN/KOTA

PIHAK DEWAN PEMERINTAHAN


KE TIGA KOMISARIS DESA

DIREKTUR

SEKRETARIS DIREKTUR
BAG.
DIREKTUR
KEUANGAN

UNIT UNIT SEKTOR


PEMBIAYAAN RIIL

BENDAHARA BENDAHARA

SIMPAN PINJAMAN PENGADAAN PRODUKSI PEMASARAN


STOCK
TAHAPAN-TAHAPAN PENDAMPINGAN BUMDES
TAHAP I: Pemerintah Desa dan Masyarakat
bersepakat untuk mendirikan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDES).
YANG DILAKUKAN

1. KESEPAKATAN DIBANGUN MELALUI FORUM


DESA/REMBUG DESA (BOTTOM UP
APRROACH).
2. MELAKUKAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN
KEBUTUHAN DESA SERTA KARAKTERISTIK
MASYARAKAT SETEMPAT, HINGGA
MENGHASILKAN KEPUTUSAN/KESEPAKATAN
JENIS USAHA DARI BUMDES;
3. PEMBENTUKAN AD-ART YANG MENCAKUP
ANTARA LAIN BENTUK BADAN USAHA,
KEANGGOTAAN, JENIS KEGIATAN BADAN
USAHA, PERMODALAN SERTA TATA-
ATURAN KEORGANISASIAN BUMDES,
MAKA SECARA DE FACTO BUMDES
TERBENTUK.
4. SELANJUTNYA, DILAKUKAN PENETAPAN
MELALUI PERATURAN DESA (PERDES)
SEBAGAI LANDASAN HUKUM UNTUK
LEGALISASI (DE YURE).
TAHAP II: PENGELOLAAN BUMDES
YANG DILAKUKAN :

1. PERLU DISUSUN PELAKSANA ORGANISASI


YANG SIFATNYA SEBAGAI PENGELOLA UNTUK
MENGHINDARI TERJADINYA PEMUSATAN
KEWENANGAN SEPERTI MODEL KOPERASI.
2. SEBAGAI PELAKSANA HARIAN, MAKA FUNGSI
PENGELOLA BUMDES UNTUK MENJALANKAN
ORGANISASI INI, SEBAGAIMANA MISALKAN
DIILUSTRASIKAN PADA GAMBAR STRUKTUR.
HAL PENTING, BAHWA PENGELOLA HARUS
MEMILIKI STANDAR KEMAMPUAN DAN
KETRAMPILAN TERTENTU. PADA GAMBAR
CONTOH BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
TERSEBUT BISA DIBUAT LEBIH RAMPING
SEBAGAI UPAYA MENGURANGI BIAYA
OPERASIONAL.
3. Perlu disusun adanya job desk/ deskripsi
tanggungjawab dan wewenang pada
masing-masing lini organisasi, sebagai
panduan kerja.
4. Kegiatan yang bersifat lintas desa perlu
dilkukan koordinasi dan kerjasama antar
Pemerintah Desa dalam pemanfaatkan
sumber-sumber ekonomi, misalnya
sumber air bagi air minum, SPP yang
saat ini keberadaannya di Kecamatan dll.
5. Kerjasama dengan Pihak Ketiga oleh
Pengelola harus dengan konsultasi
dan persetujuan Dewan Komisaris
BUMDES.
6. Dalam kegiatan harian maka
pengelola harus mengacu pada tata
aturan yang sudah disepakati
bersama sebagaimana yang telah
tertuang dalam AD/ART BUMDES,
serta sesuai prinsip-prinsip tata
kelola BUMDES.
7. Pengelolaan harus transparan/
terbuka sehingga ada
mekanisme chek and balance
baik oleh Pemerintahan Desa
maupun masyarakat.
8. Perlu disusun Rencana-
rencana pengembangan usaha
Seperti Jasa, Perdagangan dll.
TAHAP III: PENGAWASAN UNTUK MONITORING DAN
EVALUASI (MONEV) YANG DILAKUKAN:

1. Menyusun Mekanisme / Prosedur Pengawasan


2. Untuk keperluan pengawasan, bisa dibentuk Badan
Pengawas yang terdiri dari unsur Pemerintahan
Desa (Perangkat, BPD atau dari unsur lembaga
desa lainnya) bersama elemen masyarakat, misalnya
sebanyak 5 orang.
3. Proses monitoring dilakukan secara
berkelanjutan, sehingga bisa
memantau kegiatan BUMDES secara
baik. Evaluasi dilakukan per-triwulan
atau sewaktu-waktu jika dianggap
perlu sesuai ketentuan AD/ ART.
STEP IV: PERTANGGUNGJAWABAN
DALAM PROSES PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN
BUMDES, YANG DILAKUKAN ADALAH:

SETIAP AKHIR PERIODE TAHUN ANGGARAN,


PENGELOLA WAJIB MENYUSUN LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN UNTUK
DISAMPAIKAN DALAM FORUM
MUSYAWARAH DESA YANG MENGHADIRKAN
ELEMEN PEMERINTAHAN DESA, ELEMEN
MASYARAKAT SERTA SELURUH
KELENGKAPAN STRUKTUR ORGANISASI
BUMDES.
Laporan Pertanggungjawaban, antara
lain memuat:
1. Laporan Kinerja Pengelola selama
satu periode/ Tahunan
2. Kinerja Usaha yang menyangkut
realisasi kegiatan usaha, upaya
pengembangan, indikator
keberhasilan dsb.
3. Laporan Keuangan termasuk
Rencana Pembagian Laba Usaha
4. Rencana-rencana Pengembangan
Usaha yang belum terealisasi
PROSES PERTANGGUNGJAWABAN
DILAKUKAN SEBAGAI UPAYA UNTUK
EVALUASI TAHUNAN SERTA UPAYA-
UPAYA PENGEMBANGAN KEDEPAN.

MEKANISME DAN TATA TERTIB


PERTANGGUNGJAWABAN INI
DISESUAIKAN DENGAN AD-ART.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH
PANTUN
PINANG MUDA DIBELAH DUA
ANAK BURUNG MATI DIRANGGAH
DARI MUDA SAMPAI KE TUA
AJARAN BAIK JANGAN DIUBAH

BAIK KEPADA ORANG YANG BAIK KEPADA


KITA - ITU BIASA, TAPI BAIK KEPADA
ORANG YANG MEMBENCI KITA - ITU
YANG LUAR BIASA.

Anda mungkin juga menyukai