Anda di halaman 1dari 20

LEARNING ISSUE

Nama : Mesihatus Safaah


Nim : 30901800114
Apa definisi dari asma bronkial?
• Suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran pernapasan
yang menyebabkan hiperaktifitas bronkus, sehingga menyebabkan
gejala episodic berulang berupa mengi, sesak napas, rasa berat di dada,
dan batuk terutama pada malam atau dini hari. Gejala epiodik tersebut
timbul sangat bervariasi dan bersifat reversible (dapat kembali normal
baik dengan atau tanpa pengobatan)

sumber : Kementrian kesehatan Republik Indonesia.2016


Apa saja komplikasi penyakit asma
bronkial?
• Berbagai komplikasi menurut Mansjoer (2008) yang mungkin timbul
adalah :
1. Pneumothoraks adalah keadaan adanya udara di dalam rongga
pleura yang dicurigai bila terdapat benturan atau tusukan dada.
2. Pneumomediastinum dari bahasa Yunani pneuma “udara”, juga
dikenal sebagai emfisema mediastinum adalah suatu kondisi
dimana 26 udara hadir di mediastinum
3. Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru
akibat penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus)
atau akibat pernafasan yang sangat dangkal.
4. Aspergilosis merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan
oleh jamur dan tersifat oleh adanya gangguan pernapasan yang
berat
5. Gagal napas dapat tejadi bila pertukaran oksigen terhadap
karbodioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju
konsumsi oksigen dan pembentukan karbondioksida dalam sel-
sel tubuh.
6. Bronkhitis atau radang paru-paru adalah kondisi di mana lapisan
bagian dalam dari saluran pernapasan di paru-paru yang kecil
(bronkhiolis) mengalami bengkak

Sumber : Anwar Nuari.2012.penatalaksanaan asma bronkial.fakultas


kedokteran.universitas lampung
Apa saja derajat/tingkat keparahan asma
bronkial?
• Stadium I
waktu terjadinya edema dinding bronkus, batuk paroksismal
karena iritasi dan batuk kering, sputum yang kontal dan mengumpul
merupakan benda asing yang merangsang batuk
• Stadium II
Sekresi bronchus bertambah batuk dengan dahak jernih dan
berbusa pada stadium ini mulai terasa sesak nafas berusaha bernafas
lebih dalam, ekspirasi memanjang dan ada wheezing otot nafas
tambahan turut bekerja terdapat retraksi supra sternal epigastrium
• Stadium III
obstruksi/spasme bronchus lebih berat. Aliran darah sangat
sedikit sehingga suara nafas hampir tidak terdengar, stadium ini
sangat berbahaya karena sering disangka ada perbaikan dangkal
tidak teratur dan frekuensi nafas menjadi tinggi

Sumber : Andra Saferi Wijaya, dkk. (2013).Keperawatan Medikal Bedah.Yogyakarta:Nuha


Medika
Apa etiologi asma bronkial?
• Faktor ekstrinsik : reaksi antigen- antibodi; karena inhalasi alergen
(debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang).
• Faktor intrinsik;
• infeksi : para influenza virus, pneumonia,Mycoplasma..
• Kemudian dari fisik; cuaca dingin, perubahan temperatur.
• Iritan; kimia.Polusi udara (CO, asap rokok, parfum).
• Emosional; takut, cemas, dan tegang. Aktivitas yang berlebihan juga
dapat menjadifaktor pencetus.

Suriadi dan Yuliana R.(2001) Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 1 :CV Sagung Seto. Jakarta
Bagaimana asuhan keperawatan pada
pasien asma bronkial?
A. Pengkajian
1. Identitas :
Nama : An.b
jenis kelamin : perempuan
umur : 4 tahun
2.Riwayat kesehatan
Keluhan utama : batuk dan sesak nafas dirasakan saat udara ekstrem dingin dan saat anak
banyak beraktivitas
Riwayat penyakit sekarang : pasien dating dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari yang lalu.
Keluhan disertai batuk dan muntah 6 kali berupa makanan yang dimakan sebanyak ½ gelas
blimbing. Saat sesak , bibir berwarna kebiruan dan terdengar suara mengi. Batuk dan sesak
dirasakan saat udara ekstrem dingin dan saat anak banyak beraktivitas yang biasanya berkurang
setelah diberikan obat sirup batuk pilek
Riwayat keluarga : tidak ada riwayat merokok pada keluarga namun ibu dan nenek memiliki
riwayat asma, alergi debu dan dingin
3. Pemeriksaan fisik
a. tanda-tanda vital
HR : 128x/menit
RR : 45x/menit
T : 36,5 C
b. Keadaan umum : tampak sesak nafas
c. Kesadaran : composmentils
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai O2
DO : pasien sering mengalami batuk dan sesak, serta dari riwayat keluarga ibu dan nenek memiliki
riwayat asma, alergi debu dan dingin
DS : pasien mengatakan batuk dan sesak dirasakan saat udara ekstrem dingin dan saat banyak
beraktivitas
2. Defisit nutrisi b.d anoeksia mual muntah
DO : muntah berupa makanan yang dimakan ½ gelas blimbing
DS : pasien mengatakan mengeluh batuk dan muntah 6 kali
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d
DS : pasien mengeluh batuk dan dan sesak dirasakan saat udara ekstrem dingin dan banyak
beraktivitas
DO : pasien tampak sesak. TTV: N:128X/menit, RR:45x/menit, suhu:37C
C. Kriteria hasil (SLKI) dan intervensi (SIKI)
1. DX 1
Kriteria hasil : siki hal.104, L.01015
Suara napas tambahan
Kesulitan bernafas dengan ventilator
Intervensi : sdki hal.463 (ggg.prtukaran gas)
Pemantauan respirasi : sdki hal 1.01014
Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya gas
Monitor polanapas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul,chayne-stokes, niat
ataksik)
Dokumentasikan hasil pemantauan dengan jelas
Jelaskan hasil pemantauan
2. DX 2
Kriteria hasil : siki hal.121 (L.03030)
Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi 3
Pengaturan tentang standar nutrisi yang tepat 3
Frekuensi makan 3
Nafsu makan 3
Intervensi : sdki 454 (deficit nutrisi)
Manajemen nutrisi : sdki hal 200 (1.03119)
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Sajikan makanan secara menarik, dan suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
3. DX 3
Kriteria hasil : siki hal 149 (L.05047)
Dispnea saat aktivitas
Frekuensi napas
Intervensi : siki hal 472
Manajemen energy : siki hal 176 (1.05178)
Dorong anak melakukan aktivitas yang sesuai dengan kondisinya
Beri kesempatan anak untuk tidur, istirahat, dan aktivitas yang
tenang
Bagaimana penatalaksanaan asma
bronkial?
• Farmakologi:
- Bronkodilator
adrenalin, epedrin, terbutalin, fenotirol
- Antikolonergin
iptropiem bromid (atrovont)
- Kortikosteroid
predrison, hidrokortison, orodexon
- Mukolitin
- BPH, OBH, Bisolvon, mucapoel dan banyak minum air putih
• Nonfarma:
- Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma
- Mencegah kekambuhan
- Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya
- Mengupayakan aktivitas harian pada tigkat normal termasuk melakukan
exercise
- Menghindari efek samping obat asma
- Mencegah obsruksi jalan nafas yang irreversibel

Sumber : Andra Saferi Wijaya, dkk. (2013).Keperawatan Medikal Bedah.Yogyakarta:Nuha


Medika
Apa pemeriksaan penunjang pada asma
bronkial?
a. Sinar X (Ro. Thorax): terlihat adanya hiperinflasi paru-paru diagfragma mendatar
b. Tes fungsi paru
- Menentukan penyebab dyspnea
- Volume residu meningkat
- FEV1/FVC: rasio volume ekspirasi kuat dan kapasitas vital
c. GDA
- PaO2 menurun, PaCO2 normal/menurun
- Ph normal/meningkat
d. Sputum (lab): menentukan adanya infeksi biasanya pada sama tanpa disertai infeksi

Sumber: Sumber: andra saferi wijaya, dkk. (2013).Keperawatan medikal bedah. Yogjakarta : Nuha medika
Bagaimana patofisiologi pada asma
bronkial?
• Sebagian besar allergen yang mencetus asma bersifat airborne dan agar
dapat menginduksi keadaan sensitivitas, allergen tersebut harus tersedia
dalam jumlah banyak untuk periode waktu terentu.
• Akan tetapi, sekali sensitivitasi telah terjadi, klien akan memperlihatkan
respon yang sangan baik, sehingga sejumlah kecil allergen yang
mengganggu sudah dapat menghasilkan eksaserbasi penyakit yang
jelas(Nurarif & kusuma, 2015).

Nurarif, Amin Huda, & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperwatan
Berdesakan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Jilid 1. (p 65-75).
Jogjakarta. Mediaction Jogja.
Bagaimana pengelolaan pasien asma
bronkial?
• Pengelolaan Asma Akut
Serangan akut adalah keadaan darurat dan membutuhkan bantuan medis segera. Penanganan
harus cepat dan sebaiknya dilakukan dirumahsakit/gawat darurat. Kemampuan pasien untuk
medeteksi dini perburukan asmanya adalah penting, agar pasien dapat mengobati dirinya
sendiri saat serangan berdasarkan riwayat seragan, gejala, pemeriksaan fisik dan bila
memungkinkan pemeriksaan pada paru, agar dapat diberikan pengobatan yang tepat.
• Pengelolaan Asma Kronik
Pasien diupayakan dapat memahami sistem penanganan asma secara mandiri, sehingga dapat
mengetahui kondisi kronik dan variasi keadaan asma. Anti inflamasi merupakan pengobatan
rutin yang bertujuan mengontrol penyakit serta mencegah serangan dikenal sebagai
pengontrol. Bronkodilator merupakan pengobatan saat serangan untuk mengatasi
eksaserbasi/serangan, dikenal pelega.

Iris Rengganis.Departemen penyakit dalam.FK UI RSCM.2015Majalah Kedokteran Indonesia


Asuhan keperawatan
Bagaimanakah riwayat keluarga terhadap
kejadian asma bronkial?
Adanya riwayar asma pada keluarga akan meningkatkan resiko anak
untuk menderita asma. Sesuai dengan hasil penelitian, riwayat asma
pada kedua orang tua akan meningkatkan resiko anak terkena asma
sebesar 8,2 kali, sedangkan salah satu orang tua dengan riwayat asma
akan meningkatkan resiko 4,24 kali dibandingkan dengan anak dan
orang tua yang tidak memiliki riwayat asma.

Sumber : jurnal kesehatan masyarakat nasional.2015


Apa hubungan batuk pilek dan sesak nafas
pada pasien?
Karena batuk dan pilek mengeluarkan banyak dahak bisa jadi tanda
bahwa saluran pernafasan sedang meradang. Produksi ledir berlebihan
membuat saluran pernafsan menyempit. Akibatnya oksigen jadi
semakin susah untuk masuk ke paru-paru

Sumber : repository.ippm.ac.id.faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kejadian sesak


napas.2015

Anda mungkin juga menyukai