Anda di halaman 1dari 8

Aspek Hukum Otoritas Jasa

Keuangan
Kelompok 7
Elma Meliana (10040017015)
Leza Melta Rany (100400170..)
Raden Nayra (10040017033)
Ghina Hanifah (10040017035)
A. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan

 Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga independen dan bebas dari campur tangan

pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan.

 Otoritas Jasa Keuangan diatur dalam Peraturan Perundang-Undangan No. 21 Tahun

2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan.


B. Visi dan Misi
Visi OJK :

Menjadi lembaga pengawas indutri jasa keuangan yang terpecaya, melindungi


kepentingan konsumen dan masyarakat serta mampu mewujudkan industri jasa
keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta dapat
memajukan kesejahteraan umum.
Misi OJK :

1. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di sektor jasa keuangan secara


teratur, adil, transparan, dan akuntabel.

2. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.

3. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.


C. Dasar Hukum Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan diatur dalam Peraturan Perundang-Undangan No. 21 Tahun


2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Latar belakang yuridis pembentukan undang-undang otoritas jasa keuangan adalah


pasal 34 Undang-Undang Bank Indonesia yang mengamatkan dibentuknya lembaga
pengawasan perbankan, pasar modal, industri keuangan non bank, serta badan-badan
lain yang menyelenggarakan pengelolaan.
D. Wewenang Otoritas Jasa Keuangan

1. Pengaturan dan pengawasan di lembaga perbankan.


2. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank.
3. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank.
4. Pemeriksaan bank.
E. Hubungan Kelembagaan antara Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan

Hubungan kelembagaan antara Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan adalah
koordinasi dalam membuat peraturan pengawasan di bidang perbankan seperti,
1. Kewajiban pemenuhan modal minimum bank
2. Sistem Informasi perbankan yang terpadu.
3. Kebijakan penerimaan dana dari luar negeri, penerimaan dana valuta asing, dan
pinjaman komersial luar negeri.
4. Produk perbankan, transaksi derivative, kegiatan usaha bank lainnya.
5. Penentuan institusi bank yang masuk kategori systemically important bank
6. Data lainnya yang dikecualiakan dari ketentuan tentang kerahasiaan informasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai