Anda di halaman 1dari 40

NEURITIS OPTIK NAFISA RIMA AMANI

20184010121
PENDAHULUAN
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. S
 Usia : 39 th
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Gunung Alang, Kejajar
 Pekerjaan : IRT
 Tanggal Kontrol : 4 Januari 2020
 No RM : 637473
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Mata kiri terasa buram.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo dengan keluhan
mata kiri terasa buram seperti melihat bayangan sejak kurang lebih 10 hari yang
lalu. Keluhan buram terutama dirasakan saat pasien melihat ke arah bawah. Keluhan
dirasa semakin mengganggu aktifitas karena membuat penglihatan pasien menjadi
terganggu. Pasien juga mengatakan mata kirinya terasa pegal-pegal dan juga sakit
kepala. Keluhan mata nyeri, silau, mata gatal disangkal.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat gejala serupa, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung dan paru,
alergi, asma, dan trauma sebelumnya disangkal. Pasien memiliki riwayat penggunaan
kacamata sejak tahun 2017 dan terakhir periksa kacamata tahun 2019.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat gejala serupa, hipertensi, diabetes mellitus, alergi dan gangguan mata
pada keluarga disangkal.
ANAMNESIS
Riwayat Personal Sosial
Sehari-hari pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasien menyangkal merokok,
mengonsumsi alkohol, obat-obatan terlarang, dan obat-obatan seperti tetes mata
sebelumnya.
Resume Anamnesis
Seorang perempuan berusia 39 tahun datang dengan keluhan mata kiri terasa
buram seperti ada bayangan, mata pegal-pegal, dan nyeri kepala. Pasien
merupakan seorang ibu rumah tangga.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis

VOD: VOS:
6/36 6/60
OD OS
Pemeriksaan

PEMERIKSAAN FISIK Sekitar Mata


Simetris,distribusi merata Simetris,distribusi merata
Supercilia dan cilia

Palpebra Normal Normal


Gerakan Edema (-) Edema (-)
Margo sup dan inf Nyeri (-) Nyeri (-)

Gerakan Bola Mata N N

Konjungtiva
K palpebra sup et
inf Hiperemis (-) Hiperemi (-)
K bulbi Hiperemis (-) Hiperemi (-)

Sklera - Warna Putih Putih

Kornea Jernih Jernih

Lensa Jernih Jernih

Refleks Normal Normal


PEMERIKSAAN FISIK
SLITLAMP
PEMERIKSAAN FISIK
FUNDUSKOPI
DIAGNOSIS
Neuritis optik, suspek neuritis retrobulbar

PENATALAKSANAAN
1. Pemberian kortikosteroid
2. Pemberian analgetik bila perlu
3. Pemberian vitamin B kompleks
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Neuritis optik adalah peradangan pada saraf optikus yang sebagian besar
disebabkan oleh demielinisasi, termasuk penyakit yang berhubungan dengan multiple
sclerosis.
JARAS PENGLIHATAN
LESI SARAF OPTIK
Ditandai dengan hilangnya penglihatan
atau kebutaan lengkap pada sisi yang
terkena dengan hilangnya refleks
cahaya langsung pada sisi ipsilateral
dan refleks tidak langsung pada sisi
kontralateral. 5
Penyebab umum dari lesi saraf optik
adalah: optik atrofi, trauma pada saraf
optik, neuropati optik, dan neuritis
optikus akut.
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
Usia
• Neuritis optikus sering mengenai dewasa muda usia 20 sampai 45 tahun;
usia rata-rata terkena sekitar 30 tahun. Usia lebih tua atau anak-anak
dapat terkena juga tetapi frekuensinya lebih sedikit.
Jenis Kelamin
• Wanita lebih mudah terkena neuritis optikus daripada laki-laki dengan
perbandingan 3:2.
Multiple sclerosis
• Sebanyak 75% pasien yang menderita multiple sclerosis setidaknya akan
mengalami satu episode neuritis optik selama hidupnya.
PATOFISIOLOGI
Dasar patologi penyebab neuritis optikus paling sering adalah inflamasi dengan demielinisasi
dari saraf optik. Patologi yang terjadi sama dengan yang terjadi pada multipel sklerosis (MS)
akut, yaitu adanya plak di otak dengan perivascular cuffing, edema pada selubung saraf yang
bermielin, dan pemecahan mielin. 10
Inflamasi pada endotel pembuluh darah retina dapat mendahului demielinisasi dan terkadang
terlihat sebagai retinal vein sheathing. Kehilangan mielin dapat melebihi hilangnya akson. 10
Dipercaya bahwa demielinisasi yang terjadi pada neuritis optikus diperantarai oleh imun, tetapi
mekanisme spesifik dan antigen targetnya belum diketahui. Aktivasi sistemik sel T diidentifikasi
pada awal gejala dan mendahului perubahan yang terjadi didalam cairan serebrospinal.
Perubahan sistemik kembali menjadi normal mendahului perubahan sentral (dalam 2-4 minggu).
Aktivasi sel T menyebabkan pelepasan sitokin dan agen-agen inflamasi yang lain. Aktivasi sel B
melawan protein dasar mielin tidak terlihat di darah perifer namun dapat terlihat di cairan
serebrospinal pasien dengan neuritis optikus. Neuritis optikus juga berkaitan dengan kerentanan
genetik, sama seperti MS. Terdapat ekspresi tipe HLA tertentu diantara pasien neuritis optikus.
KLASIFIKASI
1. Papilitis Papilitis adalah radang pada serabut
retina saraf optik yang masuk pada
papil saraf optic yang berada dalam
bola mata dan tidak menunjukkan
kelainan
KLASIFIKASI Gejala dan Tanda
Lapang pandangan menciut, bintik buta melebar,
scotoma sentral, sekosentral dan altitudinal. 2
1. Papilitis Papil terdapat pendarahan, eksudat, kadang terlihat
edema papil yang berat yang menyebar ke retina
sekitarnya, edema papil tidak melebihi 2-3 dioptri.2
Eksudat star figure yang menyebar dari papil ke
makula. 2
Dalam waktu yang cepat visus akan sangat menurun,
kadang-kadang sampai buta. Keluhan ini disertai
dengan rasa sakit dimata terutama saat penekanan.
Kadang-kadang disertai demam atau setelah
demam biasanya pada anak yang menderita infeksi
virus atau infeksi saluran napas bagian atas.
KLASIFIKASI Gejala dan Tanda (lanjutan)
Papil saraf optik menjadi pucat sampai putih,
tapi tajam pengelihatan masih normal. 2
1. Papilitis Sel radang di dalam kaca, di depan papil
saraf optik. 2
Tanda Relative Afferent Papilaris Defect ( RAPD)
bila mengenai satu mata, tidak sama berat
pada kedua mata. 2 Sering dijumpai dengan
adanya tanda pupil Marcus Gunn. Cara
pemerikasaan, mata pasien secara bergantian
diberi sinar, pada sisi mata yang sakit pupil
tidak mengecil tetapi malah membesar. Kelainan
ini menunjukan adanya lesi N.II pada sisi
tersebut.
KLASIFIKASI
Neuritis retrobulbar merupakan radang saraf
2. Neuritis Retrobulbar optic di belakang bola mata, sehingga tidak
menimbulkan kelainan pada pemeriksaan
funduskopi.
KLASIFIKASI Gejala dan Tanda
Berjalan akut, bisa mengenai satu mata atau kedua
mata. 2
2. Neuritis Retrobulbar Pasien mengeluhkan bola mata bila digerakkan
akan terasa berat dibagian belakang bola mata.
Rasa sakit akan bertambah bila bola mata ditekan
yang disertai dengan sakit kepala.2
Pada neuritis gambaran fundus normal pada awal,
namun lama kelamaan akan terlihat kekaburan
batas papil saraf optik dan degenerasi saraf optik
akibat degenerasi serabut saraf, disertai atrofi
desenden akan terlihat papil pucat dengan batas
tegas.
KLASIFIKASI Gejala dan Tanda
Gangguan lapang pandang pada neuritis
retrobulbar dapat terjadi sepanjang segmen
2. Neuritis Retrobulbar intraorbita sampai segmen intracranial dan sesuai
dengan lokasinya. Gangguan tersebut dapat
berupa skotoma sentral, skotoma sentral unilateral,
skotoma sentral bilateral, skotoma sentral pada
mata homolateral dan defek superior temporal
pada kampus kontralateral dan hemiopia
bitemporal bila mengenai kiasma optika.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Pasien mengeluh adanya pandangan berkabut atau visus yang kabur, kesulitan
membaca, adanya bintik buta, perbedaan subjektif pada terangnya cahaya,
persepsi warna yang terganggu, hilangnya persepsi dalam atau kaburnya visus untuk
sementara. Pada anak, biasanya gejala penurunan ketajaman penglihatan
mendadak mengenai kedua mata. Sedangkan pada orang dewasa, neuritis optik
seringkali unilateral. 2
Terdapat riwayat demam atau imunisasi sebelumnya pada anak akan mendukung
diagnosis. Pada orang dewasa, terdapat faktor risiko sklerosis multipel yang lebih
besar.
Rasa sakit pada mata, terutama ketika mata bergerak.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan visus. Hilangnya visus dapat ringan (≥ 20 / 30), sedang (≥ 20 / 60),
maupun berat (≤ 20 / 70).
Pemeriksaan lapang pandang. Tipe-tipe gangguan lapang pandang dapat berupa:
skotoma sentrosecal, kerusakan gelendong saraf parasentral, kerusakan gelendong
saraf yang meluas ke perifer, kerusakan gelendong saraf yang melibatkan fiksasi
dan perifer saja.
Refleks pupil. Defek aferen pupil terlihat dengan refleks cahaya langsung yang
menurun atau hilang.
Penglihatan warna.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan visus. Hilangnya visus dapat ringan (≥ 20 / 30), sedang (≥ 20 / 60),
maupun berat (≤ 20 / 70).
Pemeriksaan lapang pandang. Tipe-tipe gangguan lapang pandang dapat berupa:
skotoma sentrosecal, kerusakan gelendong saraf parasentral, kerusakan gelendong
saraf yang meluas ke perifer, kerusakan gelendong saraf yang melibatkan fiksasi
dan perifer saja.
Refleks pupil. Defek aferen pupil terlihat dengan refleks cahaya langsung yang
menurun atau hilang.
Penglihatan warna.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
- Funduskopi
- MRI
- Pemeriksaan cairan serebrospinal
- Test Visually Evoked Potentials
- Pemeriksaan darah (NMO-IgG atau ESR)
Papiledema
Neuritis Optik Neuropati Optik
Iskemik

Gejala visus Visus sentral hilang Visus tidak hilang; Defek akut lapang
cepat, progresif; kegelapan yang pandang; biasanya
jarang
dipelihara
ketajaman transien altitudinal;
ketajaman
bervariasi-turun
DIAGNOSIS BANDING
akut

Lain Bola mata pegal; Sakit kepala, mual, Biasanya nihil;


sakit bila muntah, tanda fokal arteritis kranial
digerakkan, alis atau neurologic lain perlu disingkirkan
orbita sakit

Sakit bergerak Ada. Tidak ada. Tidak ada.


bilateral
Jarang pada orang Selalu bilateral, Khas unilateral pada
dewasa; sering pada dengan pengecualian stadium akut, mata
Fundus Retrobulbar: normalDerajat Biasanya edema
anak, terutama yang sangat jarang, kedua terlibat
pembengkakan disk disk segmental
papillitis. dapat asimetri. subsequently Papiitis: derajat bervariasi pallid, dengan
dengan gambaran pembengkakan disk sedikit hemoragi
sindrom Foster- bervariasi
Kennedy.
Prognosis visus Visus biasanya Baik dengan Prognosis buruk
Gejala pupil Tidak ada isokoria; Tidak ada isokoria; Tidak ada isokoria; kembali normal atau menghilangkan untuk kembali, mata
reaksi sinar menurun reaksi normal. reaksi menurun tingkat fugsional kausa tekanan intra- kedua dapat terlibat
pada sisi neuritis. pada sisi infark disk. kranial dalam 1/3 kasus
idiopatik
Ketajaman Biasanya menurun Normal Bervariasi; hilang
penglihatan hebat lazim pada
arteritis.

Sel badan kaca Ada Tidak ada Tidak ada


PENATALAKSANAAN
Tatalaksana neuritis optik bergantung pada kondisi visus pasien. Apabila visus sama
atau lebh baik dari 20/40 maka dilakukan observasi saja, apabila bisus sama atau
kurang dari 20/50 maka dilakukan observasi, atau pengobatan dengan
metilprednisolon 250 mg intravena, disusul dengan prednisolone tablet.
Pilihan terapi steroid intravena dapat diberikan metilprednisolone 1 gr/hari selama
3 hari dengan atau tanpa prednisolone oral, atau steroid oral, yaitu
metilprednisolone 500 mg/hari sampai 2 gr/hari selama 3-5 hari dengan atau
tanpa prednisolone, atau prednisolone 1 mg/kg/hari dosis tapering selama 10-21
hari. Terapi steroid dapat mempercepat penyembuhan penglihatan tetapi tidak
mempengaruhi outcome akhir penglihatan.
PROGNOSIS
Sebagian besar pasien sembuh sempurna atau mendekati sempurna setelah 6-12 minggu.
Sembilan puluh lima persen penglihatan pasien pulih mencapai visus 20/40 atau lebih
baik. Dan sebagian besar pasien mencapai perbaikan maksimal dalam 1-2 bulan,
meskipun pemulihan dalam 1 tahun juga memungkinan. Derajat keparahan kehilangan
penglihatan awal menjadi penentu terhadap prognosis penglihatan. Meskipun penglihatan
dapat pulih menjadi 20/20 atau bahkan lebih baik, banyak pasien dengan acute
demyelinating optic neuritis berlanjut menjadi kelainan pada penglihatan yang
mempengaruhi fungsi harian dan kualitas hidupnya.
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Seorang perempuan berusia 39 tahun, bertempat tinggal di Kejajar, datang ke Poliklinik
Mata RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo dengan keluhan mata kiri terasa buram seperti
melihat bayangan sejak kurang lebih 10 hari yang lalu. Keluhan buram terutama dirasakan
saat pasien melihat ke arah bawah. Keluhan dirasa semakin mengganggu aktifitas karena
membuat penglihatan pasien menjadi terganggu. Pasien juga mengatakan mata kirinya
terasa pegal-pegal dan juga sakit kepala. Keluhan mata nyeri, silau, mata gatal disangkal.
Berdasarkan keluhan utama dari penderita, yaitu mata kiri buram seperti melihat bayangan,
terutama saat melihat ke bawah, disertai pemeriksaan fisik menggunakan slitlamp
didapatkan RAPD (+), dan pada pemeriksaan fundus okuli didapatkan kekaburan pada
batas papil saraf optik, maka pasien didiagnosis dengan neuritis optik dengan suspek neuritis
retrobulbar.
PEMBAHASAN
Neuritis optik adalah peradangan pada saraf optikus yang sebagian besar
disebabkan oleh demielinisasi, termasuk penyakit yang berhubungan dengan multipel
sclerosis.
Diagnosis neuritis optik dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Biasanya penderita mengeluhkan adanya penglihatan kabur pada saraf yang
terkena. Pada pemeriksaan fisik didapatkan gambaran fundus normal pada awal,
namun lama kelamaan akan terlihat kekaburan batas papil saraf optik dan
degenerasi saraf optik akibat degenerasi serabut saraf, disertai atrofi desenden
akan terlihat papil pucat dengan batas tegas. Neuritis optic dibagi menjadi dua,
yaitu Papilitis (radang pada serabut retina saraf optik yang masuk pada papil saraf
optic yang berada dalam bola mata dan tidak menunjukkan kelainan), dan Neuritis
Retrobulbar (radang saraf optic di belakang bola mata, sehingga tidak
menimbulkan kelainan pada pemeriksaan funduskopi).
PEMBAHASAN
Tatalaksana neuritis optik bergantung pada kondisi visus asien. Apabila visus sama
atau lebh baik dari 20/40 maka dilakukan observasi saja, apabila bisus sama atau
kurang dari 20/50 maka dilakukan observasi, atau pengobatan dengan
metilprednisolon 250 mg intravena, disusul dengan prednisolone tablet.
Sebagian besar pasien sembuh sempurna atau mendekati sempurna setelah 6-12
minggu. Sebanyak 95% penglihatan pasien pulih mencapai visus 20/40 atau lebih
baik. Dan sebagian besar pasien mencapai perbaikan maksimal dalam 1-2 bulan,
meskipun pemulihan dalam 1 tahun juga memungkinan. Derajat keparahan
kehilangan penglihatan awal menjadi penentu terhadap prognosis penglihatan.
Meskipun penglihatan dapat pulih menjadi 20/20 atau bahkan lebih baik, banyak
pasien dengan acute demyelinating optic neuritis berlanjut menjadi kelainan pada
penglihatan yang mempengaruhi fungsi harian dan kualitas hidupnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai