Anda di halaman 1dari 43

PENYAKIT MIKROBA PADA SISTEM

PENCERNAAN (DIGESTI)

• KELOMPOK IV
• ROSMAYANTI S.Pd (16416248201067)
• ANTON CAHYADI (16416248201014)
• PUTRI PERMATASARI S (16416248201069)
• SAFRUDIN H (16416248201075)
Penyakit Mikroba Pada Sistem
Digesti
• Penyebab penyakit kedua di Amerika Serikat
• Di tularlam lewat makanan dan air – Mikroba atau
toksinnya kemakan
• Siklus Fecal-oral dapat dirusak oleh:
• Pembuangan kotoran pada tempatnya
• Desinfeksi air minum
• Persiapan dan penyimpanan makanan yang tepat
Sistem Digesti
Nama struktur saluran pencernaan
yang kontak dengan makanan
• Saluran Gastro
intestinal:
• Mulut
• Pharynx
• Esophagus
• Lambung
• Usus halus
• Usus besar
• Struktur tambahan
mencakup gigi, lidah,
kelenjar saliva, hati, Figure 25.1
Mikrobiota Normal
Daftar microbiota tiap saluran gastrointestinal.

• >300 species dalam mulut


• Lambung dan usus halus memiliki sedikit biota
• Usus besar memiliki banyak biota, termasuk:
• Bacteroides, E. coli, Enterobacter, Klebsiella,
Lactobacillus, Proteus
• Biota tersebut membantuk mencerna makanan dan
mensintesis vitamin
• Sampai 40% massa fecal adalah sel mikroba
Kerusakan Gigi

• Streptococcus mutans menggunakan sukrosa untuk


membentuk dextran dan asam laktat dari fruktosa
• Bakteri menempel pada gigi, menghasilkan dextran dan
plak yang lengket
• Asam yang dihasilkan dalam fermentasi karbohidrat
menghancurkan enamel gigi pada tempat plak
• Karbohidrat seperti starch, mannitol, sorbitol, dan xylitol
tidak dipakai oleh bakteri kariogenik untuk menghasilkan
Figure 25.4
Penyakit Periodontal

• Karies pada cementum dan gingivitis disebabkan oleh


streptococci, actinomycetes, anaerobic gram-negative
bacteria
• Perodontitis dapat menyebabkan kerusakan tulang,
pelepasan gigi – Hal ini disebabkan oleh respon inflamasi
oleh berbagai bakteri yang tumbuh di gusi
• Acute necrotizing ulcerative gingivitis disebabkan oleh
Prevotella intermedia dan spirochetes Figure 25.5
Penyakit Bakterial Pada Sistem Digesti Lebih Bawah
• Disebabkan oleh pertumbuhan pathogen di usus
• Gejala umumnya diare, gastroenteritis, disentri
• Terapi dengan penggantian cairan dan elektrolit
• Infeksi disebabkan oleh pertumbuhan patogen
• Inkubasi dari 12 jam sampai 2 minggu
• Gejala umumnya deman
• Intoksikasi disebabkan oleh ingesti toksin
• Gejala muncul 1-48 jam setelah ingesti
• Umumnya tidak demam
• Kondisi tersebut dapat menyebabkan diarrhea,
dysentery, gastroenteritis
Keracunan Makanan Oleh Staphylococcal

• Staphylococcus aureus
enterotoxin adalah
superantigen
• Disebabkan oleh ingesti
enterotoxin pada
penyimpanan makanan
yang tidak tepat di suhu
ruangan
• Makanan dengan tekanan
osmotic tinggi dan tidak
segera di masak
• Perebusan selama 30
menit tidak menghancurkan
exotoxin
Figure 25.6
Shigellosis
• Shigella spp.
memproduksi
Shiga toxin
• Shigella toxin
menyebabkan
inflamasi dan
perdarahan

Figure 25.8
Salmonellosis
• Disebabkan serovar
Salmonella enterica
seperti S. enterica
Typhimurium
• Mual, nyeri perut, diare
12-36 setelah makan
• Mortalitas (<1%) karena
syok septik disebabkan
oleh endotoxin (bayi,
dewasa) – menghasilkan
kondisi carrier
• Bisa demam
• Dapat mati dengan
memasak Figure 25.9
Typhoid Fever

• Salmonella typhi – Ditransmisikan oleh feses manusia


• Bakteri menyebar ditubuh melalui fagositosis
• Demam dan malaise setelah 2 minggu inkubasi.
• 1-3% pada pasien sembuh menjadi carier, menyimpan
Salmonella di kandung empedu
• Vaksin tersedia
Cholera
• Serotipe Vibrio cholerae memproduksi eksotosin cholera
yang memasuki membrane permabilitas dari mukosa
intestinal; muntah dan diare dapat menyebabkan dehidrasi
• Inkubasi 3 hari, yang tidak tertangani dapat menyebabkan
50 % kematian

Figure 25.12
Vibrio non Cholera

• Ingesti dapat menyebabkan diare sedang


• Umumnya karena kontaminasi crustaceans atau
mollusks
• V. vulnificus or V. parahaemolyticus
Gastroenteritis karena Escherichia coli s

• Disebabkan strain enterotoxigenic atau enteroinvasive


E. coli
• Terjadi sebagai diare traveler
• Umumnya bias sembuh sendiri pada dewasa
• 50% dari sapi pedaging dapat memiliki strain
enterohemorrhagic di ususnya
• Strain Enterohemorrhagic seperti E. coli O157:H7
memproduksi Shiga toxin yang menyebabkan
inflamasi dan perdarahan kolon (colitis)
• Dapat mempengaruhi ginjal sehingga menyebabkan
hemolytic uremic syndrome
Gastroenteritis karena Campylobacter

• Penyebab diare ke dua di Amerika Serikat.


• Campylobacter jejuni
• Umumnya di transimiskan oleh susu sapi
Penyakit Ulkus lambung karena Helicobacter

• Menghasilkan ammonia
yang menetralkan asam
lambung
• Kolonisasi bakteri pada
mukusa lambung,
menyebabkan ulkus
lambung
• Diterapi dengan
antibiotika dan bismuth
• H. pylori menyebabkan
kanker lambung

Figure 11.11
Yersinia Gastroenteritis

• Y. enterocolitica dan Y. pseudotuberculosis


• Dapat reproduksi pada suhu 4°C (makanan yang di
kulkas)
• Umumnya di transmisikan lewat susu dan daging
Clostridium perfringens Gastroenteritis

• Bisa sembuh sendiri


• Endospora tahan panas dan tumbuh ketika makanan
di simpan di suhu kamar
• Pertumbuhan dalam saluran gastrointestinal
menghasilkan eksotoksin
• Diagnosis berdasarkan isolasi dan identifkasi dari
sampel feses
Gastroenteritis karena Bacillus cereus

• Pemasukan makanan yang terkontaminasi dengan


saprophyte Bacillus cereus mengakibatkan diare, mual
dan muntah
Penyakit Virus Sistem Digesti: Mumps

• Virus Mumps masuk melalui


saluran respirasi
• 16 – 18 hari setelah terpapar,
virus menyebabkan inflamasi
glandula parotis, demam,
days after exposure, virus
causes inflammation of
parotid glands, fever, nyeri
menelan
• Virus ditemukan di darah,
saliva dan urin
• Dicegah dengan vaksin
(measles, mumps, rubella)

Figure 25.14
Hepatitis

• Inflamasi pada liver


• Gejala termasuk kehilangan nafsu makan, lemes,
demam dan jaundice
• Hepatitis sebagai akibat dari obat-obatan atau
toksisitas kimia, Virus EB (Epstein-Barr), CMV
(cytomegalovirus), atau Hepatitis viruses
Hepatitis (A, B, C, D, E)
• Hepatitis A –
• HAV masuk melalui makanan/ air yang terkontaminasi, tumbuh
dalam sel mukosa usus, menyebar melalui darah ke liver/
ginjal/
• Virus di eliminasi dengan kotoran
• Diagnosis berdasarkan antibody IgM
• Vaksin tersedia
• Hepatitis B –
• Sering serius
• Di transmisikan melalui transfuse darah, jarum suntik, saliva,
keringat, ASI, semen
• Sebelum transfuse dites HBSAg dulu
• 3 bulan setelah inkubasi, umumnya recovery komplit
• Vaccine tersedia
Hepatitis (A, B, C, D, E)

• Hepatitis C –
• Transmisi melalui darah
• Inkubasi 2-22 minggu, umumnya ringan
• Tes darah terhadap antibody HCV sebelum transfusi
• Hepatitis D (Delta) –
• Untai sirkular RNA
• Menggunakan HBSAg sebagai selubung
• Hepatitis E –
• Menyebar melalui rute fecal-oral
• Bukti menunjukan keberadaan hepatitis F dan G
Hepatitis (A, B, C, D, E)

Transmisi Agen Penyakit Vaksin


penyebab liver kronik

Hepatitis A Fecal-oral Picornaviridae Tidak Virus inaktif

Hepatitis B Parenteral, STD Hepadnaviridae Ya Recombinan

Hepatitis C Parenteral Filoviridae Ya Tidak

Hepatitis D Pareteral, HBV Deltaviridae Ya Vaksin HBV


coinfection

Hepatitis E Fecal-oral Caliciviridae Tidak Tidak

Table 25.1
Gastroenteritis karena Virus

• Rotavirus
• 3 juta kasus setiap tahun
• Inkubasi 1-2 hari. Kesakitan
1-3 hari.
• Norovirus
• Inkubasi 1-2 hari. Kesakitan
1-3 hari.
• Terapi dengan rehidrasi

Figure 25.17
Penyakit Jamur Pada Sistem Digesti: Mycotoxins

• Mycotoxins diproduksi oleh beberapa jamur:


• Mempengaruhi darah, system syaraf, ginjal dan hati
• Claviceps purpurea
• Tumbuh pada biji-bijian sereal
• Mengakitbatkan keracunan ergot
• Racun membatasi aliran darah ke anggota
badan; menyebabkan halusinasi
• Aspergillus flavus
• Tumbuh dikacang
• Menghasilkan aflatoxin
• Toksin menyebabkan kerusakan liver; kanker
liver
Penyakit Protozo Pada Sistem Digesti System: Giardiasis
List the causative agents, modes of
• Giardia lamblia tumbuh di transmission, symptoms, and treatments for
usus manusia dan hewan giardiasis, amoebic dysentery,
cryptosporidiosis, and Cyclospora diarrheal
• Transmisi oleh air yang infection.
terkontaminasi
• Gejala: malaise, mual,
perut kembung, lemas,
kram perut
• Diagnose dengan
pemeriksaan mikroskop
dari feces  ova dan
trophozoite, protozoa
dalam usus
• Terapi dengan
metronidazole
Figure 25.18
Cryptosporidiosis

• Cryptosporidium
parvum menyebabkan
diare
• Transmisi oleh oocysts
dalam air
terkontaminasi
• Diagnose dengan acid-
fast staining dari feses
atau dengan
mendeteksi
keberadaan antibody
FA atau ELISA
• Terapi dengan
rehidrasi oral Figure 25.19
Diare Karena Infeksi Cyclospora

• Cyclospora cayetanensis
• Pertama kali di identifikasi 1933
• Ditularkan oleh ookista pada produk yang
terkontaminasi
• Didiagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis untuk
ookista pada kotoran
• Diterapi dengan trimethoprim dan sulfamethoxazole
Disentri Amuba

• Entamoeba histolytica di Usus besar


• Amoeba memakan sel darah merah dan jaringan
gastro intestinal
• Infeksi berat menyebabkan abses
• Diagnosis dengan mengamati trophozoites di feces
dan tes serologi
• Terapi dengan metronidazole
Cacing Pita
• Taenia spp. – scolek
menempel pada mukosa
usus
• Transmisi sebagai cysticerci
(encysted larvae) pada
daging yang belum dimasak
• Telur di tumpahkan di feses
• Diagnose dengan
mengamati proglottids dan
telur di feces
• Terapi dengan praziquantel
• Neurocysticercosis (larva
cacing pita babi) mungkin
memerlukan pembedahan Figure 12.27
Penyakit Hydatid
• Echinococcus
granulosus
• Host definitive:
anjing, srigala
• Host Intermediate:
Domba dan
herbivora lainnya;
manusia
• Tranmisi dengan
memakan telur E.
granulosis
• Terapi dengan
pembedahan
Figure 25.23
Nematodes: Cacing kremi

• Enterobius vermicularis
• Host definitive manusia
• Transmisi dengan memakan telur Enterobius
• Terapi dengan pyrantel pamoate atau mebendazole
Cacing Tambang

• Larva di tanah menetas dari telur yang ditumpahkan di


feses
• Larva masuk melalui kulit lalu bermigrasi ke usus
• Terapi dengan mebendazole
Ascariasis

• Ascaris
lumbricoides
• Hidup dalam
usus manusia
• Transmisi karena
memakan telur
Ascaris
• Terapi dengan
mebendazole

Figure 25.25
Trichinosis
• Trichinella spiralis
• Kista larva dalam otot
manusia dan mamalia
lainnya
• Transmisi melalui larva
dalam daging yang
tidak masak
• Betina dewasa matang
di usus, bertelur, larva
bermigrasi ke otot
• Terapi dengan
mebendazole untuk
membunuh cacing
dewasa
Figure 25.26
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai