ASAS PERMUKIMAN
KEMENTERIAN PERUMAHAN
RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN
Pranata
Han-Kam
LINGKUNGAN
Pranata TUGAS Pranata
Sos-Bud PemProv/PemKot/ Instansi/
Ek-Keu
PemKab Departemen Mitra
LINGKUNGAN
INTERNAL
PERUMAHAN dan KAWASAN PERMUKIMAN
Lembaga Donor Dunia Usaha/
Internasional Struktur Swasta
Sumber Daya
Kultur
VARIABEL – VARIABEL
LINGKUNGAN STRATEGIS
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
2
POLA PIKIR UU NO. 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
ASAS LANDASAN HUKUM
LANDASAN UNDANG UNDANG TERKAIT, al;
1. Kesejahteraan; Pasal 20, Pasal 21, Pasal
2. Keadilan dan pemerataan;
A. FILOSOFIS 3. Kenasionalan; 28C ayat (1), Pasal 28H 1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;
Pancasila diterjemahkan 4. Keefisienan dan kemanfaatan; ayat (1), ayat (2), dan 2. UU No. 5 Tahun 1960 tentang UUPA;
LATAR BELAKANG dalam tata hukum yang 5. Keterjangkauan dan kemudahan; ayat (4), pasal 33 ayat
3. UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas
bertujuan untuk 6. Kemandirian dan kebersamaan; (3), serta Pasal 34 ayat
Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan
1. Peraturan per-uu-an mememajukan 7. Kemitraan; (1), ayat (2), dan ayat (3) Rumah;
tentang perumahan dan
kesejahteraan umum, 8. Keserasian dan Keseimbangan; Undang-Undang Dasar
mencerdaskan kehidupan 9. Keterpaduan 4. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
permukiman, yang ada bangsa, dan ikut
Negara Republik Indonesia
belum sesuai dengan 10.Kesehatan Tahun 1945 5. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
melaksanakan ketertiban Prinsip 11.Kelestarian dan keberlanjutan; dan
paradigma baru dunia yang berdasarkan 6. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia;
- OTDA
Penyelenggaraan 12.Keselamatan, keamanan,
kemerdekaan, perdamaian
ketertiban, dan keteraturan 7. UU No.42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia;
- Pemberdayaan abadi, dan keadilan sosial. pembangunan
Masyarakat Hal ini diwujudkan dalam perumahan perlu 8. UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
- Kesetaraan dan memenuhi kebutuhan diarahakan untuk 9. UU No. 7 Tahun 2003 tentang Sumber Daya Air;
Keterbukaan rumah yang layak dan mengoptimalkan
terjangkau dalam SUBJEK OBJEK 10. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
2. Masih belum adanya peran dan
lingkungan yang aman, 11. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
pembagian peran (role pontensi
sehat, serasi dan teratur Pemerintah Pusat & Pemerintah daerah;
sharing) dan peran masyarakat 1. Pemerintah 1. Rumah;
serta berkelanjutan.
stakeholders bidang termasuk swasta - Pusat 2. Perumahan; 12. UU No 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
perkim, B. YURIDIS dalam - Daerah
Muatan materi merupakan mempercepat 3. Permukiman; 13. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
3. Belum mantapnya sistim 2. Masyarakat
pembiayaan dan amanah UUDNRI Thn 1945 pencapaian 4. Lingkungan Hunian; dan 14. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
- Orang/ perorangan
pembangunan perkim Pasal 28H dan sasaran - Kelompok organisasi 5. Kawasan Permukiman. Pengelolaan Lingkungan Hidup.
serta mekanisme pola pembentukan harus dengan pembangunan
- BU. Berbadan HK
bantuan yang efisien Undang-Undang perumahan dan
permukiman - Badan Usaha
bagi masyarakat C. SOSIOLOGIS 3. Lembaga
berpenghasilan rendah Pelibatan Pemerintah/
4. Belum mantapnya sistim Pemerintah Daerah dan
penyediaan rumah yang stakeholder dalam
SASARAN
bertumpu pada swadaya pemenuhan kebutuhan SUBSTANSI
masyarakat rumah layak huni dan 1. Memberikan kepastian Hukum dalam
5. Belum berkembangnya terjangkau dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan
- BAB I KETENTUAN UMUM permukiman;
rusunawa dan rusunami lingkungan yang aman, Mainstream - BAB II ASAS, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
di perkotaan. sehat, serasi dan teratur Pengaturan 2. Mendukung penataan dan pengembangan wilayah
serta berkelanjutan
- BAB III PEMBINAAN serta penyebaran penduduk yang proporsional
6. Belum mantapnya Revisi UU 4/92 - BAB IV TUGAS DAN WEWENANG melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan
kelembagaan yang - BAB V PENYELENGGARAAN PERUMAHAN kawasan permukiman sesuai dengan tata ruang
melakukan sertifikasi, Memberikan - BAB VI PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMAN untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan,
kualifikasi, regestrasi peluang - BAB VII PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN terutama MBR;
baik untuk orang atau kesempatan baru 3. Meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber
- BAB VIII PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP
badan Tantangan Pembangunan yang seluas- daya alam bagi pembangunan perumahan dengan
7. Belum adanya Perumahan luasnya kepada PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH tetap memperhatikan kelestarian fungsi
pembagian kewenangan dunia - BAB IX PENYEDIAAN TANAH lingkungan, baik di kawssan perkotaan maupun
yang jelas antara • Tingginya Backlog usaha/swasta dan - BAB X PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN kawasan perdesaan;
pemerintah pusat dan rumah layak huni 9 juta masyarakat - BAB XI HAK DAN KEWAJIBAN 4. Memberdayakan para pemangku kepentingan
daerah pada tahun 2007 sebagai pelaku - BAB XII PERAN MASYARAKAT bidang pembangunan perumahan dan kawasan
8. Pergeseran peran • Pertumbuhan utama - BAB XIII LARANGAN permukiman;
pemerintah, dunia usaha pembangunan 5. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi,
kebutuhan rumah - BAB XIV PENYELESAIAN SENGKETA
dan masyarakat dalam perumahan sesuai sosial, dan budaya; dan
tahunan 800 ribu unit/ - BAB XV SANKSI ADMINISTRATIF
pembangunan dengan azas dan
tahun, - BAB XVI KETENTUAN PIDANA 6. Menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan
perumahan dan tujuan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman,
• Luas kawasan - BAB XVII KETENTUAN PERALIHAN
permukiman penyelenggaraan serasi, teratur, terencana, terpadu, dan
permukiman kumuh, - BAB XVIII KETENTUAN PENUTUP
9. Belum adanya larangan pembangunan berkelanjutan.
pembangunan • Belum mantapnya perumahan
10.Perlu pengaturan sistim pengaturan kepastian melalui
pembiayaan hukum dalam bermukim pengembangan
sistem insentif LINGKUNGAN STRATEGIS
• Otonomi daerah dan
penyelenggaraan yang Memperkuat
terdesentralisasi peran pemerintah 1. KETERSEDIAAN PERANGKAT PERATURAN
dalam pembinaan 2. KESADARAN PELAKU PEMBANGUNAN
dan pengawasan 3.
4.
KELEMBAGAAN DI BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
KETERSEDIAAN PERANGKAT HUKUM 3
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2011
TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Genera
l BAB I BAB II BAB III
KETENTUAN UMUM ASAS, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PEMBINAAN
BAB V BAB VI
Main BAB IV
PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN KAWASAN
Substance TUGAS DAN WEWENANG
PERUMAHAN PERMUKIMAN
BAB VIII
BAB VII PENCEGAHAN DAN BAB X
PENINGKATAN KUALITAS BAB IX
PEMELIHARAAN DAN TERHADAP PERUMAHAN PENDANAAN DAN
PENYEDIAAN TANAH
PERBAIKAN KUMUH DAN PERMUKIMAN PEMBIAYAAN
KUMUH
Supporting
Element
BAB XI BAB XII
HAK DAN KEWAJIBAN PERAN MASYARAKAT
Law
EnforcementBAB XIII BAB XIV BAB XV BAB XVI
LARANGAN PENYELESAIAN SENGKETA SANKSI ADMINISTRATIF KETENTUAN PIDANA
Additional
Regulation BAB XVII BAB XVIII
KETENTUAN PERALIHAN KETENTUAN PENUTUP
4
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2011
TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN
bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar
manusia, dan yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan watak
serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia
seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif;
bahwa negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu bertempat
tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau di dalam perumahan yang sehat,
aman, harmonis, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia;
bahwa pemerintah perlu lebih berperan dalam menyediakan dan memberikan kemudahan
dan bantuan perumahan dan kawasan permukiman bagi masyarakat melalui
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang berbasis kawasan serta
keswadayaan masyarakat sehingga merupakan satu kesatuan fungsional dalam wujud tata
ruang fisik, kehidupan ekonomi, dan sosial budaya yang mampu menjamin kelestarian
lingkungan hidup sejalan dengan semangat demokrasi, otonomi daerah, dan keterbukaan
dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
bahwa pertumbuhan dan pembangunan wilayah yang kurang memperhatikan keseimbangan
bagi kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah mengakibatkan kesulitan masyarakat
untuk memperoleh rumah yang layak dan terjangkau;
bahwa Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman sudah
tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak
dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur sehingga perlu
diganti; 5
BAB I KETENTUAN UMUM
Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman,
pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem
pembiayaan, serta peran masyarakat.
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan
maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum
sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas lebih
dari satu satuan permukiman.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu
satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan
perdesaan.
Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan,
pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya
pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran
6
BAB I KETENTUAN UMUM (lanjutan)
Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak
huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta
aset bagi pemiliknya.
Rumah komersial adalah rumah yang diselenggarakan dengan tujuan mendapatkan
keuntungan.
Rumah swadaya adalah rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya
masyarakat.
Rumah umum adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan
rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Rumah khusus adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan
khusus.
Rumah Negara adalah rumah yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat
tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta penunjang pelaksanaan
tugas pejabat dan/atau pegawai negeri.
Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas
bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
Perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi 7
LANDASAN HUKUM TUJUAN
Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28C ayat (1), a. memberikan kepastian hukum dalam
Pasal 28H ayat (1), ayat (2), dan ayat (4), penyelenggaraan perumahan dan
Pasal 33 ayat (3), serta Pasal 34 ayat (1), kawasan permukiman;
b. mendukung penataan dan pengembangan
ayat (2), dan ayat (3) Undang-Undang
wilayah serta penyebaran penduduk yang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun proporsional melalui pertumbuhan
1945 lingkungan hunian dan kawasan
permukiman sesuai dengan tata ruang
untuk mewujudkan keseimbangan
kepentingan, terutama bagi MBR;
c. meningkatkan daya guna dan hasil guna
ASAS sumber daya alam bagi pembangunan
perumahan dengan tetap memperhatikan
a. kesejahteraan; kelestarian fungsi lingkungan, baik di
b. keadilan dan pemerataan;
kawasan perkotaan maupun kawasan
c. kenasionalan;
perdesaan;
d. keefisienan dan kemanfaatan;
e. keterjangkauan dan kemudahan;
d. memberdayakan para pemangku
f. kemandirian dan kebersamaan; kepentingan bidang pembangunan
g. Kemitraan; perumahan dan kawasan permukiman;
h. keserasian dan keseimbangan; e. menunjang pembangunan di bidang
i. keterpaduan; ekonomi, sosial, dan budaya; dan
j. kesehatan; f. menjamin terwujudnya rumah yang
k. kelestarian dan keberlanjutan; dan layak huni dan terjangkau dalam
l. keselamatan, keamanan, ketertiban, dan keteraturan. lingkungan yang sehat, aman, serasi,
teratur, terencana, terpadu, dan
berkelanjutan.
BAB III PEMBINAAN
PEMBINAAN
Negara bertanggung jawab atas
penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman yang
pembinaannya dilaksanakan oleh
pemerintah.
MELIPUTI
PERENCANAAN;
PENGATURAN;
PENGENDALIAN; DAN
PENGAWASAN
DILAKUKAN OLEH
TINGKAT PUSAT OLEH MENTERI
TINGKAT PROVINSI OLEH GUBERNUR
TINGKAT KABUPATEN KOTA OLEH
BUPATI/WALIKOTA
PERENCANAAN
1. PENYEDIAAN TANAH;
2. PEMBANGUNAN;
PENGATURAN 3. PEMANFAATAN;
4. PEMELIHARAAN; DAN
5. PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN
1. RUMAH;
2. PERUMAHAN;
PENGENDALIAN 3. PERMUKIMAN;
4. LINGKUNGAN HUNIAN; DAN
5. KAWASAN PERMUKIMAN.
1. PEMANTAUAN;
PENGAWASAN 2. EVALUASI;
3. KOREKSI.
DILAKUKAN BERDASARKAN
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
BAB IV
MAIN
TUGAS DAN WEWENANG
SUBSTANCE
BAB V
PENYELENGGARAAN PERUMAHAN
BAB VI
PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMAN
BAB VII
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN
BAB VIII
PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH
DAN PERMUKIMAN KUMUH
BAB XI
PENYEDIAAN TANAH
BAB X
PEMBIAYAAN DAN PENDANAAN
BAB IV
TUGAS DAN WEWENANG
SERTA PEMANFAATAN INDUSTRI BAHAN BANGUNAN YANG MENGUTAMAKAN SUMBER DAYA DALAM
NEGERI DAN KEARIFAN LOKAL YANG AMAN BAGI KESEHATAN;
6. MELAKSANAKAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN, KEBIJAKAN, STRATEGI, SERTA PROGRAM DI BIDANG PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN PADA TINGKAT KABUPATEN/KOTA;
7. MELAKSANAKAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PADA TINGKAT KABUPATEN/KOTA;
8. MELAKSANAKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN SERTA KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PADA TINGKAT KABUPATEN/KOTA;
TUGAS
Perencanaan
Penyelenggaraan Rumah
Perumahan
dan Perumahan untuk
memenuhi kebutuhan
Pemerintah, Pembangunan
dasar manusia Bagi Perumahan
Pemda dan
Peningkatan Dan
Masyarakat
Perataan Kesra Pemanfaatan
Perumahan
Mencakup rumah atau
perumahan beserta PSU
Perorangan Pengendalian
dan Badan Perumahan
Dilaksanakan oleh
Pemerintah, Pemerintah Hukum
Daerah, Dan/Atau Setiap
Orang
Jenis Perumahan
1. rumah komersial; 3. rumah swadaya
2. rumah umum; 4. rumah khusus;
persyaratan administratif, dan
teknis, dan ekologis 5. rumah negara.
BAB V
PENYELENGGARAAN PERUMAHAN
(LANJUTAN)
1. perencanaan perumahan;
PENYELENGGARAAN 2. pembangunan perumahan;
PERUMAHAN 3. pemanfaatan perumahan;
4. pengendalian perumahan.
JENIS :
• rumah komersial
• rumah umum;
• rumah swadaya;
• rumah khusus;
• rumah negara.
BENTUK :
• rumah tunggal;
• rumah deret; LUAS MINIMUM 36M22
• rumah susun.
BAB V
PENYELENGGARAAN PERUMAHAN
(LANJUTAN)
PERENCANAAN Meliputi :
PRASARANA, SARANA DAN a. Rencana penyediaan kaveling
UTILITAS UMUM tanah untuk perumahan sebagai
bagian dari permukiman; dan
b. Rencana kelengkapan prasarana,
sarana dan utilitas umum
perumahan
DAPAT DILAKUKAN OLEH
PEMBANGUNAN SETIAP ORANG, PEMERINTAH,
PERUMAHAN DAN/ATAU PEMERINTAH
DAERAH
PEMBANGUNAN RUMAH
DAN PSU
HUNIAN
PENINGKATAN KUALITAS BERIMBANG*
PERUMAHAN
1. Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau setiap orang.
2. Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum wajib dilakukan sesuai dengan rencana, rancangan,
dan perizinan.
3. Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan harus memenuhi persyaratan:
a. kesesuaian antara kapasitas pelayanan dan jumlah rumah;
b. keterpaduan antara prasarana, sarana, dan utilitas umum dan lingkungan hunian; dan
c. ketentuan teknis pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum.
4. Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang telah selesai dibangun oleh setiap orang harus diserahkan
kepada pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BADAN HUKUM WAJIB MEWUJUDKAN HUNIAN BERIMBANG
RUMAH MENENGAH
RUMAH MEWAH
PEMANFAATAN AA
TA
N
RUMAH RU
MA
Ketentuan
dapat digunakan H
selain digunakan mengenai
sebagai kegiatan
untuk fungsi pemanfaatan
usaha secara
hunian harus rumah
terbatas tanpa
memastikan sebagaimana
membahayakan
terpeliharanya dimaksud pada
dan tidak
perumahan dan ayat (1) diatur
mengganggu fungsi
lingkungan hunian. dengan peraturan
hunian.
daerah.
PE
NG
HU
1. Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal atau
menghuni rumah. NI
2. Hak untuk menghuni rumah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
AN
a) hak milik; atau
b) sewa atau bukan dengan cara sewa.
BAB XI
HAK DAN KEWAJIBAN
BAB XII
PERAN SERTA MASYARAKAT
BAB XI
HAK DAN KEWAJIBAN KEWAJIBAN
1.
1. MENAMPUNG
MENAMPUNG DANDAN MENYALURKAN
MENYALURKAN ASPIRASI
ASPIRASI
MASYARAKAT;
MASYARAKAT;
MEMBENTUK FORUM FUNGSI DAN TUGAS 2.
2. MEMBAHAS
MEMBAHAS DAN
DAN MERUMUSKAN
MERUMUSKAN PEMIKIRAN
PEMIKIRAN
ARAH
ARAH PENGEMBANGAN PENYELENGGARAAN
PENGEMBANGAN PENYELENGGARAAN
PERUMAHAN
PERUMAHAN DAN
DAN KAWASAN
KAWASAN PERMUKIMAN;
PERMUKIMAN;
3.
3. MENINGKATKAN PERAN DAN PENGAWASAN
MENINGKATKAN PERAN DAN PENGAWASAN
1.
1. INSTANSI
INSTANSI PEMERINTAH
PEMERINTAH YANG
YANG TERKAIT
TERKAIT DALAM
DALAM BIDANG
BIDANG PERUMAHA
PERUMAHA N
N MASYARAKAT;
MASYARAKAT;
DAN KAWASAN PERMUKIMAN;
DAN KAWASAN PERMUKIMAN; 4.
4. MEMBERIKAN
MEMBERIKAN MASUKAN
MASUKAN KEPADA
KEPADA
2. ASOSIASI
ASOSIASI PERUSAHAAN
PERUSAHAAN PENYELENGGARA
PENYELENGGARA PERUMAHAN
PERUMAHAN DAN PEMERINTAH;
2. DAN PEMERINTAH; DAN/ATAU
DAN/ATAU
KAWASAN PERMUKIMAN; 5. MELAKUKAN
3.
KAWASAN PERMUKIMAN;
ASOSIASI 5. MELAKUKAN PERAN
PERAN ARBITRASE
ARBITRASE DAN
DAN MEDIASI
MEDIASI
3. ASOSIASI PROFESI
PROFESI PENYELENGGARA
PENYELENGGARA PERUMAHAN
PERUMAHAN DANDAN KAWASAN
KAWASAN DI
PERMUKIMAN;
PERMUKIMAN;
DI BIDANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN
BIDANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN
4. ASOSIASI DAN
DAN KAWASAN
KAWASAN PERMUKIMAN.
PERMUKIMAN.
4. ASOSIASI PERUSAHAAN
PERUSAHAAN BARANG
BARANG DAN
DAN JASA
JASA MITRA
MITRA USAHA
USAHA
PENYELENGGARA
PENYELENGGARA PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN;
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN;
5.
5. PAKAR
PAKAR DI
DI BIDANG
BIDANG PERUMAHAN
PERUMAHAN DAN
DAN KAWASAN
KAWASAN PERMUKIMAN;
PERMUKIMAN;
DAN/ATAU
DAN/ATAU
6.
6. LEMBAGA SWADAYA
LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT
MASYARAKAT DAN/ATAU
DAN/ATAU YANG
YANG MEWAKILI
MEWAKILI
KONSUMEN
KONSUMEN YANG
YANG BERKAITAN
BERKAITAN DENGAN
DENGAN PENYELENGGARAAN
PENYELENGGARAAN
PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN PERUMAHAN
PERUMAHAN DAN
DAN KAWASAN
KAWASAN PERMUKIMAN.
PERMUKIMAN.
LAW ENFORCEMENT
UNDANG-UNDANG PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN
PASAL 135
SETIAP ORANG DILARANG MENYEWAKAN ATAU MENGALIHKAN KEPEMILIKANNYA ATAS
RUMAH UMUM KEPADA PIHAK LAIN.
PASAL 136
SETIAP ORANG DILARANG MENYELENGGARAAN LINGKUNGAN HUNIAN ATAU KASIBA YANG
TIDAK MEMISAHKAN LINGKUNGAN HUNIAN ATAU KASIBA MENJADI SATUAN LINGKUNGAN
PERUMAHAN ATAU LISIBA.
PASAL 137
SETIAP ORANG DILARANG MENJUAL SATUAN LINGKUNGAN PERUMAHAN ATAU LISIBA YANG
BELUM MENYELESAIKAN STATUS HAK ATAS TANAHNYA.
PASAL 138
BADAN HUKUM YANG MELAKUKAN PEMBANGUNAN RUMAH TUNGGAL, RUMAH DERET,
DAN/ATAU RUMAH SUSUN DILARANG MELAKUKAN SERAH TERIMA DAN/ATAU MENARIK DANA
LEBIH DARI 80% (DELAPAN PULUH PERSEN) DARI PEMBELI, SEBELUM MEMENUHI
PERSYARATAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 45.
PASAL 140
SETIAP ORANG DILARANG MEMBANGUN, PERUMAHAN, DAN/ATAU PERMUKIMAN DI TEMPAT
YANG BERPOTENSI DAPAT MENIMBULKAN BAHAYA BAGI BARANG ATAUPUN ORANG.
PASAL 141
SETIAP PEJABAT DILARANG MENGELUARKAN IZIN PEMBANGUNAN RUMAH, PERUMAHAN,
DAN/ATAU PERMUKIMAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN FUNGSI DAN PEMANFAATAN RUANG.
PASAL 142
SETIAP ORANG DILARANG MENOLAK ATAU MENGHALANG-HALANGI KEGIATAN PEMUKIMAN
KEMBALI RUMAH, PERUMAHAN, DAN/ATAU PERMUKIMAN YANG TELAH DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAN/ATAU PEMERINTAH DAERAH SETELAH TERJADI KESEPAKATAN DENGAN
MASYARAKAT SETEMPAT.
PASAL 143
SETIAP ORANG DILARANG MENGINVESTASIKAN DANA DARI PEMUPUKAN DANA TABUNGAN
PERUMAHAN SELAIN UNTUK PEMBIAYAAN KEGIATAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN.
PASAL 145
BADAN HUKUM YANG BELUM MENYELESAIKAN STATUS HAK ATAS TANAH
LINGKUNGAN HUNIAN ATAU LISIBA, DILARANG MENJUAL SATUAN PERMUKIMAN.
ORANG PERSEORANGAN DILARANG MEMBANGUN LISIBA.
PASAL 146
BADAN HUKUM YANG MEMBANGUN LISIBA DILARANG MENJUAL KAVELING TANAH
MATANG TANPA RUMAH.
DALAM HAL PEMBANGUNAN PERUMAHAN UNTUK MBR DENGAN KAVELING TANAH
MATANG UKURAN KECIL, LARANGAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1)
DAPAT DIKECUALIKAN.
PASAL 148
DALAM HAL PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT TIDAK
TERCAPAI, PIHAK YANG DIRUGIKAN DAPAT MENGGUGAT MELALUI PENGADILAN YANG
BERADA DI LINGKUNGAN PENGADILAN UMUM ATAU DI LUAR PENGADILAN BERDASARKAN
PILIHAN SUKARELA PARA PIHAK YANG BERSENGKETA MELALUI ALTERNATIF PENYELESAIAN
SENGKETA.
PENYELESAIAN SENGKETA DI LUAR PENGADILAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1)
DILAKUKAN MELALUI ARBITRASE, KONSULTASI, NEGOSIASI, MEDIASI, KONSILISIASI,
DAN/ATAU PENILAIAN AHLI SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN.
PENYELESAIAN SENGKETA DI LUAR PENGADILAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (2)
TIDAK MENGHILANGKAN TANGGUNG JAWAB PIDANA.
PASAL 149
GUGATAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 148 AYAT (1) ATAS PELANGGARAN DAPAT
DILAKUKAN OLEH:
A. ORANG PERSEORANGAN;
B. BADAN HUKUM;
C. MASYARAKAT; DAN/ATAU
D. PEMERINTAH DAN/ATAU INSTANSI TERKAIT.
PASAL 155
BADAN HUKUM YANG MELAKUKAN PEMBANGUNAN PIDANA DENDA
RUMAH TUNGGAL, RUMAH DERET, DAN/ATAU RP.1,000,000,000
RUMAH SUSUN DILARANG MELAKUKAN SERAH (SATU MILYAR RUPIAH)
TERIMA DAN/ATAU MENARIK DANA LEBIH DARI 80% ATAU
(DELAPAN PULUH PERSEN) DARI PEMBELI, SEBELUM
PIDANA KURUNGAN
MEMENUHI PERSYARATAN
1 (SATU) TAHUN
PASAL 157
SETIAP ORANG DILARANG MEMBANGUN, PIDANA DENDA RP.50,000,000
PERUMAHAN, DAN/ATAU PERMUKIMAN DI TEMPAT (LIMA PULUH JUTA RUPIAH)
YANG BERPOTENSI DAPAT MENIMBULKAN
ATAU
BAHAYA BAGI BARANG ATAUPUN ORANG.
PIDANA KURUNGAN
1 (SATU) TAHUN
PASAL 159
SETIAP ORANG DILARANG MENOLAK ATAU
MENGHALANG-HALANGI KEGIATAN PEMUKIMAN PIDANA DENDA RP.100,000,000
KEMBALI RUMAH, PERUMAHAN, DAN/ATAU (SERATUS JUTA RUPIAH)
PERMUKIMAN YANG TELAH DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAN/ATAU PEMERINTAH DAERAH ATAU
SETELAH TERJADI KESEPAKATAN DENGAN
MASYARAKAT SETEMPAT PIDANA KURUNGAN
1 (SATU) TAHUN
PIDANA KURUNGAN
5 (LIMA) TAHUN
PASAL 161
PIDANA DENDA RP.500,000,000
ORANG PERSEORANGAN YANG DENGAN SENGAJA
(LIMA RATUS JUTA RUPIAH)
MEMBANGUN LISIBA.
ATAU
PIDANA
PIDANA TAMBAHAN
TAMBAHAN BERUPA
BERUPA
PEMBONGKARAN
PEMBONGKARAN LISIBA YANG
LISIBA YANG
BIAYANYA
BIAYANYA DITANGGUNG
DITANGGUNG OLEH
OLEH PELAKU
PELAKU
BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN
BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN
TERIMA KASIH