Suriadi dan Yuliana R.(2001) Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 1 :CV Sagung Seto. Jakarta
Bagaimana asuhan keperawatan pada
pasien asma bronkial?
A. Pengkajian
1. Identitas :
Nama : An.b
jenis kelamin : perempuan
umur : 4 tahun
2.Riwayat kesehatan
Keluhan utama : batuk dan sesak nafas dirasakan saat udara ekstrem dingin dan saat anak
banyak beraktivitas
Riwayat penyakit sekarang : pasien dating dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari yang lalu.
Keluhan disertai batuk dan muntah 6 kali berupa makanan yang dimakan sebanyak ½ gelas
blimbing. Saat sesak , bibir berwarna kebiruan dan terdengar suara mengi. Batuk dan sesak
dirasakan saat udara ekstrem dingin dan saat anak banyak beraktivitas yang biasanya berkurang
setelah diberikan obat sirup batuk pilek
Riwayat keluarga : tidak ada riwayat merokok pada keluarga namun ibu dan nenek memiliki
riwayat asma, alergi debu dan dingin
3. Pemeriksaan fisik
a. tanda-tanda vital
HR : 128x/menit
RR : 45x/menit
T : 36,5 C
b. Keadaan umum : tampak sesak nafas
c. Kesadaran : composmentils
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai O2
DO : pasien sering mengalami batuk dan sesak, serta dari riwayat keluarga ibu dan nenek memiliki
riwayat asma, alergi debu dan dingin
DS : pasien mengatakan batuk dan sesak dirasakan saat udara ekstrem dingin dan saat banyak
beraktivitas
2. Defisit nutrisi b.d anoeksia mual muntah
DO : muntah berupa makanan yang dimakan ½ gelas blimbing
DS : pasien mengatakan mengeluh batuk dan muntah 6 kali
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d
DS : pasien mengeluh batuk dan dan sesak dirasakan saat udara ekstrem dingin dan banyak
beraktivitas
DO : pasien tampak sesak. TTV: N:128X/menit, RR:45x/menit, suhu:37C
C. Kriteria hasil (SLKI) dan intervensi (SIKI)
1. DX 1
Kriteria hasil : siki hal.104, L.01015
Suara napas tambahan
Kesulitan bernafas dengan ventilator
Intervensi : sdki hal.463 (ggg.prtukaran gas)
Pemantauan respirasi : sdki hal 1.01014
Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya gas
Monitor polanapas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul,chayne-stokes, niat
ataksik)
Dokumentasikan hasil pemantauan dengan jelas
Jelaskan hasil pemantauan
2. DX 2
Kriteria hasil : siki hal.121 (L.03030)
Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi 3
Pengaturan tentang standar nutrisi yang tepat 3
Frekuensi makan 3
Nafsu makan 3
Intervensi : sdki 454 (deficit nutrisi)
Manajemen nutrisi : sdki hal 200 (1.03119)
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Sajikan makanan secara menarik, dan suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
3. DX 3
Kriteria hasil : siki hal 149 (L.05047)
Dispnea saat aktivitas
Frekuensi napas
Intervensi : siki hal 472
Manajemen energy : siki hal 176 (1.05178)
Dorong anak melakukan aktivitas yang sesuai dengan kondisinya
Beri kesempatan anak untuk tidur, istirahat, dan aktivitas yang
tenang
Bagaimana penatalaksanaan asma
bronkial?
• Farmakologi:
- Bronkodilator
adrenalin, epedrin, terbutalin, fenotirol
- Antikolonergin
iptropiem bromid (atrovont)
- Kortikosteroid
predrison, hidrokortison, orodexon
- Mukolitin
- BPH, OBH, Bisolvon, mucapoel dan banyak minum air putih
• Nonfarma:
- Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma
- Mencegah kekambuhan
- Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya
- Mengupayakan aktivitas harian pada tigkat normal termasuk melakukan
exercise
- Menghindari efek samping obat asma
- Mencegah obsruksi jalan nafas yang irreversibel
Sumber: Sumber: andra saferi wijaya, dkk. (2013).Keperawatan medikal bedah. Yogjakarta : Nuha medika
Bagaimana patofisiologi pada asma
bronkial?
• Sebagian besar allergen yang mencetus asma bersifat airborne dan agar
dapat menginduksi keadaan sensitivitas, allergen tersebut harus tersedia
dalam jumlah banyak untuk periode waktu terentu.
• Akan tetapi, sekali sensitivitasi telah terjadi, klien akan memperlihatkan
respon yang sangan baik, sehingga sejumlah kecil allergen yang
mengganggu sudah dapat menghasilkan eksaserbasi penyakit yang
jelas(Nurarif & kusuma, 2015).
Nurarif, Amin Huda, & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperwatan
Berdesakan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Jilid 1. (p 65-75).
Jogjakarta. Mediaction Jogja.
Bagaimana pengelolaan pasien asma
bronkial?
• Pengelolaan Asma Akut
Serangan akut adalah keadaan darurat dan membutuhkan bantuan medis segera. Penanganan
harus cepat dan sebaiknya dilakukan dirumahsakit/gawat darurat. Kemampuan pasien untuk
medeteksi dini perburukan asmanya adalah penting, agar pasien dapat mengobati dirinya
sendiri saat serangan berdasarkan riwayat seragan, gejala, pemeriksaan fisik dan bila
memungkinkan pemeriksaan pada paru, agar dapat diberikan pengobatan yang tepat.
• Pengelolaan Asma Kronik
Pasien diupayakan dapat memahami sistem penanganan asma secara mandiri, sehingga dapat
mengetahui kondisi kronik dan variasi keadaan asma. Anti inflamasi merupakan pengobatan
rutin yang bertujuan mengontrol penyakit serta mencegah serangan dikenal sebagai
pengontrol. Bronkodilator merupakan pengobatan saat serangan untuk mengatasi
eksaserbasi/serangan, dikenal pelega.