Anda di halaman 1dari 20

 Infertilitas merupakan

kegagalan suatu pasangan


untuk mendapatkan kehamilan
sekurang-kurangnya dalam 12
bulan berhubungan seksual
secara teratur tanpa
kontrasepsi bisa dikatakan
tidak subur (infertile).
 Pada perempuan di atas 35
tahun, evaluasi dan
pengobatan dapat dilakukan
setelah 6 bulan pernikahan
Prevalensi
 Di masyarakat  prevalensi 3-5%, karena selalu
ada penyebab yg tidak bisa diubah (mis.kelainan
bawaan)
 Bila ada faktor lain  prevalensi bisa meningkat
>30% (mis.STD)
 Angka prevalensi diperoleh dari: survey
masyarakat, data sensus, angka kelahiran,
survey kesehatan dan demografi
1. Infertilitas primer  terjadi
pada wanita yang belum
pernah sama sekali hamil
2. Infertilitas sekunder  sudah
pernah hamil sebelumnya
a) Gaya Hidup b) Pekerjaan
 Konsumsi alkohol  Pekerjaan yang
 Merokok melibatkan
 Berat badan
paparan bahan
berbahaya bagi
 Olahraga berat
kesuburan seorang
 Obat-Obatan perempuan
maupun laki-laki
Penyebab infertilitas
 Secara umum : faktor pria, faktor wanita, atau
keduanya
 Fertilitas dan infertilitas merupakan
kemampuan pasangan suami-istri sebagai suatu
kesatuan biologik.
 Faktor perempuan
 Gangguan ovulasi : seperti SOPK, gangguan
pada siklus haid.
 Gangguan tuba dan pelvis : Kerusakan tuba
dapat disebabkan oleh infeksi (Chlamidia,
Gonorrhoea, TBC) maupun endometriosis.
 Gangguan uterus, termasuk mioma
submukosum, polip endometrium,
leiomyomas, sindrom asherman
 gangguan hormon (FSH, LH, Estrogen dan
progesteron)
• PCOS merupakan gangguan
dimana folikel (kantung sel
telur) tidak berkembang
dengan baik, sehingga tidak
terjadi ovulasi (pematangan sel
telur).
• Wanita yang mengalami PCOS
ini menjadi infertile (tidak
subur) karena tidak ada sel
telur yang matang, sehingga
tidak akan terjadi pembuahan.
• Gejala yang timbul dari PCOS
ini biasanya adalah siklus haid
yang tidak teratur (terlambat,
tidak haid, atau haid 2 – 3 kali
dalam sebulan).
 Siklus haid yang lebih
panjang dari normal
berhubungan erat
dengan unovulatory
(tidak adanya sel
telur yang dihasilkan
indung telur).
Sementara siklus haid
yang tidak teratur
bisa disebabkan
karena adanya
gangguan kista
ovarium atau
penyakit lainnya,
kondisi stress,
kecapean,
terganggunya
keseimbangan
hormone.
 Kelainan urogenital kongenital atau didapat
 Infeksi saluran urogenital
 Suhu skrotum yang meningkat (contohnya akibat
dari varikokel)
 Kelainan endokrin
 Kelainan genetik
 Faktor imunologi
Penyakit menular seksual
(PMS) akan mempengaruhi
kemampuan pria dalam
menghasilkan sperma yang
sehat. Infeksi kelamin
seperti gonore dan
chlamidia menurunkan
motilitas (kemampuan
gerak) sperma dan juga
memengaruhi organ-organ
reproduksi pria. Selain itu,
PMS juga dapat
menyebabkan
tersumbatnya saluran sel
sperma dan peradangan
pada prostat dan saluran
kencing pria.
 Kriptorkismus adalah
kondisi ketika seorang
pria memiliki testis
yang tidak turun.
Normalnya, testis
bergerak turun ke
dalam skrotum/buah
zakar.
 Sementara pada kasus
testis yang tidak turun
tidak bisa menghasilkan
sperma karena masih di
dalam tubuh yang
suhu/temperaturnya POSISI NORMAL
jauh lebih tinggi
daripada di dalam
skrotum.
Merupakan “couple disease”, sehingga
pemeriksaan yang dilakukan harus kedua belah
pihak.
Diagnosis ditegakkan dengan :
1 ) Anamnesis
2 ) Pemeriksaan Fisik
3 ) Pemeriksaan Penunjang
 Progesteron serum
 Postcoital Test ( Spermapenetrasimeter ) : Menilai kemampuan sperma
menembus lendir cervix dan adanya sperma antibodi.
 histerosalpingografi (HSG) : mendeteksi patologi intrakavum uteri
 Ultrasonografi transvaginal : Dapat mendeteksi patologi endometrium dan
myometrium
 Analisa Semen
- ) Pemeriksaan meliputi
^ ) Koagulasi, visikositas, rupa ( warna & bau ), volume,pH,fruktosa
^ ) Mikroskopis :
* ) JUMLAH ( >40 juta = 85 %,
<10 juta = 5 % )
* ) MOTILITAS ( Gerak > 60 % setelah 4 jam keluar )
* ) BENTUK ( Abnormal < 25 % )
 Histeroskopi
 Laparoskopi
- ) Oligospermia : Jumlah kurang dari
normal.
- ) Astenospermia : Motilitas kurang dari
normal.
- )Teratospremia : Bentuk kurang dari
normal.
Pada prinsipnya tidak semua 1 ) Pengobatan Hormonal
penyebab infertilitas dapat Pada hambatan ovulasi atau
diterapi karena penyebab spermatogenesis.
pasti tidak dapat ditemukan.
Sehingga terapi disesuaikan 2 ) Pembedahan
dengan kelainan yang timbul. Pada sumbatan tuba / vas
deferen, mioma,dll.
3 ) Pengobatan infeksi
Dapat dilakukan pada pasangan yang harapan
untuk terjadinya konsepsi alami kecil.
Proses – proses yang dilalui :
- ) Induksi Superovulasi
- ) Monitoring perkembangan folikel
- ) Persiapan Oosit
- ) Inseminasi Oosit
- ) Pembiakan in vitro
- ) Transfer embrio ke dalam uterus.

Anda mungkin juga menyukai