Anda di halaman 1dari 22

Kimia Analisis - TKK 61002

Kesetimbangan Reaksi Kimia

Nurul F. Himma, S.T., M.T.


Jurusan Teknik Kimia, Universitas Brawijaya
Reaksi Kimia
Reaksi Kimia
Tipe-tipe reaksi yang paling penting dalam
prosedur-prosedur analitik adalah:

Reaksi presipitasi

Reaksi asam–basa

Reaksi kompleksasi

Reaksi oksidasi-reduksi
Reaksi Presipitasi

Sebuah reaksi presipitasi terjadi ketika dua atau lebih


spesi yang larut bergabung membentuk sebuah produk
yang tidak larut yang disebut dengan presipitat.

Contoh reaksi:
Ketika timbal nitrat ditambahkan ke larutan kalium klorida,
terbentuk presipitat timbal klorida. Reaksi bisanya ditulis
sebagai net ionic equation, dimana hanya presipitat dan ion-ion
yang terlibat dalam reaksi yang ditulis. Maka, reaksi reaksi
presipitasi PbCl2 ditulis sebagai

Pb2+(aq) + 2Cl–(aq) ⇌ PbCl2(s)


Reaksi Asam–Basa

Dalam definisi Bronsted–Lowry, asam adalah donor


proton, dan basa adalah penerima proton.

Contoh reaksi asam–basa:


Dalam reaksi asam asetat, CH3COOH menyumbangkan proton
ke amonia, NH3, yang berfungsi sebagai basa.

CH3COOH(aq) + NH3(aq) ⇌ CH3COO–(aq) + NH4+

Ion asetat disebut sebagai basa konjugat dari asam asetat, dan
ion amonia disebut sebagai asam konjugat dari amonia.
Reaksi Kompleksasi

Reaksi antara ion logam dan ligan membentuk sebuah


produk yang disebut kompleks logam–ligan.

Contoh reaksi kompleksasi:


Reaksi antara ion logam Cd2+ dan ligan NH3

Cd2+(aq) + 4(:NH3)(aq) ⇌ Cd(NH3)42+(aq)

Dalam menuliskan reaksi ini, ditunjukkan amonia sebagai :NH3


untuk menekankan pasangan elektron yang disumbangkan ke
Cd2+. Dalam reaksi berikutnya, notasi ini dihilangkan.
Reaksi Oksidasi–Reduksi

Reaksi oksidasi–reduksi (redoks) adalah reaksi transfer


elektron. Sebagai akibat dari transfer elektron, beberapa
unsur yang terlibat dalam reaksi ini mengalami
perubahan bilangan oksidasi.

Oksidasi : melepas elektron, mengalami kenaikan bilangan


oksidasi
Reduksi : menerima elektron, mengalami penurunan
bilangan oksidasi

Agen pereduksi : yang memberikan elektron


Agen pengoksidasi : yang menerima elektron
Reaksi Oksidasi–Reduksi
Contoh Reaksi:
Reaksi oksidasi–reduksi antara Fe3+ dan asam oksalat, H2C2O4,
2Fe3+(aq) + H2C2 O4 (aq) + 2H2O(l) ⇌ 2Fe2+(aq) + 2CO2 (g) + 2H3O+(aq)

Pada reaksi tersebut, besi tereduksi karena bilangan oksidasinya


berubah dari +3 ke +2. Sedangkan asam oksalat teroksidasi
karena bilangan oksidasi karbon meningkat dari +3 pada
H2C2O4 menjadi +4 pada CO2.
Reaksi setengahnya:
H2C2 O4 (aq) + 2H2O(l) ⇌ 2CO2 (g) + 2H3O+(aq) + 2e–
Fe3+(aq) + e– ⇌ Fe2+(aq)

Reaksi oksidasi dan reduksi selalu terjadi berpasangan.


Kesetimbangan
Reaksi Kimia
Kesetimbangan

Sebuah sistem pada kesetimbangan (quilibrium) ketika


konsentrasi reaktan dan produk tetap konstan

Reaksi reversible:

Meskipun sebuah sistem pada


kesetimbangan tampak statis pada level
makroskopik, reaksi maju dan mundur
masih terjadi. Sebuah reaksi pada
kesetimbangan ada dalam “steady state”,
dimana laju pembentukan sama dengan
laju konsumsi.
Konstanta Kesetimbangan

 Dalam suatu titrasi, reaksi harus berlangsung sampai selesai


pada titik ekivalen.
 Dalam analisis gravimetrik, reaksi yang dipergunakan untuk
proses pemisahan harus sesempurna mungkin sehingga
jumlah analit yang tersisa hanya sedikit.

Bagaimana untuk mengetahui selesainya sebuah reaksi?

Konstanta kesetimbangan dari suatu reaksi harus diketahui


agar dapat dihitung sampai sejauh mana suatu reaksi
berlangsung sampai selesai pada kondisi yang diberikan.
Konstanta Kesetimbangan

Untuk suatu reaksi pada kesetimbangan, konstanta


kesetimbangan menentukan konsentrasi relatif
produk dan reaktan

Reaksi kesetimbangan secara umum:


aA + bB ⇌ cC + dD
Konstanta kesetimbangan:
[C]ceq [D]eq
d
K a
[A]eq [B]beq
Perlu diingat bahwa nilai K ditentukan oleh konsentrasi-
konsentrasi zat terlarut pada kesetimbangan.
Konstanta Kesetimbangan untuk
Reaksi Presipitasi
Reaksi balik dari reaksi presipitasi mendeskripsikan pelarutan
prisipitat.
PbCl2(s) ⇌ Pb2+(aq) + 2Cl–(aq)

Konstanta kesetimbangan untuk reaksi ini disebut hasil kali


kelarutan, Ksp.
K sp  [Pb 2 ][Cl  ]2  1,7 105
Presipitat yang merupakan padatan tidak muncul dalam
persamaan Ksp.
Nilai hasil kelarutan untuk berbagai senyawa dapat dilihat pada
Appendix 3A, Harvey (2000).
Konstanta Kesetimbangan untuk
Reaksi Asam–Basa
Reaksi suatu asam dengan pelarutnya (biasanya air) disebut
reaksi disosiasi asam.
Asam kuat, seperti HCl, terdisosiasi sempurna dalam air.
HCl(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl–(aq)

Asam lemah, seperti asam asetat, hanya sebagian kecilnya yang


terdisosiasi.
CH3COOH(aq) + H2O(l) ⇌ H3O+(aq) + CH3COO–(aq)

Konstanta kesetimbangan untuk reaksi ini disebut konstanta


disosiasi asam, Ka.
Smaller Ka
[H 3O  ][CH3COO ]
Ka   1,75  10 5 corresponds to a
[CH3COOH]
weaker acid.
Konstanta Kesetimbangan untuk
Reaksi Asam–Basa
Basa kuat, seperti NaOH, terdisosiasi sempurna menghasilkan
ion hidroksida.
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq)

Basa lemah, hanya sebagian kecilnya yang terdisosiasi.

CH3COO–(aq) + H2O(l) ⇌ OH – (aq) + CH3COOH(aq)

Konstanta kesetimbangan untuk reaksi ini disebut konstanta


disosiasi basa, Kb.
[CH 3COOH ][OH  ] 10
Kb   5, 71  10
[CH 3COO  ]
Konstanta Kesetimbangan untuk
Reaksi Asam–Basa
Reaksi disosiasi air:
2H2O(l) ⇌ H3O+(aq) + OH–(aq)

Konstanta disosiasi air, Kw:


K w  [H 3O  ][OH  ]  1,00  1014

Hubungan antara Kw, Ka, dan Kb:


K w  Ka  Kb
Konstanta Kesetimbangan untuk
Reaksi Kompleksasi
Pembentukan kompleks logam–ligan dideskripsikan oleh
konstanta pembentukan, Kf.
Cd2+(aq) + 4NH3(aq) ⇌ Cd(NH3)42+(aq)
[Cd ( NH 3 ) 24 ] 7
Kf   5,5  10
[Cd 2 ][ NH 3 ]4
Banyak reaksi kompleksasi terjadi secara bertahap.
Cd2+(aq) + NH3(aq) ⇌ Cd(NH3) 2+(aq) (1)
Cd(NH3) 2+(aq) + NH3(aq) ⇌ Cd(NH3)22+(aq) (2)
Cd(NH3)22+(aq) + NH3(aq) ⇌ Cd(NH3)32+(aq) (3)
Cd(NH3)32+(aq) + NH3(aq) ⇌ Cd(NH3)42+(aq) (4)
Konstanta pembentukan kumulatif,
K  K1  K 2  K 3  K 4
Konstanta Kesetimbangan untuk
Reaksi Oksidasi–Reduksi
Posisi kesetimbangan reaksi redoks jarang diekspresikan
dengan konstanta kesetimbangan. Karena reaksi redoks
melibatkan transfer elektron dari agen pereduksi ke agen
pengoksidasi, lebih mudah untuk mempertimbangkan
termodinamika reaksi.
Persamaan Nernst:
RT
o
EE  ln Q
nF
Potensial standar reaksi:
o o o
Ereak  Ered  Eoks
Potensial reduksi standar dapat dilihat pada Appendix 3D,
Harvey (2000).
Soal Perhitungan Kesetimbangan Reaksi
Presipitasi
1. Kelarutan dari barium sulfat (BM 233) pada 25°C adalah
0,0023 mg/mL larutan. Hitung nilai dari Ksp.
2. Perak dalam sebuah larutan diendapkan dengan
menambahkan ion klorida. Volume akhir dari larutan
tersebut adalah 500 mL. Berapa konsentrasi Cl– jika tidak
lebih dari 0,10 mg Ag+ yang tertinggal tanpa mengendap?
3. Kalsium fluorida, CaF2, mempunyai Ksp sebesar 4 x 10-11.
Perkirakan apakah endapan terbentuk atau tidak ketika
larutan-larutan berikut ini dicampurkan:
a) 100 mL 2,0 x 10-4 M Ca2+ ditambah 100 mL 2,0 x 10-4 M F–
b) 100 mL 2,0 x 10-2 M Ca2+ ditambah 100 mL 6,0 x 10-3 M F–
Soal Perhitungan Kesetimbangan Reaksi
Asam–Basa
1. Dalam larutan 0,10 M pada 25°C asam asetat sebesar 1,34%
teruarai. Hitung nilai Ka untuk HOAc.
2. Hitung pH dari suatu larutan natrium asetat 0,10 M.
Soal Perhitungan Kesetimbangan Reaksi
Redoks
Untuk reaksi:
Cd(s) + 2Ag+(aq) ⇌ Cd2+(aq) + 2Ag(s)
terjadi pada 25°C.
Hitung:
a) Potensial standar
b) Konstanta kesetimbangan
c) Potensial ketika [Ag+] = 0,02 M dan [Cd+] = 0,05 M
Cd(s) + 2Ag+(aq) ⇌ Cd2+(aq) + 2Ag(s)

Cd  Cd2+ + 2e E0 = 0.403 V
2Ag+ +2e  2Ag E0 = 0.7996 V
E0 = 0.403 + 0.7996 =

Anda mungkin juga menyukai