UPTD SMP Negeri 18 Depok Kamis, 17 Juli 2019 Tak Kenal Maka Tak Sayang Pemateri 1 Nama : Abdur Rafi TTL : Jakarta, 09 Oktober 2000 Umur : 18 Tahun Pengalaman Pramuka : 1. Pratama SMPN 18 Depok 2. Regu Inti ( PUSSAKA ) SMPN 18 Depok 3. Purna JAMRAN Bojongsari 2015 4. Pradana SMAN 10 Depok 5. Purna RAIDA Jawa Barat 2017 6. Ketua DKR Bojongsari 2018-2020 Pemateri 2 Nama : Hafizh Nurramadhan TTL : Jakarta, 17 Desember 2000 Umur : 18 Tahun Pengalaman Pramuka : 1. Pasus MTSN 1 Tangsel 2. Anggota Pramuka SMAN 10 Depok 3. Saka Adhyasta Pemilu Kwarcab Kota Depok 4. Bindamping SMAN 10 Depok Lomba Pramuka Festival Ke-Pramukaan UIN Jakarta A. Sejarah Pramuka Dunia
Perintis Kepanduan Dunia :
Robert Stephenson Smyth
Baden Powell adalah bapak pandu dunia yang lahir di kota London, Inggris, pada tanggal 22 Februari 1857. para pandu (pramuka) biasa memanggil beliau dengan sebutan Baden Powell atau BP Robert Boden Powwel menulis buku yang berjudul “ scouting for boys” yg ditulis atas dasar pengalaman di alam bersama pandu dan latihan yang diperlukan pandu Gagasan Boden Powel menarik dan tersebar kebanyak negara, dan akhirnya banyak negara mendirikan kepanduan seperti di Belanda dengan nama Padvinder atau padvinderij.
Gagasan kepanduan dibawa oleh Belanda ke
Indonesia yang waktu itu dijajah oleh Belanda ( Nederlands OOst Indie ) dengan mendirikan Nederlands Indischie Padvinders vereeniging (NIPV) atau pandu pandu India Belanda. Awalnya gerakan pramuka hanya didominasi laki-laki, namun sejak tahun 1912, muncul organisasi pramuka ‘Girl Guides’ yang didirikan dengan bantuan adik perempuan Baden Powell, Agnes. Organisasi kepramukaan perempuan ini kemudian dilanjutkan oleh istri Baden Powell. Pada 30 Juli sampai 8 Agustus 1920, untuk pertama kalinya diadakan Jambore Dunia. Kegiatan ini pertama diadakan di Olympia Hall, London, dengan dihadiri sekitar 8000 anggota pramuka dari 34 negara yang hadir. Di acara itu, Baden Powell dinobatkan sebagai Chief Scout of the World atau Bapak Pandu Sedunia. B. Sejarah Pramuka Indonesia
sejarah pramuka di Indonesia bisa dibagi ke dalam
3 kelompok besar. Yaitu Sejarah Pramuka pada masa pemerintahan Belanda, Pendudukan Jepang dan juga pasca kemerdekaan . Sejarah Pramuka Indonesia pada Masa Pemerintahan Belanda
Pada dasarnya, kepramukaan di Tanah Air Indonesia
masih memegang gagasan utama dari Baden Powell. Ide- ide cemerlang sang Bapak Pandu Dunia menyebar luas ke berbagai negara, termasuk Netherland (Belanda) dengan nama Padvinder. Orang-orang Negeri Kincir Angin pun membawa gagasan gerakan Scout ke Hindia Belanda (Indonesia) yang saat itu masih menjadi wilayah jajahannya. Pemerintah Belanda mendirikan organisasi ini dengan nama NIPV yang merupakan singkatan dari Nederland Indische Padvinders Vereeniging. Jika dibahasa Indonesiakan artinya adalah Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda.
Beberapa organisasi kepanduan lain juga turut muncul
setelahnya seperti Serekat Islam Afdeling Padvindery dan Javanese Padvinders Organizatie. Puncaknya saat itu adalah bergabungnya beberapa organisasi menjadi satu
Hingga akhirnya beberapa organisasi kepanduan
bergabung membentuk organisasi kepanduan lain. Pada tahun1930 terbentuklah Pandu Pemuda Sumatera. Lanjut setelahnya tahun 1931 organisasi kepanduan dengan nama Persatuan Antar Pandu Indonesia juga didirikan, dan ada beberapa lagi yang lain. Berdasarkan catatan sejarah, gerakan pramuka atau kepanduan sudah berkontribusi sejak Kongres Pemuda pada 28 Oktober 1928 yang melahirkan Sumpah Pemuda. Sejak saat itulah pramuka di Tanah Air berkembang pesat seiring kesadaran masyarakat yang kian meningkat.
K.H. Agus Salim lantas mencetuskan ide untuk mengganti
Padvenders dengan nama Pandu setelah ada pelarangan pemakaian Padvenders dari pemerintah Hindia Belanda. Pramuka Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang
Adapun pada masa pendudukan Jepang,
gerakan Pramuka tidak banyak menunjukkan perkembangan. Terlebih lagi kala itu Pemerintah Jepang melarang adanya organisasi kerakyatan, termasuk juga gerakan pandu ini. Sejarah Pramuka di Indonesia Pasca Kemerdekaan
Organisasi Pandu Rakyat Indonesia muncul/didirikan di
kota Solo selepas kemerdekaan Indonesia pada 28 Desember 1945. Peran dan fungsinya adalah sebagai tempat dan media untuk mengakomodir segala aktivitas kepanduan di Indonesia kala itu Setelah mengalami sejumlah perubahan, terbentuklah Ikatan Pandu Indonesia atau IPINDO pada 16 September 1951 yang diterima jadi salah satu anggota Organisasi Kepanduan Sedunia; mewakili Indonesia yang masuk dalam Far East Regional Scout Officer pada 1953.
Setahun kemudian, hadir organisasi bernama
Persaudaraan Organisasi Pandu Puteri atau POPPINDO dan Kepanduan Putri Indonesia atau PKPI yang melebur dalam nama Persatuan Kepanduan Indonesia atau PERKINDO. Tahun demi tahun pasca kemerdekaan, gerakan ini semakin menunjukkan eksistensinya. Dan pada tahun 1961 terhitung ada total sekitar 100 organisasi kepanduan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia ini.
Dan akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1961,
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Semenjak itu hingga sekarang, tanggal 14 Agustus ditetapkan sebagai Hari Pramuka Indonesia. Perkembangan selanjutnya yaitu dengan diadakannya Jambore Nasional Indonesia untuk pertama kalinya. Berlokasi di Situ Baru Jakarta pada tahun 1973. Bapak Pramuka Indonesia Sri Sultan Hamengkubuwono IX ( Sompilan Ngasem, Yogyakarta, 12 April 1912 – Washington, DC, AS, 1 Oktober 1988) adalah seorang Raja Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau juga Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973- 1978. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1961 – 1974). Beliau Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912, SEKIAN DAN TERIMA KASIH