Anda di halaman 1dari 19

K

E
L
O
M
P
O
K

Ancylostoma duodenale dan Necator


NAMA
ANGGOTA

1 Amaliatus Syafitri (P27834118023) 6 Aulia Rachma Tania (P27834118029)

2 Deby Wardatsani (P27834118024) 7 Indira Ayuni S. P. (P27834118030)

M. Ilham Pangestu
3 8 Nabiilah Ayrul (P27834118031)
(P27834118025)

4 Nurun Nabilah (P27834118027) 9 Chori Khotul Ula (P27834118032)

5 Annisa Aktsari (P27834118028) 10 Fauz Amiroh S. L. (P27834118033)

11 Anindya Hani (P27834118045)


TOPIK YANG AKAN DIBAHAS

Patologis
Distribusi dan Gejala
Sejarah dan
Geografik klinik
Epidemiologi

Hospes Morfologi Diagnosis


dan Nama dan Daur dan
penyakit hidup pengobatan
SEJARAH
Cacing tambang pertama kali ditemukan di Mesir 1500 SM, yang
digambarkan sebagai penyakit jiwa ditandai dengan anemia. Ibnu Sina
seorang tabib Persia abad 11 menemukan cacing pada beberapa pasien dan
terkait dengan penyakit mereka. Kemudian terlihat kondisi tersebut di
pertambangan di Eropa, yang belum mempunyai fasilitas sanitasi yang
memadai. Sejarah kedua cacing ini sangatlah berbeda, sehingga orang
mengenal A. Duodenale sebagai cacing tambang dunia lama dan N.
Americanus sebagain cacing tambang dunia baru ( Volk dan Wheeler, 1990).
Kedua cacing ini banyak menginfeksi orang-orang disekitar pertambangan
dan perkebunan.
EPIDEMIOLOGI
• A. duodenale lazim di Eropa Selatan, Afrika Utara, India,
Cina, Asia Tenggara, wilayah kecil Amerika Serikat,
kepulauan Karibia, dan Amerika Selatan. Cacing
tambang ini terkenal di tambang karena konsistensi
dalam suhu dan kelembaban yang menyediakan habitat
ideal bagi perkembangan telur dan remaja.
• Insiden tertinggi ditemukan pada penduduk di Indonesia,
terutama di daerah pedesaan, khususnya di pekebunan.
Seringkali pekerja perkebunan yang langsung
berinteraksi langsung dengan tanah mendapat infeksi
lebih dari 70%. Penularan A. duodenale adalah melalui
kontak kulit dengan tanah yang terkontaminasi oleh
larva.
• Kebiasaan defekasi di tanah dan pemakaian tinja
sebagai pupuk kebun (di berbagai daerah tertentu)
penting dalam penyebaran infeksi. Tanah yang baik
untuk pertumbuhan larva adalah tanah yang gembur
(pasir, humus) dengan suhu optimum 23⁰ -25⁰ C.
• Untuk menghindari infeksi antara lain dengan cara
memakai sandal atau sepatu
KLASIFIKASI
Ancylostoma duodenale
K
L
A
S
Necator I
F
americanus I
K
A
S
I
Hospes dan nama penyakit

Hospes : Manusia
Nama penyakit : Nekatoriasis dan Ankilostomiasis

Kelainan patologi akibat infeksi cacing


tambang dewasa adalah kehilangan darah
dari intestinal yang disebabkan invasi parasit
ke mukosa dan submukosa usus halus.
Kehilangan darah yang kronik ini
menyebabkan terjadinya anemia defisiensi
zat besi. Kehilangan protein secara kronik
akibat infeksi cacing tambang dapat
menyebabkan hipoproteinemia dan anasarka.
DISTRIBUSI
GEOGRAFIK
Penyebaran cacing ini
diseluruh daerah katulistiwa
dan di tempat lain dengan
keadaan yang sesuai, misalnya
didaerah pertambangan dan
perkebunan. Prevalensi di
Indonesia tinggi, terutama
didaerah pedesaan sekitar 40%
Morfologi dan Daur Hidup
Cacing dewasa hidup dirongga usus halus. Dengan mulut
yang besar dan melekat pada mukosa dinding usus.
Cacing betina N.americanus tiap hari mengeluarkan
5000-10.000 butir, sedangkan A.duodenale kira kira
10.000-25.000 butir. Cacing betina kurang lebih 0,8 cm.
bentuk badan N.americanus biasanya menyerupai huruf
S, sedangkan A.doudenale menyerupai huruf C. rongga
mulut kedua jenis cacing ini besar. N.americanus
mempunyai benda kitin, sedangkan A.doudenale ada
dua pasang gigi. Cacing jantan mempunyai bursa
kopulatriks.
Siklus Hidup Cacing Tambang
Skema
Larva Larva
Telur PowerPoint Presentation
labditiform filariform

Kapiler Menembu
darah s kulit

Jantung
kanan
Paru-paru Bronkus

Laring Trakea

Usus
halus
PATOFISIOLOGI
Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
Cacing tambang hidup dalam rongga usus halus. Selain mengisap
darah, cacing tambang juga menyebabkan perdarahan pada luka tempat
bekas tempat isapan. Infeksi oleh cacing tambang menyebabkan
kehilangan darah secara perlahanlahan sehingga penderita mengalami
kekurangan darah (anemia) akibatnya dapat menurunkan gairah kerja serta
menurunkan produktifitas. Kekurangan darah akibat cacingan sering
terlupakan karena adanya penyebab lain yang lebih terfokus (Menteri
Kesehatan, 2006)
Gejala Klinis
STADIUM LARVA

Akan timbul gejala dermatitis akibat larva filariform


melakukan penetrasi menembus kulit (timbul edem,
eritem, papul, gatal dan panas), gejala ini biasa
disebut dengan "Ground Itch"

Ground Itch berupa bintik-bintik merah dan rasa gatal,


kemudian selama Lung Migration maka akan timbul
gejala bronchitis, bronchopneumonia, dan
eosinophilia.

Untuk infeksi larva Ancylostoma duodenale secara


oral menyebabkan penyakit wakana dengan gejala
mual, muntah, iritasi faring, batuk, sakit leher, dan
serak.
Gejala Klinis
STADIUM DEWASA
Gejala tergantung pada (a) spesies dan jumlah cacing dan (b) keadaan
gizi penderita (Fe dan protein).

Keluhan "abdominal discomfort" kemudian perut buncit dan tampak pucat akibat
anemia serta rambut yang kering dan rapuh karena tiap cacing Necator americanus
menyebabkan kehilangan darah 0,005 – 0,1 cc sehari, sedangkan Ancylostoma
duodenale sebanyak 0,8 – 0,34 cc.

Apabila hal ini terus terjadi maka akan terjadi anemia defisiensi besi yang
ditunjukan oleh gambaran apusan darah tepi yaitu anemia hipokrom mikrositer,
kemudian juga menyebabkan malnutrisi.

Cacing tambang biasanya tak menyebabkan kematian, tetapi daya tahan


berkurang dan prestasi kerja menurun.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan
telur dalam tinja segar. Dalam tinja yang lama
mungkin ditemukan larva. Untuk membedakan
spesies N.americanus dan A.duodenale dapat
dilakukan biakkan misalnya dengan cara
Harada-Mori.
PENGOBATAN
1. Tetrachloretghylen merupakan 2. Pirantel Pamoat 10 mg/kg
obat pilihan untuk Necator berat badan memeberikan
Americanus dan cukup efektif hasil cukup baik, bilamana
untuk Anylostoma Duodenale. digunakan beberapa hari
Diberikan dalam dosis tunggal berturut-turut.
0,01-0,12 mg per kg berat badan,
dengan dosis maksimal 4 mg.
Mebendazole, dosis dan cara
pengobatan sama dengan
trichuriasis. Bitoskanat dengan
dosis tunggal pada orang dewasa
150 mg. Befenium hidroksinaftoat,
efektif bagi kedua spesies
terutama untuk Anylostoma
Duadenale. Diberikan dengan
dosis 5 gram per hari selama 3
hari berturut-turut.
Perbedaan
Semoga ilmunya bermanfaat 

Anda mungkin juga menyukai