Anda di halaman 1dari 17

JAW EXCERCISE

DRG. GILANG JATI PAMUNGKAS


A. Latihan Rahang

• Digunakan pd prwtn TMD karena efektivitasnya


• Penelitian klinis yang terkontrol baik jarang dilakukakan
• Kekhususan perawatan ini belum didokumentasikan
• Efektivitas latihan diduga karena berhubungan dgn mekanisme otot :
-PMF/Prioceptive Neuromuskular Fascilitation, melalui penghambatan
bolak-balik dan peregangan yang bekerja bersama-sama
-Perawatan sikap dan kognitif sehingga pasien aware terhadap aktivitas
rhang dan membantu mengontrol aktivitas parafungsional
Program Latihan Rahang Didisain untuk:
1. Memperbaiki koordinasi otot
2. Merelaksasi tegangan otot
3. Meningkatkan jarak gerakan mandibula
4. Meningkatkan kekuatan otot
Hal-hal penting dalam perawatan TMD
Latihan rahang biasa dilakukan dengan perawatan lain
atau tanpa perawatan
Dianjurkan untuk pasien dengan tanda & gejala TMD
Moderate
Sukses tidaknya perawatan tergantung motivasi,
kooperasi dan pengertian pasien
Terapist harus:
- membuat program secara individual
- Menjelaskan tujuan perawatan
- menginstruksikan pasien bagaimana melakukan terapi
- mendemonstrasikan latihan kpd pasien
- melihat pasien mengulang latihan
- menyediakan daftar perawatan tertulis
Prognosis Perawatan
Baik, apabila:
1. Pasien melakukan kontrol rutin misalnya 1x seminggu
2. Kooperasi pasien
3. Program latihan dilakukan 2-3 menit, 2-3 kali sehari
4. Perawatan tidak dievaluasi dan dihentikan sebelum 2-
3 bulan
A.1Program Latihan Standar

Sesuai untuk pasien


Rheumatoid artritis dan yamg
melibatkan gangguan TMJ,
terdiri dari:
1. Pasien duduk di kursi, bahu
dan pipi relaks. Bibir
menutup, gigi rest oklusi
2. Pasien membuka mulut,
laterotrusif ke kiri dan ke
kanan dan gerakan protrusif
(Gb. 11.1 sampai 11.4).
Masing-masing diulang 8-10x
A.2. Gerakan-gerakan dengan tahanan

• Dilakukan setelah 1-2 minggu


latihan rahang standar, saat
otot telah mulai relaks
• Sesuai untuk pasien dengan
tegangan otot saat bicara
• Terdiri dari:
1. Gerakan ke bawah yang
menekan jari. Pasien
menempatkan 2 jari di bawah
dagu dan membuka mulut
pelan.
2. Gerakan menutup rahang dengan tahanan. 2 jari
ditempatkan di atas gigi bawah dan ditekan dengan
lembut, rahang ditutup dengan lembut
3. Dua jari ditempatkan pada bagian samping pipi,
gerakan laterotrusive dilakukan pd sisi lain
4. Gerakan protrusive ke arah depan dengan tahanan 2
jari pada dagu.
Komentar-komentar tentang gerakan dengan
tahanan

• Gerakan menginduksi hambatan bolak-balik aktivitas otot antagonis


• Implikasi klinis latihan ini adalah membuka rahang ke arah hambatan sehingga
efektif pada pasien yang mempunyai tekanan dan overload pada otot0otot
penutup mulut karena gigitan statik.
• Pd pasien parafungsi lidah, gerakan menutup rahang ke arah tahan dapat
diusahakan
• Pada pasien clicking unilateral karena inkoordinasi otot atau pergeseran discus,
gerakan laterotrusif ke sisinkontra lateral dapat dilakukan sehingga
mengaktivasi venter m. pterigoideus samping pada sisi yang terkena dan
merelaksasi venter atas
• Pada clicking bilateral, gerakan protrusiv ke arah tahanan akan memberikan
efek yang sama pada kedua join
A.3. Latihan peregangan

1 Buka mulut lebar, jempol pasien ditempatkan pada gigi


atas, telunjuk pada gigi-gigi bawah, tekana peregangan
ditahan 10-20 detik. Latiha diulNG 3-4x
2. JIka kekuatan ekstra dibutuhkan atau pasien tidak
dapat mampu misal pada rheumatoit tangan dan jari
maka ada alt khusus untuk membantu peregangan
A.4. Latihan Koordinasi Asli

Latihan 1
• Sebuah garis vertikal digambar pada cermin
• Pasien menempatkan tusuk gigi antara Insicivus central bawah
• Buat tusuk gigi mengikuti garis lurus pada cermin
• Pasien membuka rahang
Latihan 2
• Menempatkan ujung jari pada masing-masing Meatus acusticus externus
• Pasien membuka rahang dg mengkoordinasikan gerakan rotasi dan
Tanslasi dari caput condiloideus mandibula
Komentar tentang Latihan pada pasien pergeseran
discus dengan reduksi

• Pembenaran teoritis program ini adalah membentuk


kembali discus dengan aksi mekanis dari kaput condilar
ke arah discus yang baik
• Jika pergeseran terjadi belum lama ( kurang dari 6 bulan
) perawatan ini boleh dicoba, karena mudah dilakukan
• Jika pasien kooperativ, mengunci dan menangkap selama
nyeri fungsional sering dapat dihilangkan. Dalam banyak
kasu, intensitas suara cliking dpt dikurangi
Program Latihan untuk Pasien Hipomobilitas
Mandibula

1.Selama 3-4 hari pertama setelah bedah ortognati, pasien harus diet lunak dan
diinstruksikan untuk mengistirahatkan rahang dan memulai gerakan dengan hati-
hati
2.Setelah 3-4 hari, pasien diinstruksikan melakukan membuka rahang submaksimal
dengan lembut, laterotrusif ke kiri dan ke kanan serta gerakan protrusif
diulang 8-10 X dan diulang 4-5 X sehari. Laterotrusif pasif yang lembut ke arah
kontra lateral seharusnya juga mulai dikenalkan untuk merangsang translasi
TMJ. Gerakan ini dibuat dengan mengaplikasikan tekanan langsung medial
dengan 2 jari di atas sisi dagu. Ii dilakukan selama 2 minggu dengan cek up
setiap minggu
3. Tiga minggu setelah pembedahan, pasien melakukan gerakan rahang maksimum
Latihan untuk Pasien Pergeseran Discus dengan
Reduksi

• Pasien membuka mulut setelah clicking


• Pasien kemudian membuka rahang semaksimal mungkin. Majukan
mandibula dan tutup mulut pada posisi edge to edge
• Pasien membuka rahang maksimum dr posisi edge to edge dalam
sesi 3 menit , 5-6 X sehari. Terapist harus mengecek kapasitas
pembukaan rahang dalam jalur anterior tidak tertarik dan dapat
dilakukan tanpa clincking bolak-balik
Program Latihan untuk Pasien dengan
Hipermobilitas Rahang

Pasien dengan hipermobilitas mandibula, pasien clicking, dan pada


dislokasi TMJ kambuhan, latihan ini direkomendasikan:
1. Kapanpun pasien perlu membuka rahang lebar, ujung lidah
disentuhkan pada langit-langit selama membuka mulut. Hal ini
akan mencegah kepala condilar melewati eminentia glenoidalis
2. Spatula kayu dipotong sepanjang jarak rahang maksimum ketika
membuka rahang tanpa dislokasi atau luxasi
Ide Kunci

• Terapi latihan rahang merupakan bentuk perawatan yang sangat


berguna untuk TMD
• Sukses perawatan tergantug pada motivasi, kooperaso, pengertian
dan kesediaan pasien
• Setelah bedah TMJ, program latihan penting untuk merestorasi
mobilisasi mandibula

Anda mungkin juga menyukai