Saat ini kebutuhan akan AC semakin luas mulai dari rumah
tempat tinggal, perkantoran, hotel, mobil, rumah sakit, sampai industri. Hal ini dapat dimaklumi karena Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis dimana sebagian besar bangunan- bangunannya dibuat dengan ketinggian ruang tidak lebih dari 3 m, sehingga mengakibatkan temperatur ruangan yang ada pada bangunan tersebut menjadi tinggi. Pengkondisian udara (atau AC) dimanfaatkan dengan tujuan mendapatkan kenyamanan dengan cara membuat temperatur dan kelembaban udara yang sesuai dengan yang dipersyaratkan. Kondisi rancangan dalam ruangan (DBT dan RH), kenyamanan memiliki nilai 18 s/d 28 oC DBT 40 s/d 60 % RH dan kecepatan semburan udara 0,15 s/d 0,25 m/dt (Kepmenkes RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002). AC spilt, window tipe, AC sentral (water chiling plant dan rooftop unit merupakan contoh mesin pengkondisian udara yang ada. Terkait dengan hukum termodinamika dua muncul istilah refrigerasi dan pengkondisian udara. Bidang refrigerasi dan pengkondisian udara adalah saling berkaitan, tetapi masing-masing mempunyai ruang lingkup yang berbeda. Pengkondisian udara berupa pengaturan suhu, pengaturan kelembaban dan kualitas udara. Sedangkan refrigerasi digunakan untuk kebutuhan proses tertentu seperti pendinginan untuk rumah tangga, keperluan umum, dan industri antara lain meliputi: cold storage, ice scating rinks, desalting, pemrosesan makan dan minuman, industri kimia, industri manufaktur. Pengkondisian udara dan refrigerasi juga mempunyai ruang lingkup yang sama yakni dalam hal pendinginan dan pengurangan kelembaban (Stoecker, 1996). Akan tetapi terjadi pula fenomena lain dari penggunaan AC yaitu dampaknya pada pemakaian refrigeran dalam sistem air conditioning itu sendiri. Refrigeran yang digunakan sebagian besar refrigeran sintetik seperti: R-11, R-12, R-22, R-134a, R-502, dll, dibandingkan bahan pendingin hidrokarbon. Dominasi ini dapat dimaklumi mengingat refrigerant sintetik tersebut pada umumnya mempunyai sifat-sifat yang sangat baik dari segi teknik seperti kestabilan yang sangat tinggi, tidak mudah terbakar, tidak beracun dan relative mudah diperoleh. Namun disamping sifat-sifat yang baik itu refrigeran sintetik terutama yang mengandung senyawa CFC: R- 11 & R-12 mempunyai efek negatif terhadap lingkungan seperti merusak lapisan ozon (Ozone Depleting Potensial/ ODP) dan sifat menimbulkan pemanasan global (Global Warming Potential/ GWP).