Anda di halaman 1dari 6

AL - KINDI

Oleh :
Athar Muhammad (08 / H-3)
Raditya Baswara (32 / H-3)
Sifat Syaja’ah

• Syajaah ialah benar atau gagah. Secara istilah


syajaah ialah keteguhan hati kekuatan pendirian
untuk membela dan mempertahankan kebenaran
secara bijaksana dan terpuji.
Hikmah Syaja’ah dalam mewujudkan kejujuran

• Mendapatkan pahala yang • Kedzoliman yang ada baik


besar, sebab kita telah dari ruang lingkup keluarga
melaksanakan salah satu hingga negara dapat
perintah Allah SWT yang dikurangi, dicegah, bahkan
meminta kita untuk dihilangkan.
senantiasa bersikap Amar • Mendapatkan ridho Allah
ma’ruf nahi munkar. Ta’ala dan perasaan menjadi
• Mendapatkan kemudahan tenang.
didalam hidupanya.
• Selamat dari bahaya dan
adzab.
Sumber Sifat Syaja’ah
• Keimanan kepada Allah yang ingin memiplementasikan
perintah Allah dalam kehidupan sehari-hari
• Keimanan kepada rasullullah
• Kebaikan dan kejujuran yang dimiliki

Munculnya sikap syaja’ah tidak terlepas dari keadaan-keadaan


sebagai berikut:
1) Berani membenarkan yang benar dan berani mengingatkan
yang salah.
2) Berani membela hak milik, jiwa dan raga, dalam kebenaran.
3) Berani membela kesucian agama dan kehormatan bangsa.
Contoh sifat syaja’ah dari Nabi Isa AS
Ketika Isa sudah berumur 12 tahun, ibunya membawa beliau
meninggalkan dusun yang jauh terpencil itu, berangkat pindah ke kota
Baitul Maqdis (Jerusalem). Isa tinggal dikota Baitul Maqdis, kota yang
penuh dengan pendita dan tempat-tempat ibadat, sebagai pusaka dan
doa Nabi Ibrahim dahulu. Isa pun turut serta orang ramai itu,
mendengar pelajaran dan fatwa-fatwa itu. Tiap-tiap kata fatwa yang
keluar dan mulut pendeta-pendeta didengarkannya dengan penuh
perhatian dan sungguh-sungguh.

Berbeda dengan orang ramai yang juga turut belajar dan mendengar
fatwa itu, dimana umumnya mereka itu hanya menerima dan tunduk
saja terhadap semua fatwa dan kata-kata itu, maka Isa bukan hanya
tunduk dan menerima mentah saja tetapi kalau perlu bertanya dan
membantah mana yang tidak sesuai dengan pendapatnya.
• Melihat keberanian dan perbuatan Isa itu, tidak sedikit
kawankawan dan orang ramai yang menaruh sakit hati dan marah
kepadanya dan menganggap dia seorang yang pembantah dan
penyangkal, tidak tunduk kepada pendeta-pendeta yang dihormati
dan dimuliakan orang. Isa tidak menghiraukan kemarahan orang
ramai itu, tidak peduli sekalipun pendeta-pendeta itu sendiri sakit
hati kepadanya, namun Isa tetap membantah dan bertanyakan apa-
apa yang tidak terang atau yang berlawanan dengan pendiriannya.

Kesimpulan :
dari cerita diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Nabi Isa AS
merupakan seseorang yang memiliki sifat syaja’ah, hal ini dibuktikan
dengan aksi keberanian beliau yang menentang pendeta – pendeta
saat pendapatnya sendiri berbeda dengan mereka.

Anda mungkin juga menyukai