Anda di halaman 1dari 32

PANEL EXPERT STASE KEPERAWATAN JIWA

RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM


RUANG TIUNG

Adhan Azhari Rauf


Agus Imam Kusairi
Dyan Nitarahayu Kel.
Hasbullah 4

Hazelelfoni Efraim Pangi


M. Husaini
Ummi Rusiana

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. M.S DENGAN


GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI
PENDAHULUAN

• Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling


sering dari gangguan persepsi sensori pada klien
skizofrenia.
• Skizofrenia merupakan suatu gangguan psikotik yang
dapat ditandai dengan gangguan utama pikiran, persepsi,
emosi dan perilaku
PENDAHULUAN

American Psychiatric
Association (2013)
menyebutkan, 1%
populasi penduduk dunia
menderita skizofrenia

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (2018), prevalensi rumah tangga


dengan ART gangguan jiwa skizofrenia/psikosis Indonesia adalah 7%
per mil, kemudian di kalimantan timur sebesar 3% per mil.
Pengkajian
Identitas Pasien

Pasien bernama Tn. M.S berusia 37 tahun, berjenis


kelamin laki-laki, bekerja sebagai karyawan Katering makanan,
pendidikan terakhir S1, suku Banjar dan beragama Islam.
Pasien tinggal di Samarinda Seberang. Masuk Rumah Sakit
tanggal 26 Januari 2020 dan dilakukan pengkajian pada tanggal
04 Februari 2020 dengan nomor register 2012.09.00.xx
diagnosa Skizorenia dengan masalah keperawatan Gangguan
Persepsi Sensori: Halusinasi.
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Mendengar suara bisikan

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien dibawa ke Rumah Sakit pada tanggal 26 Januari 2020 oleh Ibu tirinya karena
sejak 10 hari sebelum masuk rumah sakit pasien berbicara ngelantur, bingung, mondar –
mandir, makan dan minum tunggu diperintah oleh keluarganya. Pasien riwayat pengunaan
multiple zat (ganja 5 tahun, alkohol 1 tahun, ekstasi 1x), Pasien menggunakan napza akibat
trauma kehilangan ibunya dan diajak teman untuk menggunakannya. Saat ini pasien
mengatakan mendengar suara yang menyuruh untuk bunuh diri namun tidak ada perilaku
untuk mencederai diri sendiri, pasien terlihat berbicara sendiri. Wajah terlihat tegang mudah
berkeringat, suara bergetar dan terdengar pelan.
Faktor Predisposisi
• Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah masuk rumah sakit sebelumnya sebanyak
4 kali, untuk pertama kalinya karena gangguan multiple
zat pada tahun 2012 dengan diagnosa Schizofrenia
Paranoid dan terakhir dirawat pada tanggal 10 Oktober
2019 karena gangguan mental dan perilaku dikarenakan
penggunaan napza.
Riwayat Kesehatan Keluarga
• Tidak ada
riwayat
penyakit jiwa
atau gangguan
mental pada
keluarga

• Pasien Tinggal
bersama
pembantu rumah
tannga nya
Kondisi Fisik
Pada saat dikaji tekanan darah pasien 110/70 mmHg,
nadi 78x/menit, pernapasan 18x/menit, suhu 36,2’C, dan
tidak ada menyatakan nyeri. Tinggi badan pasien 182 cm
dan berat badan 72,4 kg, secara umum pasien tidak
memiliki keluhan sakit fisik
Psikososial
• Konsep Diri
Pasien mengatakan tidak ada masalah tentang bagian tubuh dan menyukai
semua anggota tubuhnya. Pasien adalah seorang laki – laki yang merupakan
anak pertama dari 3 bersaudara. Pasien adalah seorang anak dan bekerja di
Katering milik adiknya. Pasien berharap cepat sembuh dan dan melanjutkan
kerja, pasien ingin sekali berkumpul dengan keluarganya. Keluarga pasien
selalu mengahargainya

• Hubungan Sosial
Orang terdekat dengan pasien adalah adiknya. Pasien tidak mengikuti kegiatan dalam
kelompok atau masyarakat. Tidak ada hambatan berinteraksi dengan orang lain.

• Spiritual
Pasien beragama Islam dan meyakini sakitnya karena cobaan Tuhan
Status Mental
• Penampilan
Secara umum pasien berpakaian dengan baik dan sesuai, pasien mengatakan sehari mandi
2 kali dan selalu berganti pakaian sesuai perintah dari perawat ruangan, rambut bersih rapi
dan pendek, tidak mrnggunakan alas kaki, dan tidak ada bau badan.
• Pembicaraan
Pasien berkomunikasi dengan suara pelan dan mudah cemas saat berbicara
• Aktivitas Motorik
Saat berkomunikasi pasien terlihat tegang
• Alam perasaan
Pasien merasa takut terhadap suara yang didengarnya
• Interaksi Selama Wawancara
Selama berkomunikasi pasien terlihat cemas saat halusinasi datang
• Afek
Afek pasien labil pada saat ada stimulus yang diberikan
Status Mental
• Persepsi
Pasien mengatakan mendengar suara untuk bunuh diri, pasien merasa takut dan suara itu
muncul saat malam hari
• Proses Pikir
Blocking saat diajak berbicara kemudian pasien akan melanjutkan ketika ditanya ulang.
• Isi Pikir
Isi pikir pasien saat ini pasien tidak mengetahui bahwa suara yang didengar adalah
halusinasi
• Waham
Tidak ada waham
• Tingkat Kesadaran
Bingung. Pasien dapat berorientasi pada waktu ruang dan tempat
• Memori
• Tidak ada gangguan daya ingat jangka panjang, pasien dapat mengingat kejadian yang
terjadi lebih dari 1 bulan
Status Mental
• Tingkat konsentrasi
Pasien mudah beralih ketika diajak bicara.
• Kemampuan Penilaian
Pasien mampu mengambil keputusan yang dibantu oleh
perawat yaitu klien dapat memilih untuk mandi terlebih
dahulu sebelum makan atau makan dulu baru mandi
• Daya Tilik
Pasien menerima dengan kondisinya saat ini dan mau
dirawat.
• Kebutuhan Persiapan Pulang
• Pasien membutuhkan bantuan minimal dalam makan, BAK/BAB, mandi,
serta berhias dengan harus diperintah. Pasien tidur siang selama 2 jam dan
tidur malam selama 8 jam. Pasien diawasi agar mau minum obat. Pasien
akan kembali bekerja apabila sudah keluar dari rumah sakit.

• Mekanisme Koping
• Pasien mengatakan jika ada masalah hanya disimpan sendiri

• Masalah Psikososial dan Lingkungan


• Pasien terlihat kurang berinteraksi dengan pasien lainnya. Pasien bekerja di
Katering keluarga, ekonomi dibantu oleh keluarganya.
• Pengetahuan
Pasien tidak mengetahui mengenai penyakitnya.

• Program Penatalaksanaan
– Stelosi 2 x 5mg
– Clorilex 1 x 100mg (0-0-1)
Analisa Data & Diagnosa
Analisa Data Diagnosa Kep.

Gangguan Persepsi
Sensori: Halusinasi
berhubungan bengan
Gangguan Pendengaran
D.0085
Intervensi Keperawatan
Hari/Tgl/J Diagnosa
No. Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
am Keperawatan
1. Senin, Gangguan Persepsi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x Manajemen Halusinasi
04 Februari Sensori: Halusinasi pertemuan diharapkan persepsi sensori Observasi
2020 (D.0085) terhadap stimulus membaik dengan kriteria 1.1 Monitor perilaku yang mengindikasi halusinasi
hasil : 1.2 Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi
a. Verbalisasi mendengar bisikan Menurun lingkungan
(1) 2 3 4 5 1.3 Monitor isi halusinasi
b. Menarik diri Menurun Terapeutik
(1) 2 3 4 5 1.4 Pertahankan lingkungan yang aman
c. Melamun Menurun 1.5 Diskusikan perasaan dan respons terhadap halusinasi
(1) 2 3 4 5 1.6 Hindari perdebatan tentang validasi halusinasi
d. Perilaku halusinasi Cukup Menurun Edukasi
1 (2) 3 4 5 1.7 Anjurkan bicara pada orang yang dipercaya untuk memberi
e. Respons sesuai stimulus Membaik dukungan dan umpan balik korektif terhadap halusinasi
1 2 3 4 (5) 1.8 Anjurkan melakukan distraksi
1.9 Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinasi
Kolaborasi
1.10 Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan antiansietas, jika
perlu
Intervensi Keperawatan
Hari/Tgl/J Diagnosa
No. Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
am Keperawatan
Terapi Kelompok
Observasi
1.11 Identifikasi topik, tujuan dan proses kelompok
1.12 Monitor ketrlibatan aktif setiap anggota kelompok
Terapeutik
1.13 Bentuk kelompokk 5 sampai 12 anggota
1.14 Tentukan waktu dan tempat untuk pertemuan kelompok
1.15 Ciptakan suasana nyaman
1.16 Mulai dan akhiri kegiatan tepat waktu
1.17 Atur tempat duduk sesuai metode yang digunakan
1.18 Sepakati norma kelompok
1.19 Berikan arahan dan informasi yang sesuai
1.20 Arahkan angota kelompok untuk terlibat aktif
Edukasi
1.21 Ajarkan berbagi perasaan dan pengetahuan
Implementasi

• Implementasi dilakukan sesuai intervensi mulai dari


tanggal 4 februari sampai 11 februari dengan 5x
pertemuan
Evaluasi
No. Waktu (Tgl/Jam) Catatan Perkembangan (SOAP) TTD
5. Selasa, 11-02-2020 S :
• Pasien mengatakan masih mendengar suara yang menyuruhnya untuk menjauh namun
15.00
sudah berkurang
• Pasien mengatakan menggambar ruang santai di rumahnya terdapat gambar kursi,
meja, AC, kulkas, ambal, tempat sauna, kasur, sound system, CD player dan kolam
renang
O:
• Pasien terlihat menonton TV dan mau bergabung duduk bersama dengan temannya
• Pasien kooperatif dan bersemangat untuk mengikut terapi kelompok
• Pasien terlihat lebih semangat dan ceria setelah terapi kelompok
• Terlihat pasien cukup mampu berespon sesuai stimulus

A : Masalah Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi


teratasi sebagian
- Verbalisasi halusinasi (3)
- Perilaku halusinasi (2) Kel
- Menarik diri (2) 4
- Melamun (2)
- Respons sesuai stimulus (4)
Evaluasi
No. Waktu (Tgl/Jam) Catatan Perkembangan (SOAP) TTD

5. Selasa, 11-02- P : Lanjutkan Intervensi:


2020 Manajemen Halusinasi
1.2 Monitor perilaku yang mengindikasi halusinasi
15.00
1.6 Monitor isi halusinasi Kel
1.7 Pertahankan lingkungan yang aman 4
1.8 Diskusikan perasaan dan respons terhadap halusinasi
1.9 Anjurkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinasi yang telah diajarkan
1.10 Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan antiansietas, jika perlu
Kesimpulan

Pasien mengatakan masih mendengar suara yang menyuruhnya untuk menjauh


namun sudah berkurang, afek sesuai stimulus, pasien terlihat mau berinteraksi
dengan temannya, tidak ada perilaku mencederai diri sendiri dan ancaman bunuh
diri, pasien mampu menyebutkan dan mempraktikkan teknik mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik, bercakpa-cakap, beraktivitas terjadwal dan
minum obat. pasien terlibat aktif dalam terapi kelompok dan mampu menyebutkan
isi gambarannya dengan percaya diri.
Sekian Terima Kasih
LAPORAN HASIL DESAIN INOVATIF
STASE KEPERAWATAN JIWA
PENERAPAN ART THERAPY MENGGAMBAR TERHADAP PENURUNAN
GEJALA HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUANG TIUNG
RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM
Pendahuluan
Orang dengan gangguan kejiwaan memiliki kecenderungan menjadi
penyendiri/mengisolasi diri dari dunia luar. Mereka kesulitan bersosialisasi
dengan orang lain. Banyak dari mereka merasa mendengar suara / bisikan dan
halusinasi yang bisa mempengaruhi mereka menjadi pemarah, melakukan
kekerasan, dan bahkan bisa melakukan bunuh diri.
.Menurut The British Association of Art Therapist (2018) mendefinisikan Art
therapy sebagai suatu bentuk psikoterapi yang menggunakan media seni
sebagai cara utama ekspresi dan komunikasi.

Gambar-gambar yang dihasilkan para pasien adalah representasi dari


memori, perasaan, dan imajinasi para pasien yang biasanya mereka sulit
untuk ungkapkan dengan bahasa verbal
Intervensi Art Therapy
• Jenis Intervensi • Kriteria Responden
Penatalaksanaan terapi seni menggambar – Inklusi
(menggambar pemandangan & ruangan • Bersedia menjadi
dalam rumah) responden
• Tujuan • Mengalami halusinasi
– Untuk mengendalikan halusinas – Eksklusi
– Melatih pasien untuk berkumpul • Pasien yang gelisah
– Melatih pasien untuk menggunakan
alat tulis
– Melatih pasien umtuk megekspresikan
pikirannya
– Melatih pasien untuk mengambar
Intervensi Art Therapy
• Waktu • Setting Tempat
– Tanggal: 10 dan 11 Februari 2020
– Jam : 10.00 WITA

• Media / Alat Yang Digunakan


– Buku gambar A4
– Alat tulis (pensil, penghapus)

• Alat Ukur
– Positive and Negative Syndrom Scale (PANSS)
PANSS terdiri dari 30 butir pertanyaan yang
masing-masing dinilai dalam skala 7 poin.
Intervensi Art Therapy
• Pelaksana • Pelaksana
 Sesi 1  Sesi 2
 Leader : Hazelelfoni Efraim Pangi  Leader : Adhan Azhari Rauf
 Fasilitator 1 : Adhan Azhari Rauf  Fasilitator 1 : Hazelelfoni Efraim Pangi
 Fasilitator 2 : Agus Imam Kusairi  Fasilitator 2 : Dyan Nitarahayu
 Fasilitator 3 : Hasbullah  Fasilitator 3 : Hasbullah
 Fasilitator 4 : M. Husaini  Fasilitator 4 : M. Husaini
 Fasilitator 5 : Ummi Rusiana  Fasilitator 5 : Ummi Rusiana
 Observer : Dyan Nitarahayu  Observer : Agus Imam Kusairi
Evaluasi Art Therapy
• Peserta
No Nama No. RM TMRS Umur (tahun) Dx. Medis Dx.Kep
pasien

1. Tn. A.S 2020.01. 28-01-2020 27 Skizofrenia Halusinasi


0087 dan Waham

2. Tn. A.H 2017.05. 13-01-2020 23 Skizofrenia Halusinasi


0051 dan RPK

3. Tn. S 2012.09. 26-01-2020 37 Skizofrenia Halusinasi


0002

4. Tn. H.B 2013.01. 05-02-2020 34 Skizofrenia Halusinasi


0018

5. Tn. M 2020.05. 30-01-2020 52 Skizofrenia Halusinasi


0003 dan Waham
Faktor Pendukung dan Penghambat

• Faktor Pendukung • Faktor Penghambat


– Lingkungan yang mendukung – Jumlah responden tidak sesuai
dan nyaman antara jurnal dan di ruangan
– Suasana yang tenang – Pelaksanaan intervensi tidak sesuai
– Klien kooperatif saat dilakukan antara jurnal dan di ruangan karena
tindakan keterbatasan waktu
Evalusi hasil
70
62
60 58

50 47 48
45 45
42 42
40
34 33
30

20

10

0
Tn. A. S Tn. A. H Tn. S Tn. H. B Tn. M
Sesi 1 34 47 62 45 48
Sesi 2 33 42 58 42 45
Kesimpulan

• Melalui terapi ini pasien dapat melepaskan emosi,


mengekspresikan diri melalui cara-cara non verbal dan
membangun komunikasi sehingga diharapkan dapat mengontrol
halusinasi yang dialami pasien. Terapi menggambar selain untuk
penyembuhan juga dapat untuk meningkatkan kreativitas pasien.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa penerapan intervensi terapi
menggambar memiliki pengaruh dalam mengontrol perilaku
halusinasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai