Anda di halaman 1dari 87

Pengertian Hidrolisis

Hidrolisis adalah penguraian suatu

senyawa oleh air atau reaksi suatu

senyawa dengan air


Sifat larutan garam

 Sifat larutan garam tergantung pada kekuatan relatif


asam-basa penyusunnya
 Komponen garam yang berasal dari asam atau basa
lemah mengalami hidrolisis
 Hidrolisis anion menghasilkan ion OH- sehingga
larutannya bersifat basa
 Hidrolisis kation menghasilkan ion H+ sehingga
larutannya bersifat asam
Ciri-ciri garam yang mengalami
hidrolisis

1. Garam yang dibentuk dari asam lemah dengan


basa kuat

2. Garam yang dibentuk dari basa lemah dengan


asam kuat

3. Garam yang dibentuk dari asam lemah dengan

basa lemah
• Asam lemah : CH3COO- , CN- , S2-

• Basa lemah : NH4+ , Fe2+ , Al3

• Asam kuat : Cl- , NO3- , SO42-

• Basa kuat : Na+ , K+ , Ca2+


=

pH larutan garam

• Mengalami hidrolisis sebagian (pH > 7) maka larutan


bersifat basa

[OH+] = atau [OH+] =


• Mengalami hidrolisis sebagian (pH < 7) maka larutan
bersifat asam

[H+] = atau [H+] =


• Tidak mengalami hidrolisis (pH = tergantung nilai Ka dan Kb)

[H+] =

Atau

[H+] =
Contoh Soal :

• Amonium nitrat bermassa 0.4 gram (Mr = 80) terlarut dalam


250 ml larutan (Kb NH4OH = 2 x 10-5), tentukan pH larutan!

[NH4+] = [NH4NO3]

[H+] = =

pH = - log = 5.5
TITRASI ASAM-BASA
• Merupakan metoda untuk menentukan kadar suatu zat
dengan menggunakan zat yang sudah diketahui
konsentrasinya
Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis
reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi:

1. Titrasi asam basa (asidi alkalimetri): melibatkan reaksi


asam basa
2. Titrasi redoks: titrasi yang melibatkan reaksi reduksi
oksidasi
3. Titrasi pengendapan argentometri
4. Titrasi kompleksometri: titrasi yang melibatkan
pembentukan reaksi kompleks
Dikenal beberapa istilah,
antara lain:
1. Titrant: Zat yang akan ditentukan kadarnya
2. Titer: zat yang sudah diketahui konsentrasinya
Berdasarkan kekuatan asam dan
basa, titrasi asidi-alkalimetri
1. Titrasi asam kuat – basa kuat
• Contoh: HCl, H2, HNO3 dengan NaOH, KOH, Ba(OH)2
• Pada titrasi ini titik ekivalen dicapai pada pH sekitar 7.
Apabila trayek pH terlalu jauh dari 7, titik akhir titrasi
akan sangat menyimpang titik ekivalen. Indikator yang
tepat adalah Bromthymol Blue.
3. Titrasi asam kuat – basa lemah
• Contoh: HCl, H2, HNO3 dengan NH4OH, Boraks,
(Na2B4O.10H2O)
• Titik ekivalen lebih kecil daripada 7. Sebab, garam
yang terbentuk oleh hidrolisis menghasilkan basa
lemah dan ion H+. Indikator yang cocok adalah metil
merah atau metil jingga.
3. Titrasi asam lemah – basa kuat
• Contoh: CH3COOH, H2C2O4, H3PO4 dengan NaOH,
KOH, atau Ba(OH)2
• pH larutan di titik ekivalen lebih besar dari 7. Hal ini
disebabkan oleh garam yang terhidrolisis menghasilkan
asam lemah dan ino OH-. Indikator yang cocok adalah
phenolftalin.
Nama Trayek pH Warna Warna
Indikator dalam Asam dalam Basa

Bromthymol 6,7 – 7,6 Kuning Biru


Blue

Metil Merah 4,2 – 6,2 Merah Kuning

Metil jingga 3,1 – 4,4 Merah- Kuning


Jingga
phenolftalin. 8,3 – 10,0 Tak Merah
berwarna
• Rumus Umum Titrasi:
• Pada saat titik ekivalen, mol ekivalen asam = mol
ekivalen basa
• N.V-asam = N. V-basa
• n. M. V-asam = n. M. V-basa
KESTIMBANGAN KIMIA
• Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana
dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju
yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan
bersih dalam sistem pada kesetimbangan
• Uap mengembun dengan laju yang sama dengan
air menguap
• Pelarutan padatan, sampai pada titik laju padatan
yang terlarut sama dengan padatan yang
mengendap saat konsentrasi larutan jenuh (tidak
ada perubahan konsentrasi)
Keadaan pada Kesetimbangan
Kimia
• Masing-masing sebanyak 0,00150 mol H2 dan I2 dibiarkan
bereaksi (Percobaan 1)
• Reaksi ke depan: H2(g) + I2(g)  2HI(g)
• Reaksi balik: 2HI(g)  H2(g) + I2(g)
• Setelah mencapai 0,00234 mol jumlah HI berhenti
meningkat
• Percobaan dimulai dengan pereaksi HI murni dan juga
tidak ada reaksi bersih
• Percobaan 3 menggambarkan keadaan ketiga pereaksi pada
awal kesetimbangan
Kesetimbangan Hidrogen-Iod-Hidrogen Iodida

• Dari tiga percobaan diatas didapat suatu hubungan


yang menunjuk pada angka numeris tertentu
[ HI ] 2
Kc   50,2 pada 445O C
[ H 2 ][ I 2 ]

Tiga percobaan tidak cukup untuk menetapkan nilai


tetapan diatas, tetapi dari percobaan yang berulang-
ulang pada 445oC akan memberikan hasil yang sama
Tetapan
Kesetimbangan Kc
• Untuk reaksi umum,
aA + bB + …  gG + hH + …
• Rumus tetapan kesetimbangan berbentuk
[G ] g [ H ] h ...
a b
 Kc
[ A] [ B ] ...
Pembilang adalah hasil kali konsentrasi spesies-spesies yang ditulis disebelah
kanan persamaan ([G], [H] …) masing-masing konsentrasi dipangkatkan
dengan koefisien dalam persamaan reaksi yang setara (g, h …). Penyebut adalah
hasil kali konsentrasi spesies-spesies yang ditulis disebelah kiri persamaan ([A].
[B] ..) juga setiap konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien reaksinya (a, b,
…). Nilai numerik tetapan kesetimbangan Kc sangat tergantung pada jenis reaksi
dan suhu.
Hubungan
Tambahan

Jika ada 3 reaksi berikut:


• 2SO2(g) + O2(g)  2SO3(g) Kc(a) = 2,8 x 102 1000 K
• 2SO3(g)  2SO2(g) + O2(g) Kc(b) = ?
• SO2(g) + ½ O2(g)  SO3(g) Kc(c) = ?
[ SO3 ] 2
K c (a)  2
 2,8 x 10 2
pada 1000 K
[ SO2 ] [O2 ]
[ SO2 ] 2 [O2 ]
K c (b)  2
?
[ SO3 ]
[ SO3 ]
K c (c )  1/ 2
?
[ SO2 ][O2 ]
Ikhtis
ar apapun yang digunakan untuk K harus
• Persamaan c
sesuai dengan reaksi kimianya yang setara
• Jika persamaannya dibalik, nilai Kc dibalik yaitu
persamaan yang baru kebalikan dari persamaan
aslinya
• Jika koefisien dalam persamaan setara dikalikan
dengan faktor yang sama, tetapan kesetimbangan
yang baru adalah akar berpangkat faktor tersebut
didapat tetapan kesetimbangan yang lama
• Untuk reaksi NH3 ↔ ½ N2 + 3/2 H2 Kc = 5,2 x 10-5 pada
298 K. Berapakah nilai Kc pada 298 K untuk reaksi N2 +
3H2 ↔ 2NH3

Soal Latihan
Penggabungan
• Jika diketahui: Rumus Tetapan Kesetimbangan
N2(g) + O2(g)  2NO(g) Kc = 4,1 x 10-31
N2(g) + ½ O2(g)  N2O(g) Kc = 2,4 x 10-18
• Bagaimana Kc reaksi:
N2O(g) + ½ O2(g)  2NO(g) Kc = ?
Kita dapat menggabungkan persamaan diatas
N2(g) + O2(g)  2NO(g) Kc = 4,1 x 10-31
N2O(g)  N2(g) + ½ O2(g) Kc = 1/(2,4 x 10-18) = 4,2 x 1017

N2O(g) + ½ O2(g)  2NO(g) Kc = ?


[ NO ] 2 [ N 2 ][O2 ]1 / 2 [ NO ] 2
x  1/ 2
 K c (net )
[ N 2 ][O2 ] [ N 2 O] [ N 2 O][O2 ]
K c (bersih)  K c (1) x K c (2)  4,1 x 10 31 x 4,2 x 1017  1,7 x 10 13

Tetapan kesetimbangan untuk reaksi bersih adalah


hasil kali tetapan kesetimbangan untuk reaksi-reaksi
terpisah yang digabungkan
Tetapan Kesetimbangan yang Dinyatakan
sebagai Kp

• Tetapan kesetimbangan dalam sistem gas dapat


dinyatakan berdasarkan tekanan parsial gas, bukan
konsentrasi molarnya
• Tetapan kesetimbangan yang ditulis dengan cara
ini dinamakan tetapan kesetimbangan tekanan
parsial dilambangkan Kp.
Misalkan suatu reaksi
2SO2(g) + O2(g)  2SO3(g) Kc = 2,8 x 102 pd 1000 K
[ SO3 ] 2
Kc 
[ SO2 ] 2 [O2 ]
Sesuai dengan hukum gas ideal, PV = nRT

n SO3 PSO3 n SO2 PSO2 nO2 PO2


[ SO]3   [ SO2 ]   [O2 ]  
V RT V RT V RT
Dengan mengganti suku-suku yang dilingkari dengan konsentrasi dalam K c akan
diperoleh rumus;

( PSO3 / RT ) 2 ( PSO3 ) 2
Kc  2
 2
x RT
( PSO2 / RT ) ( PO2 / RT ) ( PSO2 ) ( PO2 )
Terlihat ada hubungan antara Kc dan Kp yaitu:

Kc
K c  K p x RT dan Kp   K c ( RT ) 1
RT
Jika penurunan yang sama dilakukan terhadap reaksi umum:
aA(g) + bB(g) + …  gG(g) + hH(g) + …
Hasilnya menjadi Kp = Kc (RT)n
Dimana n adalah selisih koefisien stoikiometri dari gas
hasil reaksi dan gas pereaksi yaitu n = (g+h+…) – (a+b+
…) dalam persamaan diatas kita lihat bahwa n = -1
Soal
Latihan
• Reaksi 2A(g) + B(g)  C(g) dibiarkan mencapai
kesetimbangan. Jumlah awal dari pereaksi yang ada
dalam wadah 1,80 L ialah 1,18 mol A dan 0,78 mol
B. pada kesetimbangan jumlah mol A adalah 0,94
mol, berapa nilai Kc reaksi ini? (0,77)
• Tentukan nilai Kc dari Kp yang diberikan
SO2Cl2(g)  SO2(g) + Cl2(g) Kp = 2,9x10-2 pd 303K
2NO(g) + O2(g)  2NO2(g) Kp = 1,48x104 pd 184oC
(1,2x10-3) (5,55x105)
• Persamaan tetapan kesetimbangan hanya
mengandung suku-suku yang konsentrasi atau
tekanan parsialnya berubah selama reaksi
berlangsung
• Atas dasar ini walaupun ikut bereaksi tapi karena
tidak berubah, maka padatan murni dan cairan
murni tidak diperhitungkan dalam persamaan
tetapan kesetimbangan.

Ksetimbangan yang melibatkan cairan


dan padatan murni (Reaksi Heterogen)
[CO ][ H 2 ]
C(p) + H2O(g)  CO(g) + H2(g)  Kc 
[ H 2 O]

CaCO3(c)  CaO(c) + CO2(g) Kc = [CO2(g)]


Atau jika dituliskan dalam bentuk tekanan parsial menjadi
Kp = PCO2 Kp = Kc(RT)

Latihan
Tekanan uap air pada 25oC ialah 23,8 mmHg. Tuliskan Kp penguapan air dalam
satuan atm. Berapa nilai Kc untuk proses penguapan ini! (Kp = 0,0313 Kc =
1,28x10-3)
Arti Nilai Tetapan Kesetimbangan

Nilai numeris Kc atau Kp yang sangat besar menandakan bahwa reaksi berjalan ke
kanan sebagaimana dituliskan, berlangsung sempurna atau mendekati sempurna

Nilai numeris Kc atau Kp yang sangat kecil menyatakan bahwa reaksi ke kanan
sebagaimana dituliskan tidak berlangsung besar-besaran
Meramalkan Arah dan Besarnya Reaksi

• Pada setiap saat selama berlangsungnya reaksi


dapat dirumuskan nisbah konsentrasi-konsentrasi
yang bentuknya sama dengan rumus tetapan
kesetimbangan. Nisbah ini disebut kuosien reaksi
[G ]g [ H ]h ...
Q
[ A]a [ B ]b ...
Apabila nilai yang disubstitusikan kedalam kuosien reaksi Q merupakan
konsentrasi-konsentrasi dalam keadaan setimbang, maka Q akan sama dengan K.
H2(g) + I2(g)  2HI(g) Kc = 50,2

3
• Reaksi bersih berlangsung dari kiri ke kanan jika Q < Kc
• Reaksi bersih berlangsung dari kanan ke kiri jika Q > Kc

Kuosien dan tetapan


kesetimbangan
• Reaksi CO(g) + H2O(g) ↔ CO2(g) + H2(g) Kc = 1,00
pada kira-kira 1100 K. Sejumlah zat berikut dicampur
pada suhu tersebut dan dibiarkan bereaksi: 1,00 mol CO,
1,00 mol H2O, 2,00 mol CO2 dan 2,00 mol H2. Kearah
mana reaksi akan berjalan dan bagaimana komposisi
akhirnya?

Soal Latihan
• Usaha untuk mengubah suhu, tekanan atau
konsentrasi pereaksi dalam suatu sistem dalam
keadaan setimbang merangsang terjadinya reaksi
yang mengembalikan kesetimbangan pada sistem
tersebut

Prinsip Le Chatelier
[ SO3 ] 2
Q 2
 Kc
[ SO2 ] [O2 ]
[ SO3 ] 2
Q 2
 Kc
[ SO2 ] [O2 ]

Pengaruh perubahan Jumlah


spesies yang bereaksi
Kesetimbangan awal Gangguan Kesetimbangan akhir
Jika tekanan pada
campuran
kesetimbangan yang
melibatkan gas
ditingkatkan reaksi
bersih akan berlangsung
kearah yang mempunyai
jumlah mol gas lebih

Pengaruh Perubahan
kecil begitupun
sebaliknya

Tekanan
• Pengaruh tidaknya gas lembam tergantung pada cara
melibatkan gas tersebut
• Jika sejumlah gas helium ditambahkan pada keadaan
volume tetap, tekanan akan meningkat, sehingga
tekanan gas total akan meningkat. Tetapi tekanan
parsial gas-gas dalam kesetimbangan tetap
• Jika gas ditambahkan pada tekanan tetap, maka
volume akan bertambah. Pengaruhnya akan sama

Pengaruh Gas Lembam


dengan peningkatan volume akibat penambahan
tekanan eksternal.
• Gas lembam mempengaruhi keadaan kesetimbangan
(inert)
hanya jika gas tersebut mengakibatkan perubahan
konsentrasi (atau tekanan parsial) dari pereaksi-
pereaksinya
• Penambahan kalor akan menguntungkan reaksi
serap-panas (endoterm)
• Pengurangan kalor akan menguntungkan reaksi
lepas-panas (eksoterm)
• Peningkatan suhu suatu campuran
kesetimbangan menyebabkan pergeseran
kearah reaksi endoterm. Penurunan suhu
Pengaruh Suhu
menyebabkan pergeseran kearah reaksi
eksoterm
• Sebanyak 0,100 mol I2(g) dimasukkan kedalam ruang hampa sebesar 1,00
L pada suhu 1200oC, 5% dari senyawa tersebut mengurai menjadi atom-
atom I. Untuk reaksi I2(g)  2I(g). Berapakah nilai Kc dan Kp!
(Kc=1,1x10-2 Kp=1,3)
• Sebanyak 1,00 g PCl5 dimasukkan kedalam wadah 250 mL, kemudian
dipanaskan sampai 250oC, dimana disosiasi PCl5 dibiarkan mencapai
kesetimbangan PCl5(g)  PCl3(g) + Cl2(g). Banyaknya Cl2 yang berada
dalam kesetimbangan diketahui 0,25 g. Berapa nilai Kc untuk reaksi
tersebut! (3,8x10-2)
• Sebanyak 0,100 mol H2 dan 0,100 mol I2 dimasukkan kedalam wadah
1,50 L dan campuran ini dibiarkan mencapai kesetimbangan pada suhu
445oC. Berapakah mol I2 yang ada pada waktu kesetimbangan tercapai?

Soal Latihan
(2x10-3 mol I2)
H2(g) + I2(g)  2HI(g), Kc = 50,2 pada 445oC
Pengaruh Suhu pada
Kesetimbangan

• Umumnya tetapan kesetimbangan suatu reaksi tergantung


pada suhu
• Nilai Kp untuk reaksi oksidasi belerang dioksida
diperlihatkan pada tabel berikut
 H o 1
log K   tetapan
2,303R T
Persamaan garis lurus y = m .x +b

Dan jika ada dua keadaan yang berbeda kita dapat menghubungkan dengan modifikasi
sederhana hingga diperoleh:

K2 H o  T2  T1 
log   
Hubungan pada
K1 2tabel
,303Rtersebut
 T2T1  dapat
dituliskan dengan:
• K2 dan K1 adalah tetapan kesetimbangan pada suhu
kelvin T2 dan T1. ∆Ho adalah entalpi (kalor) molar
standar dari reaksi. Nilai positif dan negatif untuk
parameter ini dimungkinkan dan diperlukan asumsi
bahwa ∆Ho tidak tergantung pada suhu
• Menurut prinsip Le Chatelier, jika ∆Ho > 0 (endoterm)
reaksi kedepan terjadi jika suhu ditingkatkan,
menyiratkan bahwa nilai K meningkat dengan suhu.
Jika ∆Ho < 0 (eksoterm) reaksi kebalikan terjadi jika
suhu ditingkatkan dan nilai K menurun dengan suhu

Keterangan
• Persamaan diatas menghasilkan nilai kuantitatif yang
sesuai dengan pengamatan kualitatif dari prinsip Le
Chatelier.
• Untuk reaksi N2O4(g)  2NO2(g), ∆Ho = +61,5 kJ/mol dan
Kp = 0,113 pada 298K
Berapa nilai Kp pada 0oC? (1,2x10-2)
Pada suhu berapa nilai Kp = 1,00 (326 K)

Soal Latihan
Pengaruh Katalis pada
Kesetimbangan

• Katalis dalam reaksi dapat balik dapat mempercepat


reaksi baik kekanan atau kekiri. Keadaan
kesetimbangan tercapai lebih cepat tetapi tidak
mengubah jumlah kesetimbangan dari spesies-spesies
yang bereaksi.
• Peranan katalis adalah mengubah mekanisme reaksi
agar tercapai energi aktivasi yang lebih rendah.
• Keadaan kesetimbangan tidak bergantung pada
mekanisme reaksi
• Sehingga tetapan kesetimbangan yang diturunkan
secara kinetik tidak dipengaruhi oleh mekanisme yang
dipilih.
KESTIMBANGAN KIMIA 2
• Reaksi yang dpt berlangsung 2 arah : Reaksi dapat Balik
• Apabila dalam suatu reaksi kimia, kecepatan reaksi ke kanan
sama dengan kecepatan reaksi ke kiri maka, reaksi dikatakan
dalam keadaan setimbang.
• Secara umum reaksi kesetimbangan dapat dinyatakan
sebagai:
A+B C+ D
1.Kesetimbangan dalam sistem homogen

a.Kesetimbangan dalam sistem gas-gas


Contoh: 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)

b.Kesetimbangan dalam sistem larutan-larutan


Contoh:
NH4OH(aq) NH4+(aq) + OH- (aq)

ADA 2 SISTEM
KESETIMBANGAN
a.Kesetimbangan dalam sistem padat gas
Contoh: CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)

b. Kesetimbangan sistem padat larutan


Contoh: BaSO4(s) Ba2+(aq) + SO42- (aq)

c. Kesetimbangan dalam sistem larutan padat gas


Contoh: Ca(HCO3)2(aq) CaCO3(s) + H2O(l) +
CO2(g)

2. Kesetimbangan dalam
sistem Heterogen
• Pernyataan tersebut juga
dikenal sebagai hukum
• Dalam keadaan kesetimbangan.
kesetimbangan pada suhu Untuk reaksi kesetimbangan:
tetap, maka hasil kali • aA+bB cC+d
konsentrasi zat-zat hasil D maka:
reaksi dibagi dengan hasil
kali konsentrasi pereaksi • Kc = (C)c x (D)d / (A)a x
yang sisa dimana masing- (B)b
masing konsentrasi itu •
dipangkatkan dengan Kc adalah konstanta
koefisien reaksinya adalah kesetimbangan yang harganya
tetap. tetap selama suhu tetap.

HUKUM GULDBERG &


WANGE
• Jika zat-zat terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat dan
gas yang dimasukkan dalam, persamaan kesetimbangan hanya
zat-zat yang berbentuk gas saja sebab konsentrasi zat padat
adalah tetap den nilainya telah terhitung dalam harga Kc itu.
Contoh: C(s) + CO2(g) 2CO(g)
Kc = (CO)2 / (CO2)
• Jika kesetimbangan antara zat padat dan larutan yang
dimasukkan dalam perhitungan Kc hanya konsentrasi zat-zat
yang larut saja.
Contoh: Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)
Kc = (Zn2+) / (CO2+)

BEBERAPA HAL YANG HARUS


DIPERHATIKAN
• Untuk kesetimbangan antara zat-zat dalam
larutan jika pelarutnya tergolong salah satu
reaktan atau hasil reaksinya maka konsentrasi
dari pelarut itu tidak dimasukkan dalam
perhitungan Kc.
Contoh:
• CH3COO-(aq) + H2O(l) CH3COOH(aq) + OH-
(aq)

Kc = (CH3COOH) x (OH-) / (CH3COO-)


Contoh Soal
• 1. Satu mol AB direaksikan dengan satu mol CD menurut
persamaan reaksi:
AB(g) + CD(g) AD(g) + BC(g)
Setelah kesetimbangan tercapai ternyata 3/4 mol senyawa
CD berubah menjadi AD dan BC. Kalau volume ruangan 1
liter, tentukan tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini !
• Jawab:
Perhatikan reaksi kesetimbangan di atas jika ternyata CD
berubah (bereaksi) sebanyak 3/4 mol maka AB yang bereaksi
juga 3/4 mol (karena koefsiennya sama).
Dalam keadaan kesetimbangan:
(AD) = (BC) = 3/4 mol/l
(AB) sisa = (CD) sisa = 1 - 3/4 = 1/4 n mol/l
Kc = [(AD) x (BC)]/[(AB) x (CD)] = [(3/4) x (3/4)]/[(1/4) x (1/4)]
=9
2. Jika tetapan kesetimbangan untuk reaksi:
A(g) + 2B(g) 4C(g)
sama dengan 0.25, maka berapakah besarnya tetapan
kesetimbangan bagi reaksi:
2C(g) 1/2A(g) + B(g)
• Jawab:
- Untuk reaksi pertama:
K1 = (C)4/[(A) x (B)2]=0.25

- Untuk reaksi kedua : K2 = [(A)1/2 x (B)]/(C)2


- Hubungan antara K1 dan K2 dapat dinyatakan sebagai:
K1 = 1 / (K2)2 ® K2 = 2
Azas Le Chatelier
• Bila pada sistem
• Perubahan dari keadaan
kesetimbangan semula
kesetimbangan ke keadaan
diadakan aksi, maka kesetimbangan yang baru
sistem akan akibat adanya aksi atau
mengadakan reaksi pengaruh dari luar itu
sedemikian rupa dikenal dengan
pergeseran
sehingga pengaruh kesetimbangan.
aksi itu menjadi • Bagi reaksi:
sekecil-kecilnya. A + B C + D
• 1. Dari kiri ke kanan, berarti A bereaksi
dengan B memhentuk C dan D, sehingga
jumlah mol A dan Bherkurang, sedangkan C
dan D bertambah.
• 2.Dari kanan ke kiri, berarti C dan D
bereaksi membentuk A dan B. sehingga
KEMUNGKINAN
jumlah mol C dan Dherkurang, sedangkan A
dan B bertambah.
TERJADINYA
PERGESERAN
• a. Perubahan konsentrasi salah satu
zat
• b. Perubahan volume atau tekanan

• c. Perubahan suhu

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGGESER LETAK


KESETIMBANGAN
• Apabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi
salah satu zat diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser
ke arah yang berlawanan dari zat tersebut. Sebaliknya, jika
konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan akan
bergeser ke pihak zat tersebut.

• Contoh: 2SO2(g) + O2(g) « 2SO3(g)


- Bila pada sistem kesetimbangan ini ditambahkan gas SO 2,
maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
- Bila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi gas O 2, maka
kesetimbangan akan bergeser ke kiri.

A. PERUBAHAN KONSENTRASI SALAH SATU


ZAT
• Jika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi
yang menyebabkan perubahan volume (bersamaan
dengan perubahan tekanan), maka dalam sistem akan
mengadakan berupa pergeseran kesetimbangan.

B. PERUBAHAN VOLUME ATAU TEKANAN


• Jika tekanan diperbesar = volume diperkecil,
kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah
Koefisien Reaksi Kecil.
• Jika tekanan diperkecil = volume diperbesar,
kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah
Koefisien reaksi besar.
• Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien
reaksi sebelah kiri = jumlah koefisien sebelah kanan,
maka perubahan tekanan/volume tidak menggeser
letak kesetimbangan.
Contoh :
• N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

Koefisien reaksi di kanan = 2


Koefisien reaksi di kiri = 4
• Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperbesar (=
volume diperkecil), maka kesetimbangan akan
bergeser ke kanan.
• Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperkecil (=
volume diperbesar), maka kesetimbangan akan
bergeser ke kiri.
C. PERUBAHAN SUHU
Menurut Van't Hoff:
• Bila pada sistem kesetimbangan subu
dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan
bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke
arah reaksi endoterm).

• Bila pada sistem kesetimbangan suhu


diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan
bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke
arah reaksi eksoterm).
Contoh :

2NO(g) + O2(g) 2NO2(g) ; DH = -216 kJ

• Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan


bergeser ke kiri.

• Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan


akan bergeser ke kanan.
Fungsi katalisator dalam reaksi
kesetimbangan adalah mempercepat
tercapainya kesetimbangan dan tidak
merubah letak kesetimbangan (harga
tetapan kesetimbangan Kc tetap), hal ini
disebabkan katalisator mempercepat
reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar

PENGARUH KATALISATOR TERHADAP


KESETIMBANGAN
• Untuk reaksi umum: a A(g) + b B(g) c C(g) + d D(g)

Harga tetapan kesetimbangan:


• Kc = [(C)c . (D)d] / [(A)a . (B)b]
• Kp = (PCc x PDd) / (PAa x PBb)

• dimana: PA, PB, PC dan PD merupakan tekanan parsial masing-masing gas A, B.


C dan D.
Secara matematis, hubungan antara Kc dan Kp dapat diturunkan sebagai:
• Kp = Kc (RT) Dn
• dimana Dn adalah selisih (jumlah koefisien gas kanan) dan (jumlah koefisien
gas kiri).

HUBUNGAN ANTARA HARGA Kc DENGAN Kp


• Jika diketahui reaksi kesetimbangan:
CO2(g) + C(s) 2CO(g)

Pada suhu 300o C, harga Kp= 16. Hitunglah tekanan


parsial CO2, jika tekanan total dalaun ruang 5 atm!
• Jawab:
Misalkan tekanan parsial gas CO = x atm, maka tekanan
parsial gas CO2 = (5 - x) atm.
Kp = (PCO)2 / PCO2 = x2 / (5 - x) = 16 ® x = 4
Jadi tekanan parsial gas CO2 = (5 - 4) = 1 atm

Contoh :
• Disosiasi adalah penguraian suatu zat
menjadi beberapa zat lain yang lebih
sederhana.

• Derajat disosiasi adalah perbandingan


antara jumlah mol yang terurai dengan
jumlah mol mula-mula.
Kesetimbangan
Disosiasi
• 2NH3(g) N2(g) + 3H2(g)
• besarnya nilai derajat disosiasi (a):
• a = mol NH3 yang terurai / mol NH3 mula-mula

Harga derajat disosiasi terletak antara 0 dan 1,


jika:
a = 0 berarti tidak terjadi penguraian
a = 1 berarti terjadi penguraian sempurna
0 < a < 1 berarti disosiasi pada reaksi setimbang
(disosiasi sebagian)
• Dalam reaksi disosiasi N2O4 berdasarkan persamaan

N2O4(g) 2NO2(g)

banyaknya mol N2O4 dan NO2 pada keadaan setimbang


adalah sama.
Pada keadaan ini berapakah harga derajat disosiasinya ?

Contoh :
• Misalkan mol N2O4 mula-mula = a mol
mol N2O4 yang terurai = a n mol mol N2O4 sisa = a
(1 - n) mol
mol NO2 yang terbentuk = 2 x mol N2O4 yang terurai = 2
a n mol
• Pada keadaan setimbang:
mol N2O4 sisa = mol NO2 yang terbentuk
• a(1 - n) = 2a n 1-n=2n a = 1/3
Pengenalan Asam Basa
• Asam adalah suatu senyawa bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan ion H+.
• Beberapa nama asam:
• Asam yang tidak mengandung oksigen
Contoh: HF, HCl, HBr, HI, HCN, H2S
• Asam yang mengandung oksigen
Contoh: HNO2, HNO3, H2CO3, H2SiO3, H2SO3,
H2SO4, H2CrO4 dll
• Ionisasi Asam adalah senyawa di dalam air akan
menghasilkan ion H­+ dan ion sisa asam.
• Contoh: HF  H+ + F-
H2SO4  2H+ SO42-

Lanjutan
BASA
•Basa adalah suatu senyawa bila dilarutkan di
dalam air akan menghasilkan ion OH-
•Contoh: NaOH  Na+ + OH-
BaOH  Ba+ + 2OH-
•Ionisasi basa adalah senyawa basa di dalam air
akan menghasilkan ion logam dan ion OH-

Lanjutan
Ciri-ciri Asam - Basa
Asam Basa
1. Rasanya masam 1. Rasanya pahit
2. Termasuk larutan elektrolit 2. Termasuk larutan elektrolit
3. Dalam air dapat menghasilkan ion 3. Dalam air dapat menghasilkan ion
hidrogen H+ hidroksida (OH-)
4. Bersifat korosif 4. Bersifat kausatik (licin)
5. Mempunyai pH kurang dari atau 5. Dapat merusak kulit
sama dengan 7 6. pH > 7
6. Dapat memerahkan lakmus biru 7. dapat membirukan kertas lakmus
(BM) merah
7. Bereaksi dengan sebagian besar 8. bereaksi dengan asam
logam dan menghasilkan gas menghasilkan garam dan air.
Hidrogen (H2)
8. Beraksi dengan basa
menghasilkan garam dan air
• Indikator adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi asam dan basa. Macam- macam
indikator:
• Indikator kertas
Warna Indikator Dalam Larutan
Warna
Indikator
Asal Asam Basa Netral

Lakmus
Merah Merah Biru Merah
Merah

Lakmus
Biru Merah Biru Biru
Biru

Merah Hijau – Hijau

Identifikasi Asam - Basa


Universal Kuning Kuning Biru Muda
(pH 1-6) (pH 8-14) (pH = 7)
• Indikator larutan
• Indikator elektronik
pH meter : Trayek pH: 1 – 14
• Indikator alam

Perubahan
Indikator Warna Perubahan Warna
Warna Dalam
Alam Awal dalam Larutan Basa
Larutan Asam

Geranium Merah Jingga Kuning

Bunga Merah Merah Hijau


sepatu
Kol merah Ungu Merah Hijau

Daun iler Cokelat Merah Kuning


• Air memiliki sedikit sifat elektrolit sehingga air tidak
dapat menghantarkan arus listrik. Bila terurai, air akan
membentuk ion H+ dan OH-.
• Penentuan pH asam atau basa dihitung dengan rumus:
pH = -log [H+]
pOH = -log [OH-]
• Dalam 1 liter air murni, terdapat ion H+ dan OH- dengan
konsentrasi masing-masing 10-7 M, jadi pH air murni
adalah 7 dan Kw = 14

Derajat Keasaman (pH)


• Adalah senyawa asam apabila dalam air mengalami
ionisasi sempurna, sehingga reaksinya merupakan reaksi
searah.
• Contoh: HNO3, H2SO4, HCl, HBr, HclO3, HclO4
pH = -log [H+]
[H+] = a. M
• Keterangan:
a = koefisien dari ion H+
M = Konsentrasi asam kuat

pH asam kuat
• Adalah senyawa basa apabila dalam air mengalami ionisasi
sempurna, sehingga reaksinya merupakan reaksi searah.
• Contoh: NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2, dan Mg(OH)2
pOH = -log OH-
pH = 14 – POH
[OH-] = b. M
• Keterangan:
b : Koefisien dari OH-
M : konsentrasi basa kuat

Basa Kuat
• Asam lemah
• Asam lemah [HA] akan terionisasi dengan reaksi nolak-
balik atau setimbang.
HA (aq) > H+ (aq) + A- (aq)
• Basa lemah
• Basa lemah (LOH) akan terionisasi dengan reaksi bolak-
balik atau seimbang.
LOH (aq) > L+ (aq) + OH- (aq)

Asam Lemah dan Basa


Lemah
LARUTAN PENYANGGA
Lanjutan
Fungsi Larutan Penyangga:
1. Di dalam cairan intra sel maupun ekstra sel, yaitu
mengandung asam basa konjugasi dihidrogen fosfat dan
monohidrogen fosfat (H2PO4- dan HPO42-)
2. Di dalam darah, yaitu asam basa konjugasi asam karbonat dan
bikarbonat (H2CO3 dan HCO3-)
3. Sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang
hampir konstan yaitu sekitar 7,4.
4. Obat tetes mata
5. Fotografi
6. Industri kulit
7. Zat warna
8. Pengenceran
Catatan:
1. Untuk mendapatkan lar penyangga dari suatu asam
lemah dan basa kuat, maka asam lemah harus tersisa.
2. Dan, untuk mendapatkan lar penyangga dari reaksi basa
lemah dan asam kuat, maka basa lemah harus tersisa
Latihan
1. Sebanyak 100 cm3 larutan HCl 0,1 M ditambah air
sampai volume larutan menjadi 200 cm3. Perubahan
harga pH larutan HCl setelah diencerkan?
2. 1 liter Larutan CH3COOH 0,1 M, mempunyai pH = 3
(ka: 10-5). Agar pH larutan menjadi 6, maka larutan
tersebut harus ditambahkan CH3COONa sebanyak?
3. Larutan 25 ml CH3COOH 0,2 M (ka: 10-5) dicampurkan
dengan 25 ml larutan NaOH 0,1 M. Harga pH larutan
yang terjadi?
4. Acidosis dan alkalosis, hubungan dengan larutan
penyangga dalam tubuh?

Anda mungkin juga menyukai