Anda di halaman 1dari 29

PELAYANAN NYERI

DEFINISI :
O Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan yang diakibatkan adanya
kerusakan jaringan yang sedang atau akan terjadi, atau
pengalaman sensorik dan emosional yang merasakan
seolah-olah terjadi kerusakan jaringan. (International
Association for the Study of Pain.

O Nyeri bersifat individual dan subjektif dimana


berhubungan juga dengan faktor-faktor psikologis
seseorang, faktor lingkungan seperti riwayat terdahulu,
kebiasaan, prognosa suatu penyakit, rasa takut dan
cemas.
EP R D O W S
EP R D O W S
SKRINING NYERI
SKRINING NYERI
O Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining
O Skrining nyeri juga dapat dilakukan kapan saja jika
terdapat kecurigaan ada rasa nyeri yang timbul selama
masa perawatan.
O Jika ada nyeri ada pada saat diskrining maka
dilanjutkan :
1. Asesmen nyeri
2. Asesmen ulang nyeri
3. Manajemen nyeri
4. Edukasi nyeri
Skrining nyeri dilakukan
dengan cara:
1. Bertanya dengan jawaban : ya atau tidak
O Pada umumnya, pada pasien yang sadar baik, skrining
nyeri dilakukan dengan menanyakan, apakah terdapat
nyeri/rasa sakit. Hal ini dikarenakan nyeri adalah
perasaan yang sangat subyektif.

2. Bertanya dengan jawaban : anggukan atau gelengan


O Pasien yang dapat diajak berkomunikasi namun tidak
dapat berbicara diarahkan untuk menjawab pertanyaan
skrining dengan mengangguk (untuk ya, ada nyeri) atau
menggeleng (untuk ‘tidak ada nyeri).
Critical Care Pain-Observation Tool

Skrining & Asesmen Ulang


nyeri :
1. Skrining & Asesmen Nyeri NIPS/Neonatal Infant Pain Scale
2. Skrining & Asesmen Nyeri FLACC/ Face,Legs,Activity,Cry
and Consolability
3. Skrining & Asesmen Nyeri NRS/ Wong Baker Faces
4. Skrining & Asesmen Nyeri PAINAD/ Pain Assessment in
Advanced Dementia
5. Skrining & Asesmen Nyeri CPOT/Critical-care Pain-
Observation Tools
Asesmen nyeri di
RSU Bunda Thamrin :
1. NIPS (Neonatal Infant Pain Scale)
O Indikasi : Pasien Neonatus - 1 tahun.
O Kategori :
Wajah
Tangisan
Pola Nafas
Tangan
Kesadaran
O Tingkatan nyeri :
O Skor 0 : Nyaman
O Skor 1 – 2 : Kurang Nyaman.
O Skore 3 – 4 : Nyeri Sedang.
O Skor 5 - 7 : Nyeri Berat.
1. FLACC (Faces, Legs, Activity, Cry, Consolability)
O Indikasi : Pasien 1 tahun - 6 tahun.
O Tingkatan nyeri :
O Skor 0 : Nyaman
O Skor 1 – 3 : Kurang Nyaman.
O Skore 4 – 6 : Nyeri Sedang.
O Skor 7 - 10 : Nyeri Berat.
O Kategori yang dinilai :
Faces (wajah),
Legs (kaki),
Activity (aktivitas),
Cry (menangis),
Consolability (kenyamanan)
2. NRS (Numeric Rating Scale)
Indikasi : pasien yang dapat
menggunakan angka untuk
melambangkan intensitas nyeri
yang dirasakannya.
3. Wong Baker FACES Pain Scale.
Indikasi : Pada pasien (dewasa
dan anak > 6 tahun) yang tidak
dapat menggambarkan
intensitas nyerinya dengan
angka.
4. CPOT (Critical-care Pain
Observation Tool)
Indikasi :
pasien dengan penurunan kesadaraan atau dirawat
menggunakan ventilator.
Kategori yang dinilai :
a. Ekspresi wajah
b. Gerakan tubuh
c. Pasien terintubasi atau tidak
d. Ketegangan otot
Tingkatan Nyeri :
Skor 0 : Nyaman
Skor 1 – 3 : Kurang Nyaman.
Skore 4 – 6 : Nyeri Sedang.
Skor 7 - 10 : Nyeri Berat.
5. PAINAD(Pain Asesmen In
Advance Dementia)
Indikasi :
Pasien yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik atau memang tidak
dapat berkomunikasi sama sekali.
Misalnya pada pasien stroke atau pada pasien yang berada di tahap akhir
penyakit Alzheimer’s.
Kategori Yang dinilai :
a. Pernapasan spontan atau bunyi nafas
b. Vokalisasi negatif
c. Wajah
d. Bahasa tubuh
e. Kebutuhan untuk dihibur

Tingkatan Nyeri :
Skor 0 : Nyaman
Skor 1 – 3 : Kurang Nyaman.
Skore 4 – 6 : Nyeri Sedang.
Skor 7 - 10 : Nyeri Berat.
ASESMEN NYERI
ASESMEN NYERI

Asesmen nyeri adalah suatu


tindakan yang dilakukan untuk
mengetahui/menilai lebih dalam
nyeri yang dirasakan pasien.
Asesmen nyeri : OLDCART
O Onset : akut atau kronik, traumatik atau
non-traumatik
O Location
O Duration
O Charater : nyeri tumpul, nyeri tajam, rasa
terbakar, tidak nyaman, kesemutan
O Aggravating : Faktor yang memperberat
O Reliving : Faktor yang memperingan
O Timing
Asesmen ulang nyeri
O Asesmen ulang dilakukan dengan interval waktu yang
teratur
O Asesmen ulang wajib didokumentasikan dalam rekam
medik
Kriteria Khusus Monitoring Asesmen ulang &
Dokumentasi

Pasien nyeri kardiak (jantung) Monitoring sesuai Setiap 5 menit setelah


kebutuhan pasien pemberian nitrat atau obat-
obat intravena.

Pasien yang diberikan intervensi monitoring setiap 1 asesmen ulang tiap 4 jam
obat opioid pada nyeri akut/kronik jam

Pasien yang diberikan intervensi Monitoring setiap 30 asesmen ulang tiap 4 jam
obat non opioid pada saat yang menit
menjalani prosedur menyakitkan,
sebelum transfer pasien, dan
sebelum pasien pulang dari rumah
sakit

Pasien yang mengeluh nyeri dan monitoring tiap 30 assesmen ulang nyeri tiap 2
diberi tatalaksana nonfarmakologi menit jam

Skala nyeri ringan Monitoring sesuai Asesmen ulang per shift


kebutuhan pasien

Skala nyeri sedang Monitoring sesuai Asesmen ulang tiap 4 jam


kebutuhan pasien
MANAJEMEN NYERI
Kegiatan yang dilakukan untuk
mengurangi rasa nyeri pasien dengan
melakukan monitoring nyeri sampai
tingkat kenyamanan yang dapat diterima
oleh pasien.
Manajemen nyeri non
farmakologi :
1. Terapi Rehabilitasi Medik
a. Latihan
b. Modalitas fisik pasif (Kompres panas dan kompres dingin)
c. Teknik Terapi okupasi
d. Terapi manual (Mobilisasi, Pijatan)
e. Traksi
2. Terapi Psikologis (Terapi CBT)
3. Asuhan keperawatan untuk nyeri (Distraksi, Terapi musik,
Relaksasi
4. Pendekatan non farmakologis untuk nyeri akut (Edukasi pasien,
relaksasi mendalam, relaksasi musik)
Edukasi manajemen nyeri :
O Lakukan edukasi kepada pasien sebelum tindakan
operasi (tindakan menyakitkan).
O Dokumentasikan bukti pelaksanaan edukasi dalam
formulir edukasi.
O Edukasi pasien berdasarkan latar belakang agama,
budaya, nilai-nilai pasien dan keperayaan pasien.
O Edukasi pasien sebelum pulang dgn menggunakan
leaflet yang telah ada.
O Edukasi pasien untuk melaporkan nyeri yang dirasakan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai