Oleh :
Athar Muhammad (08 / H-3)
Raditya Baswara (32 / H-3)
Sifat Syaja’ah
Berbeda dengan orang ramai yang juga turut belajar dan mendengar
fatwa itu, dimana umumnya mereka itu hanya menerima dan tunduk
saja terhadap semua fatwa dan kata-kata itu, maka Isa bukan hanya
tunduk dan menerima mentah saja tetapi kalau perlu bertanya dan
membantah mana yang tidak sesuai dengan pendapatnya.
• Melihat keberanian dan perbuatan Isa itu, tidak sedikit
kawankawan dan orang ramai yang menaruh sakit hati dan marah
kepadanya dan menganggap dia seorang yang pembantah dan
penyangkal, tidak tunduk kepada pendeta-pendeta yang dihormati
dan dimuliakan orang. Isa tidak menghiraukan kemarahan orang
ramai itu, tidak peduli sekalipun pendeta-pendeta itu sendiri sakit
hati kepadanya, namun Isa tetap membantah dan bertanyakan apa-
apa yang tidak terang atau yang berlawanan dengan pendiriannya.
Kesimpulan :
dari cerita diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Nabi Isa AS
merupakan seseorang yang memiliki sifat syaja’ah, hal ini dibuktikan
dengan aksi keberanian beliau yang menentang pendeta – pendeta
saat pendapatnya sendiri berbeda dengan mereka.