Anda di halaman 1dari 53

MFRS

darwin
Logistik RS
Defenisi (kbbi)
1. Pengadaan, perawatan, distribusi, dan penyediaan
(untuk mengganti) perlengkapan, perbekalan, dan
ketenagaan;
2. Segi ilmu kemiliteran mengenai pengadaan,
perawatan, dan transportasi peralatan, pembekalan,
dan pasukan;
3. Mil segala persiapan dan tindakan yg diperlukan
untuk memperlengkapi pasukan dng alat dan
perbekalan agar dpt bertempur dl kondisi yg paling
baik dan menguntungkan;
4. penanganan seluk-beluk operasi militer
DEFINISI LOGISTIK
( The new Military Dictionary)

• LOGISTIK is a science , art and technique of


planning and implementation of the
production, procurement, storage,
transportation, distribution, movement,
evaquation of personnel, suplies and
equipment, as well as construction and
others, support facilities for the efficent
operation of millitary establisment.
Unsur manajemen RS
• Tergantung pada klasifikasi RS
– RS umum (kelas A, B, C, D)
– RS Khusus (kelas A, B, C)

organisasi dan jenis pelayanan tiap klas berbeda-


beda
Tujuan manajemen Logistik
Ada 3 tujuan pokok :
1. operasional : yaitu tersedianya barang/ material
dalam jumlah yang tepat dan kualitas yang baik pada
waktu yang dibutuhkan
2. keuangan : yaitu agar tujuan operasional tersebut di
atas tercapai. Maksudnya dengan biaya yang rendah
3. Keutuhan : yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh
gangguan yang menyebabkan hilang/ kurang , rusak,
pemborosan, penggunaan tanpa hak sehingga
dapat mempengaruhi pembukuan atau sistem
akuntansi.
FUNGSI LOGISTIK
• Tanggung Jawab: manajerial mendisain
dan mengurus sistem untuk mengawasi
arus dan penyimpanan bagi : material ,
suku cadang (bhn makanan dll) dan barang
jadi (obatdll). Agar diperoleh manfaat
maksimum bagi RS.
• Manajemen logistik , tidak terlepas pada
kaidah2 manajemen umum : Perencanaan ,
pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan
FUNGSI TERSEBUT DAPAT DIJABARAKAN
1. Program dan penentuan
kebutuhan Fungsi
Perencanaan
2. Penganggaran
3. Pengadaan
4. Penyimpanan & Fungsi
penyaluran Penggerakan

5. Pemeliharaan
Fungsi
6. Penghapusan Pengawasan
7. Pengendalian
Kelompok persediaan logistik RS
Ada 3 kelompok :
1. PERSEDIAAN BARANG FARMASI :
 Merupakan persediaan yang biasanya
membutuhkan biaya rutin
 Persediaan obat
 Persediaan bahan kimia
 Persediaan gas medik
 Persediaan peralatan kesehatan
Kelompok persediaan logistik RS

2. PERSEDIAAN BARANG MAKANAN


Bahan daging/ ikan
Bahan sayur mayur
Buah- buahan
Bahan bumbu
bahan kering
Kelompok persediaan logistik RS

3. PERSEDIAAN LOGISTIK UMUM


Bahan tekstil
Bahan teknik
Bahan rumah tangga
Bahan ATK, cetakan
Bahan inventaris
Manajemen
logistik Farmasi
Manajemen Farmasi
• Usaha menyelenggarakan pengadaan dan
pengelolaan sediaan farmasi
– RS
– klinik
– militer
– dll (gudang farmasi kab/kota, institusi pemerintah
dan swasta)
Kelompok sediaan farmasi
• Persediaan obat (bahan baku obat)
• Persediaan bahan kimia
• Persediaan gas medik
• Persediaan peralatan kesehatan
Manajemen Farmasi RS
• Pelaksana pengelolaan Farmasi RS  instalasi
Farmasi RS (IFRS) / Panitia Farmasi Terapi (PFT)

• DASAR HUKUM
– SK Menkes RI Nomor. 1197/MENKES/SK/2004 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
– SK Menkes RI Nomor. 1333/MENKES/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
– SK Menkes RI Nomor. 129/Menkes/SK/II/2008
tentang standar minimal pelayanan rumah sakit
• Visi Farmasi rumah sakit adalah terselenggaranya
pelaksanaan da pengelolaan dalam pelayanan,
pekerjaan kefarmasian di rumah sakit termasuk
pelayanan farmasi klinik .

• Misi pelayanan kefarmasian di rumah sakit


adalah mengadakan terapi obat yang optimal
bagi semua penderita, menjamin mutu tertinggi
dan pelayanan dengan biaya yang paling efektif
serta memberikan pendidikan dan pengetahuan
baru di bidang kefarmasian melalui penelitian
bagi stafmedik, mahasiswa, dan masyarakat.
Tujuan farmasi rumah sakit menurut The American Society
of Hospital Pharmacist (ASHP:1994) adalah:
• Turut berpartisipasi aktif dalam penyembuhan penderita
dan memupuk tanggung jawab dalam profesi dengan
landasan filosofi dan etika.
• Mengembangkan ilmu dan profesi dengan konsultasi
pendidikan dan penelitian.
• Mengembangkan kemampuan administrasi dan
manajemen, penyediaan obat dan alat kesehatan di
rumahsakit.
• Meningkatkan keterampilan tenaga farmasi yang bekerja di
instalasi farmasi rumahsakit.
• Memperhatikan kesejahteraan staf dan pegawai yang
bekerja di lingkungan instalasi farmasi rumahsakit.
• Mengembangkan pengetahuan tentang farmasi rumah
sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Tujuan kegiatan harian IFRS antara lain:
1. Memberi manfaat kepada penderita, rumah
sakit, sejawat profesi kesehatan, dan kepada
profesi farmasi oleh apoteker rumah sakit yang
kompeten dan memenuhi syarat.
2. Membantu dalam penyediaan perbekalan yang
memadai oleh apoteker rumah sakit yang
memenuhi syarat.
3. Menjamin praktik profesional yang bermutu
tinggi melalui penetapan dan pemeliharaan
standar etika profesional, pendidikan dan
pencapaian, dan melalui peningkatan
kesejahteraan ekonomi.
4. Meningkatkan penelitian dalam praktik farmasi
rumah sakit dan dalam ilmu farmasetik pada
umumnya.
5. Menyebarkan pengetahuan farmasi dengan
mengadakan pertukaran informasi antara para
apoteker rumah sakit, anggota profesi, dan
spesialis yang serumpun.
6. Memperluas dan memperkuat kemampuan
apoteker rumah sakit untuk:
a. Secara efektif mengelola suatu pelayanan farmasi
yang terorganisasi
b. Mengembangkan dan memberikan pelayanan klinik
c. Melakukan dan berpartisipasi dalam penelitian klinik
dan farmasi dan dalam program edukasi untuk praktisi
kesehatan, penderita, mahasiswa, dan masyarakat.
7. Meningkatkan pengetahuan dan pengertian
praktik farmasi rumah sakit kontemporer bagi
masyarakat, pemerintah, industri farmasi, dan
profesional kesehatan lainnya.
8. Membantu menyediakan personel pendukung
yang bermutu untuk IFRS.
9. Membantu dalam pengembangan dan
kemajuan profesi kefarmasian
Tugas dan Fungsi Farmasi Rumah Sakit

Berdasarkan SK Menkes RI
No.134/Menkes/Per/I/1978, farmasi rumah
sakit bertugas mengelola :
• Peracikan, penyimpanan, dan penyaluran
obat-obatan, gas medic serta bahan kimia.
• Penyimpanan dan penyaluran alat kesehatan.
STANDART MINIMAL IFRS (AKREDITASI)

• Administrasi dan Pengelolaan.


• Staf dan Pimpinan.
• Fasilitas dan peralatan.
• Kebijakan dan Prosedur.
• Pengembangan Staf dan Program Pendidikan.
• Evaluasi dan pengendalian Mutu
STRUKTUR ORGANISASI
Kualifikasi SDM
JABATAN FUNGSI KUALIFIKASI
Kepala Instalasi Mengorganisir & Apoteker, Apt S2,
Farmasi mengarahkan Kursus manajemen
sesuaikan Akreditasi
IFRS
Koordinator Mengkoordinir beberapa Apoteker, Ap S2,
penyelia Kursus sesuai ruang
lingkup
Penyelia / Menyelia beberapa Apoteker, Kursus
Supervisor. pelaksana ( 3-5 Farmasi Rumah Sakit.
pelaksanan perlu 1
penyelia)
Pelaksana Teknis Melaksanakan Tugas Apoteker, Sarjana
Kefarmasian tertentu Farmasi, Asisten
Apoteker
STAF DAN PIMPINAN IFRS.
• IFRS dipimpin oleh Apoteker.
• Apoteker pengelola minimal punya
pengalaman 2 tahun di bagian Farmasi RS.
• Apoteker telah terdaftar di Depkes ,ada SIK
(STRA), terdaftar di Asosiasi Profesi (HISFARSI,
IAI), SK Penempatan.
• Pelaksanaan pelayanan dibantu tenaga ahli
madya Farmasi (D3) dan Tenaga menengah
Farmasi (AA), Sarjana Farmasi
Pengelolaan Perbekalan Farmasi, Alkes, dan PKRT

Fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaan perbekalan


farmasi, alkes dan PKRT dijalankan yaitu dalam kegiatan :

 perencanaan
 penyimpanan
 distribusi
 pengawas–an
 pelaporan
Jenis Pengadaan obat

• Berdasarkan pengadaaan barang


• Waktu (priode)
• Sifat (bhn baku, bantu, wadah)
• Epidemiologi
Perencanaan
peramalan kebutuhan akan perbekalan farmasi, alkes dan
PKRT di apotek maupun rumah sakit.

Rumah sakit : berpedoman kepada daftar obat


essensial, formularium rumah sakit, standar terapi dan
jenis-jenis penyakit di rumah sakit yang bersangkutan.

Apotek : didasarkan atas prediksi kebutuhan


dalam kurun waktu tertentu, pada umumnya juga
mempertimbangkan jenis penyakit yang sering terjadi
dan obat yang sering diresepkan oleh dokter sekitar
apotek
• Penyimpanan → menjaga persediaan
obat/alkes yang dimiliki agar tetap dalam
kondisi yang baik dan bermutu sampai tangan
pasien
• Pencatatan → kegiatan penyimpanan
menyangkut pencatatan keluar masuknya
persediaan obat/alkes
• Distribusi → bertujuan untuk menyampaikan
persediaan kepada pemakai (paramedis
???/pasien) secara efektif dan efisien

• Pengawasan → berupa pengawasan di tempat


ataupun pengawasan terhadap dokumen atau
pencatatan (pengawasan obat pd pasien mis
MESO)

• Pelaporan → laporan perbekalan farmasi


termasuk psikotropika dan narkotika
DISTRIBUSI OBAT
Sistem distribusi obat di rumah sakit digolongkan
berdasarkan ada tidaknya satelit/depo farmasi dan
pemberian obat ke pasien rawat inap. (klasifikasi
RS)

Berdasarkan ada atau tidaknya satelit/depo farmasi,


sistem distribusi obat dibagi menjadi dua sistem,
yaitu:
1. Sistem pelayanan terpusat (sentralisasi)
2. Sistem pelayanan terbagi (desentralisasi)
Berdasarkan distribusi obat bagi pasien rawat
inap, digunakan empat sistem, yaitu:
1. Sistem distribusi obat resep individual atau
permintaan tetap
2. Sistem distribusi obat persediaan lengkap di
ruang
3. Sistem distribusi obat kombinasi resep
individual dan persediaan lengkap di ruang
4. Sistem distribusi obat dosis unit. (unit dose
dispensing)
Panitia Farmasi dan Terapi
Tujuan dibentuknya Panitia Farmasi dan Terapi
yaitu;
– menerbitkan kebijakan mengenai pemilihan obat,
penggunaan obat, dan evaluasinya
– melengkapi staf profesional dengan pengetahuan
terbaru yang berhubungan dengan obat dan
penggunaan obat sesuai kebutuhan
Organisasi
• Organisasi PFT di Rumah sakit terdiri dari
– Dokter (umum, spesialis)
– Apoteker
– tenaga Kesehatan lain
fungsi dan ruang lingkup PFT
• Menyusun formularium rumah sakit sebagai pedoman
utama bagi para dokter dalam memberi
terapi kepada pasien.
• Pemilihan obat u/ dimasukkan kedalam formularium
harus didasarkan pd evaluasi terhadap efek terapi,
keamanan serta harga obat dan juga harus
meminimalkan duplikasi produk obat yang sama.
• PFT berdasarkan kesepakatan dapat menyetujui
atau menolak produk obat atau dosis obat yang
diusulkan oleh SMF.
• menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di
RS
• melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di
RS
• mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai
efek samping obat
• mengembangkan ilmu pengetahuan yg menyangk
ut obat kepada staf medis dan perawat.
• Membantu instalasi farmasi dalam
mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan-
kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai
penggunaan obat di rumah sakit sesuai dengan
peraturan yang berlaku
Pengelolaan logistik

Pengelolaan produk farmasi pada unit kerja


tertentu dilakukan dengan beberapa teknis
yang memungkinkan digunakan, metode yang
sering digunakan adalah metode ABC dan VEN
Metode ABC
• Kelompok A adalah inventory dengan jumlah
sekitar 20% dari item tapi mempunyai nilai
investasi sekitar 80% dari total nilai inventory.
• Kelompok B adalah inventory dengan jumlah
sekitar 30% dari item tapi mempunyai nilai
investasi sekitar 15% dari total nilai inventory.
• Kelompok C adalah inventory dengan jumlah
sekitar 50% dari item tapimempunyai nilai
investasi sekitar 5% dari total nilai inventory.
Prosedur ABC
• Mengumpulkan kebutuhan perbekalan farmasi
• Jumlahkan anggaran total
• Urutkan kembali perbekalan farmasi
• Hitung prosentase kumulatif
• Identifikasi perbekalan farmasi yang menyerap ± 70%
• Perbekalan farmasi katagori A menyerap anggaran 70%
• Perbekalan farmasi katagori B menyerap anggaran 20%
• Perbekalan farmasi katagori C menyerap anggaran 10%
Analisis klasifikasi ABC
• Membantu manajemen dalam menentukan tingkat
persediaan yang efisien
• Memberikan perhatian pada jenis persediaan utama
yang dapat memberikan cost benefit yang besar bagi
perusahaan
• Dapat memanfaatkan modal kerja (workingcapital)
sebaik-baiknya sehingga dapat memacu pertumbuhan
perusahaan
• Sumber-sumber daya produksi dapat dimanfaatkan
secara efisien yang pada akhirnya dapat meningkatkan
produktifitas dan efisiensi fungsi-fungsi produksi
Metode VEN

• Vital (V)
• Esensial (E)
• Non-esensial (N)
• Vital (V) adalah kelompok jenis obat yang sangat
esensial (vital), yang termasuk dalam kelompok
ini antara lain : obat penyelamat (life saving
drug), obat-obatan untuk pelayanan kesehatan
pokok dan obat-obatan untuk mengatasi penyakit
penyebab kematian terbesar.
Contoh obat yang termasuk jenis obat Vital
adalah adrenalin, antitoksin, insulin, obat
jantung,
• Esensial (E) bila perbekalan farmasi tersebut
terbukti efektif untuk menyembuhkan
penyakit, atau mengurangi penderitaan
pasien.
Contoh obat yang termasuk jenis obat
Essensial adalah antibiotic, obat
gastrointestinal, NSAID dan lain lain.
• Non-esensial (N) meliputi aneka ragam
perbekalan farmasi yang digunakan untuk
penyakit yang sembuh sendiri (self limiting
disease), perbekalan farmasi yang diragukan
manfaatnya, perbekalan farmasi yang mahal
namun tidak mempunyai kelebihan manfaat
dibanding perbekalan farmasi lainnya.
Contoh obat yang termasuk jenis obat Non-
essensial adalah vitamin, suplemen dan lain-lain.
Penggunaan sistem VEN
• Penyesuaian rencana kebutuhan obat dengan
alokasi dana yang tersedia.
• Dalam penyusunan rencana kebutuhan obat
yang masuk kelompok vital agar diusahakan
tidak terjadi kekosongan obat
• Untuk menyusun daftar VEN perlu ditentukan
terlebih dahulu kriteria penentuan VEN. Dlm
penentuan kriteria perlu mempertimbangkan
kebutuhan masing-masing spesialisasi.
Langkah2 menentukan VEN

• Menyusun kriteria menentukan VEN


• Menyediakan data pola penyakit
• Standar pengobatan
• Daftar obat
• Program Kemenkes/pelayanan obat
• Asuransi/ASKES/BPJS
KOMBINASI ABC DAN VEN

Digunakan untuk menetapkan prioritas


pengadaan obat dimana anggaran yang ada
tidak sesuai kebutuhan.

Menyesuaikan anggaran
Mekanisme ABC dan VEN
• Obat yang masuk kategori NC menjadi prioritas
pertama untuk dikurangi atau dihilangkan dari
rencana kebutuhan, bila dana masih kurang,
maka obat kategori NB menjadi prioritas
selanjutnya dan obat yang masuk kategori NA
menjadi prioritas berikutnya. Jika setelah
dilakukan dengan pendekatan ini dana yang
tersedia masih juga kurang lakukan2 selanjutnya.
• Pendekatan sama dengan pada saat pengurangan
obat pada kriteria NC, NB, NAdimulai dengan
pengurangan obat kategori EC, EB dan EA.
Analisa ABC-VEN

Untuk lebih mempertajam


prioritas`penentuan AV BV CV
kebutuhan obat digunakan
analisa kombinasi ABC-VEN
Analisa ABC-VEN umumnya
menggunakan matriks
Dari matrik disamping maka
AE BE CE
jika ingin melakukan
pengurangan anggaran
dimulai pengurangan
anggaran berurutan
1. AN,
AN BN CN
2. BN dan CN
Analisa ATC
• Analisa ATC singkatan dari Anatomical Therapeutical and Chemical
Class
• Dalam analisa ATC obat dibagi menjadi 12 kelompok :
A untuk Saluran Cerna & Metabolisme
B untuk Darah dan organ Pembentuk Darah
G untuk Sistem Reproduksi Wanita dan hormon seks
H untuk preparat hormon sistemik , kecuali hormon seks
J untuk anti infeksi sitemik
L untuk anti neoplastis dan obat untuk kekbalan
M untuk sistem saraf otot
N untuk sistem saraf pusat
P untuk anti parasit
R untuk sistem Pernafasan
S untuk organ seks
V untuk lain-lain
Pemilihan Jenis Obat

Untuk mengatasi kelemahan dalam penghitungan


kebutuhan dengan metode konsumsi dan metode
morbiditas dapat dilakukan dengan pemilihan jenis obat
sebagai yang tercantum dalam DOEN dan Pemakaian
obat generik
Tata cara pemilihan jenis obat dilakukan dengan
mengutamakan pertimbangan manfaat dan resiko
pengobatan, harga dan kemudahan pengelolaan
Metode Estimasi
(Forecasting )
Ada 2 metode estimasi kebutuhan obat :

1. Metode Estimasi menggunakan Data Konsumsi


Prinsip dasar metode konsumsi adalah menghitung kebutuhan
obat tahun yang akan datang berdasarkan pola konsumsi
tahun-tahun sebelumnya Metode ini mendasarkan atas
asumsi bahwa pemakaian obat oleh unit-unit pelayanan
kesehatan untuk menanggulangi kasus-kasus tertentu selama
periode yang telah berjalan tidak banyak berubah karena
terekam dengan baik

2. Metode Estimasi menggunakan Data Morbiditas


Prinsip dasar metode morbiditas adalah menghitung
kebutuhan obat berdasarkan jenis penyakit dan banyaknya
kasus yang akan dihadapi serta pedoman pengobatan yang
tersedia
Pola perhitungan
Metode Konsumsi
• Menghitung pemakaian obat tahun yang lalu
• Hitung pemakaian riil obat tahun lalu
• Hitung kebutuhan obat seharusnya tahun lalu

• Menghitung Kebutuhan tahun yang akan datang


• Ada beberapa pendekatan :
– Metode rata-rata
– Metode trend
– Metode Kenaikan
– Methode rata-rata bergerak ( Moving Average
Methode )
Metode Morbiditas

• Metode morbiditas adalah metode penghitungan kebutuhan


obat berdasarkan pola penyakit
• Penghitungan kebutuhan obat didasarkan pada pola kasus
yang terjadi sebelumnya dikaitkan dengan pemakaian obat
tahun sebelumnya kemudian diproyeksikan ke tahun
berikutnya

X Jumlah Obat
Proyeksi
Menurut
Jumlah Kasus
Pedoman Pengobatan

Anda mungkin juga menyukai