Anda di halaman 1dari 13

Penembakan Briptu Haidar

Kronologi kejadian
• Pukul 11.00 WIT Briptu Haidar mendapatkan telepon dari Jambi Mayu Telenggen
untuk meminta Gula dan Kopi, dan Briptu Haidar menyiapkannya.
• Pada pukul 11.20 WIT Briptu Haidar di temani oleh seniornya Bripka Alfonso
Wakum berangkat membawa gula dan kopi ke tempat pertemuan yang sudah di
tentukan di ujung Kampung Jerembaga Ilaga.
• Pada pukul 11.30 WIT Briptu Haidar dan Bripka Alfonso Wakum menggunakan
kendaraan motor jenis Trail Kawasaki tiba di tempat pertemuan tersebut.
• saat tiba di tempat pertemuan Jambi Mayu Telenggen mengajak Briptu Haidar
untuk turun lagi ke bawah jalan yang sudah dekat dengan PT Unggul.
Kronologi kejadian
• Pada saat Briptu Haidar berjalan mendekati Jambi Mayu Telenggen, Bripka Alfonso
Wakum sudah mencurigai dengan keadaan sekitarnya , sehingga Bripka Alfonso Wakum
memutar motornya untuk kembali.
• Pada saat Bripka Alfonso Wakum memutar motornya dan akan turun, dia melihat
sekelompok KKSB berjumlah kurang lebih sepuluh orang lengkap dengan senjata keluar
dari sebelah kiri dan kanan jalan dan langsung menahan Briptu Haidar dan
menghajarnya.
• Dan pada saat itu juga Bripka Alfonso Wakum di tembak oleh kelompok KKSB tersebut
pada jarak kurang lebih 10 meter, akan tetapi tidak mengenainya, karena saat itu Bripka
Alfonso Wakum langsung melompat ke semak-semak sebelah kirinya dan langsung
meloloskan diri dan bersembunyi di salah satu honai warga, dan setelah itu langsung lari
keatas dan meminta bantuan kepada rekan Tim Satgas Nemangkawi dengan
menggunakan HT.
Jenis Pelanggaran HAM
• Peristiwa tersebut termasuk kedalam Kasus pelanggaran HAM yang
berat karena Pembunuhan secara sewenang-wenang yang tidak
mengikuti keputusan pengadilan dan hukum yang berlaku secara
umum dan melakukan segala bentuk penyiksaan.
Termasuk Melanggar Pasal UUD 1945:
• Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya.
• Pasal 28 I ayat 1 dan 2
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apa pun.
(2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan
yang bersifat diskriminatif itu.
Bentuk Penanganan
• Langkah yang pemerintah perlu dilakukan yang pertama adalah evakuasi
korban
• Kedua, pemerintah diminta memberikan perlindungan kepada para saksi
agar dapat menjelaskan duduk perkara secara jelas.
• Ketiga, Imparsial juga mendorong adanya penanganan secara
proporsional melalui jalur hukum. untuk memastikan bahwa negara adil
dalam mengatasi kasus itu.
• Untuk menjamin keadilan negara dalam melakukan upaya penanganan
kekerasan yang terjadi
• Harus dilakukan secara berimbang, akuntabel, dan transparan.
Cara mencegah
• Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan.
• Pendekatan hukum dan pendekatan dialogis harus dikemukakan
dalam rangka melibatkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
• Para pejabat penegak hukum harus memenuhi kewajiban dengan
memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat,
memberikan perlindungan kepada setiap orang dari perbuatan
melawan hukum, dan menghindari tindakan kekerasan yang melawan
hukum dalam rangka menegakkan hukum.
Penyerangan Jamaah
Ahmadiyah di Lombok Timur
Kronologi kejadian
• Sabtu, 19 Mei 2018 sekitar pukul 11.00 WITA
• Terjadi penyerangan, perusakan rumah penduduk dan pengusiran terhadap 7 Kepala Keluarga, 24
orang penduduk Dusun Grepek Tanak Eat, Desa Greneng, Kec. Sakra Timur, Kabupaten Lombok
Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat oleh sekelompok masa secara.
• Kejadian tersebut mengakibatkan enam rumah rusak beserta peralatan rumah tangga dan
elektronik lainnya serta 4 sepeda motor hancur.
• Kelompok masa yang berasal dari daerah yang sama, mereka melakukan penyerangan dan
perusakan karena sikap kebencian dan intoleransi pada paham keagamaan yang berbeda.
• Sabtu, 19 Mei 2018 jam 13.00 WITA
• 24 orang penduduk yang rumahnya di amuk masa dievakuasi oleh polisi ke Kantor Polres Lombok
Timur dan sampai siaran pers ini di buat [Minggu, 20/5/2018] masih menginap di Kantor Polres
Lombok Timur.
Kronologi kejadian
• Sabtu, 19 Mei 2018 jam 21.00 WITA
• Terjadi kembali penyerangan dan perusakan rumah penduduk di lokasi yang sama dan di
hadapan aparat kepolisian yang mengakibatkan satu rumah hancur.
• Minggu, 20 Mei 2018 jam 06.30 WITA
• Terjadi kembali penyerangan dan perusakan rumah penduduk di lokasi yang sama yang
mengakibatkan satu rumah penduduk hancur.
• Target penyerang adalah meratakan seluruh rumah penduduk komunitas jemaat
Ahmadiyah dan mengusirnya dari Lombok Timur.
• Aksi kejadian amuk massa ini sejatinya sudah terindikasi mulai Maret 2018 dan di
pertegas oleh kejadian pada 09 Mei 2018 di desa yang berbeda, namun masih di
Kabupaten Lombok Timur dengan motif yang sama, yaitu sikap kebencian dan intoleran
pada paham keagamaan yang berbeda yang berujung pada pemaksaan untuk keluar dari
komunitas Ahmadiyah atau ancaman pengusiran.
Jenis Pelanggaran HAM
• HAM yang dilanggar
• - hak kebebasan beragama
• (Karena mereka diganggu dan diancam dikarenakan memiliki perbedaan
dalam kepercayaan yang mana seharusnya tidak harus dipermasalahkan
karena indonesia ini adalah negara toleransi)
• - hak untuk hidup
• (Karena dalam insiden tersebut terdapat sebuah rumah yang hancur,
dimana hal ini telah merampas hak kebebasan untuk hidup dalam
keamanan )
Termasuk Melanggar Pasal UUD 1945
• 28 E ayat 1
• - melanggar mengenai kebebasan penduduk untuk memilih agama sesuai dengan kepercayaannya
sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak manapun

• 28G ayat 1
• - pasal ini dilanggar karena korban tidak mendapat perlindungan diri, keluarga, kehormatan atas harta
benda yang dimiliki dibawah kekuasaan nya.
• - Serta melanggar hak merasa aman dan mendapat perlindungan dari ancaman yang tidak sesuai
dengan hak asasi manusia

• 28I ayat 2
• - melanggar mengenai hak untuk tidak disiksa karena pada kronologi cerita dapat dilihat bahwa "terjadi
penyerangan, perusakan rumah dan penduduk"
Bentuk Penanganan
• Pemkab Lombok Timur mengklaim sedang menyiapkan bantuan ke
para warga Ahmadiyah yang terpaksa mengungsi usai rumahnya
diserang massa.
• "Kami memprioritaskan penanganan bantuan kebutuhan pokok. Kami
juga akan memenuhi kebutuhan pakaian, terutama untuk anak-anak
usia sekolah. Sudah dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan," kata Ahsanul usai rapat Forum Komunikasi Pimpinan
Daerah Kabupaten Lombok Timur, pada Minggu petang seperti
dikutip Antara.

Anda mungkin juga menyukai