Anda di halaman 1dari 16

Kecemasan dan Pemeriksaan

Tanda Kecemasan

Kelomok 10:
1. Denda Vena Arda
2. Ika Wulandari
3. Muhammad Azhari
4. Nofriyani Rizkia Damasinta
• Definisi Kecemasan
Kecemasan atau ansietas adalah respon terhadap
suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui,
internal, samar-samar, atau konfliktual (Ibrahim,
2007). Kecemasan merupakan respon emosi tanpa
objek yang spesifik yang secara subjektif dialami
dan dikomunikasikan secara interpersonal
(Suliswati, 2005).
•Tingkat Kecemasan
Menurut Peplau dalam Videbeck (2008), ada empat tingkat
kecemasan yang dialami individu yaitu ringan, sedang, berat,
dan panik.

a. Rasa cemas ringan: dihubungkan dengan ketegangan


yang dialami sehari-hari.
b. Rasa cemas sedang: individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi
perhatiannya, terjadi penyempitan lapang persepsi, masih dapat melakukan
sesuatu dengan arahan orang lain.
c. Rasa cemas berat: lapang persepsi individu sangat sempit.
Pusat perhatiannya pada detil yang kecil (spesifik) dan tidak
dapat berpikir tentang hal-hal lain.
d. Rasa cemas berat: lapang persepsi individu sangat sempit.
Pusat perhatiannya pada detil yang kecil (spesifik) dan tidak
dapat berpikir tentang hal-hal lain.
•Neurofisiologi Kecemasan

Greenberg (2002), Guyton (2006), Molina (2010) & Videbeck


(2008), menjelaskan neurofisiologi kecemasan adalah sebagai
berikut: respon sistem saraf otonom terhadap rasa takut dan
ansietas menimbulkan aktivitas involunter pada tubuh yang
termasuk dalam mekanisme pertahanan diri. Secara fisiologi
situasi stress akan mengaktifkan hipotalamus, yang
selanjutnya akan mengaktifkan dua jalur utama stress, yaitu
sistem endokrin (korteks adrenal) dan sistem saraf otonom
(simpatis dan parasimpatis).
•Teori Kecemasan
a. Teori psikoanalitik, kecemasan adalah konflik
emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian yaitu id dan superego. Id mewakili
dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan
superego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan norma budaya seseorang.

b. Teori interpersonal, kecemasan timbul dari perasaan


takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan
interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan
perkembangan trauma, seperti perpisahan dan
kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu.
c. Teori prilaku, kecemasan merupakan hasil dari
frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
d. Teori keluarga menunjukkan bahwa gangguan
kecemasan biasanya terjadi dalam keluarga.

e. Teori biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor


khusus untuk benzodiazepin, obat-obatan yang meningkatkan
neuroregulator inhibisi asam Gama Aminobitirat (GABA), yang
berperan penting dalam biologis yang berhubungan dengan
kecemasan.
• Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

a. Faktor predisposisi yang meliputi:

1. Peristiwa traumatik
2. Konflik emosional
3. Konsep diri terganggu
4. Frustasi
5.Gangguan fisik
6.Pola mekanisme koping keluarga
7.Riwayat gangguan kecemasan
8.Medikasi
b.Faktor presipitasi meliputi:
1. Ancaman terhadap integritas fisik, ketegangan yang mengancam integritas
fisik meliputi:
a. Sumber internal
b. Sumber eksternal

2. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.


a.Potensi Stressor
b.Maturitas
c.Pendidikan dan status ekonomi
d.Keadaan fisik
e.Tipe Kepribadian
f.Lingkungan dan situasi
g.Usia
h.Jenis kelamin
•Gejala-Gejala Kecemasan
a. Respon fisiologis terhadap kecemasan:

1. Kardiovaskuler: palpitasi, jantung berdebar,


tekanan darah meninggi, rasa mau pingsan,
pingsan, tekanan darah menurun, dan denyut nadi
menurun.
2. Pernapasan: napas cepat, napas pendek, tekanan pada dada, napas dangkal,
pembengkakan pada tenggorok, sensasi tercekik, dan terengah-engah.
3. Neuromuskular: reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip kedip,
insomnia, tremor, rigiditas, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, kaki
goyah, dan gerakan yang jangkal.

4. Gastrointestinal: kehilangan nafsu makan, menolak makanan, rasa tidak


nyaman pada abdomen, mual, rasa terbakar pada jantung, dan diare.

5. Traktus Urinarius: tidak dapat menahan kencing dan sering berkemih.


6. Kulit: wajah kemerahan, berkeringat setempat, gatal, rasa panas dan
dingin pada kulit, wajah pucat, dan berkeringat seluruh tubuh.
Lanjutan….

b. Respon prilaku: gelisah, ketegangan, tremor, gugup, bicara cepat, kurang


koordinasi, cenderung mendapat cedera, menarik diri dari hubungan
interpersonal, menghalangi, melarikan diri dari masalah, menghindari, dan
hiperventilasi.

c. Kognitif: perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa,


salah dalam memberikan penilaian, preokupasi, hambatan
berpikir, bidang persepsi menurun, kreativitas menurun,
produktivitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran
diri meningkat, kehilangan objektivitas, takut kehilangan
kontrol, takut pada gambaran visual, takut cedera atau
kematian.

d. Afektif: mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang,


ketakutan, gugup, dan gelisah.
•Jenis-jenis Kecemasan

Mustamir Pedak (2009:30) membagi


kecemasan menjadi tiga jenis kecemasan
yaitu :
a. Kecemasan Rasional
b. Kecemasan Irrasional
c. Kecemasan
Fundamental

Sedangkan Kartono Kartini (2006: 45) membagi kecemasan menjadi


dua jenis kecemasan, yaitu :

a. Kecemasan Ringan

b. Kecemasan Berat
•Gangguan
Kecemasan
Gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan yang
memiliki ciri kecemasan atau ketakutan yang tidak realistik,
juga irrasional, dan tidak dapat secara intensif ditampilkan
dalam cara-cara yang jelas. Fitri Fauziah & Julianty Widuri
(2007:77) membagi gangguan kecemasan dalam beberapa
jenis, yaitu :

a. Fobia Spesifik
b. Fobia Sosial
c. Gangguan Panik
d. Gangguan cemas Menyeluruh

Sutardjo Wiramihardja (2005:71) membagi gangguan


kecemasan yang terdiri dari :

e. Panic Disorder
f. Agrophobia
•Dampak Kecemasan

Yustinus Semiun (2006:321) membagi beberapa dampak


dari kecemasan kedalam beberapa simtom, antara lain :

a. Simtom suasana hati


b. Simtom kognitif
c. Simtom motor
• Pengukuran Kecemasan
a. Visual Analog Scale for Anxiety (VAS-A) Breivik H,
Borchgrevink P.C, Allen S cit. Hassyati (2018), mengemukakan
VAS sebagai salah satu skala pengukuran yang digunakan untuk
mengukur intensitas kecemasan pasien yang biasa digunakan.

b. The Modified Dental Anxiety Scale (MDAS) The Modified


Dental Anxiety scale merupakan alat ukur yang memiliki
keabsahan tinggi dan dapat dipercaya, dengan sistem jawaban
yang lebih sederhana dan lebih konsisten.

c. Zung-Self Rating Anxiety Scale (SAS) Fianza A, Dellafiore C,


Travaini D (2014) mengemukakan Zung-self Rating Anxiety
Scale (SAS) adalah instrumen untuk mengukur tingkat
kecemasan dengan skala self-administered.

d. Face Image Scale (FIS) Menurut Buchanan (2002),


GIS digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan
pada anak-anak menggunakan ekspresi wajah.
•Penatalaksanaan Kecemasan
a. Penatalaksanaan Farmakologi
Pengobatan untuk anti kecemasan terutama benzodiazepine,
obat ini digunakan untuk jangka pendek, dan tidak dianjurkan
untuk jangka panjang karena pengobatan ini menyebabkan
toleransi dan ketergantungan.

b. Penatalaksanaan non farmakologi


1. Relaksasi
2. Distraksi
3. Humor
4. Terapi Spiritual
5. Aromaterapi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai